Anda di halaman 1dari 6

BISNIS INTERNASIONAL

RINGKASAN MATERI KULIAH

MANAGING INTERNATIONAL OPERATIONS

Dosen Pengampu : Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T., Ph.D.

Oleh :

AA ISTRI TIA MAHARANI

NIM : 1607521084

KELAS EKU414 CP5

PROGRAM REGULER PAGI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
MANAGING INTERNATIONAL OPERATIONS

1. Production Strategy
 Penting dalam mencapai sasaran produksi
 Perencanaan yang baik akan membantu memotong biaya perusahaan
a. Capacity Planning
Proses untuk mengestimasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi sesuai
kebutuhan pasar. Pendekatan yang digunakan apabila terjadi kelebihan permintaan
pasar, yaitu : jumlah shift kerja, jumlah karyawan, jumlah fasilitas, dan sub
kontrak. Sedangkan strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk menghindari
kehilangan opportunity of sales, yaitu : jumlah fasilitas, dan sub kontrak.
b. Facilities Location Planning
Proses memilih lokasi yang tepat untuk melakukan produksi. Adapun aspek yang
dipertimbangkan dalam hal ini adalah biaya dan ketersediaan tenaga kerja, raw
materials, energy, stabilitas politik, ekonomi, budaya.
 Local economies
Memilih lokasi yang memiliki keuntungan ekonomis.
 Centralized
Perusahaan lebih sering memusatkan fasilitas produksi untuk mengejar
strategi berbiaya rendah dan untuk mengambil keuntungan dari skala
ekonomis.
 Decentralized
Perusahaan yang menjual produk yang berbeda dapat menemukan
produksi yang terdesentralisasi sebagai pilihan yang lebih baik
c. Process planning
Proses yang akan digunakan perusahaan untuk membuat produknya. Ketersediaan
dan biaya tenaga kerja di pasar lokal sangat penting untuk proses perencanaan.
Jika tenaga kerja di negara tuan rumah relatif murah, sebuah perusahaan
internasional kemungkinan akan memilih lebih sedikit teknologi dan metode yang
lebih padat karya dalam proses produksinya tergantung pada produk dan
strateginya. Tetapi sekali lagi, ketersediaan tenaga kerja dan tingkat upah di pasar
lokal harus seimbang dengan produktivitas tenaga kerja lokal.
d. Facilities Layout Planning
Perencanaan penataan ruang proses produksi dalam fasilitas produksi. Tata letak
fasilitas tergantung pada jenis proses produksi yang digunakan perusahaan, yang
pada gilirannya tergantung pada strategi tingkat bisnis perusahaan.

2. Acquiring Physical Resource


Sebelum sebuah perusahaan internasional memulai operasinya, harus memperoleh
sejumlah sumber daya fisik. Apakah perusahaan akan membuat atau membeli
komponen yang dibutuhkannya dalam proses produksi? Apa yang akan menjadi
sumber bahan baku yang dibutuhkan? Akankah perusahaan memperoleh fasilitas dan
peralatan produksi atau membangun sendiri?
a. Make or Buy
Perusahaan manufaktur pada umumnya membutuhkan beragam input dalam
proses produksinya. Input ini biasanya memasuki jalur produksi baik sebagai
bahan baku yang membutuhkan pemrosesan atau sebagai komponen yang hanya
membutuhkan perakitan. Memutuskan untuk membuat komponen atau
membelinya dari perusahaan lain disebut keputusan buat-atau-beli. Setiap opsi
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
b. Raw Materials
Integrasi vertikal adalah proses di mana perusahaan memperluas kendali atas
tahapan produksi tambahan — baik input maupun output. Ketika sebuah
perusahaan memutuskan untuk membuat suatu produk daripada membelinya, ia
terlibat dalam kegiatan "hulu" (kegiatan produksi yang dilakukan sebelum operasi
bisnis perusahaan saat ini). Sebagai contoh, sebuah pabrik mobil yang
memutuskan untuk memproduksi kaca jendela sendiri sedang melakukan kegiatan
hulu baru. Biaya lebih rendah di atas semua itu, perusahaan membuat produk
daripada membelinya untuk mengurangi total biaya. Secara umum, keuntungan
pabrikan adalah selisih antara harga jual produk dan biaya produksinya. Ketika
suatu perusahaan membeli suatu produk, ia memberi imbalan kepada pabrikan
dengan berkontribusi pada margin keuntungan yang terakhir. Namun, sebuah
perusahaan sering melakukan produksi in-house ketika ia dapat memproduksi
suatu produk dengan harga yang lebih rendah daripada harus membayar bisnis
lain untuk memproduksinya. Dengan demikian, produksi in-house memungkinkan
perusahaan untuk menurunkan biaya produksinya sendiri.
c. Fixed Asset
Sebagian besar perusahaan harus memperoleh aset tetap (berwujud) seperti
fasilitas produksi, gudang inventaris, outlet ritel, dan produksi serta peralatan
kantor.

3. Key Production Concern


a. Quality Improvemnets Efforts
Perusahaan berusaha menuju peningkatan kualitas karena dua alasan: biaya dan
nilai pelanggan. Pertama, produk berkualitas membantu menjaga biaya produksi
tetap rendah karena mereka mengurangi pemborosan dalam input berharga,
mengurangi biaya pengambilan produk yang cacat dari pembeli, dan mengurangi
biaya pembuangan yang dihasilkan dari produk yang cacat. Kedua, beberapa level
minimum kualitas yang dapat diterima adalah aspek dari hampir setiap produk
saat ini.
b. Shipping and Inventory Cost
Pengiriman dapat memiliki efek dramatis pada biaya mendapatkan bahan dan
komponen untuk lokasi fasilitas produksi. Biaya pengiriman dipengaruhi oleh
banyak elemen lingkungan bisnis suatu negara, seperti tingkat umum
pembangunan ekonomi, termasuk kondisi pelabuhan, bandara, jalan, dan jaringan
kereta api. Teknik produksi di mana persediaan dijaga agar tetap minimum dan
input ke proses produksi tiba tepat ketika mereka dibutuhkan (atau tepat waktu)
disebut manufaktur just-in-time (JIT). Meskipun teknik ini awalnya
dikembangkan di Jepang, teknik ini dengan cepat menyebar ke seluruh operasi
manufaktur di seluruh dunia. Manufaktur JIT secara drastis mengurangi biaya
yang terkait dengan inventaris besar. Ini juga membantu mengurangi pengeluaran
yang sia-sia karena bahan dan komponen yang cacat terlihat dengan cepat selama
produksi.
c. Reinvestent vs Deinvestent
Perusahaan seringkali menginvestasikan kembali keuntungannya di pasar yang
membutuhkan periode pengembalian yang panjang selama prospek jangka
panjangnya bagus. Ini sering terjadi di negara-negara berkembang dan pasar
berkembang besar. Misalnya, korupsi, birokrasi, masalah distribusi, dan sistem
hukum yang tidak jelas menghadirkan tantangan bagi perusahaan. Perusahaan
biasanya memutuskan untuk berinvestasi kembali ketika pasar mengalami
pertumbuhan yang cepat. Reinvestment dapat berarti berkembang di pasar itu
sendiri atau memperluas di lokasi yang melayani pasar yang sedang tumbuh.
Namun, masalah di bidang politik, sosial, atau ekonomi dapat memaksa
perusahaan untuk mengurangi atau menghilangkan operasi sama sekali. Masalah
seperti itu biasanya saling terkait satu sama lain. Sebagai contoh, dalam beberapa
tahun terakhir beberapa perusahaan Barat menarik personelnya keluar dari
Indonesia karena keresahan sosial yang kuat yang berasal langsung dari kombinasi
masalah politik (ketidakpuasan dengan kepemimpinan politik negara), kesulitan
ekonomi, dan serangan teroris. Akhirnya, perusahaan berinvestasi dalam operasi
yang menawarkan pengembalian investasi terbaik. Kebijakan itu sering berarti
mengurangi atau mendivestasikan operasi di beberapa pasar, meskipun mereka
mungkin menguntungkan, untuk berinvestasi dalam peluang yang lebih
menguntungkan di tempat lain.

4. Financing Business Operations


a. Borrowing
Perusahaan-perusahaan internasional yang meminjamkan (seperti perusahaan
dalam negeri) mencoba untuk mendapatkan suku bunga serendah mungkin pada
dana pinjaman. Meminjam secara lokal dapat menguntungkan, terutama ketika
nilai mata uang lokal telah jatuh terhadap nilai negara asal. Misalkan perusahaan
Jepang meminjam dari bank AS untuk investasi di Amerika Serikat. Katakanlah
satu tahun kemudian dolar AS jatuh terhadap yen Jepang dengan kata lain, lebih
sedikit yen sekarang dibutuhkan untuk membeli satu dolar. Dalam hal ini,
perusahaan Jepang dapat membayar kembali pinjaman dengan yen lebih sedikit
daripada yang seharusnya jika nilai dolar tidak turun.
b. Internal Funding
Kegiatan bisnis internasional yang sedang berlangsung dan investasi baru juga
dapat dibiayai secara internal, baik dengan dana yang dipasok oleh perusahaan
induk atau oleh anak perusahaan internasionalnya.
 Ketenagakerjaan Internasional, Hutang, dan Biaya
 Revenue Operations
c. Capital Structure
Struktur modal perusahaan adalah campuran dari ekuitas, hutang, dan dana yang
dihasilkan secara internal yang digunakannya untuk membiayai kegiatannya.
Perusahaan mencoba untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara metode
pembiayaan untuk meminimalkan risiko dan biaya modal. Hutang membutuhkan
pembayaran bunga berkala kepada kreditor seperti bank dan pemegang obligasi.
d. Issuing Equity
Perusahaan menerbitkan stok tersebut terutama untuk mengakses kumpulan
investor dengan dana yang tidak tersedia di dalam negeri. Namun, mendapatkan
saham yang terdaftar di bursa efek negara lain bisa menjadi proses yang
kompleks.

Anda mungkin juga menyukai