Anda di halaman 1dari 6

Di cek ya, 1 orang dapat 8 soal.

Kirim ke email: nrchyt@gmail.com Deadline: KAMIS JAM 19.00


FILE YANG RAPI YA GENGS
1. Penyebab utama anemia pada anak (bg andreas, irfan, agung)
Penyebab anemia berkaitan pada sel darah merah atau terkait dengan faktor eksternal.
Proses patologis yang mendasari yang menyebabkan anemia dapat secara luas
dikategorikan sebagai (1) produksi sel darah merah menurun atau tidak efektif, (2)
peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan (3) kehilangan darah, meskipun
lebih dari 1 mekanisme mungkin terlibat dalam beberapa anemia.
Anemia disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah
Umumnya berkembang secara bertahap dan menyebabkan anemia kronis. Kegagalan
fungsi sumsum dapat terjadi sebagai berikut:
 Diamond-Blackfan anemia (aplasia sel darah merah murni bawaan)
 Erythroblastopenia sementara dari masa kanak-kanak
 Krisis aplastik yang disebabkan oleh infeksi parvovirus B19 (pada pasien dengan
anemia hemolitik kronis yang mendasarinya)
 Penggantian sumsum (misalnya leukemia, neuroblastoma, medulloblastoma,
retinoblastoma, sarkoma Ewing, sarkoma jaringan lunak, mielofibrosis,
osteopetrosis)
 Anemia aplastik
 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal (PNH)

Gangguan produksi erythropoietin dapat terjadi sebagai berikut:


 Anemia penyakit kronis pada gagal ginjal
 Penyakit radang kronis
 Hipotiroidisme
 Malnutrisi protein parah

Gangguan dalam pematangan sel darah merah dan eritropoiesis yang tidak efektif dapat
terjadi sebagai berikut:
 Anemia gizi sekunder akibat defisiensi zat besi, folat, atau vitamin B-12
 Anemia diserythropoietic bawaan
 Anemia Sideroblastik
 Talasemia
 Protoporphyria eritropoietik
 Sindrom Myelodysplastic

Anemia disebabkan oleh peningkatan kerusakan sel darah merah


Penyebab ekstraseluler meliputi:
 Cedera mekanis (sindrom hemolitik-uremik, defek katup jantung, fenomena
Kasabach-Merritt atau hemangioma dengan trombositopenia)
 Antibodi (anemia hemolitik autoimun)
 Infeksi, obat-obatan, racun
 Cedera termal pada sel darah merah (dengan luka bakar parah)

Penyebab intraseluler dapat meliputi:


 Gangguan membran sel darah merah (mis., Sferositosis herediter, elipsositosis)
 Cacat enzim (misalnya, defisiensi G-6-PD, defisiensi piruvat kinase)
 Hemoglobinopati (penyakit sel sabit, hemoglobinopati yang tidak stabil)
 PNH

Anemia disebabkan oleh kehilangan darah

Kehilangan darah yang jelas atau tersembunyi dapat termasuk saluran GI atau intra-
abdominal, paru, atau intrakranial (pada neonatus). Pasien dengan gangguan perdarahan
beresiko khusus untuk perdarahan masif (internal atau eksternal).

Anemia akut disebabkan oleh berbagai mekanisme

Anemia yang terkait dengan infeksi akut sering terjadi. Ini dapat dimediasi oleh
peningkatan kerusakan oleh erythrophagocytosis dan penekanan erythropoiesis oleh
infeksi.

1. Niemeyer CM, Baumann I. Myelodysplastic syndrome in children and


adolescents. Semin Hematol. 2008 Jan. 45(1):60-70.
2. Ballin A, Hussein A, Vaknine H, Senecky Y, Avni Y, Schreiber L. Anemia
associated with acute infection in children: an animal model. J Pediatr Hematol
Oncol. 2013 Jan. 35(1):14-7.
2. Leukemia
a. Definisi (cahya, rita)
b. Epidemiologi (rosy, dita)
c. Etiologi (irfan, eci)
d. Klasifikasi (rita, saskya)
e. Patofisiologi (dita, anggi)
f. Faktor resiko (eci, wawan)
g. Manifestasi klinis (saskya, agung)
h. Diagnosis (anggi, bg andreas)
 Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pada anamnesis, dokter mencari dari tanda dan gejala leukemia. Dokter
juga menanyakan apakah ada paparan dari faktor risiko yang dialami pada
pasien. Dokter juga menanyakan apakah di keluarga ada yang memiliki
penyakit keganasan juga.Pada pemeriksaan fisik, dokter fokus dengan
adanya pembesaran kelenjar limph, melihat apakah ada tanda-tanda
infeksi. Pemeriksaan abdomen juga merupakan pemeriksaan yang penting
untuk melihat apakah adanya pembesaran hati atau limpa.
 Tes darah
Tes darah yang dilakukan diambil dari vena pada lengan atau dari jari
tangan perifer. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kadar
hematologi pasien. Pemeriksaan apusan darah tepi juga dilakukan untuk
melihat morfologi dari sel darah. Pada pasien dengan leukemia, akan
ditemukan sel darah putih yang sangat banyak dibandingnkan sel darah
merah dan platelet yang sedikit.
 Aspirasi sumsum tulang dan biopsi
Aspirasi sumsum tulang dan biopsi dilakukan secara bersamaan. Aspirasi
sumsum tulang dan biopsi ini dilakukan untuk mendiagnosa leukemia dan
diulangi kembali untuk melihat respon dari pengobatan. Aspirasi sumsum
tulang merupakan “gold standard” dari diagnosa leukemia. Tidak hanya
indikasi diagnosa, namun indikasi menentukan jenis sel dan monitoring
pengobatan seperti gangguan limfoblastik.
 Lumbal pungsi
Lumbal pungsi dilakukan untuk melihat apakah ada sel leukemia pada
CSF. Pada anak dengan leukemia, lumbal pungsi dilakukan sebagai terapi
metastasis ke CNS untuk kemoterapi. Melalui lumbal pungsi diberikan
bahan kemoterapi menuju cairan serebrospinal sehingga mencegah sel-sel
leukemia ada di sistem saraf pusat.
 Biopsi kelenjar limph
Biopsi kelenjar limph penting untuk mendiagnosa limphoma. Pada anak
dengan leukemia hal ini jarang dilakukan. Biopsikelenjar limph dilakukan
bersamaan dengan proses pembedahan untuk pengobatan atas indikasi
tertentu.

i. Tatalaksana (wawan, cahya)


j. Komplikasi (agung, rosy)
k. Prognosis (bg andreas, irfan)

l. Pencegahan (cahya, rita)


m. Edukasi (rosy, dita)
3. Cara membedakan ALL dan AML (irfan, eci, rita)
4. Limfoma
a. Definisi (dita, saskya)
b. Etiologi (rita, anggi)
c. Klasifikasi (eci, wawan)
d. Patofisiologi (saskya, agung)
e. Manifestasi klinis (anggi, bg andreas)
Gejala umum yang dirasakan pasien maupun yang dapat ditemukan oleh dokter
antara lain:
1. Pembengkakan pada kelenjar getah bening (KGB), yang biasanya terjadi pada
leher, ketiak, dan lipat paha.
2. Menggigil/suhu tubuh tidak stabil
3. Demam berulang dan keringat berlebihan di malam hari
4. Penurunan berat badan
5. Kehilangan nafsu makan
6. Kelelahan terus menerus dan kekurangan energi
7. Sesak napas dan batuk
8. Gatal terus-menerus di seluruh tubuh tanpa sebab (ruam)
9. Mudah lelah
10. Pembesaran amandel
11. Sakit kepala

f. Diagnosis (wawan, cahya)


g. Tatalaksana (agung, rosy)
5. Hubungan leukemia akut dengan gejala saat ini
a. Lemah (bg andreas, irfan, eci)
Kelemahan tubuh yang terjadi pada pasien leukemia adalah akibat anemia.
Penurunan jumlah sel darah merah, dan
b. Pucat (cahya, rita, saskya)
c. Demam (rosy, dita, anggi)
d. Edema tungkai (irfan, eci bg andreas)
Edema tungkai yang terjadi adalah akibat dari meningkatnya tekanan vena, seperti
ketika darah terbendung di vena, menyebabkan peningkatan tekanan darah
kapiler. Karena kapiler mengalirkan isinya ke dalam vena, pembendungan darah
di vena mengarah pada “back log” darah di dalam kapiler karena lebih sedikit
darah yang keluar dari kapiler menuju vena yang kelebihan muatan daripada yang
masuk ke arteriol. Peningkatan hidrostatik keluar melewati dinding kapiler ini
berperan besar menyebabkan edema. Edema regional juga dapat terjadi akibat
restriksi lokal aliran balik vena. Pada kasus ini terdapat hepatosplenomegali yang
mana dapat menekan vena-vena besar yang menyalurkan darah dari ekstremitas
bawah sewaktu pembuluh-pembuluh tersebut masuk ke rongga abdomen.
Bendungan ini meningkatkan tekanan darah di kapiler tungkai dan kaki,
mendorong edema regional ekstremitas bawah.

Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed. 8. Jakarta: EGC, 2014.
e. Petekie dan purpura (rita, saskya, wawan)
f. Berat badan menurun (dita, anggi, agung)
g. Limfadenopati (eci, wawan, cahya)
h. BAB cair kehitaman (saskya, agung, rosy)
i. Hepatosplenomegali (anggi, bg andreas, irfan)
j. Bruising spontan (wawan, cahya, dita)
6. Hubungan paparan pestisida pada kasus (agung, rosy, anggi)
7. Hubungan konsumsi makanan dan minuman berpengawet kimia pada kasus (bg
andreas, irfan, wawan)
Dalam beberapa penelitian, makanan olahan daging menggunakan pengawet yang
salah satunya adalah sodium nitrat (natrium nitrat) yang bersifat antimikrobial.
Sodium nitrat merupakan salah satu senyawa yang dapat membentuk N-nitroso
compound (NOC). NOC ini sudah diketahui sekitar 60 tahun lalu pada makanan yang
dipapar oleh sodium nitrat, yang mana dapat bersifat hepatotoksik pada hewan coba
melalui formasi nitrosodimethylamine (NDMA). Sejak saat itu NOC digunakan dalam
percobaan laboratorium sebagai penginduksi poten karsinogen. Namun, konsentrasi
NOC dalam makanan itu relatif sedikit, dan paparan pada manusia juga cukup kecil.

Lijinsky W. N-Nitroso compounds in the diet. Mutation Research. 1999;443(1-


2):129-38.
8. Intervensi nutrisi (cahya, saskya, eci)
9. Interpretasi hasil pemeriksaan generalis (rosy, rita, dita)

Anda mungkin juga menyukai