Anda di halaman 1dari 6

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada beberapa tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin
meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan
pentingnya lautan. Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik
sebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun
kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan
tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masa datang.
Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu lamun,
terumbu karang serta mangrove. Bersama-sama ketiga ekosistem tersebut membuat
wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan produktif. Komunitas
Lamun sangat berperan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari lingkungan
pesisir. Padang lamun adalah salah satu ekosistem produktif yang memiliki fungsi
ekologi sebagai tempat pemijahan, perlindungan, habitat hidup, serta pengasuhan
bagi biota ekonomis penting, dan biota – biota lainnya. Namun kerusakan area
padang lamun masih terus terjadi dan membahayakan bagi kelangsungan habitat
biota ekonomis penting meliputi ikan, kerang-kerangan, krustasea, Echinodermata
dan biota penting lainnya. Mengingat pentingnya ekosistem lamun dalam suatu
ekosistem, maka pada makalah ini, akan membahas tentang padang lamun yang ada
agar pengetahuan kita tentang suatu ekosistem di lautan bertambah dan semakin
meluas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini ialah :
1. Apakah pengertian dari ekosistem padang lamun?
2. Apakah ciri-ciri dan habitat dari ekosistem padang lamun?
3. Apa sajakah fungsi dari ekosistem padang lamun?
4. Interaksi apakah yang terjadi dalam padang ekosistem lamun?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat pada makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari ekosistem padang lamun.
2. Mengetahui ciri-ciri dan habitat ekosistem padang lamun.
3. Mengetahui fungsi dari ekosistem padang lamun.
4. Dan untuk mengetahui interaksi apa saja yang terjadi pada ekosistem lamun.

2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu
(monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda
dengan rumput laut (algae). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah
kutub. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat
tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan

1
berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan
buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Umar. 2010).
Lamun senantiasa membentuk hamparan permadani di laut yang dapat terdiri dari satu
species (monospesific; banyak terdapat di daerah temperate) atau lebih dari satu species
(multispecific; banyak terdapat di daerah tropis) yang selanjutnya disebut padang lamun.
Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Hewan yang
hidup di padang lamun ada yang sebagai penghuni tetap dan ada pula yang bersifat
sebagai pengunjung. Ada hewan yang datang untuk memijah seperti ikan dan ada pula
hewan yang datang mencari makan seperti sapi laut (dugong-dugong) dan penyu (turtle)
yang makan lamun Syriungodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii.
Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan sebagai
perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga
sebagai sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Jenis-jenis
polichaeta dan hewan–hewan nekton juga banyak didapatkan pada padang lamun.
Lamun juga merupakan komunitas yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan
fauna invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah besar
bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna (Husni.
2013).

2.2 Ciri – Ciri Padang Lamun/ Ekosistem Lamun


Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan
berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang.
Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah :
Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir.
1. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu
karang.
2. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung.
3. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
4. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya
terbenam air termasuk daur generatif.
5. Mampu hidup di media air asin.
6. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.

2.3. Habitat Padang Lamun


Lamun hidup dan terdapat pada daerah mid-intertidal sampai kedalaman 0,5-10
m, dan sangat melimpah di daerah sublitoral. Jumlah spesies lebih banyak terdapat di
daerah tropik dari pada di daerah ugahari (Umar.2010). Habitat lamun dapat dilihat
sebagai suatu komunitas, dalam hal ini suatu padang lamun merupakan kerangka
struktur dengan tumbuhan dan hewan yang saling berhubungan. Habitat lamun dapat
juga dilihat sabagai suatu ekosistem, dalam hal ini hubungan hewan dan tumbuhan tadi
dilihat sebagai suatu proses yang dikendalikan oleh pengaruh-pengaruh interaktif dari
faktor-faktor biologis, fisika, kimiawi. Ekosistem padang lamun pada daerah tropik
dapat menempati berbagai habitat, dalam hal ini status nutrien yang diperlukan sangat
berpengaruh. Lamun dapat hidup mulai dari rendah nutrien dan melimpah pada habitat
yang tinggi nutrien. Lamun pada umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang
homogen. Lamun terlihat mempunyai kaitan dengan habitat dimana banyak lamun
(Thalassia) adalah substrat dasar dengan pasir kasar.

2
Menurut Haruna dalam Umar (2010) mendapatkan Enhalus acoroides dominan hidup
pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit berlumpur dan kadang-kadang terdapat
pada dasar yang terdiri atas campuran pecahan karang yang telah mati.

2.4 Fungsi Padang Lamun


Ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan
perkembangan jasad hidup di laut dangkal, peranan tersebut sebagai berikut :
1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas primer tertinggi bila
dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal seperti ekosistem
terumbu karang.
2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat
menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga).
3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang
disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang.
Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedmen,
sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang lamun
disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi.
4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam pendauran
berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan laut. Khususnya zat-
zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit

Adapun menurut Umar (2010) Padang lamun memiliki berbagai fungsi ekologi
yang vital dalam ekosistem pesisir dan sangat menunjang dan mempertahankan
biodiversitas pesisir dan lebih penting sebagai pendukung produktivitas perikanan
pantai. Beberapa fungsi padang lamun, yaitu:
1) Sebagai stabilisator perairan dengan fungsi sistem perakannya sebagai perangkap
dan pengstabil sedimen dasar sehingga perairan menjadi lebih jernih
2) Lamun menjadi sumber makanan langsung berbagai biota laut (ikan dan non ikan)
3) Lamun sebagai produser primer
4) Komunitas lamun memberikan habitat penting (tempat hidup) dan perlindungan
(tempat berlindung) untuk sejumlah spesies hewan
5) Lamun memegang fungsi utama dalam daur zat hara dan elemen-elemen langka di
lingkungan laut.

2.5 Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Padang Lamun


Temperatur, substrat, intensitas cahaya, kecepatan arus, salinitas dan kandungan
oksigen terlarut merupakan faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan
penyebaran lamun.
1. Temperatur
Lamun akan berfotosintesis secara maksimal pada kisaran suhu 28°-30°C. Semakin
jauh suhu perairan dari suhu optimal ini, semakin berkurang kemampuan lamun untuk
berfotosintesis.
2. Salinitas
Tiap-tiap jenis lamun mempunyai kisaran salinitas berbeda-beda. Namun secara
umum, lamun membutuhkan salintias sebesar 10-40 o/oo. Sedangkan rusaknya padang
lamun saat ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya salinitas karena
berkurangnya suplai air tawar dari sungai.

3
3. Intensitas cahaya
Lamun memerlukan cahaya untuk berfotosintesis, sehingga semakin sedikit cahaya,
semakin kurang berkembang lamunnya.
4. Arus
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada
saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai
kemampuan maksimal untuk tumbuh.
5. Kandungan Oksigen (DO)
Suhu, salinitas, dan turbulensi air mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air.
Kadar oksigen terlarut berkurang dengan meningkatnya suhu, ketinggian, altitude dan
berkurangnya tekanan atmosfer.
Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu
ekosistem perairan seperi padang lamun. Perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan
perikanan sebaiknya memilih kadar oksigen tidak kurang dari 5mg/l. Kadar oksigen
terlarut kurang dari 4 mg/l mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan bagi
hampir semua organisme akuatik.
Sumber oksigen terlarut biasanya berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer
sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air termasuk dan fitoplankton.
6. Substrat
Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus oleh akar-akar dan
rimpangya guna menyokong tumbuhan ditempatnya. Lamun dapat memperoleh nutrisi
baik dari air permukaan melalui helai daun-daunnya, maupun dari sedimen melalui akar
dan rimpangnya. Kesesuaian substrat yang paling utama bagi perkembangan lamun
ditandai dengan kandungan sedimen yang cukup.Semakin tipis substrat (sedimen)
perairan akan menyebabkan kehidupan lamun yang tidak stabil, sebaliknya semakin
tebal substrat, lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta
pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi.

2.6 Interaksi Pada Ekositem Padang Lamun


Padang lamun bukan hanya sebagai tempat mencari makan bagi duyung dan
manate tapi juga tempat hidup yang sangat cocok bagi beberapa organisme kecil seperti
udang dan ikan. Bahkan penyu hijau (Chelonia mydas) pun sering mengunjungi padang
lamun untuk mencari makan. Kondisi lamun yang menyerupai padang rumput di
daratan ini mempunyai beberapa fungsi ekologis yang sangat potensial berupa
perlindungan bagi invertebrata dan ikan kecil. Daun-daun lamun yang padat dan saling
berdekatan dapat meredam gerak arus, gelombang dan arus materi organik yang
memungkinkan padang lamun merupakan kawasan lebih tenang dengan produktifitas
tertinggi di lingkungan pantai di samping terumbu karang. Melambatnya pola arus
dalam padang lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil
dan invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda dan
echinodermata. Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga
kecil yang dikenal dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan terpenting bagi
hewan-hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada
permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis
ikan-ikan kecil. Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-hewan kecil
tadi dari serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan hewan-hewan kecil ini
di padang lamun yang tidak jarang memberikan konstribusi besar bagi kelangsungan

4
ikan dan udang ekonomis penting. Ini adalah sebagian kecil dari peran penting padang
lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai Indonesia.
Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi menarik karena
wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan fauna akuatik lain
dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput
laut), kerang-kerangan (moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-teripangan),
udang, dan berbagai jenis ikan.

Dampak Kegiatan Manusia pada ekosistem padang lamun (Azhab dalam


Umar.2010)

3. PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu
(monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat
berbeda dengan rumput laut (algae).
2. Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut.
3. Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan sebagai
perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan
juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya mapupun epifit atau detritus.
4. Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan
berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Temperatur, substrat,
intensitas cahaya, kecepatan arus, salinitas dan kandungan oksigen terlarut
merupakan faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran
lamun.

5
DAFTAR PUSTAKA
Azkab, M.H. 1998. Pertumbuhan dan Produksi Lamun, Enhalus acoroides di rataan
Terumbu di Pari Pulau Seribu. Jakarta : Balai Penelitian Biologi Laut Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.
Husni. 2013. Ekosistem Lamun Produsen Organik Tinggi. Pusat Penelitian Oseanografi :
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Suhandoko. 2018. Kondisi Komunitas Padang Lamun Di Perairan Kampung Bugis,
Bintan Utara. Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Umar. 2010. Ekosistem Padang Lamun.Vol3 Edisi 1. Ternate. Jurnal Ilmiah agribisnis dan
Perikanan (agrikan UMMU-Ternate)

Anda mungkin juga menyukai