Anda di halaman 1dari 11

Ujian Tengah Semester MK Geothermal 2018/2019

1) Jelaskan sumber energi yang ada di Bumi ini mempunyai sumber utama
dari Matahari!
Sumber energi yang ada di Bumi ini emang bersumber utama dari Matahari.
Hal ini berawal dari ledakan besar (Big Bang Theory) yang mengakibatkan
terbentuknya atom hidrogen dan meluas keluar. Atom hidrogen tersebut terus
bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu dan nebula. Nebula tersebut
bertambah padat dan memanas hingga temperatur jutaan derajat celcius. Nebula ini
menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta termasuk Matahari.
Nebula tersebut berbutar pada sumbunya membentuk cincin-cincin gas, dimana
sebagian dari cincin gas tersebut terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin
gas yang berputar mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan-
gumpalan bola yang menjadi planet-planet, termasuk Bumi.
Inti Bumi yang selalu panas akibat tekanan yang besar merupakan hasil dari
proses ledakan besar (Big Bang Theory) jutaan tahun yang lalu. Inti luar dapat
dianggap sebagai bola logam yang sangat panas. Lapisan ini adalah cair dan terdiri
dari besi dan nikel. Kepadatan yang tercatat sangat tinggi, tetapi kurang dari besi
cair murni. Oleh karena itu, para ilmuwan berpendapat bahwa sulfur dan oksigen
dapat hadir dalam inti luar. Hal ini karena, kedua elemen ini mudah larut dalam besi
cair. Saat bumi berputar, inti luar (yang terdiri dari besi) berputar di atas inti dan
menghasilkan medan magnet bumi, yang merupakan faktor yang bertanggung
jawab untuk fungsi kompas magnetik.
Selain itu, di bawah permukaan bumi, terdapat seperti kantong-kantong yang
menyimpan panas bumi yang menjalar dari inti bumi dan pada akhirnya panas
dalam kantong-kantong tersebut akan keluar menuju permukaan atau rekahan-
rekahan seperti gunung berapi. Kantong-kantong panas tersebut yang dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
Selama pembentukan alam semesta, atom-atom hidrogen banyak terlempar
jauh dan terakumulasi pada planet-planet baru. Bumi yang saat itu masih sangat
panas melepas ion oksigen yang kemudian berikatan dengan atom hidrogen yang
saat itu banyak tersebar di alam semesta. Berikatannya ion oksigen dengan hidrogen
membentuk molekul baru berupa air. Air di Bumi saat itu kemudian mendinginkan
permukaan bumi yang masih panas dan menjadi sumber terbesar di permukaan
bumi, baik yang berada di permukaan maupun yang berada di dalam permukaan.
Air yang melimpah di bumi ini dapat dimanfaatkan energinya untuk pembuatan
pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Selain air, perbedaan tekanan udara dan rotasi bumi yang berada di
permukaan bumi juga menyebabkan fenomena berupa angin. Angin terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan pada satu daerah dengan daerah lain. Perbedaan tekanan
ini disebabkan oleh perbedaan suhu pemancaran dari matahari. Suhu yang lebih
tinggi menyebabkan tekanan udara menjadi rendah sehingga udara yang bersuhu
lebih rendah mengalir ke tempat yang bersuhu lebih tinggi. Terjadinya aliran udara
panas dan dingin ini yang disebut dengan angin. Angin yang selalu berhembus
selama bumi masih terus berotasi ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
pembangkit listrik tenaga bayu (angin) (PLTB).
Sama halnya dengan angin, dibawah permukaan air yang melimpah di Bumi,
juga terdapat sirkulasi masa air akibat perbedaan densitas dan suhu. Perbedaan
densitas tersebut terjadi akibat adanya perbedaan suhu dan salinitas air tersebut. Air
yang memiliki densitas lebih tinggi akan mengalir ke tempat yang memiliki densitas
yang lebih rendah. Fenomena tersebut dinamakan arus laut. Arus laut tersebut tidak
akan pernah berubah polanya dalam jangka waktu 1000 tahun, sehingga akan tetap
seperti itu sampai terjadi anomali di badan air. Karena ketahanannya tersebut, arus
laut ini dapat dimanfaatkan energinya sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut.
Masih di dalam badan air, banyak sumber energi yang dapat dimanfaatkan
menjadi pembangkit listrik salah satunya adalah energi pasang surut. Pasang surut
adalah fenomena naik turunnya tinggi permukaan laut secara periodik akibat
adanya pengaruh gaya tarik menarik dengan bulan dan matahari. Perbedaan tinggi
permukaan laut tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin pembangkit listrik.
Hampir sama dengan pasang surut, terdapat fenomena gelombang laut.
Gelombang laut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut akibat
gesekan dengan angin. Gesekan dengan angin ini menimbulkan riak-riak
gelombang yang dapat membesar akibat faktor pendangkalan. Gelombang laut
tersebut dapat dimanfaatkan energinya menjadi pembangkit listrik.
Berbicara mengenai sumber energi, tidak sah jika tidak membicarakan
sumber energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi dan batu bara.
Munculnya sumber energi tersebut akibat adanya kehidupan di bumi ini dari jutaan
tahun yang lalu yang kemudian mati sehingga membentuk fosil, terendapkan dalam
cukup lama sehingga berubah bentuk menjadi minyak dan batu bara yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar minyak.
Berdasarkan uraian sumber energi yang ada di Bumi ini, semua energi dan
komponen kehidupan berasal dan bergantung dari Matahari. Hal tersebut
dikarenakan Matahari mampu memberikan panas yang dapat menunjang kehidupan
di Bumi selain karena letaknya yang strategis, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu
jauh dengan Matahari. Sehingga tanpa adanya Matahari, tidak mungkin ada
kehidupan maupun fenomena-fenomena yang sudah dijelaskan di awal.

2) Jelaskan kelebihan sumber energi panas bumi dibandingkan dengan


sumber energi fosil!
Kelebihan sumber energi panas bumi antara lain:
 Lebih ramah lingkunga, hal ini disebabkan oleh kandungan gas CO2 dan H2S
yang dilepaskan pembangkit listrik tenaga panas bumi jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pembangkit listrik bahan bakar fosil.
 Tidak adanya limbah yang terbuang, hal tersebut dikarenakan hasil dari
pemanfaatan panas bumi, dikembalikan atau diinjeksikan kembali ke dalam
bumi guna dimanfaatkan kembali sebagai fluida geothermal.
 Terbarukan, artinya pemanfaatan energi panas bumi ini dapat terus dilakukan
dan pemanfaatannya lebih lama daripada menggunakan bahan bakar fosil.
 Berkelanjutan, artinya pemanfaatan energi panas bumi ini tidak hanya dapat
digunakan sebagai tenaga listrik tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk
lain.
 Indigeneous, artinya tidak bisa dibawa kemana-mana dalam bentuk aslinya,
sehingga harus diubah menjadi bentuk lain seperti listrik. Berbeda dengan
bahan bakar fosil yang dapat langsung dibawa kemana-mana dan dapat
menimbulkan kecelakaan yang fatal.
 Pasokannya bersifat stabil, artinya tidak tergantung pada musim seperti energi
angin, tidak bergantung pada cuaca dan tidak bergantung pada keadaan pasar
dunia seperti bahan bakar fosil.
 Teknologi produksi dan pemanfaatan relatif sederhana dan aman, artinya
teknologi produksinya lebih mudah diaplikasikan daripada teknologi
produksi menggunakan bahan bakar fosil yang tidak bersih. Selain itu, tidak
perlu yang dilakukan penyaringan hasil dan tidak menghasilkan residual yang
mencemarkan lingkungan.
 Total luas lahan yang dipakai untuk fasilitas produksi dan pemanfaatan relatif
lebih kecil sekitar ~3.5 Km2/100 Mwe.
3) Gambarkan secara skemastis langkah eksplorasi panas bumi dan
berikan penjelasannya!

Gambar 1. Skema tahapan eksplorasi panas bumi


EKSPLORASI PENDAHULUAN (RECONNAISANCE SURVEY)
Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey dilakukan untuk mencari
daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya
sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan, serta untuk
mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di daerah tersebut. Secara garis
besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari :
a) Studi literature geologi pada daerah eksplorasi.
b) Survei lapangan, posisi manifestasi, besarnya manifestasi dan luas daerah
manifestasi.
c) Analisa data biogeokimia, untuk penentuan suhu, biota serta jenis
fluidanya.
d) Menentukan daerah prospek.
e) Spekulasi besar potensi listrik.
f) Menentukan jenis survei yang akan dilakukan selanjutnya.

EKSPLORASI LANJUT ATAU RINCI (PRE-FEASIBILITY STUDY)


Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap ‘pre-feasibility study’ atau tahap
survey lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan
geofisika. Tujuan dari survei tersebut adalah :
a) Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi
permukaan dan bawah permukaan
b) Mengidentifikasi daerah yang “diduga” mengandung sumberdaya
panasbumi.
Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran
batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal, geometri cadangan panas
bumi, hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta
potensi listriknya.

PEMBORAN EKSPLORASI
Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari
hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat
sumberdaya panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap
selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur
eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang
diselidiki dan menguji model system panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data
hasil survei rinci. Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai
kedalaman yang diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis – jenis pengujian
sumur yang dilakukan di sumur panasbumi adalah:
 Uji hilang air (water loss test)
 Uji permeabilitas total (gross permeability test)
 Uji panas (heating measurement)
 Uji produksi (discharge/ output test)
 Uji transien (transient test)
 Uji aliran
Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/ data yang
lebih persis mengenai :
 Jenis dan sifat fluida produksi.
 Kedalaman reservoir.
 Jenis reservoir.
 Temperatur reservoir.
 Sifat batuan reservoir.
 Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala
sumur.
 Kapasitas produksi sumur (dalam MW).
Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan apakah
perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada telah
cukup untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila
beberapa sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari
apakah lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan atau tidak.

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)


Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi
menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah
sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan
ekonomis menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
adalah :
 Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.
 Memperbaiki model sistem panas bumi.
 Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable
reserve) serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya.
 Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya.
 Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas
serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan
scale.
 Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa
banyak.
 Mengusukan alternative pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit
listrik.
 Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan.

PERENCANAAN
Apabila dari hasil studi kelayakan disimpulkan bahwa daerah panas bumi tersebut
menarik untuk dikembangkan, baik ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis,
maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan secara detail. Rencana
pengembangan lapangan dan pembangkit listrik mencangkup usulan secara rinci
mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan injeksi di permukaan, sistem
pipa alir dipermukaan, fasilitas pusat pembangkit listrik. Pada tahap ini gambar
teknik perlu dibuat secara rinci, mencangkup ukuran pipa alir uap, pipa alir dua
fasa, penempatan valve, perangkat pembuang kondensat dan lain-lain.

PEMBORAN SUMUR PRODUKSI, INJEKSI DAN PEMBANGUNAN


PUSAT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik
yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik diperlukan sejumlah sumur produksi.
Selain itu juga diperlukan sumur untuk menginjeksikan kembali air limbah.
Pemboran sumur dapat dilakukan secara bersamaan dengan tahap perencanaan
pembangunan PLTP.

PRODUKSI UAP, PRODUKSI LISTRIK DAN PERAWATAN


Pada tahap ini PLTP telah beroperasi sehingga kegiatan utama adalah menjaga
kelangsungan:
 Produksi uap dari sumur-sumur produksi.
 Produksi listrik dari PLTP.
 Distribusi listrik ke konsumen.

4) Gambarkan konseptual model suatu system panasbumi, dan tentukan


titik pemboran yang sebaiknya dilakukan serta berikan alasan penetuan
titik tersebut!

Gambar 2. Cross section situs geothermal Gunung Gede Pangrango dan Gunung
Pancar
(Sumber : Natalia dan Herdinata, 2018)

Pada gambar cross section situs geothermal Gunung Gede Pangrango dan
Gunung Pancar tersebut, saya menandai lokasi yang cocok untuk titik pemboran
dengan panah kuning. Alasan saya menunjuk lokasi tersebut dikarenakan pada
lokasi tersebut lebih mudah dijangkau dan relatif lebih aman daripada melakukan
pemboran di daerah Gunung Gede Pangrango. Hal tersebut dikarenakan aktivitas
vulkanik Gunung Gede Pangrango masih aktif dan sangat berbahaya jika dilakukan
pemboran walaupun reservoir di Gunung Gede Pangrango lebih besar potensialnya.
Selain alasan efisiensi dan keamanan, pemilihan titik pemboran tersebut
karena pada lokasi yang ditandai dengan titik merah terdapat magmatic fluida flow
dan hydrotermal fluida flow yang artinya di daerah tersebut terdapat rekahan-
rekahan sehingga terjadi aliran fluida keluar. Hal tersebut sangat dihindari
dikarenakan pada daerah rekahan pasti akan terjadi alterasi batuan yang
menyebabkan batuan di sekitar rekahan menjadi lapuk. Jika batuan di sekitar titik
pemboran lapuk maka akan berbahaya bagi keselamatan proyek dan pekerja serta
tidak layak digunakan untuk dijadikan titik pemboran. Selain itu, pada daerah
rekahan energi panas bumi yang dihasilkan sudah mengalami kebocoran akibat
energi yang tersimpan pada reservoar keluar melewati rekahan-rekahan tersebut
sehingga energi panas bumi yang dihasilkan tidak semaksimal pada daerah yang
jauh dari rekahan.
REFERENSI

C Natalia, H & Herdianita, Rina. (2018). Conceptual model and recharge area of
geothermal system in Gede-Pangrango and Pancar based on geochemical and
hydrogeology. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.
212. 012044. 10.1088/1755-1315/212/1/012044.

Anda mungkin juga menyukai