Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari
sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi
tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan
penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang
dirumuskan dalam kurikulum.
Asesmen atau penilaian merupakan salah satu kegiatan terpenting tetapi
juga paling banyak diperdebatkan dan dalam proses pelaksanannya melibatkan
guru. Asesmen juga merupakan alat yang tak ternilai harganya bagi guru dan sistem
pendidikan, yang memungkinkan guru untuk merencanakan pembelajarannya yang
lebih baik dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan murid-muridnya
sehingga membantu pihak guru maupun sekolah untuk melihat apakah murid-murid
benar-benar belajar dari apa yang diajarkan. Istilah asesmen mengacu pada semua
informasi yang dikumpulkan tentang murid di kelas oleh guru, baik melalui
pengetesan formal, esai, dan pekerjaan rumah, atau secara informal melalui
observasi atau interaksi.
Autentic assessment dianggap mampu untuk lebih mengukur secara
keseluruhan hasil belajar dari siswa karena penilaian ini menilai kemajuan belajar
bukan melulu hasil tetapi juga prosesnya dengan berbagai cara. Dengan kata lain
sistem penilaian seperti ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai pembelajar,
karena setiap jerih payah yang siswa hasilkan akan lebih dihargai. Berdasarkan
uraian pada latar belakang, penyusun tertarik untuk menyusun makalah yang
berjudul ”Penilaian Otentik (Authentic Assessment): Penilaian Portofolio, Penilaian
Antar Teman dan Penilaian Diri”.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian otentik?


2. Apa yang dimaksud dengan penilaian portofolio?
3. Apa yang dimaksud dengan penilaian antar teman?
4. Apa yang dimaksud dengan penilaian diri?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian penilaian otentik.


2. Menjelaskan pengertian penilaian portofolio
3. Menjelaskan pengertian penilaian antar teman.
4. Menjelaskan pengertian penilaian diri.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

Peniliain Otentik merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan


penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat,
dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Rosidin, 2017). Penilaian otentik juga
sebagai proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu
diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses
pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru
mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, guru segera
bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar.
Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses
pembelajaran, penilaian ini tidak di- lakukan di akhir periode saja (akhir semester).
Kegiatan penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran,
dengan kata lain, asesmen otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa
dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam
situasi atau konteks dunia nyata dan dalam suatu proses pembelajaran nyata. Dalam
suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor, dan menilai
semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran,
maupun berupa perubahan dan perkembangan aktifitas, dan perolehan belajar
selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Pada hakikatnya,
kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar
siswa saja, melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan
pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang
diperoleh dapat pula dipergunakan sebagai umpan baik penilaian terhadap kegiat-
an yang dilakukan (Abidin, 2012).
B. Penilaian Portofolio

Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui


sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi
yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan
peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan
dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian
portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Portofolio merupakan bagian terpadu dari
pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan
peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Penilaian portofolio
menjadi salah satu kewajiban untuk dilakukan guru di kelas. Portofolio
merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasi secara
baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa,
jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil
wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa, dan karangan yang dibuat
siswa (Suardana, 2008).
Konteks asesmen berkenaan dengan portofolio :
1. Tujuan: dokumen peningkatan/kemajuan peserta didik selama satu
satuan waktu.
2. Hakekat hasil belajar: pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk,
dan/atau afektif perlu dinyatakan dalam portofolio yang mengarahkan
peserta didik untuk mengumpulkan sampel pekerjaannya.
3. Fokus bukti: menunjukkan perubahan performan/kinerja peserta didik
dari waktu ke waktu atau status dalam satu aspek tertentu pada
waktunya.
4. Rentang waktu: Apabila kemajuan peserta didik menjadi fokus, perlu
ada pembatasan waktu (satu bulan, satu semester).
5. Hakekat bukti: Jenis bukti apa yang akan digunakan untuk
menunjukkan kemampuan peserta didik (tes, sampel pekerjaan, hasil
observasi).
a) Kelebihan dan Keterbatasan Penilaian Portofolio
Sebagai salah satu bentuk dari asesmen alternatif, asesmen portofolio
Mempunyai kekuatan atau keunggulan dan kekurangan atau keterbatasan.
Kekuatan asesmen portofolio antara lain adalah: (a) memungkinkan
pendidik mengases kemampuan peserta didik untuk membuat, menulis,
menghasilkan berbagai tipe tugas akademik; (b) memungkinkan pendidik
menilai keterampilan/kecakapan peserta didik; (c) mendorong kolaborasi
(komunikasi dan hubungan) antara peserta didik dan pendidik; (d)
memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di
mana/bilamana pendidik perlu membantu. Kelemahan asesmen portofolio
di antaranya adalah: memerlukan waktu yang relatif panjang dan segera (i);
pendidik harus tekun, sabar, dan terampil (ii); tidak ada kriteria yang standar
(iii) (Rustaman, 2010).

b) Pelaksanaan Penilaian Portofolio


Langkah-langkah tentang penyusunan dan pelaksanaan penilaian portofolio
dapat diuraikan sebagai berikut :
 Tahap persiapan:
1. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai melalui
portofolio siswa dan menentukan tugas/pekerjaan apakah yang
akan diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Guru mengkomunikasikan kepada siswa tentang rencana
portofolio, mendiskusikannya dengan siswa dan menampung
usul siswa. Dalam hal ini perlu dikomunikasikan tentang proses
yang harus ditempuh siswa dalam melaksanakan penilaian
portofolio tersebut. Selain dari itu perlu dikomunikasikan juga
tentang kriteria penilaian, kinerja siswa yang akan dinilai dan
contoh-contoh hasil kerja yang akan dikumpulkan. Siswa dalam
hal dapat turut memberikan masukan tentang kriteria dan jenis
pekerjaan yang akan dikumpulkan.
3. Guru dibantu oleh siswa menyiapkan folder/map/atau kantung
untuk penyimpanan dokumen siswa. Tiap map/folder diberi
identitas siswa.
 Tahap pelaksanaan:
1. Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran
yang menuntun siswa menghasilkan karyanya.
2. Guru mengumpulkan pekerjaan/tugas siswa. Tugas siswa
diperiksa dan diberi komentar oleh guru. Siswa dapat
memperbaiki tugasnya bila masih memiliki banyak kekurangan.
3. Tugas/catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke
dalam folder/map secara kronologis sesuai urutan waktu.
4. Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan
terhadap siswa sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki
kelemahannya. Guru mereviu pekerjaan siswa menurut urutan
waktu, melihat kemajuan belajarnya, dan mengkaji taraf
pencapaian kompetensi belajar siswa. Guru selanjutnya
memberi catatan-catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar
siswa. Hasil catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa.
5. Kegiatan diskusi antara guru dengan siswa hendaknya
diupayakan untuk memberi masukan terhadap hasil karya siswa,
tidak ditujukan untuk memberikan penilaian tetapi digunakan
untuk memunculkan kekuatan karya siswa.
6. Seleksi terhadap hasil karya dilakukan oleh siswa dengan
bantuan guru. Dalam hal ini siswa dapat memilih seluruhnya,
sebagian, atau hanya karya terbaik saja yang dimasukkan ke
dalam portofolio mereka.

 Tahap penilaian:
1. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian
yang disusun oleh guru atas partisipasi siswa.
2. Kriteria yang telah disepakati tersebut diterapkan dengan
konsisten, baik oleh guru maupun oleh siswa.
3. Refleksi dilakukan oleh siswa dalam bentuk penilaian diri (Self
assessment). Penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai
kekuatan dan kelemahan belajarnya. Siswa menilai kemampuan
belajar dan kelemahannya sendiri berdasarkan data yang
dihimpun pada portofolio, hasil penilaian diri siswa dituliskan
dan dimasukkan sebagai komponen portofolio
4. Hasil penilaian guru dan siswa terhadap portofolio dijadikan
sebagai bahan untuk penyusunan tujuan baru bagi proses
pembelajaran selanjutnya.
5. Portofolio siap untuk dijadikan sumber penilaian siswa dan
dapat dijadikan bahan pelaporan untuk orangtua (Wulan, 2008).

C. Penilaian Antar Teman atau Antar Peserta Didik

Penilaian Antar Peserta Didik merupakan teknik penilaian dengaan cara


meminta peserta didik untukk untukk saling menilai terkait dengaan
pencapaian kompetensi. Penilaian ini merupakan bentuk pennilaian untukk
melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yangg baik. Instrumen
yangg digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

Kriteria instrument penilaian atar teman:

 Sesuai dengaan kompetensi dan indikator yangg akan diukur


 Indikator dapattt dilakukan melalui pengamatan peserta didik
 Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda
 Menggunakan bahasa lugas yangg dapattt dipahami peserta didik
 Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik
 Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yangg nyata atau
sebenarnya dan dapattt diukur
 Instrumen dapattt mengukur target kemampuan yangg akan diukur (valid)
 Memuat indikator kunci atau esensial yangg menunjukkan penguasaan
satu kompetensi peserta didik
 Mampu memetakan sikap peserta didik dariii kemampuan pada level
terendah sampai kemampuan tertinggi (Supriyanto, 2015).
D. Penilaian Diri (self assessment)
1. Pengertian Penilaian Diri (self assessment)
Menurut BPPPN Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2010: 40) penilain diri
merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu
didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian diri merupakan salah satu contoh dari penilaian alternatif –
penilaian yang didasarkan pada tugas-tugas autentik yang
mendemonstrasikan kemampuan siswa berdasarkan tujuan pembelajaran,
dan proses yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai
pembelajaran mereka sendiri dan juga teman-teman mereka.
Adapun menurut Kunandar (2012: 92) penilaian diri merupakan suatu
teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks kompetensi sikap, baik
sikap spiritual maupun sikap sosial. Sedangkan menurut Sudaryono (
2012: 92 ) penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian
dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat
digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya : peserta didik diminta


untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri
peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
2. Penilaian kompetensi afektif, misalnya : peserta didik dapat diminta
membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek
tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
3. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik
dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah
dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian diri (self assessment) merupakan


suatu teknik penilaian yang di dalamnya peserta didik mengemukakan
kelemahan dan kelebihannya dalam pencapaian kompetensi baik pada
ranah kognitif, ranah afektif, maupun pada ranah psikomotorik dan pada
pene;itian kali ini peserta didik mengemukakan kelebihan dan
kelemahannya tentang karakter peserta didik dan ini meruoakan
kompetensi pada ranah afektif.
2. Macam-macam Penilaian Diri (self assessment)
Ada beberapa jenis penilaian diri(self assessment), diantaranya:
a. Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada
saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek
kompetensi tertentudari suatu mata pelajaran.
b. Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan
dalam kurun waktu yang panjang untuk memberikan penilaian secara
keseluruhan.
c. Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif
atau emosional (Depdiknas, 2010: 41)

3. Prinsip-Prinsip Dalam Penilaian Diri (self assessment)


Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian diri adalah:
a. Aspek-aspek yang mau dinilai oleh peserta didik melalui penilaian diri
harus jelas.
b. Menentukan dan menetapkan cara dan prosedur yang digunakan dalam
penilaian diri, misalnya dengan daftar cek atau dengan skala
c. Menentukan bagaimana mengolah dan menentukan nilai hasil
penilaian diri oleh peserta didik.
d. Membuat kesimpulan hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta
didik(Kunandar, 2013: 133).
d. Keunggulan dan kelemahan Penilaian Diri (self assessment)
Keunggulan dari penilaian diri (self assessment) adalah:
1) Guru mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
2) Peserta didik mampu merefleksikan mata pelajaran yang sudah diberikan.
3) Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
4) Memberikan motivasi diri peserta didik dalam hal penilaian kegiatan peserta
didik.
5) Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
6) Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar mengetahui standar
inputpeserta didik yang akan kita ajar.
7) Peserta didik dapat mengukur kemampuan dalam mengikuti pelajaran, peserta
didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
8) Melatih kemandirian peserta didik.
9) Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
10) Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
11)Guru memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.
12) Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
13) Peserta didik mampu menilai dirinya.
14) Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
15) Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

Sedangkan kelemahan dari penilaian diri (self assessment) adalah :


1) Cenderung subjektif.
2) Data mungkin ada yang pengisiannya tidak jujur.
3) Dapat terjadi kemungkinan peserta didik menilai dengan skor tinggi.

4) Membutuhkan persiapan dan alat ukur yang cermat.


5) Pada saat penilaian dapat terjadi peserta didik melaksanakan sebaik-baiknya
tetapi diluar penilaian ada peserta didik yang tidak konsisten.
6) Hasilnya kurang akurat.
7) Kurang terbuka.
8) Mungkin peserta didik tidak memahami adanya kemampuan yang dimiliki.
9) Peserta didik yang kurang aktif biasanya nilainya kurang
(Kunandar, 2013: 130).

E. Strategi Penilaian Diri


Keterampilan reflektif dan metakognitif, yang merupakan proses penting yang
tercakup pada teknik penilaian diri tidak terjadi begitu saja. Keterampilan
tersebut dapat dikembangkan dengan menyediakan pengajaran dan
pengalaman khusus kepada siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting
dalam mengembangkan keterampilan ini. Berikut adalah strategi – strategi
yang dapat dilakukan guru sehubungan dengan penerapan teknik penilaian diri.
1. Menjadikan penilaian diri terintegrasi dengan pembelajaran. Siswa selalu
diberi kesempatan untuk mengevaluasi performa mereka setelah merereka
menyelesaikan suatu pembelajaran
2. Pastikan siswa memahami nilai (value) dari penilaian diri yaitu sebagai
penilaian formatif yang sangat berguna untuk memberikan informasi
tentang kemajuan diri sendiri dan bukan untuk memberikan angka pada
diri sendiri. Penilaian formatif memberikan kesempatan yang sangat besar
bagi pelaksanaan penilaian diri, dimana bukan hanya sekedar memeriksa
jawaban tetapi yang terutama adalah proses dimana siswa memonitor dan
mengevaluasi pemikiran mereka serta mengidentifikasi strategi yang dapat
meningkatkan pemahaman
3. Memberikan kriteria yang jelas. Penelitian yang dilakukan oleh Andrade
& Valtcheva (2009) menunjukkan bahwa penilaian diri dengan
menggunakan kriteria yang jelas, dapat meningkatkan pencapaian belajar.
Mcmillan & Hearn (2008) menginformasikan bahwa menyediakan kriteria
penilaian melalui rubrik, skala perhitungan dan lain-lain dapat menolong
siswa mengerti secara kongkrit ekspektasi yang diharapkan sehingga dapat
meningkatkan pencapaian siswa. Cara lain yang dapat dilakukan guru agar
siswa dapat memiliki kriteria yang jelas adalah dengan menyediakan
daftar keterampilan yang diharapkan beserta kriterianya dan meminta
siswa untuk merekam kemajuan mereka sendiri
4. Siswa , teman dan guru bekerja sama dalam menerapkan penilaian diri.
Kearney (2010) mendaftar langkah-langkah penerapan model penilaian
diri & penilaian teman yaitu;
a. Siswa bekerjasama dengan guru mengembangkan kriteria penilaian
b. Guru mencontohkan bagaimana menilai berdasarkan kriteria dan
menilai dengan tidak berdasarkan kriteria
c. Teman (peer) bekerjasama memberikan penilaian pada pekerjaan
temannya. Pekerjaan tersebut tidak diberi nama
d. Siswa kemudian menilai pekerjaannnya sendiri berdasarkan penilaian
yang telah mereka lakukan pada pekerjaan temannya
e. Guru memberikan penilaian. Ketiga penilaian tersebut kemudian
diakumulasikan dan

Tiga dimensi yang perlu diperhatikan dalam membuat training tersebut.


Pertama, libatkan siswa dalam membuat rubrik sederhana. Pelibatan siswa
akan mempermudah dalam beberapa hal yaitu pemilihan kalimat yang
mudah dimengerti oleh siswa, menunjuk kompetensi yang akrab dengan
siswa, dan mengikutsertakan performa yang dianggap penting bagi siswa.
Hal ini dapat meningkatkan validaitas dan realibitas penilaian diri. Kedua,
mengajarkan danmmemodelkan kepada siswa bagaimana mengaplikasikan
kriteria yang telah disusun bersama. Tiga, memberikan siswa umpan balik
terhadap penilaian diri mereka dengan melakukan triangulasi hasil
penilaian diri mereka, penilaian teman dan juga guru. Hal ini akan
memberikan kepercayaan diri bagi siswa untuk menilai diri mereka
sendiri. Dengan demikian konferensi dengan individu atau sekelompok
siswa untuk menyelesaiakan kesenjangan nilai perlu dilakukan.

5. Memasukkan penilaian diri dengan portofolio siswa. Portofolio adalah


kumpulan dari pekerjaan siswa yang bertujuan untuk memberikan
gambaran perkembangan proses pada periode waktu tertentu. Penilaian
diri , komentar-komentar guru serta rekaman perkembangan siswa dapat
merupakan bagian dari isi portfolio
6. Menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa
melakukan refleksi terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa kualitas refleksi berbanding lurus dengan kualitas
pertanyaan yang disediakan. Oleh karena itu guru berperan dalam
menyediakan pertanyaan – pertanyaan pendorong. Berikut beberapa
contoh pertanyaan untuk membantu refleksi;
a. Apa sebenarnya yang telah saya peroleh dengan melakukan tugas ini?
b. Seberapa baik saya telah mencapai tujuan pembelajaran melalui tugas
ini?
c. Apakah hal lain yang telah saya peroleh dengan melakukan tugas ini?
d. Bagian manakah yang kurang dapat dicapai dengan baik?
e. Bagaimana saya akan mengerjakan tugas ini dengan berbeda jika
diberi kesempatanuntuk mengulanginya?
f. Apakah tantangan yang terbesar dalam mengerjakan tugas ini?
g. Bagian apakah yang paling membosankan bagi saya dalam pengerjaan
tugas ini?
h. Apakah saya merasa bahwa waktu yang saya berikan dalam
mengerjakan tugas ini benarbenar sudah baik?
i. Bagaimana penilaian ini menolong/ menghalangi motivasi saya untuk
lebih belajar ?
j. Nasihat apa yang akan saya berikan kepada teman saya jika dia hendak
mengerjakan tugas yang sama?
k. Daftarkan tiga hal penting yang saya pikir saya perlu lakukan
sehubungan dengan topik yang baru dibahas ini
F. Instrumen Penilaian Portofolio, Penilaian Antar Peserta Didik, dan
Penilaian Diri

A. Instrumen Penilaian Portofolio

 Kriteria penilaian potofolio


No Kreteria skor Keterangan
1 Kebersihan Bersih =1
Agak kotor = 2
Kotor =1
2 Kerapian gambar Rapi =3
Agak rapi =2
Tidak rapi =1
3 Memenuhi sifat dan Memenuhi =3
hukum pada masing- Kurang =2
masing cermin dan Tidak memenuhi =1
lensa
4 Memenuhi komponen Memenuhi =3
dalam pembentukan Kurang =2
bayangan Tidak memenuhi =1
Total skor Skor maksimal= 12
Nilai 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100
12

 Contoh instrumen laporan kegiatan karya


No Kreteria skor Keterangan
1 Tata bahasa dan tanda tepat =1
baca yang digunakan kuramh tepat = 2
tidak tepat =1
2 Pemilihan kosa kata tepat =1
dan keterpaduan kuramh tepat = 2
kalimat tidak tepat =1
3 Kelengkapan laporan lengkap =3
Kurang lengkap =2
Tidak lengkap =1
4 Sistematika laporan sistematis =3
Kurang =2
Tidak =1
Total skor Skor maksimal= 12
Nilai 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100
12
 Instumen tabel kriteria penilaian
No Kreteria skor Keterangan
1 Ketepatan memilih tepat =1
bahan dasar untuk kuramh tepat = 2
membuat teropong tidak tepat =1
sederhana
2 Ketepatan pemilihan tepat =1
aksesoris kuramh tepat = 2
tidak tepat =1
3 Kerapihan rapih =3
Kurang =2
Tidak =1
4 Kebersihan Bersih =3
Kurang =2
Tidak =1
Total skor Skor maksimal= 12
Nilai 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100
12

 Rekapitulasi penilaian portopilio


No Nama portipolia Total Nilai Akhir
Nilai
1 2 3
B. Instrumen Penilaian Portofolio

Topik/sub topik :

Tanggal penilaian :

Nama teman yang dinilai :

Nama penilai :

1. Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti


pembelajaran fisika!
2. Beri tanda ceklis pada kolor yamng disediakan berdasarkan hasil
pengamatanmu
3. Serahkan hasil pengamatanmu pada gurumu!
No Aspek Pengamatan Muncul/Dilakukan
1 2 3
1 Teman saya bekerja sam dengan semua teman
2 Teman saya santun dalam berargumentasi
3 Teman saya menirima pendapat orang lain
4 Teman saya mengikuti pembelajaran dengan
semangat tinggi
5 Teman saya memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi teman lain
Jumlah Skor
Nlai Sikap
Propil Nilai Sikap

Catatan :

Skor 3 = selalu

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 1 = tidak pernah

Jumlah skor = jumlah skor setiap aspek

Nilai sikap = jumlah skor/jumlah maksimum X 3

Propil nilai sikap : 2,40-3,00 = SB 1,01-1,50 = C

1,51-2,39 = B 0-1,00 = K
DAFTRA PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Model Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Membaca


Pemahaman Beroreintasi Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter,
2(2), 164–178.

Kunandar.(2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rosidin, U. (2017). Evaluasi Dan Asesmen Pembelajaran. Yogyakarta: Media


Akademi.

Rustaman, N. Y. (2010). Penilaian Portofolio, 1–8.

Suardana, I. K. (2008). Penilaian Portopolio Dalam Pembelajaran Físika Berbasis


Inquari Terbimbing Di Smp Negeri 2 Singaraja. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 1(2), 122–134.

Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Siahaan, Meri Fuji. 2014 Kurikulum 2013 dan Penilaian Diri. Tangerang:
Universitas Pelita Harapan-Fakultas Ilmu Pendidikan

Supriyanto. (2015). Makalah Penilaian. Retrieved From


Http://Supriyantostai.Blogspot.Com/2015/01/Makalah-Penilaian.Html

Wulan, A. R. (2008). Penilaian Kinerja Dan Portofolio Pada Pembelajaran


Biologi, 1–16.

Anda mungkin juga menyukai