Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
SESI II:
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

Disusun Oleh :
Afi Wilda Hanifah
(20170320114)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan proposal Terapi Aktivitas Kelompok yang berjudul
“Stimulasi Persepsi: Halusinasi, Sesi II: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik “.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan proposal terapi aktivitas kelompok ini, adalah
untuk memenuhi penugasan individu dan untuk memenuhi upaya saya dalam
mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang sedang saya
pelajari.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan proposal terapi aktivitas kelompok ini. akhir kata, saya berharap proposal
TAK ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 29 April 2019

Afi Wilda Hanifah


b. Latar Belakang
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pegecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011)
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal)
atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realitas/kenyataan seperti melihat
bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang
apapun dari pancaindera, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik, atau histerik. (Wijayaningsih,
2015)
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan
dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial
tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya
adalah Terapi aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternative penyelesaian masalah (Budi Anna Keliat dan Akemat, 2005 )

c. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
d. Kriteria Klien
1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
2. Klien yang mengalami perbahan persepsi

e. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

f. Media dan Alat


1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/ flipchart.
2. Jadwal kegiatan klien.

g. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi

h. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi sebelumnya
b. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi,
dan perasaan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol
halusinasi.
2. Menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “pergi jangan ganggu
saya”, “saya mau bercakap-cakap dengan …”.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi
dimulai dari klien di sebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua
peserta mendapat giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap
klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul.
2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
i. Pengorganisasian
1. Leader
Tugas:
a. Menyusun perencanaan pelaksanaan TAK
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan umpan balik.
d. Sebagai role model
e. Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik.

2. Co-leader
Tugas:
a. Membantu leader dalam mengorganisir kemampuan anggota kelompok
b. Membantu mengobservasi kemampuan klien dalam TAK
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3. Fasilitator
Tugas:
a. Memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan memotivasi anggota
kelompok
b. Mempertahankan kehadiran anggota kelompok
c. Mencegah atau hambatan kelompok dari dalam maupun dari luar kelompok

4. Observator
Tugas:
a. Mengobservasi setiap respons klien
b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien (jumlah peserta yang hadir, daftar hadir, yang memberikan ide dan pendapat,
topic dan diskusi, respons verbal dan nonverbal)
c. Memberikan umpan balik kepada kelompok
d. Mengobservasi respons anggota kelompok
e. Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
f. Mencatat modifikasi strategi untuk kegiatan kelompok berikutnya.
j. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Terapi Aktivitas Kelompok ini akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu, 24 April 2019
Waktu : 12.30 WIB – 15.15 WIB
Lamanya : ± 15 menit
Tempat : Ruang Tutorial 6

k. Susunan Pelaksana
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut:
a) Leader : Afi Wilda Hanifah
b) Co. Leader : Rosa Lintang Pamungkas
c) Fasilitator : Nida Nurul Awalia
d) Observator : Athaya Zafira & Muhammad Taufik

2. Pasien peserta TAK sebagai berikut:


a) Tn Z
b) Tn K
c) Tn O
d) Ny M
e) Ny P

l. Tata Tertib
1. Tata Tertib pelaksanaan TAK
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai.
c) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d) Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
e) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan.
g) Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.
h) Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah habis, sedangkan
permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK


a) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau klien yang lain

b) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:


- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali lagi

c) Bila ada klien lain ingin ikut


- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
- oleh klien tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran

m. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi halusinasi Sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi
dengan menghardik. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2:
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
NO Aspek yang dinilai Nama Klien:

1 Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Menyebutkan
efektivitas cara

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.Untuk tiap
klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa digunakan untuk
2. mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan
memperagakannya. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak
mampu.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi Sesi. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi.
Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari
(buat jadwal).
Daftar Pustaka
Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Trans Info Media.
Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Budi anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai