Anda di halaman 1dari 5

UNJUK KERJA BIOADITIVE DARI GLISEROL

Usulan Penelitian untuk Tesis S-2


Program Studi Magister Teknik Kimia

diajukan oleh
Fikrah Dian Indrawati Sawali
18/457371/PTK/12604

Kepada :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
MEI, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang beragam, salah

satunya adalah ketersediaan sumber daya energi nya yang cukup melimpah.

Indonesia sendiri memiliki tingkat kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang

kian tahun kian meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi

dan penduduk. Akan tetapi, peningkatan konsumsi ini tidak diiringi dengan

peningkatan produksi minyak mentah domestik. Alhasil, Indonesia ketergantungan

terhadap impor minyak mentah dan BBM yang mencapai 1,15 Triliun per hari. Pada

tahun 2014 kebutuhan BBM nasional mencapai 1,5 juta barel per hari (bph) dengan

estimasi minyak mentah yang diproduksi dalam negeri sekitar 820 ribu bph dan

sisanya terpenuhi melalui kegiatan impor berupa minyak mentah ataupun BBM

(media Indonesia).

Apalagi industri yang ada di Indonesia masih bergantung pada bahan bakar

fosil, dimana tercatat sekitar 49,4 % porsi konsumsi energi nasional berasal dari

bahan bakar fosil (koran Tempo). Indonesia sendiri merupakan negara penghasil,

pengekspor dan produsen batubara terbesar didunia per tahun 2014 dengan tingkat

reservasi batubara diperkirakan mencapai 31.270 juta ton, dan lebih dari 80%

berada di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan (Higher). Bahan bakar fosil atau

bahan bakar mineral merupakan bahan bakar yang paling banyak di gunakan secara

global yaitu terdiri dari hampir 90% dari cadangan energi dunia, terutama di negara
– negara berkembang (antara news). Bahan bakar ini mengandung hidrokarbon

seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam dengan menjadikan batubara sebagai

komponen utamanya yaitu hampir 90% dari total energi bahan bakar fosil

(Advanced Mine Ventilation).

Sementara itu, penggunaan bahan bakar fosil yang dilakukan secara terus

menerus akan menyebabkan ketersediaan nya yang semakin menipis, mengingat

jenis bahan bakar ini tidak dapat diperbaharui (Fossil Fuels,Imran). Selain itu,

nantinya akan berdampak pada penghasilan sejumlah besar gas berbahaya seperti

karbon dioksida, dinitrogen oksida dan metana. Dimana, gas CO2 merupakan

penyumbang terbesar sekitar 75% dari total gas rumah kaca (IMPACT of fossil,

irwan hanif, fossil fuels). Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila Indonesia

menjadi negara terbesar ke tiga penyumbang gas rumah kaca di kawasan Asia

Tenggara dengan total 296428,41 Kiloton (world bank data). Dengan menipisnya

bahan bakar fosil serta polusi lingkungan yang disebabkannya cukup serius,

mendesak Indonesia untuk untuk mulai beralih pada bahan bakar yang berasal dari

sumber energi terbarukan (production bio fuel), salah satu nya yaitu biodiesel.

Biodiesel merupakan salah satu alternative pengganti bahan bakar

konvensional (Bahan Bakar Fosil). Biodiesel ini diproduksi dari berbagai bahan

baku organik, seperti minyak nabati, lemak hewani dan minyak biji tanaman.

Sehingganya memiliki sifat tidak beracun dan biodegradable (variasi sifat fisik,

ghanei). selain itu, penggunaan biodiesel dapat secara signifikan mengurangi emisi

dan kandungan sulfur di udara yang lebih sedikit. Di Indonesia sendiri penggunaan

biodiesel sudah mulai dilakukan oleh pemerintah hal ini terbukti dengan
dikeluarkannya kebijakan mendatori mengenai pemanfaatan 30% biodiesel sebagai

campuran bahan bakar minyak yang terus meningkat dengan target 2020-2025

(Peraturan Mentri ESDM No.12 Tahun 2015). Peningkatan kapasitas produksi

biodiesel pun cukup meningkat sebesar 4,02 juta KL dengan total penghematan

devisa 28,42 Triliun Rupiah pada tahun 2018 (Buletin Bioenergi). Untuk produksi

biodiesel yang ada di Indonesia sendiri diperoleh dari proses transesterifikasi dari

Crude Palm Oil yang kemudian menghasilkan biodiesel dengan hasil samping yaitu

gliserol dengan rasio volumetrik 1:10 atau dalam 1 m3 biodiesel menghasilkan 0,1

m3 gliserol (dharmawan). Dikarenakan ketersediaan gliserol sebagai hasil samping

dari biodiesel yang cukup banyak membuat gliserol dapat dimanfaat kan menjadi

berbagai macam produk lainnya. Gliserol sendiri dapat digunakan sebagai bahan

pembuatan resin alkyl, ester gum, plastiliser, sebagai solven, minyak pelumas,

kosmetik, farmasi dan sebagainya. Salah satu yang dapat di

Gliserol terdapat dalam bentuk lemak hewan dan tumbuhan serta bermacam-macam

minyak. Gliserol dapat digunakan sebagai bahan pembuatan alkyl resin, ester gum, obat-obatan

dan farmasi, kosmetik, wangi-wangian, bahan pembuatan sabun, bahan peledak, sebagai

bahan plastiliser, sebagai solven dan pembuatan gula-gula dan ice cream, sebagai minyak

pelumas, dan sebagainya. Tujuan dari Pra Rancangan Pabrik Gliserol dari Hasil Samping

Pabrik Biodiesel adalah untuk memanfaatkan hasil samping pabrik biodiesel, sehingga

menghasilkan produk yang lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan perindustrian akan

gliserol dan menambah lapangan kerja di dunia industri, secara khusus industri kimia. Proses

produksi gliserol ini adalah: produk samping dari pabrik biodiesel ditampung di Tangki

Penampungan

Anda mungkin juga menyukai