TINJAUAN UMUM
Tabel 2.1.1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi Tahun 2014
LuasWilayah Jumlah
No Kelurahan
Km2 RW RT
1 Sungai Miai 0,98 3 35
8
9
b. Keadaan Demografi
Dengan Luas Wilayah 1,74 km2, wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi
memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.834 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga
(KK) sebanyak 6.189 KK.
Tabel 2.1.2. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi Tahun
2014
- S1 1
- D3 ( AKBID ) 6
Perawat
- S1 1
5
- D3 (AKPER ) 2
- SPK 3
6 Perawat Gigi 2
7 Apoteker 1
8 Asisten Apoteker 2
9 Petugas Kesling 1
10 Petugas Laboratorium 2
11 Refraksionis 1
12 Petugas Gizi 3
13 Fisioterafis 0
JUMLAH 31
1. 1 Puskesmas Induk
2. 1 Puskesmas Pembantu
3. 12 Puskesmas Keliling (Pusling)
a) 10 Pusling di Posyandu
b) 2 Pusling di Puskesdes
4. 17 Posyandu
5. 3 Posyandu Lansia
6. 2 Puskesdes
7. 1 Pusbindu
A. Ruang Apotek
1 Laptop 1
2 AC 2
3 Lemari Besi 1
4 Lemari Es 1
5 Printer 1
6 Blender Obat 1
7 Mortir Stemper 1
8 Meja Tulis 3
9 Kursi 5
10 Bak Sampah 1
11 Sealing Machine 1 1 Paket dengan
spoon plastik
dan kertas
pembungkus
13
12 Dispenser 1
13 Rak Obat 2 1 rak berisi 25
kotak obat
14 Wastafel 1
B. Gudang Obat
12 Rak Kayu 1
13 Rak Besi 2
14 Lemari Kayu 1
Lemari Narkotika dan
15 1
Psikotropika
Pengelolaan sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan kesehatan. Pengelolaan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan bertujuan untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efisien,efektif dan
rasional.
b. Pengadaan
Pengadaan obat adalah suatu proses pengumpulan dalam
rangka menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di puskesmas.
19
SO = SK + SWK+ SWT + SP – SS
Keterangan :
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead
time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap
obat-obatan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di unit
pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
Gudang obat Puskesmas merupakan tempat yang digunakan
untuk menyimpan semua perbekalan farmasi untuk kegiatan yang
dilakukan di Puskesmas. Adapun persyaratan gudang obat
Puskesmas sebagai berikut:
1) Luas minimal 3x4 m2.
2) Ruangan kering tidak lembab.
3) Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab atau
panas.
4) Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung.
5) Lantai dibuat dari semen yang tidak memungkinkan
bertumpuknya debu atau kotoran lain. Bila perlu dibuat alas
papan.
6) Dinding dibuat licin.
7) Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.
8) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.
9) Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
10) Tersedia lemari atau laci khusus untuk narkotik dan
psikotropik yang selalu terkunci.
11) Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan.
e. Pelaporan
Pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib,
baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah sebagai bukti bahwa
suatu kegiatan yang telah dilakukan, sumber data untuk
melakukan pengaturan dan pengendalian, sumber data dalam
pelaporan. Selain itu, pencatatan stok obat juga bertujuan untuk
mengetahui pengeluaran dan pemasukan obat, sehingga mudah
dimonitor. Pencatatan stok dapat dilakukan untuk periode
tertentu, baik per hari, minggu atau perbulan. Pencatatan pada
buku pemasukan, hanya dilakukan pada waktu barang masuk ke
Apotek di Puskesmas.
Penyelenggaraan pencatatan:
1) Gudang Puskesmas
a) Penerimaan dan pengeluaran obat gudang dicatat dalam
kartu stok.
b) LPLPO dibuat berdasarkan kartu stok obat dan catatan
harian penggunaan obat.
2) Kamar obat
a) Jumlah obat yang dikeluarkan untuk pasien dicatat pada
buku pengeluaran harian.
b) LPLPO ke gudang obat dibuat berdasarkan catatan
pemakaian harian dan sisa stok.
24
3) Puskesmas keliling
Pencatatan dilaksanakan seperti pada kamar obat.
(Depkes RI, 2005)
a. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan untuk Puskesmas setiap periode
dilaksanakan oleh Pengelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas. Data mutasi obat yang dihasilkan oleh
Puskesmas merupakan salah satu faktor utama dalam
mempertimbangkan perencanaan kebutuhan obat tahunan. Dalam
proses perencanaan kebutuhan obat per tahun, Puskesmas diminta
menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan LPLPO
fungsinya yaitu untuk analisis penggunaan, perencanaan
kebutuhan, pengendalian persediaan dan pembuatan laporan
pengelolaan obat.
b. Pengadaan
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-
masing Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format
LPLPO. Sedangkan, permintaan dari sub unit ke Kepala
Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub
unit.
Untuk pengadaan, pada awalnya dibuat surat pesanan oleh
Apoteker berupa LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat), yang kemudian ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas yang bersangkutan. LPLPO dibuat sebanyak 4
25
d. Penyimpanan
Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Puskesmas
disimpan pada lemari khusus yang terbuat dari kayu (atau bahan
lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada dinding, memiliki
2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu, satu untuk pemakaian
sehari hari seperti kodein, dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan
garam - garamnya. Lemari tersebut terletak di tempat yang tidak
diketahui oleh umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asisten
Apoteker yang bertugas dan penanggung jawab
narkotika/psikotropika.
e. Pelaporan
Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap bulan.
Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bulan
bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan, satuan,
persediaan awal bulan) pada Dinkes setempat.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika,
menyatakan pabrik obat, PBF, sarana penyimpanan sediaan
farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai
26
b. Komposisi
c. Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
d. Dosis Pemakaian
e. Cara Pemakaian
f. Khasiat/Kegunaan
g. Kontra Indikasi (bila ada)
h. Tanggal kadaluarsa
i. Nomor ijin edar/nomor registrasi
j. Nomor kode produksi
k. Nama dan alamat industri