Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI KEUANGAN MENEGAH II

RESUME

BAB 17 : INVESTASI

DISUSUN OLEH:

AINUN SITI DARUSDATI (142170020)

ANNISA PANTJORO (142170027)

ANANDYA PARAMESWARA KUSUMA (142170038)

ARGATA SETYAWATI (142170049)

ALIFA NIDA MAHARANI (142170053)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2019
AKUNTANSI ASET KEUANGAN
Aset keuangan (financial asset) adalah kas, investasi ekuitas dari perusahaan lain
(misalnya saham biasa atau saham preferen), atau hak kontraktual untuk menerima kas dari
pihak lain (misalnya dari pinjaman, piutang, dan obligasi).
IASB mencatat bahwa nilai wajar dan pendekatan berbasis biaya dapat memberikan
informasi yang berguna bagi pembaca laporan keuangan untuk asset keuangan jenis tertentu
dalam keadaan tertentu. Akibatnya IASB mewajibkan perusahaan mengklasifikasikan asset
keuangan dalam dua kategori: biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar-tergantung pada
keadaannya.

Dasar Pengukuran
IFRS mengharuskan perusahaan mengukur asset keuangan berdasarkan dua kriteris:
a. Model bisnis perusahaan untuk mengelola asset keuangan
b. Karakeristik arus kas kontraktual dari asset keuangan.
Perusahaan mencatat investasi berdasarkan jenis efek, seperti yang ditunjukkan pada
ilustrasi berikut ini:

Jenis Penilaian Kriteria Internal Pendekatan Penilaian


Investasi

Utang Memenuhi model bisnis (dimiliki untuk ditagih) Biaya perolehan diamortisasi
dan uji arus kas kontraktual.

Tidak memenuhi uji model bisnis (tidak dimiliki Nilai Wajar


untuk ditagih)

Ekuitas Tidak memenuhi uji arus kas kontraktual Nilai wajar*

*untuk beberapa investasi ekuitas dimana investor mengeksekusi sebagian kepemilikannya


kepada investee, dengan menggunakan metode ekuitas.

BAGIAN 1. INVESTASI UTANG


Investasi utang ditandai dengan pembayaran kontraktual pada tanggal tertentu dari
pokok dan bunga atas jumlah pokok terutang.

Investasi Utang-Biaya Perolehan diamortisasi


Jika perusahaan seperti Carerefour (FRA) melakukan investasi dalam bentuk obligasi
pada Nokia (FIN), maka akan menerima kas kontraktual dari bunga selama umur obligasi dan
pembayaran pokok pada saat jatuh tempo, sehingga investasi akan diukur pada biaya perolehan
diamortisasi.
Contoh:
Diasumsikan Robinson Company membeli obligasi Evermaster Corporation senilai
$100.000 dengan diskon diskonto 8% pada tanggal 1 Januari 2011, dengan membayar $92.278.
obligasi jatuh tempo pada 1 Januari 2016, dan yield sebesar 10%. Bunga dibayarkan setiap 1
Juli dan 1 Januari. Robinson mencatat investasi:
1 Januari 2011
Investasi utang 92.278
Kas 92.278

PEMBELIAN OBLIGASI 8% PADA YIELD 10 %

Tanggal Penerimaan Kas Pendapatan Bunga Amortisasi Jumlah Tercatat


Diskonto Oligasi Obligasi

1/1/11 $ 4.000 $ 92.278

1/7/11 $ 4.000 $ 4.614 $ 614 $ 92.892

1/1/12 $ 4.000 $ 4.645 $ 645 $ 93.537

1/7/12 $ 4.000 $ 4.677 $ 677 $ 94.214

1/1/13 $ 4.000 $ 4.711 $ 711 $ 94.925

1/7/13 $ 4.000 $ 4.746 $ 746 $ 95.671

1/1/14 $ 4.000 $ 4.783 $ 783 $ 96.454

1/7/14 $ 4.000 $ 4.823 $ 823 $ 97.277

1/1/15 $ 4.000 $ 4.864 $ 864 $ 98.141

1/7/15 $ 4.000 $ 4.907 $ 907 $ 99.048

1/1/16 $ 4.000 $ 4.952 $ 952 $ 100.000

$ 40.000 $ 47.722 $ 7.722

100.000*0,08*6/12 = 4.000
92.278*0,10*6/12 = 4.614
4.614-4.000 = 614
92.278+614

Robinson mencatat penerimaan pembayaran bunga 1 Juli 2011


Kas 4.000
Investasi utang 614
Pendapatan bunga 4.614
Robinson mencatat amortisasi diskonto pada 31 Desember 2011
Piutang bunga 4.000
Investasi utang 645
Pendapatan bunga 4.645
Asumsikan Robinson Company menjual investasinya pada obligasi Evermaster tanggal
1 November 2013 sebesar 99 ¾ % ditambah bunga yang masih harus dibayar. Amortisasi
diskonto dari 1 Juli sd 1 November 2013 adalah 522 (4/6 * 783). Robinson mencatat amortisasi
sbg brkt:
1 November 2013
Investasi utang 522
Pendapatan bunga 522

Harga penjualan obligasi (diluar bunga yang masih hrs dibyr) 99 ¾ % *100.000 99.750
Dikrg: nilai buku obligasi 1 November 2013
Biaya perolehan diamortisasi, 1 Juli 2013 95.671
Ditambah amortisasi diskonto periode 1 Juli 2013-1 Nov 2013 522 96.193
Keuntungan atas penjualan obligasi 3.557

Robinson mencatat penjualan obligasi sbg berikut


Kas 102.417
Pendapatan bunga (4/6 *4.000) 2.667
Investasi utang 96.193
Keuntungan atas penjualan investasi utang 3.557

Investasi Utang-Nilai Wajar


Investasi utang disebut sebagai investasi perdagangan. Karena perusahaan sering
membeli dan menjual investasi untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek dari
selisih harga. Perusahaan yang menghitung dan melaporkan investasi utang pada nilai wajar,
mengikuti jurnal akuntansi yang sama dengan investasi utang yang dimiliki untuk ditagih
selama periode pelaporan. Artinya, investasi utang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Contoh investasi utang pada nilai wajar efek tunggal)


Robinson Company membeli obligasi Evermaster Corporation senilai $100.000 dengan
tingkat diskon 8% pada tanggal 1 Januari 2011 dengan membayar $92.278. obligasi jatuh
tempo 1 Januari 2016, dan yield sebesar 10%. Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 Juli dan 1
Januari.
Jurnal tahun 2011 sama dgn biaya perolehan diamortisasi. Jurnal ini adalah sebagai berikut:
1 Januari 2011
Investasi utang 92.278
Kas 92.278
1 Juli 2011
Kas 4.000
Investasi utang 614
Pendapatan bunga 4.614
31 Desember 2011
Piutang bunga 4.000
Investasi utang 645
Pendapatan bunga 4.645

Untuk menerapkan pendekatan nilai wajar, Robinson menentukan bahwa akibat


penurunan suku bunga, nilai wajar dari investasi utang meningkat menjadi $95.000 pada
tanggal 31 Desember 2011. Robinsosn akan memiliki keuntungan $1.463 seperti berikut ini:

Nilai wajar pada 31 Desember 2011 $95.000


Biaya diamortisasi pada 31 Desember 2011 93.537
Keuntungan / kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi 1.463

Jurnal untuk mencatat penyesuaian investasi utang pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
Penyesuaian nilai wajar efek 1.463
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang belum direalisai-laba rugi 1.463

Robinson melaporkan investasinya dalam obligasi Evermaster pada laporan keuangan


tanggal 31 Desember 2011
Laporan Posisi Keuangan
Investasi
Investasi utang $95.000
Asset lancet
Piutang bunga 4.000
Laporan Laba Rugi
Pendapatan dari beban lain
Pendapatan bunga (4.614+4.645) 9.259
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang direalisasi 1.463

Pada tanggal 31 desember 2012, asumsikan bahwa nilai wajar dari investasi utang
Evermaster adalah 94.000. dalam hal ini, Robinson mencatat kerugian akibat pemilikan yang
belum direalisasi sebesar $2.388

INVESTASI UTANG
31 DESEMBER 2012

Investasi Biaya perolehan Nilai wajar Keuntungan


diamortisasi (kerugian yang
belum direalisasi

Obligasi 10% Evermaster Corporation $ 94.925 $ 94.000 $ (925)


Dikurangi: saldo penyesuaian nilai wajar $ 1463
efek sebelumnya (Dr)
Penyesuaian nilai wajar efek $(2.388)

Robinson membuat jurnal sebagai berikut


Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang belum direalisai-laba rugi 2.388
Penyesuaian nilai wajar efek 2.388

Robinson melaporkan investasinya dalam obligasi Evermaster pada laporan Keuangan


31 Desember 2012 sebagai berikut
Laporan Posisi Keuangan
Investasi
Investasi utang $95.000
Asset lancet
Piutang bunga 4.000
Laporan Laba Rugi
Pendapatan dari beban lain
Pendapatan bunga (4.677+4.711) 9.388
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang direalisasi (2.388)

Sekarang asumsikan Robinson menjual investasinya dalam obligasi Evermaster tanggal


1 November 2013, pada 99 ¾ % ditambah bunga yang masih harus dibayar, mirip dengan
ilustrasi sebelumnya. Semua jurnal dan perhitungan adalah sama dengan contoh biaya
perolehan diamortisasi. Satu-satunya perbedaan terjadi pada 31 Desember 2013, karena
obligasi tidak lagi dimiliki Robinson, maka akun penyesuaian nilai wajar efek harus dilaporkan
sebesar 0.
Robinson membuat jurnal untuk mencatat penghapusan dari akun penilaian sebagai berikut:
Penyesuaian nilai wajar efek 925
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang belum direalisai-laba rugi 925

Contoh Investasi Utang pada Nilai Wajar (Portofolio)


Asumsikan Webb Corporation memiliki dua investasi utang yang dihitung pada nilai wajar.

PORTOFOLIO INVESTASI UTANG


31 DESEMBER 2011

Investasi Biaya perolehan Nilai wajar Keuntungan


diamortisasi (kerugian yang
belum direalisasi

Obligasi 8% Walson Corporation $ 93.537 $ 103.600 $ 10.063


Obigasi 10% Anacomp Corporation 200.000 180.400 (19.600)
Total portofolio $ 293.537 $ 284.000 $ (9.537)
Saldo penyesuaian nilai wajar efek 0
sblmnya
$ (9.537)
Penyesuaian nilai wajar efek-Cr

Webb membuat jurnal penyesuaian pada akun penyesuaian nilai wajar efek untuk
mencatat kerugian sebagai berikut:
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang belum direalisai-laba rugi 9.537
Penyesuaian nilai wajar efek 9.537

Penjualan Investasi Utang


Jika perusahaan menjual obligasi sebagai nilai wajar investasi sebelum tanggal jatuh
tempo, maka harus membuat jurnal untuk menghapus akun investasi utang atas biaya perolehan
diamortisasi dari obligasi yang dijual.
Asumsikan bahwa Webb Corporation menjual obligasi Watson pada tanggal 1 Juli 2012
seharga $9.000, pada saat biaya perolehan diamortisasi sebesar $94.214. Ilustrasi yang
menunjukkan perhitungan sgb berikut:

Biaya perolehan diamortisasi (obligasi Watson) $94.214


Dikrg: harga jual obligasi 90.000
Kerugian atas penjuaan obligasi 4.214

Webb mencatat penjualan obligasi Watson sbg berikut


1 Juli 2012
Kas 90.000
Kerugian atas penjualan investasi utang 4.214
Investasi utang 94.214

Dengan asumsi tdk ada pembelian lainnya dan penjualan obligasi pada tahun 2012, Webb
pada tgl 31 Desember 2012, memiliki informasi:

PORTOFOLIO INVESTASI UTANG


31 DESEMBER 2011

Investasi Biaya perolehan Nilai wajar Keuntungan


diamortisasi (kerugian yang
belum direalisasi
Obigasi 10% Anacomp Corporation
Total portofolio $ 200.000 $ 195.000 $ (5.000)
Saldo penyesuaian nilai wajar efek $ (9.537)
sblmnya
$ 4.537
Penyesuaian nilai wajar efek-Cr

Jurnal pada 31 Desember 2012


Penyesuaian nilai wajar efek 4.537
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang belum direalisai-laba rugi 4.537

Penyajian Laporan Keuangan

Laporan Posisi Keuangan


Investasi
Investasi utang $195.000
Asset lancet
Piutang bunga xxx
Laporan Laba Rugi
Pendapatan dari beban lain
Pendapatan bunga xxx
Kerugian atas penjualan investasi 4.214
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang direalisasi 4.537

Opsi Nilai Wajar


Asumsikan bahwa Hardly Company membeli obligasi yang diterbitkan Bank Sentral
Jerman. Hardly berencana memiliki investasi utang sampai jatuh tempo dalam jangka waktu
lima tahun. Pada tanggal 31 Desember 2011, biaya perolehan diamortisasi investasi ini adalah
$100.000. Nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2011 adalah $113.000. Jika Hardy memilih
opsi nilai wajar untuk memperhitungkan investasi ini, jurnal yang harus dibuat tanggal 31
Desember 2011 adalah:
Inverstasi utang- obligasi jerman 13.000
Keuntungan/ kerugian akibat pemilikan yang belum direalisai-laba rugi 13.000
Dalam situasi ini, Hardy menggunakan akun investasi utang-obligasi Jerman untuk
mencatat perubahan nilai wajar pada tanggal 31 Desember. Perusahaan tidak menggunakan
akun penyesuaian nilai wajar efek karena akuntansi untuk opsi nilai wajar atas dasar investasi
per investasi, bukan atas dasar portofolio. Hardy harus menggunakan metode nilai wajar untuk
mencatat investasi ini sampai tidak memiliki kepemilikan efek.

INVESTASI EKUITAS
Investasi ekuitas adalah hak kepemilikan, seperti saham biasa, saham preferren, atau
saham modal lainya. Investasi ini juga termasuk hak untuk memperoleh atau melepaskan
kepemilikan pada harga yang telah disepakati atau ditentukan, seperti waran dan hak.biaya
perolehan investasi ekuitas diukur pada harga pembelian efek.
Tingkat dimana salah satu perusahaan (investor) memperoleh hak dalam saham
peusahaan lainya menentukan perlakuan akuntansi untuk investasi setelah ekuitas. Klasifikasi
tersebut tergantung pada presentase hak suara yang dipegang investor
1. Kepemilikan kurang dari 20%(metode nilai wajar)-investor memiliki hak pasif.
2. Kepemilikan antara 20%sampai 50 % (metode ekuitas) investor mempuyai pengaruh
signifikan.
3. Kepemilikan lebih dari 50% (laporan konsolidasi) investor memiliki kepentingan
pengendali.

INVESTASI EKUITAS PADA NILAI WAJAR


Jika investor memiliki hak kurang dari 20% , maka dianggap bahwa investor tersebut
memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh. Ada dua klasifikasi untuk kepemilikan kurang dari
20%. Berdasarkan IFRS anggapan bahwa investasi ekuitas yang dimiliki untuk
diperdagangkan. Artinya, perusahaan memiliki efek terebut untuk mendapatkan keuntungan
dari perubahan harga.

METODE EKUITAS
Perusahaan investor dapat memiliki kepemilikan kurang dari 50% pada perusahaan
investee sehingga tidak memiliki pengendalian secara hukum. Akan tetap investasi dengan
voting saham kurang dari 50% masih dapat memberikan investor kemampuan untuk
melakukan pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan investee.
KONSOLIDASI
Jika salah satu perusahaan mengakuisisi hak kepemilikan kebih dari 50% pada
perusahaan lain maka dikatakan memiliki kepentingan pengendali. Dalam hubungan tersebut
perusahaan investor disebut sebagai entitas induk dan perusahaan investee disebut entitas anak.

PENURUNAN NILAI
Perusahaan harus mengevaluasi setiap investasi yang dimiliki untuk ditagih, pada setiap
tanggal pelaporan, untuk menentukan apakah investasi tersebut telah mengalami penurunan
nilai-kerugian nilai pada nilai wajar investasi dibawah nilai tercatatnya. Jika perusahaan
menentukan bahwa investasi mengalami penurunan nilai , perusahaan menurunkan atas dasar
biaya perolehan diamortisasi dari masing-masing efek untuk mencerminkan kerugian dalam
nilai ini. Untuk investasi utang perusahaan menggunakan uji penurunan nilai untuk
menentukan apakah kemungkinan besar investor tidak akan mampu untuk menagih semua
jumlah yang jatuh tempo sesuai dengan persyaratan kontraktual.

Pengalihan Antarkategori
Tranfer diantara setiap kategori diperhitungkan sebesar nilai wajar. Jadi, jika sekuritas
yang tersedia untuk dijual ditransfer ke investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo, maka
investasi baru ini (yang dimiliki sampai jatuh tempo) dicatat pada tanggal transfer sebesar nilai
wajar kategori yang baru. Demikian pula jika investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo
ditransfer menjadi investasi yang tersedia untuk dijual, maka investasi yang baru (yang tersedia
untuk dijual) dicatat pada nilai wajarnya. Aturan nilai wajar ini memastikan bahwa perusahaan
tidak mungkin menghindari pengakuan nilai wajar hanya dengan mentransfer sekuritas ke k
ategori dimiliki sampai jatuh tempo.

Penyesuaian Reklasifikasi
Perubahan keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum direalisasi yang berkaitan
dengan sekuritas yang tersedia untuk dijual dan dilaporkan sebagai bagian dari laba
komprehensif lainnya. Perusahaan mempunyai opsi untuk menampilkan komponen-komponen
laba komprehensif lainnya tersebut dalam :
• Laporan laba-rugi dana laba komprehensif gabungan
• Laporan laba komprehensif yang terpisah yang dimulai dengan laba bersih
• Laporan ekuitas pemegang saham
Pelaporan perubahan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba
komprehensif bersifat langsung kecuali jika sekuritas dijual selama tahun berjalan. Dalam hal
ini, terjadi perhitungan ganda apabila keuntungan atau kerugian yang direalisasi dilaporkan
tidak hanya sebagai bagian dari laba bersih tetapi juga diperlihatkan sebagai bagian dari laba
komprehensif lain dalam periode berjalan atau dalam periode sebelumnya. Untuk memastikan
bahwa keuntungan dan kerugian tidak dihitung dua kali pada saat penjualan terjadi diperlukan
suatu penyesuaian reklasifikasi (reclassification adjustment).
Kontroversi Nilai Wajar
Pelaporan sekuritas investasi itu bersifat kontroversial. Sejumlah kalangan meyakini
bahwa semua sekuritas harus dilaporkan pada nilai wajar; yang lain meyakini bahwa semuanya
harus dinyatakan pada biaya yang diamortisasi. Yang lain lagi lebih menyukai pendekatan
sekarang.

Keuntungan Perdagangan
Sekuritas hutang tertentu dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai
jatuh tempo dan dilaporkan pada biaya yang diamortisasi; sementara sekuritas hutang dan
ekuitas lainnya dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang tersedia untuk dijual dan
dilaporkan pada nilai wajarnya dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
dilaporkan sebagai laba komprehensif lainnya.
Dalam kedua kasus itu, perusahaan bisa terlibat dalam “perdagangan keuntungan” (juga
disebut sebagai “cherry picking”, “snacking” atau “menjual yang terbaik dan menyimpan
sisanya”) . Dalam perdagangan keuntungan, perusahaan menjual “yang menang” (yang
harganya naik), melaporkan keuntungan dalam laba, dan menyimpan yang kalah.

Kewajiban Tidak Dinilai Secara Wajar


Jika sekuritas investasi harus dilaporkan pada nilai wajarnya maka kewajibannya juga
harus demikian menurut banyak akuntan. Menurut mereka dengan mengakui perubahan nilai
pada satu sisi aktiva saja, akan terjadi tingkat volatilitas yang tinggi dalam jumlah laba dan
ekuitas pemegang saham.
Lebih jauh lagi menurut para akuntan, institusi keuangan akan terlibat dalam
manajemen aktiva dan kewajiban (bukan hanya manajemen aktiva saja). Dengan
memperhatikan hanya satu sisi saja, dapat menyebabkan pembuatan keputusan yang tidak
ekonomis sebagai akibat akuntansi ini.

Subjektivitas Nilai Wajar


Sebagian orang mempertanyakan relevansi ukuran nilai wajar untuk investasi dalam
sekuritas, dengan mendukung pelaporan berdasarkan biaya yang diamortisasi. Mereka
berkeyakinan bahwa biaya yang diamortisasi akan memberikan informasi yang relevan karena
memusatkan perhatian pada keputusan untuk memperoleh aktiva, pengaruh keputusan tersebut
pada laba yang akan direalisasi dari waktu ke waktu dan nilai akhir aktiva yang dapat
dipulihkan.

MENDEFINISIKAN DERIVATIF
Contoh 1 : Kontrak Forward
Asumsikan bahwa perusahaan Lenovo (CHN) percaya bahwa harga saham Google
(AS) akan meningkat secara substansial dalam tiga bulan mendatang. Namun, Lenovo tidak
memiliki sumber daya kasuntuk membeli saham Google saat ini. Oleh karena itu, Lenovo
melakukan kontrak dengan broker (perantara pedagang efek) untuk pengiriman 10.000 saham
Google pada tiga bulan yang akan datang pada harga sebesar $110 per saham.
Lenovo telah melakukan kontrak forward, salah satu jenis instrument derivative.
Berdasarkan kontrak tersebut, Lenovo telah memiliki hak untuk menerima 10.000 saham
google dalam tiga bulan yang akan datang. Dan Lenovo memiliki kewajiban untuk membayar
sebesar $110 per sahamsaat menerima saham google. Manfaat dari kontrak derivative yaitu
Lenovo dapat membeli saham google saat ini dan menerima pengirimn sahamnya tiga bulan
yang akan datang. Jika saham naik, Lenovo akan memeperoleh keuntungan, dan sebaliknya
jika harga sahamnya turun Lenovo akan mengalami kerugian.

Contoh 2 : Kontrak Opsi


Anggap bahwa Lenovo membutuhkan dua minggu untuk memutuskan apakah akan
membeli saham Google. Oleh karena itu Lenovo melakukan jenis kontrak yang berbeda, yaitu
meberikan kepada Lenovo hak untuk membeli saham Google pada harga kini dalam waktu dua
minggu kedepan. Sebagai bagian dari kontrak, broker membebankan sebesar $3.000 untuk
memiliki kontrak selama dua minggu pada harga yang telah diteteapkan. Dalam hal ini Lenovo
telah melakukan kontrak opsi. Dari kontrak tersebut, Lenovo telah menerima hak, tetapi bukan
kewajiban.
Kontrak Forward dan kontrak opsi keduannya melibatkan pengiriman saham dimasa
depan. Nilai kontrak bergantung pada asset dasar saham. Dengan demikian instrument keungan
ini disebut sebagai derivative karena nilainya diturunkan dari nilai asset lain (misalnya saham
biasa, obligasi atau komoditas). Dengan kata lain, nilai instrument derivative terkait dengan
indicator yang ditentukan oleh pasar

Tiga jenis derivatif


1. Forward
2. Opsi
3. Swap

SIAPA YANG MENGGUNAKAN DERIVATIF, DAN MENGAPA?


Perusahaan yang ingin mendapatkan jaminan terhadap jenis resiko bisnis tertentu sering
kali menggunakan kontrak derivative untuk mencapai tujuan tersebut.
1. Produsen dan Konsumen
Produsen dan konsumen adalah hadger (pihak yang mencari lindung nilai. Keduannya
melindungi nilai posisinya untuk menjamin diperolehnya hasil keuangan yang
memadai. Karena harga komoditas tidak selalu stabil. Harga komoditas bergantung
pada cuaca, produksi tanaman, dan kondisi ekonomi secara umum. Agar produsen dan
konsumen dapat membuat rencana yang efektif, sangat beralasan untuk menjaga
pendapatan atau biaya di masa depan agar dapat menjalankan bisnis dengan sukses.
2. Spekulan dan Arbitrageur
Spekulan bertaruh bahwa harga akan naik sehingga meningkatkan nilai kontrak
forward.
Arbitrageur mencoba untuk mengeksploitasi pasar yang tidak efisien, berusaha untuk
mengunci keuntungan secara bersamaan untuk masuk ke dalam transaksi pada dua
psara atau lebih.
PRINSIP DASAR DALAM AKUNTANSI UNTUK DERIVATIF
IASB menyimpulkan bahwa derivative seperti forward dan opsi adalah asset dan
liabilitas. IASB juga menyimpulkan bahwa perusahaan harus melaporkan derivative dalam
laporan posisi keuangan pada nilai wajar. IASB percaya bahwa nilai wajar akan memberikan
informasi yang terbaik mengenai derivative untuk para pengguna laporan keuangan. Pada
laporan laba rugi perusahaan harus mengakui setiap keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dalam laba rugi.

Perusahaan mengikuti pedoman ini dalam akuntansi untuk derifvatif:


1. Mengakui derivative dalam laporan keungan sebagai asset dan liabilitas
2. Melaporkan derivative pada nilai wajar
3. Mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi derivative segera
dalam laba rugi.
4. Melaporkan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi lindung nilai
secara berbeda, bergantung pada jenis lindung nilai.

 Contoh : Instrumen keuangan derivative (spekulasi)


𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖 𝑂𝑝𝑠𝑖 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑘 + 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Nilai Intrinsik adalah selisih antara harga pasar dengan harga pelaksanaan yang telah
ditetapkan pada setiap titik waktu. Nilai intrinsic mencerminkan jumlah yang direalisasikan
oleh pemegang opsi.
Nilai Waktu mengacu pada nilai opsi di atas atau di bawah nilai intrinsiknya. Nilai
waktu mencerminkan kemungkinan bahwa opsi memiliki nilai wajar yang lebih besar dari nol.

 Perbedaan antara Instrumen Keuangan Tradisional dan Derivatif.


Instrumen keuangan derivative memiliki tiga karakteristik dasar sebagai berikut :
1. Instrumen memiliki satu atau lebih underlying dan provisi pembayaran yang
teridentifikasi.
2. Instrumen Mensyaratkan sedikit investasi atau tidak sama sekali pada awal kontrak.
3. Instrumen Mensyaratkan atau mengizinkan penyelesaian neto.

DERIVATIF DIGUNAKAN UNTUK LINDUNG NILAI


Fleksibilitas dalam penggunaan, dan fitur biaya rendah dari derivative dibandingkan
dengan instrument keuangan tradisional menjelaskan popularitas derivative. Penggunaan
tambahan untuk derivative adalah dalam manajemen resiko. Perusahaan dapat menggunakan
derivative untuk menyaling hapus dampak negative dari perubahan suku bunga atau kurs mata
uang asing. Pengunaan derivative ini disebut degan lindung nilai(hedging). IASB membuat
standar akuntansi dan pelaporan untuk instrument keuangan derivative yang digunakan dalam
aktifitas lining niali. IFRS mengizinkan akuntansi khusus untuk dua jenis lindung nilai-lindung
nilai atas nilai wajar dan lindung nilai arus kas.

Lindung Nilai atas Nilai Wajar


Dalam lindung nilai atas nilai wajar, perusahaan menggunakan derivative untuk
melakukan lindung nilai eksposur terhadap perubahan nilai wjaar Dari asset atau liabilitas yang
diakui atau dari komitmen yang tidak diakui. Dalam posisi lindung nilai yang sempurna,
keuntungan atau kerugian dalam nilai wajar derivative akan sama dan menyaling hapus asset
atau liabilitas yang dilindungi nilai.

Lindung Nilai Arus Kas


Perusahaan menggunakan lindung nilai arus kas (cash flow hedges) untuk melindung
nilai eksposur terhadap risiko arus kas yang ditimbulkan dari variabilitas dalam arus kas. Pada
umumnya perusahaan mengukur dan melaporkan derivatif pada nilai wajar dalam laporan
posisi keuangan. Perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian secara langsung dalam laba
neto. Namun perusahaan melaporkan derivatif yang digunakan dalam lindung nilai arus kas
pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan, tetapi perusahaan mencatat keuntungan dan
kerugaian dalam ekuitas, sebagai bagian dari penghasilan komprehensif lain.
Kontrak futures adalah perjanjian kontraktua perusahaan diantara penjual dan pembeli
atas aset tertentu pada tanggal yang telah ditentukan dimasa yang akan datang. Kontrak futures
memberikan kepada pemegangnya hak dan kewajiban untuk membeli aset pada harga yang
telah ditetapkan untuk periode waktu yang ditentukan. Kontrak forward mirip dengan kontrak
futures, tetapi kontrak forward tidak diperdagangkan di bursa dan tidak memiliki persyaratan
yang terstandarisasi.
Sebagai ilustrasi, asumsikan pada September 2011 Allied Can Co. mengantisipasi
pembelian 1.000 metrik ton alumunium pada Januari 2012. Khawatir bahwa harga alumunium
akan naik dalam beberapa bulan mendatang, Allied ingin melakukan lindung nilai dari risiko
yang memungkinkan perusahaan untuk membayar pada harga yang lebih tinggi untuk
alumunium pada Januari 2012. Sebagai akibatnya Allied mengadakan kontrak berjangka
(futures contract) alumunium.
Kontrak futures alumunium memberikan kepada Allied hak dan kewajiban untuk
membeli 1.000 metrik ton alumunium seharga $1.550 per ton. Harga kontrak futures tersebut
berlaku sampai kontrak berakhir pada Januari 2012. Underlying untuk derivatif ini adalah harga
alumunium. Jika harga alumunium naik diatas $1.550, nilai kontrak futures untuk Allied
meningkat, karena Allied akan mampu untuk membeli alumunium pada harga yang lebih
rendah dari $1.550 per ton.
Allied mengadakan kontrak futures pada 1 September 2011. Asumsikan bahwa harga
yang dibayarkan hari ini untuk alumunium yang akan dikirimkan pada bulan Januari – harga
spot (spot prise) – sama dengan harga pada kontrak. Dengan dua harga yang sama, kontrak
futures tidak memiliki nilai. Oleh karena itu tidak diperlukan jurnal.
Pada 31 Desember 2011, harga pengiriman alumunium pada bulan Januari naik menjadi
$1.575 per metrik ton. Allied membuat jurnal untuk mencatat kenaikan nilai kontrak futures
sebagai berikut.
31 Desember 2011
Kontrak Futures 25.000
Keuntungan atau Kerugian Akibat Pemilikan yang Belum Direalisasi – Ekuitas 25.000
([$1.575-$1.550]x1.000 ton)
Allied melaporkan kontrak futures dalam laporan posisi keuangan sebagai aset lancar.
Allied melaporkan keuntungan pada kontrak futures sebagai bagian dari penghasilan
komprehensif lain.
Oleh karena Allied belum membeli dan menjual persediaan, keuntungan ini
ditimbulkan dari transaksi yang diantisipasi (anticipated transaction). Dalam jenis transaksi
ini perusahaan mengakumulasi keuntungan atau kerugian ekuitas pada kontrak futures sebagai
bagian dari penghasilan komprehensif lain sampai dengan periode Allied menjual
persediaannya, sehingga memengaruhi laba.
Pada Januari 2012 Allied membeli 1.000 metrik ton alumunium seharga $1.575 dan
membuat jurnal sebagai berikut.
Januari 2012
Persediaan Alumunium 1.575.000
Kas ($1.575x1.000 ton) 1.575.000
Pada saat yang bersamaan Allied melakukan penyelesaian akhir pada kontrak futures.
Allied membuat jurnal sebagai berikut.
Januari 2012
Kas 25.000
Kontrak futures ($1.575.000-$1.550.000) 25.000
Dengan menggunakan derivatif kontrak futures, Allied menetapkan biaya
persediaannya. Penyelesaian kontrak futures sebesar $25.000 menyaling hapus jumlah yang
dibayarkan untuk membeli persediaan pada harga pasar yang berlaku sebesar $1.575.000.
Hasilnya: arus kas keluar neto sebesar $1.550.000 per metrik ton, seperti yang diinginkan (arus
kas aktual $1.575.000 dikurangi kas yang diterima pada kontrak futures $25.000).
Allied memproses alumunium menjadi barang jadi (kaleng). Total biaya kaleng
(termasuk alumunium yang dibeli pada Januari 2012) adalah $1.700.000. Allied menjual
kaleng pada Juli 2012 seharga $2.000.000 dan mencatat penjualan ini sebagai berikut.
Juli 2012
Kas 2.000.000
Pendapatan Penjualan 2.000.000
Beban Pokok Penjualan 1.700.000
Persediaan (Kaleng) 1.700.000
Oleh karena pengaruh dari transaksi yang diantgisipasi sekarang telah memengaruhi
lba, Allied membuat jurnal yang terkait dengan transaksi lindung nilai, sebagai berikut.
Juli 2012
Keuntungan atau Kerugian Akibat Pemilikan yang Belum Direalisasi – Ekuitas 25.000
Beban Pokok Penjualan 25.000
Keuntungan atas kontrak futures yang dilaporkan oleh Allied sebagai bagian dari
penghasilan komprehensif lain sekarang mengurangi beban pokok penjualan. Akibatnya biaya
alumunium yang dimasukkan dalam beban pokok penjualan secara keseluruhan adalah
$1.550.000. Kontrak futures telah berjalan sesuai dengan rencana. Allied telah mengelola kas
yang dibayarkan untuk penyediaan alumunium dan jumlah beban pokok penjualan.

ISU LAPORAN LAINNYA

CONTOH KOMPREHENSIF AKUNTANSI LINDUNG NILAI


Swap adalah transaksi antara dua pihak dimana pihak pertama berjanji untuk
melakukan pembayaran ke pihak kedua. Demikian pula pada saat yang bersamaan pihak ke
dua berjanji untuk melakukan pembayaran pada pihak pertama.
Jenis swap yang paling umum adalah swap suku bunga, pihak pertama melakukan
pembayaran berdasarkan suku bunga tetap atau variabel dan pihak ke dua melakukan hal
sebaliknya. Pada sebagian besar kasus bank besar mempertemukan kedua pihak tersebut. Bank
tersebut menangani arus pembayaran diantara kedua belah pihak.

Lindung Nilai Wajar


Asumsikan bahwa Jones Company menerbitkan obligasi senilai $1.000.000 dengan
suku bunga 8% dan jangka waktu lima tahun pada 2 Januari 2011, Jones mencatat transaksi
sebagai berikut.
2 Januari 2011
Kas 1.000.000
Utang Obligasi 1.000.000
Jones menawarkan suku bunga tetap untuk menarik para investor. Akan tetapi, Jones
khawatir bahwa jika suku bunga pasar turun, maka nilai wajar liabilitas akan naik. Perusahaan
akan mengalami kerugian ekonomik. Untuk melindungi risiko kerugian, Jones melakukan
lindung nilai terhadap risiko untuk menurunkan suku bunga dengan mengadakan kontrak swap
suku bunga selama lima tahun. Jones menyetujui beberapa persyaratan berikut.
1. Jones akan menerima pembayaran tetap sebesar 8% (berdasarkan pada jumlah sebesar
€1.000.000).
2. Jones akan membayarkan suku bunga variabel, berdasarkan suku bunga pasar selama umur
kontrak swap. Suku bunga variabel pada saat awal kontrak adalah 6,8%.
Swap tersebut mengizinkan Jones untuk mengubah suku bunga pada utang obligasi dari
suku bunga tetap menjadi suku bunga variabel. Tanggal penyelesaian untuk swap sesuai
dengan tanggal pembayaran bunga atas utang (31 Desember). Pada setiap tanggal pembayaran
(penyelesaian) bunga, Jones dan pihak penyeimbang menghitung selisih antara suku bunga
pasar terkini dengan suku bunga tetap sebesar 8%, dan menentukan nilai dari swap tersebut.
Jika suku burnga turun, nilai kontrak swap untuk Jones mengalami kenaikan (Jones
memperoleh keuntungan), sementara pada saat yang bersamaan kewajiban utang dengan
bunga tetap mengalami kenaikan (Jones memper leh kerugian ekonomik).
Swap adalah suatu alat manajemen risiko yang efektif dalam pengaturan ini. Nilai swap
terkait dengan underlying yang sama (suku bunga) yang akan memengaruhi nilai obligasi
dengan bunga tetap. Dengan demikian, jika nilai swap naik, swap ini menyaling hapus
kerugian yang terkait dengan kewajiban utang.
Asumsikan bahwa Jones mengadakan kontrak swap pada 2 Januari 2011 (tanggal yang
sama dengan penerbitan utang), swap pada saat ini tidak memiliki nilai. Oleh karena itu, tidak
ada jurnal yang diperlukan.
Pada akhir 2011, Jones membayar bunga atas obligasi. Jones mencatat transaksi ini
sebagai berikut.
31 Desember 2011
Beban Bunga 80.000
Kas (8%x€1.000.000) 80.000
Pada akhir 2011, suku bunga pasar telah mengalami penurunan yang sangat besar. Oleh
karena itu, nilai kontrak swap mengalami kenaikan. Jones menerima suku bunga tetap sebesar
8 %, atau €80000 (€1.000.000 x 8 %) dan membayarkan suku buga variabel (6,8%) atau
€68.000. Oleh karena itu, Jones menerima €12.000 (€80,000-€668.000) sebagai pembayaran
penyelesaian terhadap kontrak swap pada pembayaran bunga yang pertama. Jones mencatat
transaksi ini sebagai berikut.
31 Desember 2011
Kas 12.000
Beban Bunga 12.000
Selain itu, penilai pasar menunjukkan bahwa nilai swap suku bunga telah mengalami
kenaikan sebesar €40.000. Jones mencatat kenaikan dalam nilai ini sebagai berikut.
31 Desember 2011
Kontrak Swap 40.000
Keuntungan atau Kerugian Akibat Pemilikan yang Belum Direalisasi - Laba Rugi 40.000
Jones melaporkan kontrak swap tersebut dalam laporan posisi keuangan. Jones
melaporkan keuntungan atas transaksi lindung nilai dalam laporan laba rugi. Oleh karena suku
bunga telah menurun, perusahaan mencatat kerugian dan kenaikan yang terkait dengan
liabilitas sebagai berikut.
31 Desember 2011
Keuntungan atau Kerugian Akibat Pemilikan yang Belum Direalisasl-Laba Rugi 40.000
Utang Obligasi 40.000
Jones melaporkan kerugian atas aktivitas lindung nilai dalam laba neto. Jones
menyesuaikan utang obligasi dalam laporan posisi keuangan terhadap nilai wajar.

Penyajian Laporan Keuangan untuk Swap Suku Bunga

Pengaruh terhadap laporan posisi keuangan Jones adalah penambahan aset swap dan
kenaikan dalam nilai tercatat utang obligasi.
Pada laporan laba rugi Jones melaporkan beban bunga sebesar €68.000. Jones telah
mengubah secara efektif suku bunga utang dari suku bunga tetap menjadi suku bunga variabel.
Artinya, dengan menerima suku bunga tetap dan membayar suku bunga variabel pada swap
perusahaan telah mengubah suku bunga tetap atas utang obligasi menjadi suku bunga variabel.
Hal ini menghasilkan suku bunga efektif sebesar 6,8% pada 2011. Selain utu, keuntungan atas
swap menyaling hapus kerugian yang terkait dengan kewajiban utang. Oleh karena itu
keuntungan atau kerugian neto pada aktivitas lindung nilai adalah nol.
Ringkasnya, untuk memperhitungkan lindung nilai atas nilai wajar (seperti
dilustrasikan dalam contoh Jones) dengan mencatat derivatif pada nilai wajarnya dalam
laporan posisi keuangan dan mencatat setiap keuntungan dan kerugian dalam laporan laba
rugi. Oleh karena itu, keuntungan atas swap menyaling hapus atau melindung nilai kerugian
pada utang obligasi karena penurunan suku bunga.
Dengan menyesuaikan item yang dilindung nilai (utang obligasi dalam contoh Jones)
ke nilai wajar, dengan keuntungan dan kerugian dicatat sebagai laba rugi, mencatat utang
obligasi Jones menyimpang dari biaya perolehan diamortisasi. Akuntansi khusus ini
dibenarkan untuk melaporkan secara akurat mengenai sifat hubungan lindung nilai antara
swap dan utang obligasi dalam laporan posisi keuangan (swap maupun kewajiban utang
dicatat pada nilai wajar) dan dalam laporan laba rugi (saling hapus antara keuntungan dan
kerugian yang dilaporkan dalam periode yang sama).

KONTROVERSI DAN KESIMPULAN AKHIR


Perusahaan membutuhkan aturan untuk mengukur dan melaporkan derivatif secara
tepat dalam laporan keuangan. Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa melaporkan
derivatif pada nilai wajar menghasilkan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang
sulit untuk diinterpretasikan. Beberapa piha lainnya mengkhawatirkan tentang kerumitan dan
biaya untuk menerapkan IFRS dalam bidang ini.
Namun demikian, dipercaya bahwa manfaat jangka panjang dari penggunaan nilai
wajar dan pelaporan derivatif pada nilai wajar akan lebih besar dari biaya penerapannya dalam
jangka pendek. Oleh karena volume dan kerumitan dari transaksi derivatif dan lindung nilai
terus berkembang dengan resiko yang dihadapi oleh para investor dan kreditor atas kerugian
yang tidak dapat diperkirakan dari transaksi derivatif. Para pembaca laporan keuangan harus
memiliki informasi yang komprehensif terkait dengan instrumen keuangan derivatif dan
pengaruh dari transaksi lindung nilai dengan menggunakan derivatif.

Anda mungkin juga menyukai