Agung DK P4
Agung DK P4
American Cancer Society. 2012. Cancer Facts & Figures 2012. Available from:
http://www.cancer.org/acs/groups/content/@epidemiologysurveilance/docume
nts/document/acspc-031941.pdf [Accessed 22 Mei 2019]
h. Diagnosis (anggi, bg andreas)
i. Tatalaksana (wawan, cahya)
j. Komplikasi (agung, rosy)
Komplikasi pada penderita leukemia diantaranya adalah Gagal sumsum tulang,
infeksi, Pendarahan, Splenomegali, hepatomegali.
Asra, Delvia. 2010. Karakteristik Penderita Leukemia Rawat inap di RSUP.
Medan: Universitas Sumatera Utara.2010
k. Prognosis (bg andreas, irfan)
l. Pencegahan (cahya, rita)
m. Edukasi (rosy, dita)
3. Cara membedakan ALL dan AML (irfan, eci, rita)
4. Limfoma
a. Definisi (dita, saskya)
b. Etiologi (rita, anggi)
c. Klasifikasi (eci, wawan)
d. Patofisiologi (saskya, agung)
NHL adalah tumor yang berasal dari jaringan limfoid, terutama dari kelenjar getah
bening. Berbagai garis sel tumor neoplastik sesuai dengan masing-masing
komponen seluler dari folikel limfoid yang distimulasi antigen.
NHL merupakan ekspansi klon progresif dari sel B atau sel T dan / atau sel NK
yang timbul dari akumulasi lesi yang mempengaruhi gen proto-onkogen atau gen
penekan tumor, yang mengakibatkan pengabadian sel. Onkogen ini dapat
diaktifkan dengan translokasi kromosom (yaitu, ciri genetik keganasan limfoid),
atau lokus penekan tumor dapat dinonaktifkan oleh penghapusan atau mutasi
kromosom. Selain itu, genom subtipe limfoma tertentu dapat diubah dengan
pengenalan gen eksogen oleh berbagai virus onkogenik. Beberapa lesi sitogenetik
dikaitkan dengan NHL spesifik, mencerminkan adanya penanda spesifik
signifikansi diagnostik dalam subklasifikasi berbagai subtipe NHL.
Hampir 85% NHL berasal dari sel-B; hanya 15% berasal dari sel T / NK, dan
sisanya berasal dari makrofag. Tumor ini ditandai oleh tingkat diferensiasi, ukuran
sel asal, laju proliferasi sel asal, dan pola pertumbuhan histologis.
Untuk banyak subtipe NHL sel B, pola pertumbuhan dan ukuran sel mungkin
menjadi penentu penting dari agresivitas tumor. Tumor yang tumbuh dalam pola
nodular, yang secara samar-samar merekapitulasi struktur folikel limfoid sel-B
yang normal, umumnya kurang agresif dibandingkan limfoma yang berkembang
biak dalam pola difus. Limfoma limfosit kecil umumnya memiliki jalan yang
lebih lamban daripada limfosit besar, yang mungkin memiliki agresivitas tingkat
menengah atau tingkat tinggi. Namun, beberapa subtipe limfoma bermutu tinggi
ditandai oleh morfologi sel kecil.
Chandrasoma P, Taylor CR. Sistim Limfoid: Limfoma maligna. Alih bahasa.
Dalam: Chandrasoma P, Taylor CR. Patologi Anatomi. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC,1995:406-21.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Neoplasia. In: Robbins SL, Cotran RS,
Robbins SL, eds. Basic Pathology. 7thed. Philadelphia: WB Saunders,
2004:166- 201.
e. Manifestasi klinis (anggi, bg andreas)
f. Diagnosis (wawan, cahya)
g. Tatalaksana (agung, rosy)
5. Hubungan leukemia akut dengan gejala saat ini
a. Lemah (bg andreas, irfan, eci)
b. Pucat (cahya, rita, saskya)
c. Demam (rosy, dita, anggi)
d. Edema tungkai (irfan, eci bg andreas)
e. Petekie dan purpura (rita, saskya, wawan)
f. Berat badan menurun (dita, anggi, agung)
g. Limfadenopati (eci, wawan, cahya)
h. BAB cair kehitaman (saskya, agung, rosy)
Karena terjadi perdarahan di jaringan mukosa saluran cerna atas akibat
trombositopenia. Dan darah akan bercampur dengan asam lembung sehingga saat
buang air besar menjadi hitam.
Price, S.A dan Wilson, L.M. 2005. “Pathophysiology: Clinical Concepts of
Disease Processes, Sixth Edition”. Alih bahasa Pendit, Hartanto,
Wulansari dan Mahanani. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit
Edisi 6. Jakarta: EGC
i. Hepatosplenomegali (anggi, bg andreas, irfan)
j. Bruising spontan (wawan, cahya, dita)
6. Hubungan paparan pestisida pada kasus (agung, rosy, anggi)
Seiring perbaikan kualitas hidup manusia terutama di negara industri, penyebab
kematian yang awalnya didominasi oleh penyakit infeksi sekarang berubah menjadi
penyakit metabolik dan penyakit keganasan. Hal ini terjadi karena perbaikan pola
hidup dan perubahan kondisi lingkungan hidup manusia. Bayi baru lahir tidak lagi
dihadapkan dengan penyakit infeksi pada usia dini karena sistem kekebalan tubuh
telah berevolusi untuk tanggap terhadap infeksi dini ditambah kekebalan tubuh yang
didapat dari ASI (air susu ibu), namun perubahan lingkunganyang banyak berevolusi
karena pencemaran dan zat kimia berbahaya tidak diikuti dengan mekanisme
kompensasi untuk mengatasinya. Mutasi gen pada individu yang terpajanzat kimia
akan terus ada dalam tubuh keturunannya tanpa dapat diatasi olehme kanisme
kompensasi alamiah tubuh terhadap zat kimia. Pengobatan leukemia anak lebih
diutamakan pada pengobatan di tingkat biologi molekuler karena adanya faktor
mutasi genetik sebagai risiko.
Wiemels J. Chromosomal translocation in childhood leukemia: Natural history,
mechanism and epidemiology. J Natl Cancer Inst Monogr. 2008;39:87-90.
7. Hubungan konsumsi makanan dan minuman berpengawet kimia pada kasus (bg
andreas, irfan, wawan)
8. Intervensi nutrisi (cahya, saskya, eci)
9. Interpretasi hasil pemeriksaan generalis (rosy, rita, dita)