Anda di halaman 1dari 5

Pengelolan keuangan akuntansi dan manajemen

Pengertian

Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan
keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah.

Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi (Aset = Liabilitas
+ Ekuitas). Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu
perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan
tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik
perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban
keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di dalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal.

Perbandingan Antara Akuntansi Manajemen Dan


Akuntansi Keuangan
Berikut adalah perbandingannya, dilihat dari berbagai aspek:

1. Pengguna Utama Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi
keuangan adalah pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksudkan di sini,
yakni para pemegang saham, kreditur (institusi keuangan dan non-keuangan), dan regulator
(Badan Pengawas Pasar Modal dan Direktorat Jenderal Pajak).

b). Akuntansi Manajemen – Seperti namanya, pengguna utama laporan yang dihasilkan
oleh akuntansi manajemen adalah para pengelola perusahaaan yang terdiri dari para manajer
dan eksekutif perusahaan yang lumrah disebut “management” saja.
2. Laporan Utama yang Disajikan:

a). Akuntansi Keuangan – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan selalu
berupa “Laporan Keuangan” yang terdiri dari:

 Neraca (Balance Sheet) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai


posisi keuangan perusahaan hingga pada tanggal tertentu, misalnya 31 Desember
2013 (itu sebabnya PSAK saat ini memakai istilah “Lap Posisi Keuangan”.) Isinya:
Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik.
 Laporan Laba Rugi (Profit and Lost Statement) – Laporan Keuangan yang
menyajikan informasi mengenai hasil operasional perusahaan selama satu periode
tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013, apakah membukukan laba atau
rugi. Isinya: Pendapatan, Beban, Biaya, Laba/Rugi.
 Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan
informasi mengenai aliran kas perusahaan; darimana kas masuknya berasal dan
digunakan untuk apa saja, selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31
Desember 2013. Isinya: Kas dari Aktivitas Investasi, Kas dari Aktivitas Operasi, dan
Kas dari Aktivitas Pendanaan.

b). Akuntansi Manajemen – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen
beragam dan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain—tergantung
jenis dan skala usahanya. Namun laporan-laporannya selalu berupa Laporan Internal,
diantaranya berupa:

 Laporan Kas (Cash Reports) – Laporan yang menyajikan posisi kas setiap hari atau
minggu, perbandingan kas dengan forecast dan budget, perbandingan kas periode
sebelumnya)
 Laporan Status (Status Reports) – Laporan yang menyajikan kinerja keuangan dan
operasional perusahaan per hari atau minggu. Memuat perbandingan antara kondisi
sebenarnya yang sedang terjadi dengan budget dan forecast.
 Laporan Gaji (Payroll Reports) –Laporan dapat memberi informasi, sampai per
laporan dibuat, sudah berapa kewajiban gaji dan upah perusahaan terhadap pegawai
per departemen, per orang. Sekaligus membandingkan data tersebut dengan budget
dan forecast.
 Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and Expenses Reports) – Laporan yang
menyajikan capaian penjualan sampai per tanggal laporan, sudah berapa persen yang
tercapai dibandingkan dengan forecast dan budget. Data disajikan per customer
(pelanggan) atau per nama marketer/salesman. Di sisi lainnya juga menyajikan biaya-
biaya yang telah dikeluarkan hingga laporan yang telah dibuat, apakah masih dalam
toleransi budget, bagaimana perbadingannya dengan forecast.
 Laporan Cost (Cost Report) – Laporan yang menyajikan besaran beban yang timbul
dari operasional perusahaan, pada kurun waktu tertentu (untuk cost center bisa jadi
harian atau mingguan), tentu saja dilengkapi dengan hitung-hitungan dan analisa-
analisa beban/cost yang sangat rinci, per department hingga per aktivitas. Tergantung
teknik costing apa yang diterapkan, laporan ini dilengkapi dengan hitungan dan
analisa-analisa pelengkap, misalnya berupa “Laporan Selisih” (Variance Report) jika
perusahaan menerapkan “standard costing”.
 Laporan Marjin (Margin Reports) – Laporan yang menyajikan informasi mengenai
marjin (nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan) per jenis barang (item) dan
per customer (pelanggan). Laporan ini juga dapat memberi gambaran mengenai
barang mana saja yang sampai pada saat laporan dibuat mencetak marjin (laba kotor)
tinggi, mana yang rendah, dengan pisah batas dan parameter tertentu. Juga,
menyajikan informasi mengenai penjualan ke customer (pelanggan) mana yang
memberi marjin tinggi, mana yang rendah.
 Laporan Kapasitas (Capacity Reports) – Laporan ini khas untuk perusahaan berjenis
manufaktur (industri/pabrikan). Laporan yang menyajikan kapasitas produksi
perusahaan per bagian/divisi, hingga per satu nit mesin. Sekaligus menampilkan data,
kapasitas mesin per tanggal laporan dibuat, berapa persen terisi. Sehingga secara
kesuluruhan dapat diketahui mesin mana saja yang bekerja dengan kapasitas penuh
dan mana yang tidak.

3. Cakupan Isi Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Cakupan isi “Laporan Keuangan” yang disajikan oleh Akuntansi
Keuangan mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan (baca: entitas) secara
keseluruhan. Pembaca Laporan Keuangan tidak bisa mengetahui berapa penjualan dari toko
A, B, dan C, dari PT JAK misalnya, karena yang disajikan hanya total penjualan dari semua
toko yang ada di bawah kendali PT. JAK. Demikian halnya dengan beban/biaya. Hal itu
karena pengguna Laporan Keuangan memang tidak membutuhkan informasi sampai sejauh
itu.

b). Akuntansi Manajemen – Cakupan isi “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi
Manajemen mencerminkan atau mewakili sampai ke subunit suatu entitas mulai dari per
cabang, departemen, hingga ke aktivitas tertentu. Pengguna Laporan Internal, yaitu
management perusahaan, bisa mengetahui kondisi perusahaan ke bagian operasional
perusahaan yang paling kecil. Hal ini karena informasi tersebut memang diperlukan untuk
proses pengambilan keputusan internal para pengelola perusahaan.

4. Tingkat Kerincian Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan
bersifat general, global dan ringkas. Neraca misalnya, pada perusahaan kecil mungkin terdiri
dari satu halaman saja, sedangkan pada perusahaan terbuka (TBK) yang paling besar
mungkin maksimal hanya 4 halaman saja. Demikian halnya dengan Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas, semuanya disajikan serba ringkas.

b). Akuntansi Manajemen – Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen
bersifat spesifik dan detail. Laporan Penjualan misalnya, mungkin bisa berpuluh atau ratus
halaman; dilaporkan per customer, per lokasi outlet (retailer), per item barang, per warna, per
size, dst. Tak jarang laporan-laporannya juga dilengkapi dengan diagram (chart) yang
dirancang untuk manager yang lebih suka membaca laporan yang divisualisasikan.

5. Sumber Data Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Data yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan
seratus persen bersumber dari transaksi keuangan yang kemudian diinput dalam bentuk
journal entry (debit-kredit).
b). Akuntansi Manajemen – Data yang digunakan untuk membuat Laporan Internal
manajemen bersumber dari data apapun yang dianggap relevan dan terkait dengan kegiatan
usaha, termasuk jurnal (debit-credit yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

6. Aturan Pengolahan Data dan Penyajian Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Dalam mengolah data dan menyajikan laporan, Akuntansi
Keuangan secara tegas diwajibkan mengikuti konsep, prinsip dan postulat tertentu, yang
tersandarisasi seperti tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Itu
sebabnya, format laporan dan item dalam Laporan Keuangan selalu sama (setidaknya nyaris
sama).

b). Akuntansi Manajemen – Patokan yang digunakan oleh Akuntansi Manajemen dalam
mengolah data dan menyajikan laporan hanya AKURASI dan RELEVANSI-nya terhadap
jenis keputusan manajemen perusahaan yang akan diambil—tidak ada aturan yang
terstandarisasi. Itu sebabnya, format dan isi Lapotan Internal masing-masing perusahaan
variatif.

7. Fungsi Pelaporan:

a). Akuntansi Keuangan – Pelaporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dimaksudkan


untuk tujuan yang bersifat umum dari pengguna laporan keuangan yang memiliki
kepentingan berbeda-beda; pembagian dividend (pemegang saham), jual-beli saham dan
sekuritas (trader), persetujuan kredit/funding (banker), partnership dan investasi (investor),
perpajakan (DJP), dan regulasi pasar modal (Bappepam). Dalam pengertian, apapun
kepentingan para pengguna, selalu disodori Laporan Keuangan yang format dan item dalam
laporan keuangan yang selalu sama. Misalnya, Laporan Keuangan yang diberikan ke bank
sama dengan yang dipublikasikan ke investor.

b). Akuntansi Manajemen – Pelaporan Internal oleh Akuntansi Manajemen dimaksudkan


untuk kepentingan yang bisa jadi bersifat rutin (forecast dan budget misalnya), dan bisa jadi
juga bersifat khusus dalam kasus yang sangat khusus—laporan kapasitas produksi karena
perusahaan mengalami keterlambatan delivery misalnya, atau laporan penjualan yang
dibutuhkan untuk perubahan strategi pemasaran misalnya, atau laporan analisa A/R dalam
rangka melakukan revisi kebijakan kredit, dan lain sebagainya. Laporan yang diberikan
kepada manager misalnya, tak sama dengan laporan yang disampaikan ke eksekutif, yang
diserahkan ke manager produksi tidak sama dengan yang disampaikan ke manager
pemasaran.

8. Waktu Pelaporan:

a). Akuntansi Keuangan – Penyampaian Laporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan


dilakukan secara rutin dan terjadwal secara pasti (kwartal, semesteran, tahunan).
Keterlambatan laporan bisa berakibat sanksi (misalnya terlambat menyampaikan laporan
fiskal.)

b). Akuntansi Manajemen – Penyampaikan Laporan Internal oleh Akuntansi Manajemen


ada yang dilakukan secara terjadwal, lebih banyak yang tak terjadwal, bisa sewaktu-waktu
kapanpun dibutuhkan oleh pengguna (management perusahaan).
9. Penilai Kualitas Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Kualitas Laporan Keuangan tidak dinilai langsung oleh
pengguna (pihak eksternal), melainkan diwakili oleh team auditor independent dari KAP
tertentu melalui proses audit. Sepanjang team auditor independen menyatakan laporan
keuangan handal dan bisa dipercaya, maka pihak eksternal juga akan berpendapat yang sama.
Khusus Ditjen Pajak dan Bea Cukai, mereka memiliki team pemeriksa (auditor) sendiri dan
hanya percaya kepada hasil penilaian mereka.

b). Akuntansi Manajemen – Yang menilai kualitas Laporan Internal adalah pengguna
langsung (management perusahaan). Sepanjang laporan yang disajikan akurat dan bisa
dijadikan input dalam proses pengambilan keputusan, maka laporan dianggap berkualitas.
Yang agak sulit, masing-masing manajer perusahaan memiliki selera dan gaya analisa yang
berbeda-beda, disamping kepentingan yang berbeda-beda (sesuai fungsi maisng-masing
manager). Manajer A mungkin suka laporan yang super detail, manajer B mungkin pusing
kalau melihat laporan yang terlalu detail.

10. Sertifiksi:

a). Akuntansi Keuangan – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam
Akuntansi Keuangan disebut “Certified Public Accountant” (CPA). Sertifikat diperoleh
setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus.

b). Akuntansi Manajemen – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam
Akuntansi Manajemen disebut “Certified Management Accountant” (CMA). Sertifikat
diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus juga.

(http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/01/spesialisasi-akuntansi-keuangan-vs-akuntansi-
manajemen/)

Anda mungkin juga menyukai