Anda di halaman 1dari 6

1.Jelaskan ketentuan peraturan perundang- 3.

Hukum Pidana
undangan yang terkait dalam pelaksanaan Mengatur Apabila terjadi tindak pidana dalam
pengadaan barang dan jasa yang meliputi aspek proses pengadaan barang/jasa instansi pemerintah
maka negara dapat menuntut untuk diadili di
: a. Bidang Hukum yang terkait dengan
peradilan umum;
pengadaan barang dan jasa
Hukum pidana bersifat publik : walaupun pihak
Bidang Hukum Yang Melingkupi Pengadaan korban tidak menuntut, negara tetap berhak untuk
Barang/Jasa Instansi Pemerintah menghukum orang yang melakukan perbuatan
pidana tersebut;
1. Hukum Administrasi Negara (HAN)/Hukum
Tata Usaha Negara Tuntutan pidana masih tetap berlaku meskipun para
Mengatur hubungan hukum antara negara (pejabat pihak telah membuat perjanjian untuk tidak saling
negara) dengan masyarakat; menuntut atas perbuatan pidana yang dilakukannya
Hubungan hukum antara penguna barang/jasa dalam proses pengadaan.
dengan penyedia barang/jasa yang terjadi pada
proses persiapan pengadaan s/d penetapan penyedia b. Hirarki peraturan perundang-undangan yang
adalah merupakan hubungan hukum yang diatur oleh terkait dengan pengadaan barang dan jasa
HAN;
Semua Keputusan Pengguna barang/jasa dalam Hirarki Perundang-Undangan RI
proses ini merupakan keputusan pejabat negara
sehingga kalau tidak puas/tidak terima maka TAP MPR No. III/Tahun 2000 menyebutkan bahwa
penyedia barang/jasa dapat menuntut dengan atau hirarki peraturan perundang-undangan RI terdiri dari
tanpa ganti rugi ke PTUN;
:
Persyaratan Keputusan Pejabat Negara Yang Dapat
(1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45);
Dituntut ke PTUN (UU No. 5 Tahun 1986 tentang
PTUN) :
(2) Ketetapan MPR (TAP MPR);
2. Hukum Perdata
Mengatur hubungan hukum privaat (pribadi) (3) Undang-Undang (UU);
masyarakat (sebagai pribadi atau badan hukujm)
dengan masyarakat lain atau negara sebagai (4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU
badan hukum publik dengan masyarakat; (PERPU);
Hubungan hukum antara Penguna barang/jasa
dengan penyedia barang/jasa yang terjadi pada (5) Peraturan Pemerintah (PP);
proses penandatangan kontrak s/d berakhirnya
kontrak merupakan hubungan hukum privaat (6) Keputusan Presiden (KEPPRES);
yang diatur oleh Hukum Perdata;
Semua sengketa yang terjadi dalam hubungan (7) Peraturan Daerah (PERDA).
hukum privaat diselesaikan di Peradilan Umum
atau Badan Arbitrase Nasional Indonesia Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait
(BANI); dengan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah

1. Peraturan Perundang-undangan Nasional


yang Langsung Terkait, terdiri dari :
a. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang dan Biaya Langsung Non Personil/Non
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Remuneration).
Pemerintah;
3.Peraturan Perundang-undangan
b. Keppres No. 61 Tahun 2004 : penunjukkan Internasional :
langsung untuk konsultan penilai aset pasca BPPN;
a. Peraturan pengadaan yang diterbitkan oleh
c. Perpres No. 32 Tahun 2005 : pengadaan negara/lembaga pemberi pinjaman/hibah luar
logistik PILKADA bulan Juni-Juli 2005 negeri
d. Perpres No. 70 Tahun 2005 : pengadaan di
Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) 1. Loan Agreement/Grant Agreement;
Aceh-Nias 2. Handbook/Guideline dari tiap-tiap
e. Peraturan Perundang-undangan Nasional negara/lembaga pemberi pinjaman/hibah luar
yang Tidak Terkait Langsung dengan negeri
Pengadaan, terdiri dari :
f. UU No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil; b. Kententuan dari Lembaga/Asosiasi
g. UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Internasional :
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat; 1. FIDIC (Federation Internationale Des
h. UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Ingenieurs-Conseils/Federasi Internasional
Konstruksi dan PP No. : 29 Tahun 2000 dari Insinyur Konsultan). Agreement/Hibah
Tentang Penyelenggaran Jasa Konstruksi; Agreement;
i. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan 2. UNCITRAL (United Commision on
Negara; International Trade Law).
j. UU No. 28 Tahun 1999 Tentang
2.Jelaskan mengenai pengadaan barang dan jasa
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan
yang diatur dalam PERPRES No. 54/2010 dan
Bebas KKN
uraikan regulasi yang mengaturnya sejak
k. UU No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan
KEPRES No. 80/2003
l. UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
Peraturan Presiden pengganti Keppres 80 Tahun
m. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang
2003 telah ditandatangani oleh Presiden pada tanggal
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
6 Agustus 2010. Peraturan Presiden tersebut tertuang
Pusat dan Pemerintah Daerah dan PP No. 105
dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
Menurut pasal 136 Perpres 54 Tahun 2010, Peraturan
n. Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang
Presiden ini berlaku sejak tanggal ditetapkan yaitu
Pedoman Pelaksanaan APBN;
tanggal 6 Agustus 2010. Akan tetapi dalam
o. SEB Dirjen Anggaran Departemen
ketentuan peralihannya diatur bahwa ULP (Unit
Keuangan & Deputi Bidang Pembiayaan
Layanan Pengadaan) wajib dibentuk paling lambat
Bappenas No. 1203/D.II/03/2000 – No. SE-
pada tahun Anggaran 2014, selain itu adanya
38/A/2000, Tahun 2000 tentang Petunjuk
kewajiban melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
Penyusunan RAB Untuk Jasa Konsultansi
secara elektronik untuk sebagian/seluruh paket-paket
(Biaya Langsung Personil/Remuneration)
pekerjaan pada Tahun Anggaran 2012.
1. Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
sebelum tanggal 1 Januari 2011 tetap dapat Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa
berpedoman pada Keputusan Presiden Nomor 80 kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Nomor 95 Tahun 2007, dicabut dan dinyatakan tidak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011.
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007. 3. Jelaskan mengenai hukum perjanjian/kontrak
2. Pengadaan Barang/Jasa yang sedang dilaksanakan khususnya tentang unsur-unsurnya dan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun ketentuan apa saja yang diatur dalam suatu
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan kontrak konstruksi
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Mengenai hukum kontrak konstruksi merupakan
Nomor 95 Tahun 2007, dilanjutkan dengan tetap hukum perikatan yang diatur dalam Buku III KUH
berpedoman pada Keputusan Presiden Nomor 80 Perdata mulai dari Pasal 1233 sampai dengan Pasal
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan 1864 KUH Perdata. Pada Pasal 1233 KUH Perdata
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana disebutkan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan dari
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan perjanjian persetujuan dan Undang-Undang. Serta
Presiden Nomor 95 Tahun 2007. dalam suatu perjanjian dianut asas kebebasan dalam
3. Perjanjian/Kontrak yang telah ditandatangani membuat perjanjian, hal ini disimpulkan dari Pasal
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 1338 KUH Perdata yang menerangkan; segala
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Dimana sahnya suatu perjanjian adalah suatu
Nomor 95 Tahun 2007, tetap berlaku sampai dengan perjanjian yang memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata,
berakhirnya Perjanjian/Kontrak. mengatur tentang empat syarat sahnya suatu
4. Penayangan pengumuman Pengadaan Barang/Jasa perjanjian yaitu :
di surat kabar nasional dan/atau provinsi, tetap
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan di surat
kabar nasional dan/atau provinsi yang telah 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan ;
ditetapkan, sampai dengan berakhirnya 3. Suatu hal tertentu;
perjanjian/Kontrak penayangan pengumuman
Pengadaan Barang/Jasa. 4. Suatu sebab yang diperkenankan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Dokumen Konrak dalam jasa konstruksi harus memenuhi
Pengadaan (Standard Bidding Document) diatur syarat subjektif dan syarat objektif tersebut.
dengan Peraturan Kepala LKPP paling lambat 3 Kontrak Kerja Konstruksi
(tiga) bulan sejak Peraturan Presiden ini ditetapkan. Pengaturan hubungan kerja konstruksi antara
Sedangkan mengenai teknis operasional tentang pengguna jasa dan penyedia jasa harus dituangkan
Daftar Hitam, pengadaan secara elektronik, dan dalam kontrak kerja konstruksi. Suatu kontrak kerja
sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa, diatur konstruksi dibuat sekurang-kurangnya harus
oleh Kepala LKPP paling lambat 3 (tiga) bulan sejak mencakup uraian adanya:
Peraturan Presiden ini ditetapkan.
Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 1. para pihak
2010 ini Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
2. isi atau rumusan pekerjaan keseluruhan lingkup pekerjaan termasuk masa
pemeliharaan.
3. jangka pertanggungan dan/atau pemeliharaan
4. tenaga ahli peraturan perundang-undangan dalam jasa kontruksi
5. hak dan kewajiban para pihak 1. Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang
6. tata cara pembayaran Jasa Konstruksi

7. cidera janji 2. PP No.28 Tahun 2000 tentang Usaha dan


Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
8. penyelesaian tentang perselisihan
3. PP No.29 Tahun 2000 tentang
9. pemutusan kontrak kerja konstruksi
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
10. keadaan memaksa (force majeure)
4. PP No.30 Tahun 2000 tentang
11. tidak memenuhi kualitas dan kegagalan Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
bangunan
5. Kepres RI No. 80 Tahun 2003 tentang
12. perlindungan tenaga kerja Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
13. perlindungan aspek lingkungan. Barang/Jasa Pemerintah berikut
perubahannya
6. Kepmen KIMPRASWIL
Khusus menyangkut dengan kontrak kerja No.339/KPTS/M/2003 tentang Petunjuk
konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, harus Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh
memuat ketentuan tentang hak atas kekayaan Instansi Pemerintah
intelektual. 7. Surat Edaran Menteri PU No.08/SE/M/2006
perihal Pengadaan Jasa Konstruksi untuk
Formulasi rumusan pekerjaan meliputi lingkup kerja, Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2006
nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan.
8. Peraturan Menteri PU No. 50/PRT/1991
Rincian lingkup kerja ini meliputi (a) volume
tentang Perizinan Perwakilan Perusahaan
pekerjaan, yakni besaran pekerjaan yang harus
Jasa Konstruksi Asing
dilaksanakan; (b) persyaratan administrasi, yakni
prosedur yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam 9. dan peraturan-peraturan lainnya
mengadakan interaksi; (c) persyaratan teknik, yakni
ketentuan keteknikan yang wajib dipenuhi oleh 4. Jelaskan ketentuan yang mengatur tentang
penyedia jasa; (d) pertanggungan atau jaminan yang kontrak berbasis kinerja sebagaimana diatur
merupakan bentuk perlindungan antara lain untuk dalam UU no. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi,
pelaksanaan pekerjaan, penerimaan uang muka, PP No. 28/2000 tentang Usaha dan Peran
kecelakaan bagi tenaga kerja dan masyarakat; (e) Masyarakat Jasa Konstruksi, PP No. 29/2000
laporan hasil pekerjaan konstruksi, yakni hasil tentang Penyelenggaraan Jasa konstruksi,
kemajuan pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk PERPRES No. 54/2010 tentang Pengadaan
dokumen tertulis. Sedangkan, nilai pekerjaan yakni Barang dan Jasa Pemerintah, PERMEN PU No.
mencakup jumlah besaran biaya yang akan diterima 14/PRT/M/2013 dan PERMEN PU No.
oleh penyedia jasa untuk pelaksanaan keseluruhan 19/PRT/M/2013
lingkup pekerjaan. Batasan waktu pelaksanaan
adalah jangka waktu untuk menyelesaikan
Perizinan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi atau berada pada kepengurusan yang sama tidak
boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan
Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan konstruksi secara bersamaan. Berkenaan dengan tata
usaha harus (i) memenuhi ketentuan perizinan usaha cara pemilihan penyedia jasa ini, telah diatur lebih
di bidang jasa konstruksi dan (ii) memiliki sertifikat, lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (PP
konstruksi. Standar klasifikasi dan kualifikasi 29/2000) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun
keahlian kerja adalah pengakuan tingkat keahlian 2010 tentang Perubahan atas PP 29/2000.
kerja setiap badan usaha baik nasional maupun asing
yang bekerja di bidang usaha jasa konstruksi. Kontrak Kerja Konstruksi
Pengakuan tersebut diperoleh melalui ujian yang
dilakukan oleh badan/lembaga yang bertugas untuk Pengaturan hubungan kerja konstruksi antara
melaksanakan tugas-tugas tersebut. Proses untuk pengguna jasa dan penyedia jasa harus dituangkan
mendapatkan pengakuan tersebut dilakukan melalui dalam kontrak kerja konstruksi. Suatu kontrak kerja
kegiatan registrasi, yang meliputi klasifikasi, konstruksi dibuat dalam bahasa Indonesia dan dalam
kualifikasi, dan sertifikasi. Dengan demikian, hanya hal kontrak kerja konstruksi dengan pihak asing,
badan usaha yang memiliki sertifikat tersebut yang maka dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa
diizinkan untuk bekerja di bidang usaha jasa Inggris.
konstruksi.
Suatu kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya
Berkenaan dengan izin usaha jasa konstruksi, telah harus mencakup uraian mengenai (i) para pihak; (ii)
diatur lebih lanjut dalam Pasal 14 Peraturan rumusan pekerjaan; (iii) masa pertanggungan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan/atau pemeliharaan; (iv) tenaga ahli; (v) hak dan
dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (PP 28/2000) kewajiban para pihak; (vi) tata cara pembayaran;
jo. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 (vii) cidera janji; (viii) penyelesaian perselisihan;
tentang Perubahan atas PP 28/2000 (PP 4/2010) dan (ix) pemutusan kontrak kerja konstruksi; (x) keadaan
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana memaksa (force majeure); (xi) kegagalan bangunan;
Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2001 tentang (xii) perlindungan pekerja; (xiii) aspek lingkungan.
Pedoman Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Sehubungan dengan kontrak kerja konstruksi untuk
Nasional. pekerjaan perencanaan, harus memuat ketentuan
tentang hak atas kekayaan intelektual.
Pengikatan Suatu Pekerjaan Konstruksi
Uraian mengenai rumusan pekerjaan meliputi
Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu
dilakukan berdasarkan prinsip persaingan yang sehat pelaksanaan. Rincian lingkup kerja ini meliputi (a)
melalui pemilihan penyedia jasa dengan cara volume pekerjaan, yakni besaran pekerjaan yang
pelelangan umum atau terbatas, dan dalam keadaan harus dilaksanakan; (b) persyaratan administrasi,
tertentu, penetapan penyedia jasa dapat dilakukan yakni prosedur yang harus dipenuhi oleh para pihak
dengan cara pemilihan langsung atau penunjukkan dalam mengadakan interaksi; (c) persyaratan teknik,
langsung. Pemilihan penyedia jasa harus yakni ketentuan keteknikan yang wajib dipenuhi
mempertimbangkan kesesuaian bidang, oleh penyedia jasa; (d) pertanggungan atau jaminan
keseimbangan antara kemampuan dan beban kerja, yang merupakan bentuk perlindungan antara lain
serta kinerja penyedia jasa. Badan-badan usaha yang untuk pelaksanaan pekerjaan, penerimaan uang
dimilki oleh satu atau kelompok orang yang sama muka, kecelakaan bagi tenaga kerja dan masyarakat;
(e) laporan hasil pekerjaan konstruksi, yakni hasil (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63,
kemajuan pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
dokumen tertulis. Sedangkan, nilai pekerjaan yakni
mencakup jumlah besaran biaya yang akan diterima
oleh penyedia jasa untuk pelaksanaan keseluruhan 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005
lingkup pekerjaan. Batasan waktu pelaksanaan tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
adalah jangka waktu untuk menyelesaikan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
keseluruhan lingkup pekerjaan termasuk masa Republik Indonesia;
pemeliharaan.

1. Jelaskan ketentuan mengenai manajemen 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005


dan rekayasa lalu lintas yang diatur dalam tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Kementerian Negara Republik Indonesia;
Angkutan Jalan j.o Peraturan Menteri
Perhubungan No.KM 14/2006 tentang
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM
Jalan 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata
Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana
Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan diatur ketentuan Perhubungan Nomor 62 Tahun 2005.
mengenai manajemen dan rekayasa lalu lintas di
jalan; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, 2. Jelaskan contoh impelementasi manajemen
perlu ditetapkan Peraturan Menteri Perhubungan dan rekayasa lalu lintas melalui regulasi yang
tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di menitikberatkan pada aspek efisiensi dan
Jalan. efektivitas penggunaan ruang dan pengendalian
volume lalu lintas berdasarkan kritera :
a. Nilai perbandingan volume Lalu Lintas
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan yang
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dinyatakan dengan rasio V/C.
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); b. Ketersediaan jaringan dan pelayanan
angkutan umum.
c. Kualitas lingkungan.
2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 d. Nilai rata‐rata harian kecepatan perjalanan
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara kendaraan bermotor yang melintas.
Nomor 4444); e. Menerapkan larangan parkir di atas jalan (on
street parking).

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993


tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

Anda mungkin juga menyukai