PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijabarkan secara singkat tentang beberapa hal yang
berhubungan dengan pendahuluan yang diantaranya adalah : latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi dan target yang diharapkan.
Banda Aceh yang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia dan banyak
menyimpan aset cagar budaya yang tidak ternilai harganya. Salah satu aset cagar
budaya tersebut adalah mesjid. Mesjid merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan masyarakat Aceh. Pada masa lalu, mesjid tidak hanya digunakan
sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai tempat bermusyawarah, bahkan sebagai
tempat bertahannya para pejuang Aceh dalam melawan musuh. Ini dikarenakan
karena mesjid dianggap sebagai tempat yang sakral bagi masyarakat Aceh. Hal ini
pula yang dapat kita lihat dari sejarah perlawanan rakyat Aceh terhadap agresi militer
Belanda di kawasan Mesjid Raya Baiturrahman. Selain Mesjid Raya Baiturrahman,
masih ada mesjid-mesjid lainnya di kota Banda Aceh yang memiliki nilai sejarah
yang tinggi seperti mesjid Baiturrahim Ulelheu, Mesjid dan Mesjid Tgk. Dianjong.
Pada saat bencana gempa dan Tsunami melanda Aceh, banyak mesjid
bersejarah di kota Banda Aceh mengalami kerusakan. Kerusakan mengharuskan
mesjid-mesjid tersebut untuk diperbaiki agar dapat difungsikan kembali. Namun
perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan masih belum sesuai dengan kaidah-kaidah
konservasi yang berlaku. Ditinjau dari segi konservasi bangunan cagar budaya,
penanganan tiap-tiap bangunan terutama pada mesjid bersejarah tidak dapat
disamaratakan, tetapi harus disesuaikan dengan tingkat potensial bangunan, ini
artinya antara satu mesjid dengan mesjid yang lain mendapat perlakuan yang berbeda
dalam pelaksanaan konservasinya. Misalkan penaganan antara mesjid bersejarah
dengan mesjid masa sekarang. Harus ada kaidah-kaidah penanganan yang sesuai
dengan teori yang berlaku, sehingga akhirnya nilai-nilai fisik sejarahnya tetap
1
2
terpelihara dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memperjelas kedudukan mesjid
sebagai tempat bersejarah dan kita dapat mengetahui apa yang harus dilakukan
terhadap bangunan tersebut.
Seperti yang telah kita ketahui, pentingnya pelestarian terhadap benda cagar
budaya telah diamanatkan dalam Piagam Pelestarian Indonesia 2003 dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya sebagai
payung hukum cagar budaya. Bertolak dari pemikiran diatas, maka sangat
dibutuhkan sebuah penelitian untuk melakukan studi atau kajian dan memberikan
arahan konservasi terhadap bangunan cagar budaya di kota Banda Aceh yang dalam
tinjauannya hanya pada mesjid bersejarah.
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara
komprehensif tentang konservasi mesjid bersejarah di Kota Banda Aceh dan secara
detail tujuannya adalah :
1. Mengkaji kondisi mesjid bersejarah di kota Banda Aceh.
2. Memberikan penilaian tingkat potensial mesjid yang ditinjau.
3. Mengkaji upaya konservasi berdasarkan tingkat potensial mesjid tersebut.
Dan adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui secara rinci nilai-nilai kultural dan fisik bangunan mesjid.
2. Untuk mengetahui tingkat potensial mesjid bersejarah di kota Banda Aceh.
3