Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA IBU HAMIL YANG MENDEKATI


PERIODE PERSALINAN (TRIMESTER KE III)

DOSEN PEMBIMBING: Nur Yenny H.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

1. Putri Nurvita Dewi (1711B0060) Pengkaji Ibu Hamil


2. Riska Yuliana (1711B0065) Pembuat PPT
3. Siti Nur Aisyah (1711B0069) Pembuat Laporan
4. Resi Citra Dewi M (1711B0078) Notulen
5. Norci Hayati B (1811B0059) Pengurus Izin
6. Sesi W Smanaob (1811B0091) Pengurus Izin
7. Wing Wiryanto (1811B0092) Dokumentasi
8. Asry Cristin T (1811B0097) Pembuat Laporan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Hamil Trimester ke 3” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Komunikasi
Terapeutik.

Makalah ini berisikan tentang komunikasi pada ibu yang hamil pada
trimester ke III atau mendekati persalinan. Selesainya penyusunan makalah ini
berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang berperan serta dari
awal sampai akhir.

Dalam makalah ini kami mengakui masih banyak kekurangan karena


pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoisegala usaha kita. Amin

Wassalamualaikum Wr. Wb

Kediri, 5 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2

BAB II KONSEP PUSTAKA

2.1 Komunikasi Terapeutik ........................................................................ 3

2.2 Masalah Pada Ibu Hamil Trimester III................................................. 5

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi ................................................................ 7

2.4 Langkah-Langkah Komunikasi Terapeutik.......................................... 9

BAB III PENERAPAN

3.1 Data Ibu Hamil 1 ............................................................................... .. 11

3.2 Data Ibu Hamil 2 ............................................................................... .. 14

BAB IV ANALISIS ................................................................................... 18

BAB V PENUTUP

4.1 KESIMPULAN .................................................................................... 20

4.2 SARAN ................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 21

LAMPIRAN ............................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau proses
pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih orang dan lingkungannya bisa
melalui simbol, tanda atau perilaku yang umum, dan biasanya terjadi dua arah
(Mustikasari, 2006).
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan
hanya dalam kehidupan , namun dalam kehidupan manusia sosial secara umum.
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua
berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi
dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan
teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi Terapeutik (KT) adalah interaksi interpersonal antara
perawat (health provider) dengan klien di mana si perawat berfokus pada
kebutuhan spesifik klien untuk mempromosikan sebuah pertukaran informasi
yang efektif. Tujuan nya untuk menyembuhkan keluhan dari pada pasien.
Disini kami mengambil komunikasi terapeutik kepada ibu hamil
khususnya pada trimester ke III karena, kami tau bahwa pada terimester ini ibu
akan sangat membutuhkan persiapan yang lebih baik dari segi fisik, psikis dan
ekonomi. Dari beberapa persiapan tersebut ibu hamil pada trimester ke III
biasanya sangat bermasalah pada kondisi psikis nya yang tidak tenang
menjelang persalinan.
Seperti kecemasan, kesakitan yang akan dihadapi dan bagaimana cara
menyikapi nya. Maka dari itu kami membuat makalah ini agar dapat
menyelesaikan tugas dan untuk bisa mencapai tujuan dari komunikasi
terapeutik untuk mengatasi masalah pada ibu hamil khusu nya pada ibu dengan
trimester ke III yang pastinya mengalami masalah- masalah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Komunikasi terapeutik pada ibu hamil trimester ke III
2. Masalah yang sering di alami oleh ibu hamil trimester ke III
3. Faktor faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester ke III
4. Langkah-langlah/ cara berkomunikasi terapeutik pada ibu hamil trimester
ke III

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang komunikasi terapeutik pada ibu hamil trimester
ke III
2. Untuk mengetahui tentang masalah yang sering di alami oleh ibu hamil
trimester ke III
3. Untuk mengetahui tentang faktor faktor yang mempengaruhi ibu hamil
trimester ke III
4. Untuk mengetahui tentang langkah-langlah/ cara berkomunikasi terapeutik
pada ibu hamil trimester ke III

2
BAB II

KONSEP PUSTAKA

2.1 Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Hamil Trimester III


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di lakukan antara tenaga
kesehatan dan klien/pasiennya khusus dalam ruang lingkup kesehatan.
Komunikasi terapeutik merupakan suatu hubungan interpersonal antara tenaga
kesehatan dank lien, dimana tenaga kesehatan berupaya agar klien dapat
mengatasi masalahnya sendiri, maupun masalahnya dengan orang lain atau
lingkungannya.
Komunikasi terapeutik yang diberikan perawat pada ibu hamil sesuai
dengan kebutuhan tiap semester. Biasanya, pada ibu hamil, perkembangan dan
perubahan pada tubuh ibu tidak banyak di ketahui, baik oleh ibu, maupun orang
lain. Oleh karena itulah, ibu hamil sangat penting mendapatkan konseling
terapeutik untuk mengetahui status kehamilannya.
Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan
kegiatan tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Komunikasi ini di arapkan
dapat membantu ibu untuk mengatasi rasa cemas nya sebelum melahirkan.
Komunikasi kehamilan adalah penyampaian informasi dan jawaban
tentang kehamilan dari perawat kepada klien, terjadi suatu pengertian yang
diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah tercapai. Misalnya, seorang
perawat memberikan informasi tentang kebutuhan gizi pada kelompok ibu
hamil dan penggunaan serta manfaat zat besi atau pemberian wawasan tentang
persiapan sebelum persalinan. Klien menuruti apa yang disampaikan oleh
perawat dan merasakan manfaatnya. Dalam kondisi tertentu, tampak adanya
respon, tanggapan positif dari klien sehingga terjadi persepsi yang sama antara
perawat dengan klien.

3
Dalam komunikasi pada ibu hamil, perawat dapat melakukan dua jenis
komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan.
Komunikasi kebahasaan ini lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari,
termasuk pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan, atau perawat dirumah sakit
ataupun di tempat pelayanan kesehatan.
Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak
menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, tetapi menggunakan bahasa kial,
bahasa gambar, dan bahasa sikap. Komunikasi nonverbal memindahkan pesan
tanpa menggunakan kata-kata. Konselor perlu menyadari pesan verbal dan
nonverbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi.
Sebagai konselor menggunakan komunikasi mendalam yang dikenal
dengan kegiatan konseling. Proses melalui satu orang membantu orang lain
dengan komunikasi, dalam kondisi saling pengertian yang bertujuan untuk
membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat
mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan
situasi, melalui pengalaman terbaru, memandang kesulitan lebih objektif
sehingga dapat menghadapi masalahnya dengan tidak terlalu cemas dan tegang
(SCA. C Steernig Commute, 1969).
Dalam hal ini komunikasi terapeutik perlu di berikan untuk mengurangi
kecemasan pada pasien dengan memberikan komunikasi ini adalah ajang untuk
ibu hamil khusus nya pada trimester ke III untuk bisa meluapkan apa yang dia
rasakan sekaligus bisa menemukan solusi bagaimana cara mengatasi
permasalan yang sedang di hadapi oleh ibu hamil. Baik dari segi fisik, psikis
dan ekonomi dan juga persiapan untuk menjalani persalinan.

4
2.2 Masalah Pada Ibu Hamil Trimester III

Pada trimester ke III pasti ibu hamil akan mulai mempersiapkan proses
kelahiran dan mulai memikirkan persalinan seperti apa yang di inginkan. Tidak
hanya persalinan yang menjadi pikiran dari ibu hamil pada trimester ini selain
itu ada hal lain seperti fisik, psikologis dan sosial ekonomi hal itu seperti di
bawah ini:

A. Perubahan fisiologis
1. Sakit pada punggung, karena meningkatnya berat badan bayi dalam
kandungan.
Hal yang perlu dilakukan :
a. Menganjurkan pada ibu untuk memakai sepatu tumit rendah.
b. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari mengangkat benda
yang berat.
c. Menganjurkan pada ibu untuk berdiri dan berjalan dengan
punggung dan bahu yang tegak.
d. Menganjurkan pada ibu untuk minta pertolongan, untuk melakukan
pekerjaan rumah sehingga tak perlu membungkuk terlalu sering.
e. Menganjurkan pada ibu untuk memakai kasur yang nyaman.
2. Konstipasi, karena tekanan rahim yang membesar kedaerah usus selain
peningkatan hormon progesterone.
Hal yang perlu dilakukan :
a. Menganjurkan pada ibu untuk makan makanan berserat buahan dan
sayuran serta minum air yang banyak.
b. Menganjurkan pada ibu untuk berolahraga.
3. Masalah tidur, gerakan janin terutama di malam hari akan membuat
sulit untuk dapat tidur nyenyak.
Hal yang perlu dilakukan :
a. Menganjurkan pada ibu untuk posisi tidur yang nyaman.
b. Menggunakan musik pengantar tidur atau wangi aroma terapi agar
bisa tetap rileks

5
B. Perubahan psikologis
Selain dari segi fisiologis ibu hamil pada trimester ini juga
mengalami perubahan secara psikologis yang jika tidak segera di tangani
akan berdampak buruk bagi kesehatan baik ibu atau pun janin yang ada di
kandungan ibu. Perubahan psikologis yang sering di alami antara lain:
1. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir
akan keselamatannya.
2. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek, sehingga
memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya, disamping itu ibu
mulai merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah
terluka (sensitif).
3. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya.
Hal yang harus dilakukan :
a. Menjelaskan bahwa apa yang dirasakan ibu adalah sesuatu yang
normal.
b. Mengungkapkan bahwa setiap pengalaman kehamilan adalah unik.
c. Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda-
tanda kelahiran, tanda-tanda bahaya kehamilan.
d. Mendiskusikan tentang ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu
dan cara mengatasinya.
e. Mendiskusikan tentang rencana persalinan.
f. Dan dukungan dari suami dan keluarga.

6
C. Sosial dan ekonomi
Selain masalah dari perubahan fisik dan psikis yang di alami ibu
hamil pada trimester III adalah masalah ekonomi, dalam hal ini ekonomi
sangat berdampak pada kelancaran dalam persalinan. Kadang ibu cemas
akan perekonomian yang akan di keluarkan atau biaya yang harus di
keluaran untuk persalinan dan mengasuh buah hati. Oleh karena itu perawat
harus bisa memberikan terapi terapeutik yang baik antara lain :
a. Memberikan penjelasan tentang cara memanageri keuangan yang baik
dan benar.
b. Memberikan saran agar tidak terlalu cemas akan hal itu.
c. Dan memberi sara untuk merencanakan sejauh mungkin sebelum
proses kelahiran dengan suami dan keluarga.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil sangat mempengaruhi penyampaian
informasi dari perawat kepada ibu hamil. Ibu yang memiliki pendidikan
yang tinggi akan dengan mudah menerima pesan yang disampaikan.
Tetapi, belum tentu untuk ibu yang memiliki pendidikan kurang. Seorang
perawat harus mempunyai cara agar ibu mudah menerima informasi yang
disampaikan. Sehingga dapat menyampaikan suatu informasi dan
memecahkan masalah yang sedang di hadapi ibu.

2. Budaya
Pada daerah tertentu masih banyak budaya yang mengakar pada
masyarakat. Banyak budaya dari masyarakat daerah yang tidak sesuai
dengan teori kesehatan. Mereka masih menggunakan tradisi turun-
temurun dari nenek moyang untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
Mereka cenderung kurang setuju terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Dan hal itu bisa menghambat proses
komunikasi terapeutik.

7
3. Ekonomi
Tingkat ekonomi ibu hamil mempengaruhi keberhasilan
komunikasi. Ibu hamil yang ekonominya menegah ke atas akan mudah
melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan. Misalnya jika ibu hamil
dianjurkan untuk menambah asupan gizi yang berguna untuk dirinya dan
janinnya, maka ibu tersebut akan mudah untuk melaksanakan anjuran
tersebut. Beda dengan ibu yang ekonomi ke bawah pasti akan lebih sulit
menerima atau menjalankan saran dari perawat. Dengan begitu, maka
komunikasi yang dilakukan oleh seorang bidan berhasil.

4. Sosial
Ibu hamil akan membentuk kepribadian ibu. Jika ibu tersebut
terbiasa menjadi orang yang penting di masyarakat, maka akan cenderung
sulit menerima informasi yang diberikan. Ibu akan memiliki argumen yang
menurutnya benar dan tidak peduli dengan saran yang di berikan. Dan
berbeda dengan ibu yang sosial hanya biasa pasti akan lebih mudah
seorang perawat memberikan saran, dan ibu akan menerimanya dan di
respon tanpa mengutakan tanggapan nya sendiri.
Dengan begitu informasi akan mudah masuk dan bisa
menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi oleh ibu hamil pada
trimester ke III.

5. Keadaan psikis
Keaadan ini keadaan yang berdampak buruk pada ibu hamil, ada bu
yang tidak menginginkan kehamilan akan sulit diajak komunikasi. Mereka
bersikap apatis terhadap informasi yang disampaikan. Bahkan tidak ingin
mendengarkan apa yang disarnkan oleh perawat. Dalam mengatasi hal itu
seorang perawat harus berusaha meyakinkan pada ibu agar ibu dapat
merawat dan menjaga janinnya hingga ibu melahirkan, selain itu perawat
harus lebih ekstra dalam memberikan informasi agar ibu dapat
menjalankan dengan baik dalam menjaga janin nya.

8
2.4 Langkah-Langkah Dalam Komunikasi Terapeutik

Langkah langkah dalam melakukan komunikasi terapeutik pada ibu


hamil dengan trimester ke III ada beberapa tahap yaitu :

A. Pendahuluan (Langkah Awal)


Merupakan langkah penting dalam proses konseling keperawatan,
keberhasilan langkah awal akan mempermudah langkah berikutnya dalam
proses konseling keperawatn. Pada langkah awal tugas perawat sebagai
seorang konselor atau komunikator adalah:
1. Membina rasa percaya (trust), penerimaan dan melakukan komunikasi
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
3. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
4. Menentukan alasan klien minta pertolongan
5. Membuat kontrak bersama
6. Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
7. Mengidentifikasi masalah klien
8. Merumuskan tujuan bersama klien

B. Bagian Inti/ Pokok (Langkah Inti)


Bagian ini mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih salah
satu jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut. Langkah ini
menentukan apakah bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan klien dan apakah konseling berhasil dengan baik. Tugas perawat
pada langkah inti adalah sebagai berikut:
1. Mengeksplorasi stressor yang tepat
2. Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian koping
mekanisme yang konstruktif.
3. Mengatasi penolakan perilaku mal adaptif.
4. Memberikan beberapa alternatif yang dipilih klien.
5. Merencanakan tindak lanjut dari alternative pilihan.

9
C. Bagian Akhir (Langkah Akhir)
Merupakan kegaitan akhir dari konseling yang meliputi
pengumpulan dari seluruh aspek kegiatan. Langkah ini merupakan langkah
penutupan dari pertemuan dan penetapan untuk pertemuan berikutnya.
Tugas bidan pada langkah akhir adalah:
1. Menciptakan realitas perpisahan
2. Membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
3. Saling mengeksplorasi perasaan, penolakan (kehilangan), sedih, marah
dan perilaku lain.
4. Mengevaluasi kegiatan dan tujuan konseling
5. Apabila masih diperlukan, melakukan rencana tindak lanjut dengan
membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.

10
BAB III

PENERAPAN

3.1 Data Ibu Hamil 1 :


Nama : Ny. Isrotin Ningrum
Umur : 28 tahun
Alamat : Bandar Lor RT. 28 RW. 06 Kota Kediri
Umur Kehamilan : 32 minggu (8 bulan)
Kelahiran Anak : Kedua

1. Pra Interaksi
Adalah tahap dimana sebelum berjumpa dengan pasien sudah
mengetahui terlebih dahulu identitas, alamat, pekerjaan, dan penyakit yang
saat ini dialami pasien, sehingga perawat pada tahap ini secara tidak
langsung sudah berkenalan dengan pasien

2. Orientasi
Mahasiswa : Selamat pagi bu, kami mahasiswa dari STIKes Surya Mitra
Husada Kediri, disini kami mendapatkan tugas komunikasi terapeutik dari
kampus kami, yaitu untuk mewawancarai ibu hamil pada trimester III,
apakah ibu bersedia?
Ibu : iya bersedia
Mahasiswa : apakah ibu bersedia memperkenalkan diri?
Ibu : nama saya isrotin ningrum, umur 28 tahun
Mahasiswa : alamat nya mana bu?
Ibu : Bandar Lor RT. 28 RW. 06 Kota Kediri
Mahasiswa : baik bu, saya akan melanjutkan wawancara kepada ibu

3. Tahap Kerja
Mahasiswa : ibu sebelumnya ini sudah kehamilan berapa bulan?
Ibu : saya ini kehamilan 32 minggu mbak atau jalan 8 bulan
Mahasiswa : kelahiran anak ke berapa yaa bu?
Ibu : anak kedua mbak

11
Mahasiswa : bagaimana yang ibu rasakan selama kehamilan trismester
ketiga ini?
Ibu : senang, nyantai mau lahiran dan tidak khawatir mbak kan
anak kedua
Mahasiswa : tapi ibu tetap merasakan cemas kan menjelang proses
kelahiran?
Ibu : iya mbak merasakan cemas
Mahasiswa : perubahan fisik apa yang sudah ibu alami saat ini?
Ibu : pinggul terasa nyeri mbak,
Mahasiswa : kalau begitu apabila terlalu lama duduk bisa dibuat jalan-
jalan saja agar nyeri tidak terasa selain itu minum air putih
Ibu : iya mbak saya sudah melakukannya tetapi saya kurang
minum
Mahasiswa : iya bu diusahakan tetap mengkonsumsi air putih selain baik
untuk kesehatan dari ibu sendiri juga baik untuk janin
Ibu : iya mbak
Mahasiswa : selama kehamilan makanan apa yang biasa ibu konsumsi?
Apa ada vitamin tambahan?
Ibu : ada mbak di beri vitamin pada bidan, tetapi saya sering
konstipasi mbak
Mahasiswa : kalau begitu ibu harus banyak mengkonsumsi buah dan
sayur yang memiliki banyak serat dan konsumsi air putih
jangan lupa
Ibu : baik mbak iya
Mahasiswa : apa yang sudah ibu lakukan sejauh ini untuk
mempersiapkan kelahiran?
Ibu : saya di prediksi melahirkan pada pertengahan bulan
desember mbak
Mahasiswa : rencana lahiran dimana bu?
Ibu : di bidan dekat rumah sini mbak, saya ndak suka kalau
dirumah sakit karena di pihak rumah sakit ndak sabar

12
menunggu pasti di rujuk untuk cesar dan itu memerlukan
biaya yang besar mbak
Mahasiswa : ohh iyaa mbak yang terpenting selalu dipersiapkan diri
apabila sewaktu-waktu mengalami kontraksi

4. Tahap Terminasi
Mahasiswa : baik ibu ini kami sudah selesai melakukan wawancara.
Apakah ada yang ditanyakan bu?
Ibu : tidak mbak sudah
Mahasiswa : terimakasih bu atas kerjasamanya kami sudah selesai
wawancara semoga proses kelahiran ibu lancar dan sesuai
yang diharapkan.
Ibu : amin terimakasih mbak
Mahasiswa : terimakasih bu, assalamualaikum.

Berdasarkan data tersebut bahwa ibu Isrotin Ningrum yang berumur 28


tahun telah mengandung kelahiran anak kedua dan umur kehamilan Ny. Isrotin
berumur 32 minggu (8 bulan). Dari hasil observasi kami bahwa Ny. Isrotin merasa
dirinya senang dan tidak merasakan khawatir dengan alasan sudah pernah
melahirkan anak pertama. Tetapi walau Ny. Isrotin pernah melahirkan sebelumnya
rasa kecemasan pasti ada walaupun tidak sebesar waktu melahirkan anak pertama/
sebelumnya. Perubahan fisik yang dialami Ny. Isrotin sering merasakan nyeri di
pinggul. Dan kami memberikan saran agar tidak terjadi nyeri Ny. Isrotin kami
ajurkan dibuat jalan-jalan agar nyeri tidak terasa jika terlalu lama duduk, selain itu
sering minum air putih. Selama kehamilan Ny. Isrotin diajurkan oleh bidan minum
vitamin yang diberikan. Tetapi Ny. Isrotin sering konstipasi dan kami
mengingatkan bahwa harus banyak mengkonsumsi buah dan sayur yang memiliki
banyak serat dan minum air putih. Hasil prediksi Ny. Isrotin akan melahirkan anak
kedua di pertengahan desember. Dan akan melakukan persalinan di bidan dengan
alasan dekat dengan rumah dan jika di rumah sakit akan mengeluarkan biaya yang
banyak.

13
Dan juga bu isrotin merasa bahwa apabila dia melahirkan di Rumah Sakit
akan membutuhkan waktu yang lama, baik dari segi pelayanan, registrasi dan hal
lain dan beliau takut apabila di saran kan oleh dokter untuk melakukan persalinan
secara cesar, karena beliau ingin melahirkan secara normal jika tidak ada halangan.
Dan selain itu beliau juga tidak ingin terlalu repot dan jauh bila harus bersalin di
rumah sakit yang jarak nya lumayan jauh.

3.2 Data Ibu Hamil 2 :


Nama : Ny. Devi
Umur : 26 tahun
Alamat : Bandar Lor RT.31 RW.06 Kota Kediri
Umur Kehamilan : 28 minggu (7 bulan)
Kelahiran Anak : Pertama

1. Pra Interaksi
Adalah tahap dimana sebelum berjumpa dengan pasien sudah
mengetahui terlebih dahulu identitas, alamat, pekerjaan, dan penyakit yang
saat ini dialami pasien, sehingga perawat pada tahap ini secara tidak
langsung sudah berkenalan dengan pasien

2. Orientasi
Mahasiswa : Selamat pagi bu, kami mahasiswa dari STIKes Surya
Mitra Husada Kediri, disini kami mendapatkan tugas
komunikasi terapeutik dari kampus kami, yaitu untuk
mewawancarai ibu hamil pada trimester III, apakah ibu
bersedia?
Ibu : iya bersedia
Mahasiswa : apakah ibu bersedia memperkenalkan diri?
Ibu : iyaa nama saya devi
Mahasiswa : umur berapa bu?
Ibu : umur 26 tahun mbak
Mahasiswa : alamat nya mana bu?

14
Ibu : bandar lor RT. 31 RW.06 Kota Kediri
Mahasiswa : baik bu saya akan melanjutkan wawancara kepada ibu

3. Tahap Kerja
Mahasiswa : ibu sebelumnya ini sudah kehamilan berapa bulan?
Ibu : 7 bulan mbak
Mahasiswa : bagaimana yang ibu rasakan selama kehamilan trismester
ketiga ini?
Ibu : saya merasakan bahagia juga cemas karena ini anak
pertama mbak jadi saya takut, nanti bagaimana jika tidak
sesuai dengan yang saya inginkan. Dan saya tidak
mengetahui bagaimana proses kelahiran.
Mahasiswa : iya saya paham bu, memang rasa takut adalah hal yang
wajar dan normal karena baru pertama kali. Saran saya jika
ibu merasa cemas yang ibu lakukan adalah beristirahat,
selain itu perbanyak untuk rileks. Selain itu ibu juga harus
sering melakukan konsultasi kepada bidan yang menangani
ibu agar ibu selalu tau kondisi yang ibu alami saat ini. Dan
hal hal yang dipersiapkan saat akan melahirkan.
Ibu : iya mbak terimakasih saya juga sudah rutin ini dalam
berkonsultasi.
Mahasiswa : iya bu bagus kalau begitu. Perubahan fisik apa yang sudah
ibu alami saat ini?
Ibu : saya merasa nyeri pinggul mbak sering capek juga,
mudah lelah kalau dibuat berjalan.
Mahasiswa : di buat jalan-jalan bu supaya mengurangi rasa nyerinya,
ibu juga apabila keluar-keluar jangan menggunakan sepatu
atau sandal yang ber hak tinggi.
Ibu : baik mbak
Mahasiswa : selama kehamilan makanan apa yang biasa ibu konsumsi?
Apa ada vitamin tambahan?

15
Ibu : ya biasanya dianjurkan sama ibu bidan banyak
mengonsumsi sayur, buah-buahan dan juga susu ibu hamil
itu mbak sama vitamin juga.
Mahasiswa : ohh iya mbak
Mahasiswa : apa yang sudah ibu lakukan sejauh ini untuk
mempersiapkan kelahiran?
Ibu : saya melahirkan di bidan mbak dekat sini mbak ingin nya.
Dan sejauh ini saya masih belum menyiapkan proses
kelahiran ini mbak.
Mahasiswa : iya bu saya tau ibu sangat cemas engan kelahiran anak
pertama ini tapi ibu harus siap siap mulai dari sekarang,
mulai dari dimana ingin melahirkan, barang apa saja yang
dibawa, tanggal dan bulan harus di catat. Selain itu peran
suami dalam hal ini sangat di butuhkan bu. Prediksi kapan
bu melahirkannya?
Ibu : bulan januari mbak

4. Tahap Terminasi
Mahasiswa : baik ibu ini kami sudah selesai melakukan wawancara.
Apakah ada yang ditanyakan bu?
Ibu : iya sudah mbak
Mahasiswa : terimakasih bu atas kerjasamanya kami sudah selesai
wawancara semoga proses kelahiran ibu lancar dan sesuai yang diharapkan.
Ibu : iya mbak terimakasih
Mahasiswa : terimakasih bu, assalamualaikum.

16
Berdasarkan data tersebut bahwa Ny. Devi berumur 26 tahun telah
mengandung kelahiran anak pertama dan umur kehamilan Ny. Devi berumur 28
minggu (7 bulan). Dari hasil observasi kami bahwa Ny. Devi merasa bahagia dan
juga cemas dengan alasan karena akan melahirkan anak pertama jadi Ny. Devi
merasa takut. Dan kami menjelaskan ke Ny. Devi bahwa rasa takut adalah hal yang
wajar dan normal saran dari kami untuk Ny. Devi perbanyak untuk rileks dan
nyantai agar rasa cemas sedikit-sedikit hilang. Perubahan fisik yang dialami Ny.
Devi merasa nyeri pinggul dan sering sekali capek. Kami memberikan saran juga
untuk jalan-jalan supaya mengurangi rasa nyerinya. Selama kehamilan juga Ny.
Devi diajurkan bidan selalu dan perbanyak mengonsumsi sayur, buah-buahan, susu
hamil dan vitamin. Ny. Devi di prediksi melahirkan di bulan januari. Dan
melakukan persalinan di bidan dekat rumahnya.

17
BAB IV

ANALISIS

Dari hasil yang kami lakukan untuk berkomunikasi terapeutik kepada ibu
hamil dengan memasuki proses kelahiran atau pada trimester ke III, kami sudah
mendapat kan hasil yaitu, kami mendapatkan 2 ibu hamil yang rata-rat umur nya
kurang dari 30 tahun. Pada ibu hamil yang pertama sudah memasuki bulan ke 8 dan
kehamilan anak ke 2 dan sedangkan ibu hamil yang satu nya sudah memasuki bulan
ke 7 dan masih baru pertama kali mengandung. Banyak keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh ibu hamil dan berbeda di setiap ibu masalah dan tekanan yang ibu
alami selama trimester ke III.

Sesuai dengan teori di atas bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi


yang befokus pada kesembuhan klien dan bertujuan untuk menyelesaikan masalah
yang di hadapi oleh klien, dalam hal ini kami sudah melakukan komunikasi
terapeutik ke pada ibu hamil dengan keluhan-keluhan yang beliau hadapi dan kami
mampu untuk memberikan sara dan masukan untuk menyelesaikan permasalahan
ibu tersebut.

Dalam melakukan komunikasi kami juga melakukan sesuai langkah yang di


tulis dalam teori antara lain kami sudah

1. Proses awal komunikasi terapeutik, pada dasar nya komunikasi terapeutik


memiliki proses mulai dari proses pra interaksi dimana kita menggali
hubungan saling percaya klien, tahan orientasi kita memperkenalkan siapa
kita dan identitas klien, tahap kerja dan tahap terminasi yaitu melakukan
evaluasi salah satunya.
2. Membina hubungan saling percaya dengan pasien, setelah pra interaksi kita
sudah melakukan BHSP kepada pasien, tujuan dari BHSP ini adalah dapat
menggali dengan benar dan tepat masalah dari klien, selain itu klien bisa
terbuka dengan apa yang klien rasakan saat ini, klien percaya betul dengan
kita.

18
3. Mengekplorasi masalah dari klien, memberikan kesempatan klien untuk
mengutarakan perasaan klien saat ini dan apa yang dia inginkan. Dan kita
sudah memberikan pertanyaan yang dapat membuat klien mengutarakan
apa yang klien rasakan.
4. Memberikan saran atau alternatif, sesudah klien mengatakan semua
masalah nya kita sebagai konselor sudah memberikan solusi atau alternatif
lain untuk menyelesaikan masalah pada klien. Tidak hanya itu kita juga
harus memberikan saran untuk kedepan nya apa yang harus dilakukan. Saat
memberikan saran atau alternatif sesuai teori kami sudah memberikan
kesempatan klien untuk melihat latar belakang klien atau apa yang klien
rasakan dan apakah klien setuju atau tidak dengan saran dan alternatif dari
kami, dan oleh itu kami mendiskusikan dengan klien.
5. Mengevaluasi, evaluasi sangat diperlukan setelah melakukan komunikasi
terapeutik kepada klien. Baik dari respon, sikap dan bahkan penolakan
klien, semuanya harus di evaluasi dengan baik agar kita dapat membuat
evaluasi ini untuk rujukan di saat akan melakukan komunikasi terapeutik
dengan pasien yang lain nya. Respon pasien juga sangat penting bisa saja
dia menerima atau mungkin menolak, marah atau bahagia. Hal itu dapat
dijadikan tolak ukur keberhasilan dari komunikasi terapeutik ini.

Dari hasil komunikasi yang kami lakukan pada pasien dengan ibu hamil
trimester ke III sudah sesuai dengan literatur jadi dapat kami simpulkan bahwa teori
atau literatur yang kami pakai sudah sesuai dengan apa yang kami terapkan di
masyarakat atau pada klien dengan ibu hamil trimester ke III.

19
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di lakukan antara tenaga
kesehatan dan klien/pasiennya khusus dalam ruang lingkup kesehatan.
Komunikasi kehamilan adalah penyampaian informasi dan jawaban
tentang kehamilan dari perawat kepada klien, terjadi suatu pengertian yang
diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah tercapai.
Dalam kehamilan trimester ke III ini banyak yang ibu hamil alami baik
dari segi fisiolos, psikologis, dan ekonomi. Tidak hanya itu banyak faktor yang
mempengaruhi mulai dari faktor pendidikan, budaya, ekonomi, sosial, dan
keadaan psikis juga mempengaruhi.
Setelah melakukan komunikasi kami mendapatkan 2 ibu hamil yang rata-
rat umur nya kurang dari 30 tahun. Pada ibu hamil yang pertama sudah
memasuki bulan ke 8 dan kehamilan anak ke 2 dan sedangkan ibu hamil yang
satu nya sudah memasuki bulan ke 7 dan masih baru pertama kali mengandung.
Banyak keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil dan berbeda di setiap
ibu masalah dan tekanan yang ibu alami selama trimester ke III.

4.2 Saran
Bagi perawat komunikasi terapeutik perlu untuk menentukan masalah
yang sedang di hadapi klien, jadi perawat harus bisa menggali lebih lagi tentang
masalah klien.
Semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membaca nya khusus
nya untuk cara berkomunikasi terapeutik kepada ibu hamil dan langkah langkah
dalam melakukan komunikasi. Dan dalam menulis makalah ini mungkin
banyak sekali kesalahan jadi kami mohon saran dan kritik yang membangun
agar dapat menyempurnakan makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, T. (2016). Komunikasi dalam Keperawatn, Modul Bahan Ajar Cetak

Keperawatan.

Asmara, Linka. (2017). Komunikasi pada Ibu Hamil.

Priyanto, Agus. (2009). Komunikasi Dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika.

Risdayanti.(2017). Konseling Pada Ibu Hamil.

Suryani.(2005).Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek. Jakarta, EGC

Yohana, Ana. (2011). Komunikasi Terapeutik pada Ibu Hamil.

21
LAMPIRAN

Gambar saat melakukan wawancara tentang komunikasi terapeutik

pada ibu hamil 1

Gambar setelah melakukan wawancara tentang komunikasi terapeutik pada ibu


hamil 1 dan pemberian hadiah

22
Gambar saat melakukan wawancara tentang komunikasi terapeutik

pada ibu hamil 2

Gambar setelah melakukan wawancara tentang komunikasi terapeutik pada ibu


hamil 2 dan pemberian hadiah

23

Anda mungkin juga menyukai