Anda di halaman 1dari 22

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS

Nomor Register : 00. 54. 23. 71

Nama : By. W. L. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal lahir : Manado, 23 April 2019

Umur : 0 hari

Lahir di : RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Berat badan lahir : 1.600 gram

Partus : Sectio Cessarea atas indikasi gawat janin + plasenta previa

totalis + bekas section cessarea

Kebangsaan : Indonesia

Suku bangsa : Minahasa

Anak ke :3

Agama : Protestan

Alamat : Wongkai Jaga I, Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara

No. Telepon : 085240038XXX

Masuk Rumah Sakit : 24 April 2019

Ruangan : NICU

1
IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ibu : Ny. L. Y. W

Umur Ibu : 36 tahun

Pendidikan Ibu : SMA

Pekerjaan Ibu : IRT

Status Perkawinan :I

Nama Ayah : Bpk. M. O

Umur Ayah : 38 tahun

Pendidikan Ayah : SD

Pekerjaan Ayah : Petani

Status Perkawinan :I

Alamat : Wongkai Jaga I, Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara

B. FAMILY TREE

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

2
C. ANAMNESIS

(Alloanamnesis dari ibu penderita, 23 April 2019)

1. Keluhan Utama : Bayi baru lahir sesak nafas

2. Riwayat Penyakit Sekarang:

Bayi perempuan, lahir pada tanggal 23 April 2019 jam 20. 20 WITA secara Sectio

Caesaria atas indikasi gawat janin et causa plasenta previa totalis. Bayi lahir dengan

BBL: 1.600 gram, PBL: 40 cm. Apgar score 5-7. Lahir dari ibu G3P1A1, usia 36

tahun, hamil 31-32 minggu. Beberapa saat setelah lahir bayi sesak. Faktor resiko

sepsis yaitu usia gestasi < 37 minggu, heart rate 160 kali/menit, apgar score rendah,

dan berat badan lahir rendah (BBLR).

3. Anamnesis Antenatal

Selama hamil ibu penderita ANC secara teratur sebanyak 9 kali di puskesmas.

Suntik Tetanus Toxoid sebanyak 2 kali.

Selama hamil ibu penderita mengaku sehat.

4. Anamnesis makanan terperinci sejak bayi sampai sekarang

ASI :-

PASI :-

Bubur susu :-

Bubur saring : -

Bubur halus : -

Nasi lembek : -

3
5. Imunisasi

Dasar Ulangan
Jenis Imunisasi
I II III I II III

BCG -

Polio -

DTP -

Campak -

Hepatitis B +

6. Riwayat Keluarga

Hanya penderita yang mengalami sakit seperti ini.

7. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan

Pasien tinggal di rumah semi permanen dengan atap seng, dinding kayu, lantai

keramik. Jumlah kamar 2 buah, dihuni oleh 6 orang terdiri 4 orang dewasa dan 2

orang anak. WC/Kamar mandi berada di luar rumah. Sumber air minum berasal dari

air sumur yang dimasak, sumber penerangan listrik ialah PLN dan penanganan

sampah dengan cara dibuang/dibakar di tempat sampah.

4
D. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Aktif menurun, Refleks menurun

Tekanan darah :-

Nadi : 160 kali/menit

Respirasi : 60 kali/menit

Suhu : 36,5 ºC

SpO2 : 90%

Sianosis : Tidak Ada

Anemia : Tidak ada

Ikterus : Tidak ada

Kejang : Tidak ada

Berat Badan : 1.600 gram

Panjang Badan : 40 cm

Lingkar Kepala : 30 cm

Lingkar Dada : 26 cm

Lingkar Perut : 24 cm

Panjang Lengan : 12 cm

Lingkar Lengan Atas : 8 cm

5
Kulit

Warna : Sawo matang

Efloresensi : Tidak ada

Pigmentasi : Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada

Lapisan lemak : Cukup

Turgor : Kembali cepat

Tonus : Eutoni

Oedema : Tidak ada

Kepala

Bentuk : Normocephal, Cephalhematom tidak ada

Rambut : Hitam, Tidak mudah dicabut

Ubun–ubun besar : Datar

Mata : Air mata (+), cowong(-)

Exophthalmus/Enophthalmus : Tidak ada

Tekanan bola mata : Normal pada palpasi

Konjungtiva : Anemis -/-, Konjungtiva hematoma -/-

Sklera : Ikterik -/-

Refleks kornea : Normal

Pupil : Bulat, Isokor Ø 2mm – 2mm

Refleks Cahaya +/+

Lensa : Jernih

Gerakan : Normal

Palpebra : Menyatu erat

6
Telinga : Pinna bergelombang baik, lembek, sekret -/-

Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, Pernapasan cuping

hidung (+), Septum deviasi (-)

Mulut

Bibir : Sianosis (-), Labiopalatoskizis (-)

Selaput mulut : Mukosa mulut basah

Gusi : Perdarahan (-)

Lidah : Beslag (-), Ankyloglossia (-)

Gigi :-

Bau pernapasan : Foetor (-)

Leher

Trakea : Letak tengah

Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Kaku kuduk : Tidak ada

7
Thoraks

Bentuk : Simetris

Retraksi : Ada (+) subcostal

Pektus ekskavatum : (-)

Payudara : Areola datar, penonjolan (-)

Paru – Paru

Inspeksi : Simetris kanan = kiri, retraksi (+) subcostal

Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor kanan = kiri

Auskultasi : Suara pernapasan bronkhial, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

Detak jantung : 160 kali/menit

Iktus : Cordis tidak tampak

Ritme : Reguler

Murmur : Tidak ada

Galop : Tidak ada

Abdomen

Bentuk : Cembung, lemas

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Lien : Tidak teraba

Hepar : Tidak teraba

Lain-lain : Tali pusat, ujung kehijauan (-)

8
Genitalia

Bentuk :Normal, perempuan

Testis :-

Skrotum rugae :-

Panjang penis :-

Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT <3”

Anus : Lubang (+)

Tulang belulang : Deformitas (-)

Otot : Normal, Eutoni

Refleks-Refleks : Grasp (+), Rooting (+)

Downess Score:

- Respirasi :1

- Retraksi :1

- Sianosis :0

- Air entry :0

- Merintih :0

Total :2

9
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (24 April 2019)

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil

Leukosit 4000 – 10000/Ul 16500uL

Eritrosit 4.70 – 6x106/Ul 3.25x106/uL

Hemoglobin 13.5 – 19.5g/Dl 11.9 g/dL

Hematokrit 37.0 – 47.0% 34.7 %

Trombosit 150 – 450x103/uL 318x103/uL

MCH 27.0 – 35.0pg 36.8 pg

MCHC 30.0 – 40.0g/dL 34.4 g/dL

001 Eosinofil 1-5 % 0%

002 Basofil 0-1 % 2%

003 Netrofil batang 2-8 % 7%

004 Netrofil segmen 50-70 % 60%

005 Limfosit 20-40 % 19%

006 Monosit 2-8% 12%

MCV 80.0 – 100.0 fL 106.8 fL

10
F. DIAGNOSIS KERJA

Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

G. TATALAKSANA

 O2 nasal 0,5 l/m  Pro CPAP

 Injeksi Ampicilin 80 mg/12 jam

 Injeksi Gentamicin 8mg/36 jam

 GDS/24 jam

H. RESUME

Pasien bayi perempuan, lahir pada tanggal 23 April 2019 jam 20.20 WITA secara

Sectio Caesaria atas indikasi gawat janin et causa plasenta previa totalis dengan BBL :

1600 gram, PBL : 40 cm. Apgar score 5-7. Lahir dari ibu G3P1A1, usia 36 tahun, hamil

31-32 minggu. Dari anamnesis ditemukan adanya faktor risiko sepsis, yaitu usia gestasi <

37 minggu, heart rate 160 kali/menit, Apgar score rendah, dan berat badan lahir rendah

(BBLR). Beberapa waktu setelah lahir bayi tampak sesak nafas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi dalam keadaan aktif menurun, refleks

menurun, nadi 160 x/menit, respirasi 60x/menit, suhu badan 36,5 ºC, dan saturasi 90%.

Pada pemeriksaan fisik thoraks ditemukan adanya retraksi subcostal. Pada pemeriksaan

ektremitas ditemukan akral hangat dan CRT <3”.

Setelah lahir pasien dirawat diruangan NICU 2 dengan 02 nasal 0,5 l/m  Pro CPAP.

Pasien juga diberikan, diberikan Injeksi Ampicilin 80 mg/12 jam dan Injeksi Gentamicin 8

mg/36 jam pada hari pertama masuk rumah sakit. Penderita direncanakan untuk

dipuasakan sementara per oral, periksa GDS/24 jam dan direncanakan untuk pemeriksaan

kultur darah.

11
FOLLOW UP

Kamis, 25 April 2019, Pukul: 06.00 WITA

S Sesak (+)

O Keadaan umum: aktif menurun, reflex menurun

HR: 103x/m, RR: 68 x/m, SB: 36,9 °C, SpO2: 93%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 2 mm – 2 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (+) SC, Sp. Bronkial, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - O2 nasal 0,5 l/m  Pro CPAP

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D10% 61 mL

D 40% 24 mL

NaCl 3% 3,2 mL

KCl 2 mL
C = 100 , P = 2,5 , G = 8-9
MgSO4 0,8 mL
6 – 7 mL/jam
Ca Glukonas 1 mL

AS 6% 66 mL

Soluvit 0,5 mL

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H2)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H2)

12
- Susu 8 x 5 mL

- Monitor GDS / 24 jam

Jumat, 26 April 2019, Pukul: 06.00 WITA

S Sesak (+), Nafas cepat (+)

O Keadaan umum: aktif menurun, refleks menurun

HR : 132 x/m, RR : 74 x/m, SB : 37,5 °C, SpO2: 99%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 2 mm – 2 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (+) SC minimal, Sp. Bronkial, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - CPAP FiO2 40%, PEEP 7 cm H2O, O2 flow 8 L/m

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D10% 61 ml MgSO4 0,8 ml C = 120

D40% 24 ml Ca glukonas 1 ml P = 3,5

NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 9-10

KCl 2 ml Soluvit 0,5 ml 8 ml/jam

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H3)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H3)

13
- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 mL)

- Monitor GDS / 24 jam 86 mg/dL

Sabtu, 27 April 2019, Pukul: 06.00 WITA

S Nafas cepat (-), Sesak (+)

O Keadaan umum: aktif menurun, reflex menurun

HR : 150 x/m, RR : 52 x/m, SB : 37,1 °C, SpO2: 98%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (-), Sp. Bronkial, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - CPAP FiO2 30%, PEEP 6 cm H2O, O2 flow 8 L/m

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D10% 61 ml MgSO4 0,8 ml C = 140-susu

D40% 24 ml Ca glukonas 1 ml P=3

NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 9-10

KCl 2 ml Soluvit 0,5 ml 6-7 ml/jam

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H4)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H4)

- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 mL)

- Monitor GDS / 24 jam 67 mg/dL

14
Minggu, 28 April 2019, Pukul: 06.00 WITA

S Nafas cepat (-), Sesak (+)

O Keadaan umum: aktif menurun, refleks menurun

HR : 160 x/m, RR : 40 x/m, SB : 36,7 °C, SpO2: 99%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (-), Sp. Bronkovesikler, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - CPAP FiO2 21%, PEEP 6 cm H2O, O2 flow 8 L/m

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D10% 87 ml MgSO4 0,8 ml C = 150-susu

D40% 57 ml Ca glukonas 1 ml P=3

NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11-12

KCl 2 ml Soluvit 0,5 ml 7-8 ml/jam

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H5)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H5)

- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 mL)

- Monitor GDS / 24 jam 142 mg/dL

15
Senin, 29 April 2019, Pukul: 08.00 WITA

S Nafas cepat (-), Demam (-)

O Keadaan umum: aktif menurun, reflex menurun

HR : 120 x/m, RR : 40 x/m, SB : 36,5 °C, SpO2: 97%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - CPAP FiO2 30%, PEEP 5 cm H2O, O2 flow 8 L/m

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D40% 57 ml MgSO4 0,8 ml C = 150 - susu

D10% 87 ml Ca glukonas 1 ml P=3

NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11 - 12

KCl 2 ml Soluvit 0,5 ml 7-8 ml/jam

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H6)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H6)

- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 L/gBB/hari)

- Monitor GDS / 24 jam  62 mg/dL

16
Selasa, 30 April 2019, Pukul: 06.00 WITA

S Sesak ↓, Nafas cepat (-)

O Keadaan umum: aktif menurun, refleks menurun

HR : 144 x/m, RR : 52 x/m, SB : 36,6 °C, SpO2: 98%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - CPAP FiO2 20%, PEEP 5 cm H2O, O2 flow 8 L/m

- Nutrisi adekuat :

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D40% 57 ml MgSO4 0,8 ml C = 150 - susu

D10% 87 ml Ca glukonas 1 ml P=3

NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11 - 12

KCl 2 ml Soluvit 0,5 ml 7-8 ml/jam

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H7)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H7)

- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 L/gBB/hari)

- Monitor GDS / 24 jam

17
Rabu, 31 April 2019, Pukul: 06.00 WITA

S Sesak ↓ , nafas cepat (+)

O Keadaan umum: aktif menurun, refleks menurun

HR : 150 x/m, RR : 62 x/m, SB : 36,6 °C, SpO2: 99%

SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar

CV : Akral hangat, CRT ≤ 3 detik, Bising (-), Sianosis (-)

RT : Simetris, Retraksi (-), Sp. Bronkovesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)

GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Hepar/Lien tidak teraba

HEM : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)

A Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan + HMD grade II

P - CPAP FiO2 20%, PEEP 5 cm H2O, O2 flow 8 L/m

- Nutrisi adekuat :

- Termoregulasi Suhu : 36,5 – 37,5 °C

- Nutrisi adekuat :

IVFD D40% 97 ml MgSO4 0,8 ml C = 150 - susu

D10% 87 ml Ca glukonas 1 ml P=3

NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11 - 12

KCl 1,6 ml Soluvit 0,5 ml 7-8 ml/jam

- Atasi Infeksi :

Inj. Ampicilin 80 mg/12 jam (H7)

Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam (H7)

- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 L/gBB/hari)

- Monitor GDS / 24 jam

18
BAB II

PEMBAHASAN

Hialin Membrane Disease (HMD) atau disebut juga Penyakit Membran Hialin (PMH)

merupakan gawat napas pada bayi kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa saat

setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas (pernafasan cuping hidung, grunting, tipe

pernapasan dyspnea/takipnea, retraksi dada, dan sianosis) yang menetap atau menjadi

progresif dalam 48 – 96 jam pertama kehidupan akibat kurangnya surfaktan.1

Data mengenai penyebab kematian bayi yang tinggi dengan HMD di negara

berkembang sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan Fidanovski et al. menunjukkan bahwa

factor risiko kematian bayi dengan HMD yang menggunakan ventilasi mekanik ialah air-leak

syndrome, berat badan lahir ≤ 1,5 kg, dan bronchopulmonary dysplasia.2 Penelitian lain yang

serupa menunjukkan bahwa usia kehamilan < 30 minggu, presentasi bokong dan skor

APGAR 5 menit ≤ 7 merupakan faktor risiko kematian bayi HMD.3

Insidensi HMD pada bayi prematur sebesar 60-80% pada bayi kurang dari 28 minggu,

15-30% pada bayi 32-36 minggu, 5% pada bayi kurang dari 37 minggu, dan sangat jarang

terjadi pada bayi matur. Frekuensinya meningkat pada ibu yang diabetes, kelahiran sebelum

usia kehamilan 37 minggu, kehamilan dengan lebih dari satu fetus, kelahiran dengan operasi

Caesar, kelahiran yang dipercepat. Pada ibu diabetes, terjadi penurunan kadar protein

surfaktan yang menyebabkan terjadinya disfungsi surfaktan. Selain itu dapat juga disebabkan

pecahnya ketuban untuk waktu yang lama serta hal-hal yang enimbulkan stress pada fetus

seperti ibu dengan hipertensi dan drug abuse, atau adanya infeksi kongenital kronik.4

19
Insiden tertinggi didapatkan pada bayi prematur laki-laki atau bayi kulit putih. Pada

laki-laki, androgen menunda terjadinya maturase paru dengan menurunkan produksi

surfaktan oleh sel pneumosit tipe II. Insidensinya berkurang pada pemberian steroid pada

ibu.5

HMD disebabkan oleh penurunan fungsi dan pengurangan jumlah surfaktan.

Kekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan pada bayi prematur yang mempunyai unit

saluran pernapasan yang masih kecil dan dinding dada lemah dapat menimbulkan atelectasis,

hipoksia, hingga menyebabkan gagal napas. HMD disebabkan oleh adanya atelektasis dari

tiga factor yang saling berhubungan; a) tegangan permukaan yang tinggi akibat fungsi

surfaktan yang tidak optimal dan defisiensi jumlah sintesis atau pelepasan surfaktan, b)

fungsi unit pernapasan yang masih kecil, dan c) dinding dada bayi yang masih lemah.6

Diagnosis HMD didapatkan dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, foto

toraks dan laboratorium. Pada anamnesis harus dicari faktor risiko meliputi usia kehamilan

yang preter, ibu diabetes mellitus, kehamilan kembar, sectio Caesar, partus presipitatus

setelah perdarahan antepartum, asfiksia pada masa perinatal dan adanya riwayat sebelumnya

ibu yang melahirkan bayi dengan HMD.7 Bayi kurang bulan berdasarkan New Ballard Score

disertai sianosis pada udara kamar, napas cuping hidung, takipnea, merintih, dan retraksi

dinding dada yang dijumpai dalam 24 jam pertama kehidupan dan bias menetap atau menjadi

progresif dalam 48-96 jam pertama.7 terkadang ditemukan hipotensi, hipotermia edema

perifer, edema paru. Perjalanan klinis bervariasi sesuai dengan beratnya penyakit, besarnya

bayi, adanya infeksi dan derajat dari pirai PDA.8

Pada pasien ini, ditemukan gejala-gejala klinis yang mengarah ke diagnosis Hyalin

Membrane Disease (HMD). Pada pasien ini ditemukan bayi tampak tidak sehat, sesak, dan

20
lemah. Hal ini didukung dengan pemeriksaan fisik vital sign ditemukan nafas cepat

(68x/menit) disertai retraksi dinding dada (Subcostal).

Pemeriksaan penunjang yang dapat mendukung ditegakkannya diagnosis HMD yakni

laboratorium dan foto thoraks. Pada pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Hb, hematokrit,

dan gambaran darah tepi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Analisis gas darah awalnya

dapat diteukan hipoksemia, dan pada keadaan lanjut ditemukan hipoksemia progresif,

hiperkarbia, dan asidosis metabolic yang bervariasi.

Pada pemeriksaan foto babygram HMD dapat ditemukan kekeruhan granular halus

(atelektasis difus) di kedua bidang paru dan bronkogram udara (bronkus berisi udara tampak

nyata terhadap paru yang atelektasis). Paru yang buram akan susah untuk membedakan antara

batas paru dan siluet jantung pada penyakit berat disebut whiteout yakni tekstur kekeruhan

paru reticulogranular, penurunan ekspansi paru, penipisan pembuluh paru yang normal, udara

bronkogram hingga padat, konsolidasi paru simetris bilateral. Pencitraan dada radiografi

dianggap komponen penting dalam membuat diagnosis HMD. Pencitraan diagnostik tidak

hanya dilakukan pada penilaian awal kondisi neonatus dan untuk menegakkan diagnosis,

tetapi juga untuk memantau perkembangan penyakit dan efek dari tindakan terapi intervensi.9

Berdasarkan pemeriksaan radiologi, menurut kriteria Bomsel terdapat 4 stadium

HMD yaitu:

1) Stadium I : terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronkogram udara

2) Stadium II : bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan

gambaran air bronkogram udara lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi

bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru

3) Stadium III : kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan

paru terlihat lebih opak dan bayangan jantung hamper tak terlihat, bronkogram udara

lebih luas, batas jantung kabur

21
4) Stadium IV : kolaps seluruh lapangan paru (white lung)

Pada pasien ini didapatkan hasil foto babygram dengan kesan adanya bercak

retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan air bronchogram.

WHO merekomendasikan pengobatan HMD dengan tetap menjaga jalan napas tetap

bersih dan terbuka. Terapi oksigen sesuai kondisi menggunakan nasal kanul atau head box

dengan kelembaban dan konsentrasi yang cukup untuk mempertahankan tekanan oksigen

arteri antara 50-70 mmHg. Jika PaO2 tidak dapat dipertahankan diatas 50 mmHg pada

konsentrasi oksigen inspirasi 60% atau lebih, penggunaan CPAP (Nasal Continous Positive

Airway Pressure) terindikasi. Penggunaan NCPAP sedini mungkin untuk stabilisasi bayi

BBLSR sejak di ruangan persalinan juga direkomendasikan untuk mencegah kolaps alveoli.

Ventilator mekanik digunakan pada bayi dengan HMD berat atau komplikasi yang

menimbulkan apneu persisten.

Pada kasus digunakan dua macam obat yakni Ampicilin dan Gentamicin. Pengobatan

ini diberikan sampai terbukti tidak ada infeksi. WHO merekomendasikan penggunaan

ampicillin (50mg/kg) setiap 12 jam dalam minggu pertama kehidupan, kemudian pada umur

2-4 minggu diberikan tiap 8 jam. Pemberian gentamisin dengan dosis 2,5 mg/kg/dosis dalam

minggu pertama kehidupan diberikan setiap 36 jam untuk umur kehamilan < 28 minggu,

pada umur kehamilan 28-32 minggu diberikan setiap 24 jam, dan umur > 32 minggu

diberikan setiap 18 jam. Pada kasus ini diberikan Ampisilin 80 mg/12 jam dan Gentamicin

10mg/36 jam. Pada pemberian antibiotik, penderita mengalami perbaikan dengan gejala

klinis seperti retraksi dan takipneu yang berkurang.4,5,7,8,9

22

Anda mungkin juga menyukai