DI SUSUN OLEH :
MAYA JUWITA
BHARATAGITA NIM :
P.09031
DI SUSUN OLEH :
MAYA JUWITA
BHARATAGITA
NIM : P.09031
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
KARANGANYAR”.
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan dan
untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan yang
3. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah
v
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK ............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ............................................................ 6
BAB II. LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ......................................................................... 7
B. Perumusan Masalah Keperawatan 10
.....................................
C. Perencanaan Keperawatan ................................................. 11
D. Implementasi Keperawatan ............................................... 12
E. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 17
BAB III. PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ....................................................................... 20
B. Simpulan dan saran ............................................................ 33
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUA
N
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang di konsumsi. Insulin yaitu suatu
2002; 1220).
tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat
Diabetes Melitus atau kencing manis adalah kondisi tubuh yang tidak
mampu mengatur kandungan gula dalam darah sehingga gula yang biasanya
diangkut menuju sel sel tubuh sebagai sumber energi justru tercecer dalam
1
2
aliran darah bahkan ikut terbuang dalam air seni (Yunia, 2007). Menurut buku
meningkat pada usia diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga (Brunner dan
Suddarth, 2002; 1225). Menurut Putra dan Swastini, (2009) manifestasi klinis
(polidipsia), banyak makan (polifagia), berat badan cepat menurun, gatal gatal
pada kulit dan kemaluan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan, bila ada
ulkus atau gangren yang tak sembuh sembuh dan beresiko untuk dilakukan
secara optimal.
Gula darah yang tinggi merusak serat saraf dan lapisan lemak disekitar saraf.
Saraf yang rusak tidak dapat menyampaikan sinyal ke dan dari otak dengan
atau rasa sakit pada bagian yang terkena. Kerusakan saraf tepi pada tubuh
lebih lazim terjadi dari pada bagian tubuh yang lain. Kerusakan ini biasanya
dimulai dari jemari kaki dan berlanjut ke betis serta paha. Hal ini bisa
menyebabkan rasa kebas, rasa kesemutan, rasa terbakar, rasa nyeri yang
tumpul, rasa nyeri yang tajam atau kram. Maka dari itu pada ulkus DM
Nyeri dibagi menjadi dua, nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut biasanya
awitannya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera fisik yang
kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu
diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera
4
spesifik. Nyeri kronik dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan
tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak
Surakarta pada tahun 2005 sebanyak 13.968 orang dan meningkat di tahun
Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2005 sebanyak 362 orang dan meningkat
pada tahun 2006 menjadi 487 orang. Prevalensi ulkus diabetik di RSUD
Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2005 sebesar 2,6% meningkat pada tahun
rawat inap periode 1 Februari 2005 sampai 28 Februari 2006 dengan diagnosis
Ulkus Diabetes sebesar 14% bahkan laju amputasi tungkai bawah (mayor dan
minor) mencapai angka yang cukup tinggi yaitu 15%, kemudian angka
kematian juga cukup tinggi sebesar 9% dari kasus rawat inap dengan
“Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn.H Dengan Ulkus Diabetes Melitus
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn.H dengan ulkus diabetes melitus
2. Tujuan Khusus
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut yang terjadi pada Tn.H
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Institusi Pendidikan
pasien dengan ulkus diabetes melitus yang dapat digunakan acuan bagi
c. Bagi Penulis
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
hari Senin tanggal 02 April 2012 jam 09.30 WIB di Ruang Kantil RSUD
ruangan, anggota tim medis lainnya dan status pasien di dapatkan hasil pasien
Karanganyar, pekerjaan ibu rumah tangga dan hubungan dengan pasien adalah
nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki.
Riwayat kesehatan sekarang didapatkan data yaitu Tn.H adalah kiriman dari
Puskesmas jalan Harjosari dengan keluhan nyeri pada luka di kaki kanan
bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki. Pasien mengatakan dua minggu
yang lalu kaki kena panas mesin mobil dalam keadaan hidup dan pasien
melepas alas kakinya kemudian pasien ketiduran dan ketika pasien terbangun
karena merasakan panas kaki sebelah kanan bagian bawah sudah melepuh dan
berisi air, kemudian keluarga pasien mengobatinya sendiri tapi tidak semakin
7
8
membaik justru luka menjadi terbuka dan pasien di rujuk dari Puskesmas jalan
Harjosari ke RSUD Karanganyar pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 jam
10.00 WIB masuk ke IGD dengan vital sign, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 72 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 37ºC dan diberikan
terapi injeksi pragesol 500mg, ceftriaxone 1gram dan dipasang infus Ringer
Laktat 20 tetes per menit. Tn.H akan direncanakan untuk operasi pada hari
kesehatan keluarga didapatkan data bahwa keluarga Tn.H tidak ada yang
data bahwa lingkungan rumah Tn.H bersih dan sanitasi lingkungan tercukupi
Tn.H didapatkan data bahwa Tn.H adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara dan
istrinya anak ke dua dari empat bersaudara, Tn.H dan istrinya memiliki satu
anal laki laki, dan Tn.H tinggal satu rumah bersama istri, satu anaknya dan ibu
dari istrinya.
Gordon pada pola kognitif perseptual didapatkan data bahwa sebelum sakit
Tn.H mengatakan tidak mengalami nyeri dan selama sakit Tn.H mengatakan
mengalami nyeri pada luka di kaki bawah sebelah kanan, penyebab nyerinya
karena agen injury biologis, nyeri dirasakan seperti tertusuk tusuk jarum,
9
dengan skala nyeri 7 dengan rentang (0-10), nyeri dirasakan pada kaki bawah
sebelah kanan, nyeri dirasakan terus menerus dan ekspresi wajah Tn.H
meringis kesakitan.
Pada pola aktivitas dan latihan Tn.H mengatakan sebelum sakit Tn.H
dapat beraktivitas secara mandiri dan selama sakit aktivitas Tn.H dibantu
dan ambulasi).
mengatakan biasanya tidur dari pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 (pasien
tidur selama 7jam) dan pasien jarang tidur siang. Selama sakit pasien tidak
bisa tidur dimalam ataupun siang hari dikarenakan merasakan sakit pada luka
Tn.H lemah dengan kesadaran composmetis. Dari vital sign yang dilakukan
didapatkan hasil tekanan darah Tn.H 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit,
pernafasan 20 kali per menit dan suhu 38ª. Pada pemeriksaan ekstremitas
atas didapatkan hasil tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dekstra dan
hasil terdapat edema pada ekstermitas bawah dekstra dan sinistra, bagian
dekstra terdapat luka terbuka, basah dan kotor, berwarna merah muda
5cm, lebar 5cm dan kedalaman 1cm, luka bagian telapak kaki panjang 5cm,
dan lebar 3cm, terdapat jaringan yang sudah rusak dan luka berlubang dari
tungkai tembus ke telapak kaki dengan panjang tembusnya 6cm, bau khas
menyengat, pergerakan kaki lemah dan sulit untuk digerakan, warna kulit
sekitar luka kemerahan, terdapat edema disekitar luka dan capillary refil nya
3detik.
GDS tanggal 04 April 2012 225mg/dl dan golongan darah Tn.H adalah O.
Terapi yang didapatkan Tn.H pada hari senin tanggal 02 April 2012
metronidazol 3x500mg untuk antibiotik dan infus Ringer Laktat 20 tetes per
menit.
11
2012 didapatkan data subyektif pasien mengatakan nyeri pada luka di kaki
kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan hasil pengkajian nyeri
(PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri
seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasakannya nyeri pada kaki
kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu
ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan dan vital sign Tn.H yaitu tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit,
suhu 38ª dan terdapat luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki.
C. Rencana Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen injury biologis pada Tn.H maka penulis merencenakan asuhan
keperawatan selama 3 kali 24 jam dengan tujuan nyeri pada Tn.H dapat
berkurang dengan kriteria hasil nyeri berkurang dengan skala nyeri 4 sampai
6 (dengan rentang 0-10), ekspresi wajah pasien rileks, pasien merasa nyaman
dan vital sign dalam rentang normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60
12
sampai 100 kali per menit, pernafasan 16 sampai 24 kali per menit, suhu 36
sampai 37,5ª).
Intervensi yang akan dilakukan kepada Tn.H yaitu kaji status nyeri
yang dialami dan lakukan perawatan luka serta observasi keadaan luka kaki
D. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan intervensi keperawatan, tindakan keperawatan yang
dilakukan pada hari Senin tanggal 02 April 2012 jam 09.30 WIB mengkaji
nyeri pada luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, dan
didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri karena
agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau
tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus menerus dan
respon obyektifnya ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan. Pada jam 09.40
13
Tn.H mengatakan bersedia untuk diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
dalam yang diajarkan perawat dan memberikan posisi yang nyaman pada
yang dianjurkan perawat dan respon obyektifnya pasien tampak dalam posisi
setengah duduk atau semifowler. Pada jam 09.45 WIB melakukan pengukuran
vital sign pada Tn.H dengan respon subyektifnya pasien mengatakan bersedia
dilakukan pengukuran vital sign dan respon obyektifnya tekanan darah 130/80
mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu 38ª.
Pada jam 11.00 WIB memberikan terapi analgetik sesuai intruksi dokter
analgetik dan respon obyektifnya terapi masuk pragesol 500mg per 8 jam dan
pasien tampak meringis kesakitan. Pada jam 10.00 melakukan perawatan luka,
memantau keadaan luka dan tanda tanda inflamasi pada Tn.H dengan respon
respon obyektifnya yaitu luka terbuka, luka basah, luka kotor, berwarna merah
muda kekuning kuningan, terdapat pus, nekrosis, jaringan jaringan rusak, bau
kedalaman 1 cm, luka bagian telapak kaki panjang 5 cm dan lebar 3 cm, luka
cm, warna kulit disekitar luka tampak kemerahan, terdapat edema disekitar
luka, capillary refil nya 3detik dan saat dilakukan perawatan luka pasien
14
tampak meringis kesakitan menahan sakit dan kadar leukositnya 23,1 x103 per
uL. Pada jam 10.30 WIB memberikan injeksi actrapid 10 unit yang di
intruksikan dokter secara sub cutan dengan respon subyektif pasien bersedia
diberikan terapi actrapid dan respon obyektifnya terapi actrapid masuk 10 unit
dan pasien tampak kooperatif. Pada jam 11.00 WIB memberikan terapi
Pada hari Selasa tanggal 03 April 2012 jam 08.15 WIB mengkaji status
dirasakan pada luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki
dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri
karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region
atau tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai
dan telapak kaki, skala nyeri 6 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus
jam 08.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
secara mandiri teknik relaksasi nafas dalam yang diajarkan perawat ketika
mengatakan lebih nyaman pada posisi setengah duduk dan respon obyektifnya
15
pasien tampak dalam posisi setengah duduk atau semifowler. Pada jam 08.30
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 20 kali per
menit dan suhu 38ª. Pada jam 09.00 WIB melakukan perawatan luka,
memantau luka dan tanda tanda inflamasi dengan respon subyektifnya Tn.H
mengatakan merasakan sakit dan nyeri saat dibuka balutan dan perawatan luka
dan respon obyektifnya luka terbuka, luka basah, luka kotor, berwarna merah
muda kekuning kuningan, terdapat pus, nekrosis, jaringan jaringan rusak, bau
kedalaman 1 cm, luka bagian telapak kaki panjang 5 cm dan lebar 3 cm, luka
cm, warna kulit disekitar luka tampak kemerahan, terdapat edema disekitar
luka dan saat dilakukan perawatan luka pasien tampak meringis kesakitan
menahan sakit dan kadar leukosit pasien 24,46 x103 per uL. Pada jam 09.45
cemas, menganjurkan pasien dan keluarga untuk berdoa dan mengantar pasien
ke ruang operasi. Pada jam 12.30 WIB menjemput pasien dari ruang operasi
dan dipindahkan ke bangsal. Pada jam 14.15 WIB pasien baru sadar tapi
Pada hari Rabu tanggal 04 April 2012 jam 08.10 WIB mengkaji status
nyeri setelah dioperasi kemarin dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri
(PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury biologis dan agen injury
fisik, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat
dirasakannya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak
kaki terutama pada lukanya, skala nyeri 6 dan nyeri dirasakan kurang lebih
kesakitan. Pada jam 08.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
musik lewat handphone untuk mengalihkan rasa nyeri (teknik distraksi). Pada
jam 08.15 WIB memberikan posisi yang nyaman dengan respon subyektifnya
Tn.H mengatakan sekarang lebih nyaman dalam posisi terlentang dan respon
obyektifnya pasien tampak dalam posisi terlentang. Pada jam 08.30 WIB
120/70 mmHg, nadi 60 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu
37,5ª. Pada jam 10.00 WIB memberikan terapi analgetik sesuai intruksi
dan respon obyektifnya pragesol masuk 500mg per 8 jam dan pada jam 10.10
terapi actrapid masuk 10 unit. Pada jam 10.30 WIB melakukan perawatan
17
luka, memantau luka dan tanda tanda inflamasi dengan respon subyektifnya
Tn.H mengatakan kaki masih merasakan nyeri setelah operasi kemarin dan
respon obyektifnya pasien tampak menahan sakit, luka terlihat basah, kotor,
terbuka, panjang luka sekarang 10 cm, jaringan rusak telah diangkat, keluar
darah, sekitar luka kemerahan dan terdapat edema. Pada jam 10.00 WIB
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada hari Senin tanggal 02
merasakan nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu
penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk
tusuk jarum, region atau tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian
bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu terjadi nyeri
analisa masalah nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis belum
teratasi dan planning yang akan dilakukan kaji status nyeri, beri posisi yang
nyaman, ajarkan teknik relaksasi distraksi, lakukan pengukuran vital sign dan
18
berikan terapi analgetik yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg per 8
hasil evaluasi yaitu subyektif pasien mengatakan nyeri masih dirasakan pada
luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan didapatkan
hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury
biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat
dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak
kaki, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri dirasakan terus menerus, obyektifnya
berhubungan dengan agen injury biologis teratasi sebagian dan planning yang
akan dilakukan kaji status nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik
relaksasi distraksi, lakukan pengukuran vital sign dan berikan terapi analgetik
yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg per 8 jam serta lakukan
hasil yaitu subyektif pasien mengatakan nyeri masih dirasakan pada luka di
kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki setelah operasi
penyebab nyeri karena agen injury biologis dan agen injury fisik, kualitas
nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasakannya nyeri pada
kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki terutama pada
lukanya, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri dirasakan kurang lebih 5 menit
19
akut berhubungan dengan agen injury biologis dan agen injury fisik belum
teratasi dan planning yang akan dilakukan adalah kaji status nyeri, beri posisi
yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, lakukan pengukuran vital sign dan
berikan terapi analgetik yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg per 8
BAB III
PEMBAHASAN DAN
SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan
Nyeri Akut Pada Tn.H Dengan Ulkus Diabetes Melitus Di Ruang Kantil
dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter, 2005)
vagina dan ulkus yang lama sembuh, luka pada kulit, serta kadar glukosa
darah, status emosional pasien misalnya menarik diri, cemas atau gelisah.
20
21
pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki,
kerusakan saraf tepi. Gula darah yang tinggi merusak serat saraf dan
lapisan lemak disekitar saraf. Saraf yang rusak tidak dapat menyampaikan
sinyal ke dan dari otak dengan baik, akibatnya penderita akan kehilangan
sensasi atau meningkatnya sensasi atau rasa sakit pada bagian yang
terkena. Kerusakan saraf tepi pada tubuh lebih lazim terjadi ketimbang
pada bagian tubuh yang lain. Kerusakan ini biasanya dimulai dari jemari
kaki dan berlanjut ke betis serta paha. Hal ini bisa menyebabkan rasa
kebas, rasa kesemutan, rasa terbakar, rasa nyeri yang tumpul, rasa nyeri
yang tajam atau kram. Pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki akibat
kaki akibat berkurangnya pasokan darah, hal ini bisa menimbulkan kram,
rasa tidak nyaman atau rasa lemah ketika berjalan serta dapat dikarenakan
tidak mampu mengatur kandungan gula dalam darah sehingga gula yang
biasanya diangkut menuju sel sel tubuh sebagai sumber energi justru
tercecer dalam aliran darah bahkan ikut terbuang dalam air seni (Yunia,
makan (polifagia), berat badan cepat menurun, gatal gatal pada kulit dan
kemaluan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan, bila ada luka sulit
gangren yang tak sembuh sembuh dan beresiko untuk dilakukan operasi.
secara optimal.
10).
Nyeri dibagi menjadi dua, nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut
biasanya awitannya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera fisik
awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena
mengalami nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
24
telapak kaki karena nyeri tersebut disebabkan oleh kerusakan saraf tepi.
kerusakan saraf tepi dan pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki
Nyeri dirasakan seperti tertusuk tusuk jarum, dengan skala nyeri 7 karena
dirasakan pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak
pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki akibat timbunan lemak pada
pasokan darah, terjadi infeksi pada ulkus dan ekspresi wajah Tn.H
meringis kesakitan.
Tn.H dapat beraktivitas secara mandiri dan selama sakit aktivitas Tn.H
dibantu orang lain karena keadaan kaki pasien dengan luka ulkus yang
mengatakan biasanya tidur dari pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00
(pasien tidur selama 7jam) serta pasien jarang tidur siang dan selama sakit
penyakitnya, Tn.H tidur kurang lebih tiga sampai lima jam per hari.
Tetapi dalam teori masalah ini tidak muncul. Masalah ini muncul
vital sign yang dilakukan didapatkan hasil tekanan darah Tn.H 130/80
darah dari perifer dan visera ke otot otot skelet dan otak (Potter dan Perry,
2005). Nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu
didapatkan hasil tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dekstra dan
hasil terdapat edema pada ekstermitas bawah dekstra dan sinistra, bagian
dekstra terdapat luka terbuka, basah dan kotor, berwarna merah muda
kekuning kuningan karena telah terjadi infeksi pada luka dan terdapat
nekrosis, bagian tungkai luka panjangnya 5cm, lebar 5cm dan kedalaman
1cm, luka bagian telapak kaki panjang 5cm, dan lebar 3cm, terdapat
jaringan yang sudah rusak dan luka berlubang dari tungkai tembus ke
telapak kaki dengan panjang tembusnya 6cm, bau khas menyengat karena
terjadi infeksi dan luka tersebut terdapat pus, pergerakan kaki lemah dan
sulit untuk digerakan, warna kulit sekitar luka kemerahan, terdapat edema
yaitu kadar leukosit Tn.H meningkat dengan hasil 23,1x103/uL hal ini
sebagai penyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen atau pembunuh
sel yang terinfeksi oleh virus atau patogen lainnya (Mansjoer dkk, 2000),
kadar gula darah pada Tn.H ini dikarenakan Tn.H mengalami kondisi
sebagai anti nyeri karena Tn.H mengalami nyeri akibat kerusakan saraf
tepi dan terjadinya infeksi, ranitidin 2x150mg untuk anti mual karena efek
tetes per menit untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit (ISO
kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan hasil
biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat
28
dirasakannya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus
meringis kesakitan dan vital sign Tn.H yaitu tekanan darah 130/80
mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu
38ª, dan terdapat luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki.
agen injury biologis karena agen agen yang menyebabkan cedera (Judith
M. Wilkinson, 2007).
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke
2005).
nyeri pada Tn.H dapat berkurang dengan kriteria hasil nyeri berkurang
wajah pasien rileks, pasien merasa nyaman dan vital sign dalam rentang
normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60 sampai 100 kali per menit,
Intervensi yang akan dilakukan kepada Tn.H yaitu kaji status nyeri
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Menurut Perry dan Potter, (2006)
teknik relaksasi nafas dalam ini dilakukan dengan cara tarik nafas melalui
sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang sangat berhasil dan
mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien. Progesol merupakan salah satu
obat analgetik yang diberikan pada klien yang mengalami nyeri (ISO
mengatakan merasakan nyeri pada luka dikaki kanan bagian bawah pada
tungkai dan telapak kaki dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri
(PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri
seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasaknnya nyeri pada
kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 7 dan
agen injury biologis belum teratasi karena pada luka Tn.H masih
mengalami infeksi dan kerusakan saraf tepi. Planning nya kaji status nyeri,
dari dokter pragesol 500mg per 8 jam serta lakukan perawatan luka dan
pada luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan
karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum,
region atau tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada
tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri dirasakan terus
analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. Planning nya kaji status nyeri, beri
dari dokter pragesol 500mg per 8 jam serta lakukan perawatan luka dan
pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki
PQRST ) adalah penyebab nyeri karena agen injury biologis dan agen
injury fisik, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat
dirasakannya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki terutama pada lukanya, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri
injury biologis dan agen injury fisik belum teratasi, hal ini dikarenakan
debridemen sehingga hal itu menyebabkan nyeri dan luka tersebut masih
mengalami infeksi. Planning nya kaji skala nyeri, beri posisi yang nyaman,
per 8 jam serta lakukan perawatan luka dan observasi keadaan luka.
tungkai dan telapak kaki dan hasil pengkajian nyeri (PQRST) yaitu
kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri
awitannya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera fisik yang
34
durasinya kurang dari enam bulan. Agen injury biologis karena agen
oleh dokter.
nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan
telapak kaki dengan skala nyeri 6, nyeri seperti tertusuk tusuk jarum,
f. Nyeri akut yang dialami pada Tn.H disebabkan oleh luka pada
tidak nyaman dan rasa lemah ketika berjalan. Nyeri akut yang
R : pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak
kaki
S : skala nyeri 6
2. Saran
diabetes melitus.