Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTEK DRAINASE

`S

DosenPembimbing :Moh. Charits, ST., MMT

DisusunOleh :
Nama : Ritchye Wahyu R.
NIM : 1531310133
Kelompok : 21
Kelas : 2G

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016
4.3 PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA SALURAN TERTUTUP

4.3.1 Tujuan Pembelajaran

a. Mahasiswa dapat menjelaskan pekerjaan galian tanah untuk kerja


drainase.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan pekerjaan galian tanah pada kondisi
berbeda

4.3.2 Dasar Teori

Galian tanah merupakan pekerjaan selanjutnya setelah stake out


dipasang.Galian tanah untuk saluran tersebut sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan pada stake out, tanah digali mempuyai talud yang sesuai dengan karakter
tanah. Bila tanah cadas (keras) talud galian bisa tegak, namun bila tanah berpasir
maka talud ukuran dalam 1 juga ukuran miring. Sifat tanah dan karakteristiknya perlu
diketahui agar pada saat digali tidak terjadi longsoran yang akan mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

4.4.1 Macam-macam galian tanah


1. Dangkal <1,50 m
2. Sedang >1,50m - <3,00 m
3. Dalam >3,00 m
4.4.2 Faktor- factor penentu metode penggalian dan kemiringan tepi galian
Metode penggalian dan penentuan kemiringan tepi galian digunakan
dalam kasus-kasus tertentu yang tergantung dari beberapa factor, antara
lain:
1. lokasi proyek yang ditentukan, misalnya
a. Lahan terbuka
b. Dekat bangunan gedung
c. Tengah kota
d. Sepanjang jalan raya , dll
2. Kemungkinan terbatasnya ruang kerja, sehingga penggalian
dilaksanakan dengan cara manual
3. Keadaan tanah dasar akan menentukan cara penggalian dengan
metode tertentu
4. Keperluan penggalian dapat menentukan lebar minimum,kedalaman
minimum dan penempatan perlengkapan untuk memberikan /
menyediakan tempat kerja selama penggalian
5. Jenis pipa yang digunakan (panjang & diameter)
6. Keadaan air tanah akan menyebabkan dibutuhkannya penurapan
tertutup ,sumur pompa dan pompa ,mengalirnya air tanahkedalam
galian menyebaban pemakaian teknik pemompaan.
7. Posisis penggalian membutuhkan ijin pihak berwenang , seperti :
a. Bina marga / kimpraswil
b. DLLAJ, jika penggalian dilakukan dijalan raya dan harus
mengubah rute lalu lintas.
4.4.3 Metode penggalian tanah
Penggalian tanah dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu:
1. Penggalian dengan sisi miring
Dilakukan pada tanah dengan kondisi:
a. Tanah stabil dank eras
b. Tanah stabil agak lnak
c. Tanah labil dan lunak (berpasir)
2. Penggalian dengan sisi tegak
Dilakukan pada tanah dengan kondisi:
a. Tanah stabil dan keras
b. Tanah stabil agak lunak/tanah perbaikan
3. Penggalian dengan sisi diturap
Dilakukan pada tanah dengan kondisi:
a. Labil/mudah longsor
b. Muka air tanah tinggi
c. Sangat dekat bangunan/gedung
d. Tepi jalan padat lalu-lintas
4.3.3 Peralatan

a. Meteran (5 m)
b. Rol Meter (50 m)
c. Cangkul
d. Lempak
e. SelangAir (waterpass air)
f. Martil besar (10 kg)
g. Spidol
h. Linggis
i. Paku
j. Palu

4.4.4 Bahan

a. cm (untuk patok)
b. Benang
4.4.5 Langkah Kerja

a. Catatlah lebar galian yang sudah dihitung pada praktek bouwplank, dimana
lebar galian dapat dihitung dengan cara:
Diket: ϕ pipa = 4ichi = 10 cm
Ditanya :lebar galian ?
Jawab :
lebar galian = (1,5 x 15)+30
= 52 cm (titik A dan B)
b. Tancapkan 2 patok disamping kanan dan kiri patok B yang sudah
ditancapkan terlebih dahulu pada praktek bouwplank dengan jarak dari satu
patok ke patok B adalah 52/2 = 26 cm

Gambar 4.28
Pemasangan Patok di Samping titik B
c. Tancapkan 2 patok disamping kanan dan kiri patok A yang sudah
ditancapkan terlebih dahulu pada praktek bouwplank dengan jarak dari satu
patok ke patok A adalah 45/2 = 22,5 cm

Gambar 4.29
Pemasangan Patok di Samping titik A
d. Pukul 2 patok tersebut sampai ukuran 10 cm diatas permukaan tanah
e. Hubungkan 2 patok di titik A ke titik B dengan menggunakan benang
f. Menghitung kedalaman galian tanah
Diket :Kedalaman galian tanah di titik A/hulu= 55 cm
Kemiringan 1.5 %
Panjang galian = 6 m = 600 cm
Ditanya : kedalaman galian dititik B/hilir?
Jawab :
kedalaman galian dititik B/hilir = 55+(1.5/100*600)
= 64 cm
g. Galilah tanah dengan kedalaman yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu
titik A= 50 cm dan di titik B =59 cm

Gambar 4.30 Pengalian Tanah


h. Ukurlah kedalaman galian tanah dari bowplank untuk memastikan sudah
cukup atau belum yaitu untuk titik A=60+50 =110cm dan untuk titik B
=60+59=119 cm agar lebih akurat
Gambar 4.31 Mengukur Kedalaman galian
i. Ketika kedalaman galian sudah cukup padatkan tanah dengan menggunakan
pemadat manual.
4.3.6 KESIMPULAN DAN SARAN
4.3.6.1 Kesimpulan
a. Lebar galian ditentukan sesuai dengan diameter pipa yang akan
digunakan
b. Metode penggalian tanah setiap tempat berbeda sesuai dengan
tipe tanahnya.
4.3.6.2 Saran
a. Gunakanlah APD agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan
b. Lihatlah kondisi tanah yang akan digali terlebih dahulu agar dapat
menentukan metode penggalian tanah mana yang akan digunakan
c. Diperlukannya kerja sama tim agar pekerjaan dapat cepat selesai.
4.4 PEMASANGAN MANHOLES/BAK UKUR , PIPA, DAN PEMBUATAN
TUTUP MANHOLES/BAK UKUR

4.4.1 Tujuan Pembelajaran


a. Mahasiswa mampu menjelaskan pemasangan manholes/bak ukur dan
pipa
b. Mahasiswa mampu mengerjakan pemasangan manholes/bak ukur dan
pipa dengan baik dan benar

4.4.2 Dasar Teori


Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan
dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke
sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase
kota. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak,
dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan
yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
Bak kontrol di pasang dimana pipa bawah tanah membelok tajam,
berubahdiameternya, bercabang atau pada lokasi-lokasi yang mirip penempatan
lobang pembersih. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan ukuran pipa dan cukup
besar untuk memudahkan pembersihan. Pada dasar bak kontrol untuk pembuangan air
hujan. Jarak antara bak kontrol sebaiknya tidak lebih dari 120 kali diameter dalam
pipanya.

4.4.3 Peralatan
a. Sekop
b. Gerobak
c. Sendok spesi
d. Ruskam
e. Ember
f. Bak pengaduk spesi
4.4.4 Bahan
a. Batu bata
b. Pasir
c. Kapur
d. Semen
e. Agregat kasar
f. Besi ϕ8 mm

4.4.5 Langkah Kerja


4.4.5.1 Pembuatan Manholes/ Bak Ukur :
a. Ukurlah galian tanah yang sudah dibuat sebelumnya dari titik A sepanjang
2 m yang nantinya akan menjadi as dari bak ukur

Gambar 4.32 Mengukur Galian Tanah


b. Ukurlah bak ukur dari as ke samping kiri dan kanan sepanjang 25cm
yang nantinya akan menjadi diameter dalam. Dari pengkuran itu didapat
panjang diameter dalam adalah 50 cm dan untuk diameter luar dihitung
dari penjumlah diameter dalam dengan panjang bata yang digunakan
yakni untuk masing-masing sisi dari as bak ukur ke samping kiri dan
kanan adalah 25 cm + 15 cm = 40 cm (40 x 2 = 80 cm total panjang
diameter luar)
c. Ukurlah dari as sesuai data sebelumnya yaitu 40 cm untuk masing-masing
samping kiri dan kanan kemudian mulailah proses menggali

Gambar 4.33 Mengukur Panjang Bak Kontrol


d. Untuk pemasangan bak kontrol tambah kedalaman galian sedalam 10 cm
dari kedalaman galian sebelumnya.

Gambar 4.34 Menambah Kedalaman Galian


e. Untuk kedalaman sebelah kanan (ϕ pipa 6 inchi) dari bak kontrol
ditambah kedalaman 4 cm dari kedalaman sebelumnya untuk memperoleh
tinggi yang sejajar.

Gambar 4.35 Menambah Kedalaman Galian


f. Pada permukaan galian diberi tambahan pasir setinggi 5cm dari titik A
sampai titik B

Gambar 4.36 Menambah Pasir 5 cm


g. Ukur panjang pipa 6 inci sepajang 1,85 m dari titik A dan sepanjang 3,85
m dari titik B

Gambar 4.37 Mengukur Panjang Pipa


h. Sebelum melakukan pembuatan bak control siapkan bata merah dan spesi
pada lokasi kerja

Gambar 4.38Menyiapkan bata merah


i. Lakukan pemangkasan secara perlahan pada tepi lubang dari posisi bak
kontrol untuk memperoleh diameter dalam lubang kontrol selebar 50 cm

Gambar 4.39 Memangkas Tepi Lubang


j. Rencanakan posisi pipa dan panjang pipa yang masuk kedalam lubang
samping kiri dan kanan bak kontrol sebelum melakukan pembuatan bak
kontrol.

Gambar 4.40 Merencanakan Posisi pipa


k. Lakukan pembuatan bak kontrol dari pasangan satu bata berbentuk
lingkaran dengan diameter dalam 50 cm dan diameter luar 80 cm
Gambar 4.41 Membuat Bak Kontrol
l. Pada lapisan dua bata lakukan pemasangan pipa pada samping kiri dan
kanan dari bak kontrol.

Gambar 4.42 Memasag Pipa


m. Lanjutkan pembuatan bak kontrol hingga ketinggian mencapai permukaan
tanah

Gambar 4.43 Membuat Bak Kontrol Hingga Permukaan


n. Jika bak kontrol sudah selesai di buat, selanjutnya lakukan pembuatan
plesteran pada bagian dalam dan luar dari bak kontrol

Gambar 4.44 Membuat Plsteran


o. Rapikan plesteran agar hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan.
p. Tutup lubang bak kontrol dengan penutup beton yang sudah tersedia

Gambar 4.43 Menutup Bak Kontrol

4.4.6 KESIMPULAN DAN SARAN


4.4.6.1 Kesimpulan
a. Dalam pembuatan manholes atau bak kontrol harus
memperhatikan diameter bak kontrol sesuai dengan encana
diameter awal , agar air dapat mengalir dengan lancar
4.4.6.2 Saran
a. Gunakanlah APD dengan lengkap agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan
b. Diperlukannya kerja sama tim agar pekerjaan dapat cepat
terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai