Anda di halaman 1dari 56

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI

DI SMKN 1 PACITAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir


Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
Nunung Fitri Undari
NIM B12 091

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI


DI SMKN 1 PACITAN

Disusun oleh :
Nunung Fitri Undari
B12.091

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal Juni 2015

Pembimbing

Arista Apriani S.ST, M.Kes


NIK 201188069

ii
HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI


DI SMKN 1 PACITAN

Karya Tulis Ilmiah


Disusun oleh:
Nunung Fitri Undari
NIM B12091

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Ujian akhir program DIII Kebidanan
Pada tanggal

Penguji I Penguji II

Rahajeng Putriningrum, SST. M.Kes Arista Apriani, SST. M.Kes


NIK 200884032 NIK 201188069

Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST


NIK 200985034

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1
Pacitan Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani, SST. M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis
Ilmiah.
4. Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan dorongan dan bantuan
kepada penulis.
5. Bapak Sunaryono,S.Pd.,M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Pacitan yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan
pengambilan kasus di tempat praktek.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2015

Penulis

iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Nunung Fitri Undari
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI
DI SMKN 1 PACITAN
TAHUN 2015

xiv + halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

Latar belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di Indonesia, diperoleh 2,5 juta
jiwa pertahun. Survey BKKBN pada tahun 2014 menyebutkan kasus aborsi di
Jawa Timur setiap tahunnya mengalami peningkatan 5% dan 30% pelakunya
adalah remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang
menjadi salah satu faktor penyebab aborsi. Studi pendahuluan yang telah
dilakukan penulis pada bulan September 2015 di SMKN 1 Pacitan. Berdasarkan
informasi dari bagian kemahasiswaan hampir setiap tahun ada kejadian siswa
yang hamil diluar nikah yang menyebabkan siswa harus berhenti sekolah. Hasil
wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswa di SMKN 1 Pacitan hanya 4 siswa
yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal, seperti
internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswa belum terlalu mengerti bahaya
aborsi.
Tujuan : Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang
aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2014, sedangkan tujuan khusus untuk
mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan pada
tingkat baik, cukup, kurang, faktor pendorong dan penghambat.
Metode penelitian : penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Pacitan pada tanggal 28 september
2014.besarnya populasi 489 responden dan jumlah sample 50 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan sample random sampling. Instrument yang
digunakan kuesioner tertutup. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisa Univarat.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja
tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan dapat dikategorikan pengetahuan baik
sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 19 responden
(63,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (20,0%), faktor
pendorong dan penghambat yaitu umur dan sumber informasi yang di dapat.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan
tahun 2014 dikategorikan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden
(63,3%). Serta faktor pendorong dan penghambat yaitu umur dan sumber
informasi yang didapat.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Remaja, Aborsi.


Kepustakaan : 16 literatur (2009-2014)

v
MOTTO
“ Tiada dia yang lebih indah selain do’a agar Karya Tulis Ilmiah ini cepat selesai”

“ kuolah kata,kubaca makna,kuikat dalam alenia,kuikat dalam bab sejumlah lima,


jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orang tua pun bahagia”

“ wisuda setelah 6 semester adalah kesuksesan yang kuterima nantinya”

“ saya dating, saya bombing, saya ujian, saya revisi dan saya menang “

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini peneliti persembahkan kepada:

· Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-


Nya sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
· Ibu dan Ayah tercinta terima kasih atas segala do’a, dukungan,
pengorbanan dan kasih sayang yang ikhlas selama ini.
· Kakak ku tersayang terima kasih atas segala do’a dan
dukungannya.
· Sahabat-sahabatku tersayang Chasy, Dhona, Helida, Indah, dan
marantika yang selalu memberi dukungan, bantuan dan
semangat.
· Almamater tercinta STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
telah memberi banyak ilmu, wawasan dan pengalaman kepada
penulis.

vi
CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Nunung Fitri Undari

Tempat / Tanggal Lahir : Pacitan, 30 Maret1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Semen RT 02/RW 05,Gondang,Nawangan,Pacitan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Gondang III LULUS TAHUN 2006


2. SMP 2 Pacitan LULUS TAHUN 2009
3. SMKN 1 Pacitan LULUS TAHUN 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2012

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
CURICULUM VITTAE .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3
E. Keaslian Penelitian ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ....................................................................... 6
1. Pengetahuan..................................................................... 6
2. Remaja ............................................................................ 15
3. Aborsi .............................................................................. 19
B. Kerangka Teori ....................................................................... 22
C. Kerangka Konsep .................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 25

viii
D. Variabel penelitian ................................................................. 26
E. Definisi Operasional ............................................................... 26
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 27
G. Teknik Pungumpulan Data .................................................... 30
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 31
I. Etika Penelitian ....................................................................... 33
J. Jadwal Penelitian ................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian………………………... 36
B. Hasil Penelitian ………………………………………………. 36
C. Pembahasan ………………………………………………….. 39
D. Keterbatasan Penelitian………………………………………. 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 41
B. Saran ……………………………………………………….. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 28
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur .......................................... 37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi ..................... 37
Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi ............................................................... 38
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi
............................................ ............................................................................. 38

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Tabel 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 22
Tabel 2.2Kerangka Konsep ............................................................................. 23

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Surat Persetujuan Responden
Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 : Pedoman Penskoran Kuesioner
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Remaja yang sudah berkembang kematangan seksualnya, jika kurang

mendapatkan pengaruh dari guru dan orang tua, maka akan mudah terjebak

dalam masalah hubungan seks di luar nikah, penggunaan obat-obatan

terlarang, dan mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) yang bisa

saja berakhir aborsi (Abrori, 2014).

Terhitung sejak tahun 2012 hingga 2014, bulan Juli kasus aborsi di

Indonesia mencapai 2,5 juta orang dengan rician per tahun kasus aborsi 750

atau 7 ribu dalam sehari dan 30 % pelakunya adalah remaja SMP dan SMA.

Sementara itu di Jawa Timur kasus aborsi setiap tahunnya terus mengalami

peningkatan 5 % dan 30% adalah remaja (Surabayanews, 2014).

Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamila.Bermula dari

hubungan seks pranikaah atau seks bebas terjadi kehamilan yang tidak

diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu

mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan.Semua tindakan

tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi

(Widyastuti, 2009).

Banyak faktor yang rumit pada proses pengambilan keputusan remaja

yang hamil diluar nikah seperti nilai, kepercayaan, sikap, dukungan keluarga,

pasangan, dan bahkan perubahan hormone dari perkembangan kehamilan.

1
2

Pemecah kehamilan dipengaruhi oleh sikap remaja terhadap aborsi,

persepsi remaja terhadap sikap orang tua dan teman-teman terhadap

kehamilannya, keinginan orang tua dan seberapa dekat dengan pacar

(abrori, 2014 ).

Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober

2014 di SMKN 1 Pacitan dengan jumlah seluruh murid 1556 murid.

Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada

kejadian siswi hamil di luar nikah karena ketidaktahuan remaja tentang

bahaya aborsi dan menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil

wawancara tidak struktur yang telah dilakukan pada 10 siswa di SMKN 1

Pacitan hanya 4 siswa yang bias menjawab tentang aborsi melalui informasi,

seperti internet, majalah, media lain dan 6 siswa tidak bias menjawab tentang

aborsi.

Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi

dapat menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan

RemajaTentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan

masalah yaitu “ Bagaimana pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1

Pacitan tahun 2015?“.


3

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN1

Pacitan tahun 2015.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di

SMKN1 Pacitan tahun 2015 pada tingkat Baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di

SMKN1 Pacitan tahun 2015 pada tingkat Cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di

SMKN1 Pacitan tahun 2015 pada tingkat Kurang.

d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat

pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menambah informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas khususnya mengenai Aborsi.

2. Bagi peneliti

Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam

menerapka ilmu kebidanan khususnya tentang aborsi, metodologi penelitian,

dan biostatistik.
4

3. Bagi Institusi

a. SMKN 1 Pacitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan bagi

institusi sekolah untuk kerjasama dengan instasi kesehatan dalam

penyuluhan tentang Aborsi.

b. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan memperbanyak referensi pustaka serta

meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa khususnya

tentang Aborsi.

E. Keaslian

Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang

ada hubungan dengan penelitian ini adalah :

1. Lilis pra utari (2013) dengan judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Bahaya Aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen

.Tekhnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.

Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian yang telah

dilakukan didapat hasil Pengetahuan Remaja di SMK Muhammadiyah

tentang Bahaya Aborsi sebagian besar adalah pengetahuan cukup

sebanyak 41 responden (60,3%), pengetahuan baik sebanyak 16

responden (23,6%), pengetahuan kurang sebanyak 11 responden

(16,1%).
5

2.Muhammad reza husein (2012) dengan judul :tingkat pengetahuan dan

sikap remaja putrid tentang bahaya aborsi di SMAN 1 Manado. Tehnik

pengambilan sampel menggunakan concecutive sampling. Alat ukur

yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan

didapat hasil Pengetahuan Remaja di SMAN 1 Manado tentang Aborsi

sebagian besar adalah pengetahuan cukup sebanyak 37 responden

(38,9%), pengetahuan baik sebanyak 53 responden (55,8%),

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (5,3%).

Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya yaitu

terletak pada tempat, subjek dan waktu. Persamaan penelitian yang

dilakukan penulis dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel yaitu

pengetahuan tentang aborsi.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada

waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek (Notoatmodjo, 2010).

b. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2012), untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara tradisional

(non alamiah) yaitu tanpa melaui penelitian dan cara modern

(ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara Tradisional (non ilmiah) terdiri dari

a) Cara coba-salah (Trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

6
7

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini

gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga,

dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah

tersebut dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut

metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau

metode coba-salah coba- coba.

b) Cara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi

karena tidak disengaja oleh yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak

sekali kebiasaan- kebiasaan dan tradisi-tradisi yang

dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah,

otoritas pemimpin agama, maupun ahli - ahli ilmu

pengetahuan.

Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat

uang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,


8

tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan

kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun

berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena

orang yang menerima pendapat tersebut menganggap

bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik, oleh sebab itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan.

e) Cara akal sehat (Common Sense)

Kadang kadang dapat menemukan teori atau

kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman

merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang

untuk mendisiplinkan anak dan konteks pendidikan.

f) Kebenaran secara intuiti

Diperoleh manusia secara cepat sekali melaui proses

diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran/berpikir.

Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya

karena kebenaran ini tidak menggunakkan cara cara yang

rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang

hanya berdasarkamn intuisi adtau suara hati / bisikan hati

saja.
9

g) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari

sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperolah pengetahuannya. Dengan kata lain,

dalam memperolah kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melelui induksi

maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya

merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

langsung melalui pernyataan pernyataan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga

dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan

kesimpulan itu melalui pernyataan – pernyataan khusus

kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi

adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan

umum kepada yang khusus.

h) Induksi

Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan


10

kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang

untuk memahami suatu gejala.

i) Deduksi

Pembuatan kesimpulan dari pernyataan pernyataan

umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku

bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua

peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam

kelas itu.

2) Cara ilmiah / modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini

disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut

metodologi penelitian (research methodology). Pencatatan ini

mencakup 3 hal pokok:

a) Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukakan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif yaitu gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukakan pengamatan.

c) Gejala gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala

gejala yang berubah ubah ubah pada kondisi kondisi

tertentu.
11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat

memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang

baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikoplogis. Pertumbuhan pada

fisik secara garis besar ada 4 kategori pertumbuhan. Pertama,

perubahan ukuran; kedua, perubahan proporsi; ketiga, hilangnya

cirri-ciri lama; keempat, timbulnya cirri-ciri baru. Ini terjadi


12

akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau

mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dioalami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap

objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan

timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan


13

lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap, pribadi atau sikap seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

d. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif sangat penting menentukan tindakan

seseorang. Pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Knowledge)

Diartikan sebagain recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai memahami suatu objek bukan sekedar

tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan,

tapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Menerapkan (Aplication)

Diartikan apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.


14

4) Analisa (Analisys)

Adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antar komponen

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah

sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah

dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek

tersebut.

5) Sintesis (Syntesis)

Menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di

masyarakat.
15

2. Remaja

a. Pengertian remaja

Menurut Widyastuti (2009), bahwa remaja yang dalam bahasa

aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescene yang

artinya “tumbuh ke arah kematangan” istilah adolescene

sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencangkup kematangan fisik,

social, dan psikologis.

b. Klasifikasi remaja

Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibedakan menjadi 3

yaitu:

1) Masa remaja awal

Masa remaja awal yaitu umur 10-13 tahun. Psikososial

merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi, sosial dan

intelektual. Maka akibat perubahan tersebut yaitu:

a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada

meningkatnya kesadaran diri (Self Consciousness).

b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah

berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah

tersinggung atau menjadi agresif.

c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam

berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain.

d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.
16

e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan

dengan mode teman sebayanya.

f) Perasaan memiliki terhadap berdampak punya geng/kelompok

sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman sebayanya.

g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan

membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk hitam atau

baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.

2) Masa remaja tengah

Masa remaja tengah adalah umur 14-16 tahun yang ciri-cirinya

sebagai berikut:

a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang,sabar

dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri

berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk

orang tua.

c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa

nyaman berdampak baju,gaya rambut,sikap dan pendapat

berubah-ubah.

d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun

beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok,

alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA.

e) Tidak lagi berfokus pada diri-sendiri berdampak lebih

bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.


17

f) Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak

mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.

g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas

berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk

berkumpul dengan teman-teman.

h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak

berpacaran tetapi tidak menjurus serius.

i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak

mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin

mendiskusikan atau berdebat.

3) Masa remaja akhir

Masa remaja akhir yaitu umur 17-19 tahun yang ciri-cirinya

sebagai berikut:

a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik

termasuk agama.

b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar

keluarga berdampak mulai belajar mengatasi stress yang

dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga.

c) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis

berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak

menyita waktu.
18

d) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis

berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak

menyita waktu.

e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung

mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang

tuanya.

f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak

mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri.

c. Masalah remaja

Perilaku seksual pada remaja merupakan segala tingkah laku yang

didorong oleh hasrat seksual. Bentuk – bentuk tingkah laku ini bisa

bermacam – macam, mulai dari perasaa tertarik sampai tingkah laku

berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Pada perilaku seksual

mempunyai dampak yang bisa cukup serius, seperti pada para gadi –

gadis yang terpaksa menggugurkan kandungannya ( Sarwono, 2005 ).

Dampak dari perilaku seksual pada remaja yaitu terganggunya

kesehatan, penyakit menular seksual akibat berganti – ganti pasangan,

gangguan pada psikologis, kehamilan yang tidak di inginkan dan

berujung pada tindakan aborsi,sehingga banyak remaja yang putus

sekolah diakrenakan hamil pada usia muda (Sarwono, 2005).

Oleh sebab itu dibutuhkan sikap yang sangat bijaksana dari para

orang tua, pendidik, dan masyarakat pada umumnya serta tentunya


19

dari para remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi

itu dengan selamat (Sarwono, 2005 ).

3. Aborsi

a. Pengertian

Aborsi adalah penghentian kehamilan dengan cara

menghilangkan atau merusak janin sebelum masa kelahiran yang

bisa dikeluarkan secara spontan atau dikeluarkannya janin secara

paksa (Abrori, 2014 ).

b. Tindakan aborsi yang berbahaya

Menurut Kusmiran (2011), tindakan aborsi membawa

resiko cukup tinggi, terutama apabila dilakukan tidak sesuai standar

profesi medis. Tindakan aborsi yang berbahaya yaitu :

1) Menggunakan ramuan penggugur kandungan seperti peluruh

rahim.

2) Manipulasi fisik dengan tehnik pijatan.

3) Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril dapat

berakibat negatif pada rahim.

c. Resiko aborsi

Menurut abrori (2014), aborsi dapat membahayakan keselamatan

kesehatan wanita, antara lain :


20

1) Resiko terhadap kesehatan fisik.

a) Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim

robek atau terbuka lebar akan menimbulkan perdarahan hebat

yang dapat membahayakan keselamatan ibu.

b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

c) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar

kandungan dan rahim yang sobek.

d) Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada

anak berikutnya.

e) Kanker payudara karena ketidakseimbangan hormon estrogen.

f) Kanker indung telur

g) Kanker leher rahim.

h) Kanker hati.

i) Kelainan pada plasenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat

pada anak berikutnya dan perdarahan hebat pada kehamilan

berikutnya.

j) Mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi.

k) Infeksi pada rongga panggul.

l) Infeksi pada lapisan rahim.

2) Resiko terhadap kesehatan mental

Aborsi bukan saja proses yang berisiko tinggi dari segi

kesehatan dan keselamatan fisik,tetapi juga memiliki risiko yang

sangat hebat terhadap keadaan mental perempuan. Dalam dunia


21

psikologi gejala ini disebut post abortion syndrome. Pada

dasarnya perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami

hal-hal seperti ini :

a) Kehilangan harga diri (82%).

b) Berteriak teriak histeris (51%).

c) Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya (63%).

d) Ingin bunuh diri (28%).

e) Mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).

f) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).

Diluar hal-hal tersebut,perempuan yang melakukan

aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak akan

hilang selama berahun-tahun dalam hidupnya(Abrori 2014).


22

B. Kerangka teori

Pengetahuan Remaja Aborsi

1.Definisi pengetahuan 1.Pengertian remaja 1. Pengertian aborsi


2.Cara memperoleh 2.Klasifikasi 2. Tindakan aborsi
pengetahuan remaja 3. Resiko aborsi
3.Faktor yang 3.Masalah remaja
mempengaruhi
pengetahuan
4.Tingkat pengetahuan

Sumber : Notoadmojo (2010),Abrori(2014),Sarwono(2010)


Gambar 2.1. Kerangka teori
23

C. Kerangka Konsep

Baik
Tingkat Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Cukup

Aborsi
Kurang

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
lingkungan sekitar
7. Informasi

Keterangan

: Diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.

Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

keadaan, kondisi atau hal-hal lain, yang hasilnya dipaparkan dalam

bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2013). Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang bertujuan untuk mengolah data penelitian berupa angka-

angka (Riwidikdo, 2012). Penelitian yang dilakukan meneliti tingkat

pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang dilakukan

oleh penelitian dalam melaksanakan kegiatan penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini akan dilakukan di SMKN 1

Pacitan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal

yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya

(Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

sampai Juni 2015.

24
25

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan

adalah seluruh siswa di SMKN 1 Pacitan yaitu 1556 siswa tahun

ajaran 2014/2015.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi

(Hidayat, 2010). Sampel yang di ambil yaitu pada siswa kelas XI

dengan jumlah 489 murid. Untuk kelas X sedang dalam

melaksanakan tugas praktek sekolah dan kelas XII melaksanakan

Ujian Sekolah,sehingga pihak sekolah hanya mengijinkan peneliti

melakukan penelitian pada siswa kelas XI dengan jumlah siswa 489

murid. Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi

jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%- 15% atau 20%- 25%

atau lebih (Arikunto, 2013). Sehingga sampel dalam penelitian

dengan perhitungan (489 × 10% = 50). Jadi sampel dalam penelitian

ini di ambil 50 dari 489 siswa SMKN 1 Pacitan.


26

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian,sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan

simple random sampling adalah pengambilan sampel dengan cara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.

Pengambilan sampel bias dilakukan secara lotre, akan tetapi

pengambilannya diberikan nomor urut (Hidayat, 2011).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan,

status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan

sebagainya. (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini variabel yang

diteliti adalah Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1

Pacitan.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan uraian tentang batasan variabel

yang dimaksut, atau tentang apa yang di ukur oleh variabel yang

bersangkutan (Notoadmojo,2012). Definisi pada penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut :
27

Table 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi


di SMKN 1 Pacitan.

Definisi Kategori Alat


Nama Variabel Skala
Operasional Ukur
Tingkat Pemahaman a. Baik, bila nilai Kuesioner Ordinal
pengetahuan respoden remaja responden yang
remaja tentang tentang aborsi diperoleh (x) > mean
aborsi di SMKN meliputi: + 1SD
1 Pacitan 1.Pengertian aborsi. b. Cukup, bila nilai
2.Tindakan aborsi responden mean - 1 SD
yang berbahaya £ x £ mean + 1 SD
3.Resiko aborsi c. Kurang, bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean –
1 SD
Sumber : Riwidikdo
(2010)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012).

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yaitu bentuk

pernyataan yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal

memilih. Jenis pernyataan ini adalah favorable dan unfavorable. Dalam

penelitian ini menggunakan pilihan ”Benar” dan ”Salah” untuk pernyataan

positif (favorrable) bila jawaban benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0

dan untuk pernyataan negative (unfavorable) bila jawaban benar nilai 0

dan jawaban salah nilainya 1.


28

Tabel 3.2 Kisi-kisi pernyataan kuesioner penelitian Tingkat Pengetahuan


Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan

No. Soal Jumlah


Variabel Indikator Positif Negatif soal
(favorable) (Unfavorable)
Tingkat 1. Pengertian 2,20,34* 1,24 5
pengetahuan aborsi
remaja putri 2. Tindakan 6,14,29 28* 4
tentang aborsi yang
bahaya berbahaya
aborsi
3. Resiko 3,4,5,8,11*,12,15 7,9,10,13,17,182 25
aborsi ,16*,19,21,22,30, 3,25,26,27
31,32,33
Jumlah 21 13 34
Keterangan : yang menggunakan tanda *(tidak valid)

Untuk mengetahui apakah kuisioner penelitian ini berkualitas,

terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas di tempat yang

karakteristik respondennya sama dengan sampel akan dilakukan di SMKN

1 Pacitan pada 30 responden yang tidak digunakan sebagai sampel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana

instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur

(Riwidikdo, 2013). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan

rumus korelasi pearson product moment dengan bantuan program

SPSS 16. Instrument ini dikatakan valid jika nilai r hitung> rtabel.

Rumus :

Rumus product moment adalah:

” ୒ σ ଡ଼ଢ଼ିσ ଡ଼Ǥσ ୷
୶୷ୀ
ඥሼ୒ σ ୶మ ିሺσ ଡ଼ሻ;ሽሼ୒ σ ଢ଼మȂሺσ ଢ଼ሻ;ሽ
29

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas yang telah diujikan di SMKN 1 Pacitan dari

34 soal hasilnya 30 soal dinyatakan valid dan 4 soal dinyatakan

tidak valid yaitu nomor 11,16,28,34. Utuk soal yang tidak valid

kemudian dihapus, karena pernyataan yang lain sudah mewakili.

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur

yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Untuk menguji reabilitas instrumen digunakan

Alpha Chonbach adalah sebagai berikut :

 σ‹ʹ
ri = ቂെͳቃ ൤ͳ െ ൨
–ʹ

Keterangan :
30

ri : Reliabilitas Instrument

k : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ si2 : Jumlah varian butir

st2 : Varians total

Menurut Riwidikdo (2012) instrument dikatakan reliabel bila

nilai Alpha Chonbach> r kriteria (0.7). Dari hasil penelitian

didapatkan nilai alpha crombach 0,892 maka kuesioner penelitian

dikatakan reliabel.

G. Tehnik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk

mendapatkan data (Sugiono,2012). Cara pengumpulan data dilakukan

dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagi

kuesioner pada sampel di SMKN 1 Pacitan yang diperoleh dari :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

melalui pengisian kuesioner. Data primer didapatkan dari kuesioner

tentang Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1

Pacitan .

2. Data Sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang

atau tempat lain bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder

didapatkan dari instansi pendidikan, yang digunakan untuk data yaitu

jumlah kelas dan jumlah siswa di SMKN 1 Pacitan.


31

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan

berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2012) adalah :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isi formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan

dengan cara memeriksa data hasil jawaban kuesioner yang telah

diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi

apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di

tempat penelitian sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak di

tempat penelitian sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kegiatan ini

member kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari

jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya. Untuk pengetahuan remaja tentang aborsi.

c. Data Entry
32

Jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk ‘kode’ (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program

SPSS for window.

d. Cleaning

Semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai di masukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Menurut Notoadmojo (2012), analisa univariat yaitu

menganalisa terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian untuk

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variable.

Penelitian ini hanya mendeskripsikan pengetahuan responden

tentang tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi.

Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan

sebagai berikut :

Baik : Bila niali responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD

Kurang : Bila responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), rumus mean yaitu :

σ‫ݔ‬
Rumus :X =
݊

Keterangan :
33

X : Rata-rata (mean)

∑x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2013) simpangan baku

(standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk

mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai data terhadap rata-ratanya.

Rumus :

൫σš‹൯ ʹ
ඨσšʹ‹ െ 
SD = െͳ

Keterangan :

SD : Standar Deviasi

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja

maka, ditunjukkan dengan prosentase dan keterangan sebagai

berikut:

Prosentase = Jumlah responden pada Tingkat pengetahuan X 100


Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2010), etika penelitian merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian. Meningat penelitian berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus berlangsung

diperhatikan. Yang perlu diperhatikan antara lain :


34

1. Informed concent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitiandengan memberikan lembar persetujuan yang

diberikan sebelum penelitian. Dilakukan dengan member lembar

persetujuan oleh responden. Tujuannya agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia, maka harus

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonymity (kerahasiaan nama/ identitas)

Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian. Dengan cara tidak mencamtumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil

penelitian. Baik informasi ataupun masalah lainnya. Semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya

pada kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah–langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Pacitan yang beralamat di Jl.

R. Soeprapto No. 53 Telp. (0357) 881309, Kode Pos 63515 Pacitan. Secara

umum, SMKN 1 Pacitan ini terletak ditengah kota Pacitan. Luas sekolah ini

± 2000 meterdan keadaan lingkungan di sekolah bersih. SMKN 1 Pacitan

berdiri pada tahun 1992. SMK ini mempunyai 12 program Keahlian yaitu

Multimedia, Animasi, Busana Butik, Kecantikan, Usaha Perjalanan wisata,

Teknik Komputer dan Jaringan, Tehnik Gambar Dan Bangunan, Rekayasa

Perangkat lunak, Desain Visual, Desain tekstil, Desain kulit. Jumlah pelajar

yang ada di SMKN 1 Pacitan ini pada tahun 2014/2015 adalah 1556 siswa,

diantaranya 565 siswa kelas X, 489 siswa kelas XI dan kelas XII berjumlah

502 siswa, sedangkan jumlah tenaga pengajar di sekolah ini adalah 59

pengajar. Terdapat sarana dan prasaran ruang Labolatorium, Ruang

Multimedia, ruang kecantikan, ruang computer, ruang bahasa dan

perpustakaan.

35
36

B. Hasil Penelitian

Gambaran pengetahuan responden

1. Karakteristik responden

a. Karakteristik responden berdasarkan umur


Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

No Responden Frekuensi Prosentase (%)


1 14 tahun 13 26
2 15tahun 19 38
3 16 tahun 18 36
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, kelompok umur responden 14 tahun

sebanyak 15 responden (26%), umur 16 tahun sebanyak 19 responden

(38%) dan umur 16 tahun sebanyak 18 responden (36%).

b. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang di dapat


Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang
didapat

No Responden Frekuensi Prosentase (%)


1 Media Massa : 33 66
Internet, Surat Kabar,
Televisi dan Radio
2 Orang Tua - -
3 Guru 11 22
4 Teman 6 12

Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, karakteristik responden berdasarkan sumber

informasi yang di dapat dari media massa sebanyak 11 responden (22%),

Orang Tua 0 responden, Guru 11 responden (22%) dan dari Teman 6

responden (12%).
37

1. Analisis data penelitian


Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 1 Pacitan dengan

jumlah 30 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. Berdasarkan

perhitungan diperoleh sebagai berikut :

Table 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi


Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Remaja 22,1333 6,3611
Tentang Aborsi

Table 4.4 Distribusi Frekuensi


Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi Di SMKN 1 Pacitan
No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1. Baik 7 14
2. Cukup 32 64
3. Kurang 11 22
Total 50 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh hasil

tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun

2015 dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14%),

pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (64%) dan pengetahuan

kurang sebanyak 11 responden (22%). Mayoritas Tingkat Pengetahuan

Remaja Tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dapat

dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 32 responden (64%).


38

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi

di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dapat dikategorikan pengetahuan baik

sebanyak 7 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 32 responden

(64%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%). Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilis Pra Utari (2013), dengan

judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi di Kelas XI

SMK Muhammadiyah 1 sragen Tahun 2013, berdasarkan hasil penelitian

sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 41 responden

(60,3%).

Berdasarkan penelitian didaptkan Tingkat Pengetahuan baik 7

responden (14%), cukup 32 responden (64%), dalam hal ini kategori cukup

jika tingkat pengetahuan responden diatas rata-rata. Hasil wawancara bagian

kesiswaan di SMKN1 Pacitan belum pernah diadakan penyuluhan tentang

bahaya aborsi, mereka mampu menjawab kuesioner berdasarkan apa yang

mereka tau melalui media massa. Hasil data yang diperoleh responden

sebagian besar memperoleh informasi dari media massa seperti internet,

majalah, dan televisi.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Menyambung apa yang disampaikan menunjukkan rasa keingintahuan yang


39

tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Rasa keingintahuan bukan

merupakan faktor utama berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang,

tetapi masih ada faktor lain yaitu umur, pendidikan, pengalaman, dan social

ekonomi. Dalam hal ini sosial lebih dapat memberikan informasi lebih baik.

Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, informasi adalah orang yang memiliki sumber

informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas

pula. Sumber informasi pengajar maupun media, sikap kepercayaan, budaya

masyarakat sangat dibutuhkan para siswa guna memperluas pengetahuan.

Pengalaman pribadi serta perilaku seseorang akan dijadikan sumber

pengetahuan, begitu pula dengan tingkat kemampuan seseorang akan

menambah pengetahuan informasi.

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

siswa tentang aborsi disebabkan oleh beberapa faktor lain yaitu umur dan

sumber informasi yang di dapat (Mubarak, 2007). Sehingga sangat diperlukan

peran serta tenaga kesehatan untuk dalam memberikan pemahaman dan

informasi yang lebih baik tentang Aborsi.


40

D. Keterbatasan Penelitian

1. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi dan

faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidakdi uji secara statistik.

Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.

2. Kuesioner yang digunakan tertutup sehingga responden hanya bisa

menjawab “ ya” atau “ tidak “ dan jawaban responden belum bisa untuk

mengukur pengetahuan secara mendalam.


41

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015”.

Sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun

2015 dalam kategori baik yaitu sebanyak 7 responden (14,0%).

2. Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun

2015 dalam kategori cukup yaitu sebanyak 32 responden ( 64,0%).

3. Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun

2015 dalam kategori kurang yaitu sebanyak 11 responden (22,0%).

4. Faktor penghambat dan pendorong Tingkat pengetahuan remaja

tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 yaitu umur dan sumber

informasi yang di dapat.

B. Saran

1. Bagi Institusi Terkait

a. Bagi responden

Diharapkan remaja SMKN 1 Pacitan memiliki tingkat

pengetahuan yang baik serta kompleks. Hal ini siswa harus pro

aktif dalam mencari berbagai pengetahuan dan sumber-sumber lain

41
42

yang dapat menambah pengetahuan, seperti dari surat kabar,

internet, televisi, radio dan lain-lain.

b. Bagi SMKN 1 Pacitan

Diharapkan Guru Pembimbing bekerjasama dengan petugas

kesehatan atau instasi kesehatan mengadakan penyuluhan tentang

bahay aborsi dan seksualitas atau memberikan penambahan

pelajaran kesehatan reproduksi dengan tujuan agar siswa mendapat

informasi serta pengetahuan yang lengkap seputar kesehatan

reproduksi dan seksualitas, sehingga siswa dan siswi tidak

melakukan penyimpangan seksual.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi

dan menambah sumber informasi untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan pengetahuan aborsi.


DAFTAR PUSTAKA

Abrori. 2014. Di Simpang Jalan Aborsi. Semarang. Gigih Pustaka Mandiri.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka


Cipta.

________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka


Cipta.

Depkes RI. 2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR).


Jakarta : Depkes RI.

Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba medika.

Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :


Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

___________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Riwidikdo. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur


Penelitian. Yogyakarta : Rohma Press.

Riwidikdo. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah TEhnik Analisa Data Dalam
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sarwono, 2005. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Surabayanews. 2014. 30 Persen Kasus Aborsi Di Jawa Timur Pelakunya Remaja.


http://surabayanews.co.id/2014/08/18/3745/30-persen-kasus-aborsi-di-
jatim-pelakunya-remaja.html.Diakess 18 Agustus 2014

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.


Prautari, L. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di
Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen. Surakarta : Stikes Kusuma
Husada Surakarta.

Husein, M.K, dkk. 2012. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang
Bahaya Aborsi Di SMAN 1 Manado. Manado : Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai