Semester : VII
Waktu : 95 menit
ada 550 juta penderita diabetes dimana 60% berasal dari Asia.
Hasil Riskesdas, 2013 jumlah penderita diebetes millitus di
Indonesia sebesar 6,9% atau 12 juta orang penduduk dengan usia
diatas 15 tahun.
3. Klasifikasi Diabetes Miliitus
Menurut perkeni (2011) klasifikasi diabetes mellitus adalah
sebagai berikut:
a. Diabetes Melitus Tipe 1
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut.
1) Melalui proses imunologik
2) Idiopatik
b. Diabets Melitus Tipe 2
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai
diefisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan
sekresi insulin bersama resistensi insulin.
c. Diabetes Melitus Tipe Lain
1) Defek genetic fungsi sel beta :
Kromosom 12, HNF-1α (dahulu MODY 3)
Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
Kromosom 20, HNF-4α (dahulu MODY 1)
Kromosom 13, insulin promoter factor-1 (IPF-1, dahulu
MODY 4)
Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)
Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
DNA Mitochondria
Lainnya
2) Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A,
leprechaunism, sindrom Rabson Mendenhall, diabetes
lipoatrofik, lainnya
4
Pada pasien dengan kadar gula darah >300 mg/dl atau 16,7
mmol/l, tidak ada ketosis atau keton dalam urin dapat melakukan
aktivitas fisik asalkan pasien tidak mengalami keluhan apapun
namun, jika pasien tidak dapat memastikan apakah ada ketosis
latihan dapat ditunda sampai kadar gula darah terkendali.
Pada pasien yang mempunyai kadar gula darah pra-latihan
<100 mg/dl atau 5,5 mmol/l pasien dianjurkan memakai insulin
atau mengkonsumsi obot perangsang produksi insulin misalnya
sulfonilurea seperti glyburide, glipizide, glimepiride serta
nateglinide dan repaglinide atau mengkonsumsi karbohidrat 15 gr
sebelum melakukan aktivitas fisik intensitas sedang.
Pada pasien yang mengalami hipoglikemia setelah
melakukan aktivitas fisik atau latihan jesmani dapat mengkonsumsi
5-30 gr karbohidrat dalam waktu 30 menit. Tekanan darah sebelum
latihan < 140 mmHg dan sesudah latihan <180 mmHg.
12. Cara melakukan pemeriksaan aktivitas fisik dan olahraga pada
penderita diabetes millitus diet, insulin, dan cara monitoring gula
darah agar aman berolahraga, antara lain:
a. Sebelum berolah raga
1) Tentukan waktu, lama, jenis, intensitas olahraga.
Diskusikan dengan pelatih/guru olah raga dan
konsultasikan dengan dokter.
2) Asupan karbohidrat dalam 1-3 jam sebelum olahraga.
3) Cek kontrol metabolik, minimal 2 kali sebelum
berolahraga.
4) Kalau Gula Darah (GD) <90 mg/dL dan cenderung
turun, tambahkan ekstra karbohidrat.
5) Kalau GD 90-250 mg/dL, tidak diperlukan ekstra
karbohidrat (tergantung lama aktifitas dan respons
individual).
12
VII. Media
a. Laptop
b. Proyektor
c. PPT
d. Leaflet
e. Wireless
f. Glukocek
g. Stik gula darah
h. Alat tensi
VIII. Sumber Bahan
Sudoyo, Eru W dkk. (2007).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV.Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universita Indonesia:Jakarta.
Kurniawan,A.A and Y Nining Sri Wuryaningsih. (2016).Rekomendasi
Latihan Fisik Untuk Diabetes Millitus Tipe 2. Jurnal kedokteran
berkala kedokteran duta
wacana.Volume01.Nomor03.http://bikdw.ukdw.ac.id/index.php/bikdw
/article/view/22/23 diunduh pada tanggal 31 Oktober 2016 pukul 15.47
WIB
http://pbperkeni.or.id/newperkeni/2016/10/15/the-indonesian-society-
of-endocrinologys-summary-article-of-diabetes-mellitus-national-
clinical-practice-guidelines/ 14 november 2016 pukul 10 : 22 wib
Fatimah, N.R., (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority Volumr 4
Nomor 5 Februari 2015. Diakses 7 November 2016, dari http://juke.
kedokteran.
IX. Evaluasi
Lisan
15