Anda di halaman 1dari 15

1

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar : Diabetes Edukator

Pokok Bahasan : Aktivitas Fisik dan Olahraga Diabetes Millitus

Sasaran : Penderita Diabetes Militus di Rumpi Pendiam

Semester : VII

Waktu : 95 menit

Hari/Tanggal : 08 Januari 2017

Tempat : Rumpi Pendiam

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pembelajaran selama 90 menit, penderita diabetes
millitus di rumpi pendiam dapat memahami cara mengkaji aktivitas
fisik dan olah raga dengan baik.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran selama 90 menit, penderita penderita
diabetes millitus di Rumpi Pendiam dapat:
1. Mengetahui pengertian Diabetes Millitus
2. Mengetahui klasifikasi Diabetes Miliitus
3. Mengetahui komplikasi Diabetes Millitus
4. Mengetahui fisiologi Olahraga Diabetes Millitus
5. Mengetahui manfaat pengkajian fisik dan olehraga diebetes
millitus
6. Mengetahui prinsip latihan fisik dan olahraga diabetes millitus
7. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan
aktivitas fisik dan olahraga diabetes millitus
8. Mengetahui tahap-tahap latihan fisik dan olahraga diabetes
mellitus
2

9. Mengetahui yang harus dilakukan sebelum dan sesudah latihan


jesmani
III. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Diabetes Millitus
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(Padila, 2012). Diabetes militus adalah sekumpulan gejala yang
ditandai oleh peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia
yang dapat disebabkan oleh kekurangan insulin (Arjatmo, 2002).
Menurut Darmono (2007) diabetes militus merupakan
suatu penyakit menahun yang ditandai dengan hiperglikemia atau
peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi normal dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang dapat
disebabkan oleh kekurangan hormon insulin atau resisten hormon
insulin serta keduanya. Kadar glukosa darah puasa normal jika
diukur menggunakan darah vena kurang dari 100 mg/dl dan
pemeriksaan darah kapiler kurang dari 80 mg/dl sedangkan kadar
gula darah sewaktu tidak lebih dari 200 mg/dl (Manaf, 2007 dalam
mengenal diabetes millitus pada orang dewasa dan anak-anak
dengan solusi herbal dan Padila, 2012).
2. Prevalensi Diabetes Millitus
Kejadian diabetes millitus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada
tahun 2013 terdapat 382 juta orang menderita diabetes millitus dan
diperkirakan pada tahun 2035 jumlah tersebut akan meningkat
menjadi 592 juta orang dimana 382 juta orang tersebut, 175 juta
diantaranya belum terdiagnosa diabetes millitus sehingga terancam
akan berkembang menjadi komplikasi tanpa disadari serta tanpa
pencegahan sedangkan lebih dari 471 juta US Dolar dihabiskan
untuk pengobatan diabetes. Diperkirakan pada tahun 2030 akan
3

ada 550 juta penderita diabetes dimana 60% berasal dari Asia.
Hasil Riskesdas, 2013 jumlah penderita diebetes millitus di
Indonesia sebesar 6,9% atau 12 juta orang penduduk dengan usia
diatas 15 tahun.
3. Klasifikasi Diabetes Miliitus
Menurut perkeni (2011) klasifikasi diabetes mellitus adalah
sebagai berikut:
a. Diabetes Melitus Tipe 1
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut.
1) Melalui proses imunologik
2) Idiopatik
b. Diabets Melitus Tipe 2
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai
diefisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan
sekresi insulin bersama resistensi insulin.
c. Diabetes Melitus Tipe Lain
1) Defek genetic fungsi sel beta :
 Kromosom 12, HNF-1α (dahulu MODY 3)
 Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
 Kromosom 20, HNF-4α (dahulu MODY 1)
 Kromosom 13, insulin promoter factor-1 (IPF-1, dahulu
MODY 4)
 Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)
 Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
 DNA Mitochondria
 Lainnya
2) Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A,
leprechaunism, sindrom Rabson Mendenhall, diabetes
lipoatrofik, lainnya
4

3) Penyakit Eksokrin Pankreas : pankreatitis,


trauma/pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik,
hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya
4) Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing,
feokromositoma, hipertiroidisme somatostatinoma,
aldosteronoma, lainnya
5) Karena Obat / Zat kimia : vacor, pentamidin, asam
nikotinat, glukokortikoid, hormod tiroid, diazoxid,
agonis β adrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa,
lainnya
6) Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
7) Imunologi (jarang) : sindrom ‘’Stiff-man’’, antibody
anti reseptor insulin, lainnya
8) Sindroma genetik lain : sindrom Down, sindrom
Klinefelter, sindrom Turner, sindrom Wolfram’s,
ataksia Friedreich’s, chorea Huntington, sindrom
Laurence-Moon-Biedl, distrofi miotonik, porfiria,
sindro Prader Willi, lainnya
9) Diabetes kehamilan
5

Sumber : Clasifikasi dari perkeni 2011


4. Komplikasi Diabetes Millitus
Menurut hasdianah (2012) komplikasi DM terbagi menjadi dua
kategori, yaitu:
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah di bawah
nilai normal (< 50 mg/dl). Sering terjadi pada penderita
DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu,
Kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-
sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
2) Hiperglikemia, adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi
keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain
ketoasidosis diabetik.
b. Komplikasi Kronis
6

1) Komplikasi Makrovaskuler, biasanya yang sering


terjadi pada penderita DM adalah pembekuan darah
pada sebagian otak atau sering disebut trombosit otak,
penyakit jantung koroner, gagal jantung kongetif dan
stroke.
2) Komplikasi Mikrovaskuler, umumnya terjadi pada
penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik
retinopati (kebutaan), neuropati dan amputasi.
5. Fisiologi Olahraga Diabetes Millitus
Pelatihan jesmani pada penderita diabetes akan
menimbulkan perubahan metabolik yang dipengaruhi oleh durasi
latihan jesmani, berat latihan dan tingkat kebugaran, kadar insulin
plasma, kadar glukosa darah, kadar benda keton serta
keseimbangan cairan tubuh.
Pada penderita diabetes dengan kadar gula darah tak
terkontrol, latihan jesmani dapat menyebabkan peningkatan kadar
gula darah dan benda keton yang berbahaya bagi penderita diabetes
tersebut. Sebuah penelotian mengatakan bahwa pada kadar gula
darah sekitar 332 mg/dl bila tetap melakukan latihan jesmani akan
berbahaya dan sebaiknya bila ingin melakukan latihan jesmani
penderita diabetes harus mempunyai kadar gula darah tidak lebih
dari 250 mg/dl.
Pengambilan glukosa oleh jaringan otot dalam keadaan
istirahat membutuhkan insulin yang disebut insulin-dependent.
Sedangkan pada otot yang aktif walaupun terjadi peningkatan
kadar glukosa tapi kadar insulin tidak meningkat. Hal ini dapat
terjadi karena peningkatan kepekaan reseptor insulin otot dan
pertambahan reseptor insulin otot pada saat melakukan latihan
jesmani yang disebut non-insulin dependent. Kepekaan ini akan
berlangsung lama hingga latihan berkahir. Pada latihan jesmani
akan meningkatkan aliran darah sehingga mneyebabkan jala-jala
7

kapiler terbuka dan tersedianya reseptor insulin sehingga reseptor


menjadi lebih aktif.
6. Manfaat pengkajian fisik dan olehraga pada penderita diebetes
millitus
Manfaat Olahraga/latihan jasmani pada penderita diabetes militus
adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi resiko kejadian resiko kejadian kardiovaskuler
b. Meningkatkan harapan hidup
c. Meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik, psikis maupun
sosial dan tampak sehat
d. Terjadi peningkatan aliran darah
e. Meningkatkan sensitivitas insulin
f. Memberikan lebih banyak tenaga
g. Membuat jantung lebih kuat
h. Memperkuat otot
i. Meningkatkan kelenturan
j. Meningkatkan kemampuan bernafas
k. Membantu mengatur berat badan
l. Memperbaiki tekanan darah
m. Memperbaiki kolesterol dan lemak tubuh yang lain
n. Mengurangi stress
7. Prinsip latihan fisik dan olahraga diabetes millitus
Prinsip latihan jasmani pada penderita diabetes millitus sama
dengan prinsip latihan jasmani secara umum, yaitu memenuhi
beberapa hal seperti frekuensi, intensitas, durasi dan jenis.
a. Frekuensi : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan
dengan teratur 3-5 kali perminggu
b. Intensitas : ringan dan sedang (60-70% maximum heart rate
(MHR))
MHR=220-umur, setelah MHR didapat, dapat ditentukan
Target Heart Rate (THR). Contoh perempuan berusia 45 tahun
8

menderita diabetes Millitus disasarkan 65%, maka


THR=65%x(220-60)=104 jadi sasarn denyut nadinya sekitar
104 x/m.
c. Durasi : 30-60 menit
d. Jenis : latihan jesmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang
dan bersepeda.
Latihan jesmani yang dipilih sebaiknya yang disenangi serta
memungkinkan untuk dilakukan dan hendaknya melibatkan
otot-otot besar. Latihan jesmani pada diabetes tipe 1 sebaiknya
dilakukan pada pagi hari.
8. Tahap-Tahap Latihan Fisik
Latihan jesmani pada diabetes tipe 1 sebaiknya dilakukan pada
pagi hari. Aktivitas fisik dan olahraga yang diperbolehkan untuk
penderita diabetes millitus.
Untuk melakukan latihan jesmani, perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Pemanasan (warm-up)
Dilakukan sebelum melakukan pelatihan yang sebenarnya
untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh seperti
menaikkan suhu, meningkatkan denyut nadi higga
mendekati intensitas latihan dan untuk menghindari cidera
akibat laithan. Pemanasan cukup dilakukan selama 5-10
menit.
b. Latihan inti (condotioning)
Pada tahap ini diusahan denyut nadi mencapai THR. Jika
kurang dari THR tak akan mendapat manfaat dari latihan
dan jika melebihi THR dapat mengalami resiko yang tidak
diinginkan.
c. Pendinginan (cooling-down)
9

Tahap ini bertujuan untuk mecegah penimbunan asam


laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot setelah
melakukan latihan jesmani atau pusing karena masih
terkumpulnya darah pada otot yang aktif. Pada latihan
jogging pendinginan dilakukan dengan tetap berjalan untuk
beberapa menit. Bila bersepeda pendinginan dilakukan
dengan cara tetap mengayuh sepeda tetapi tanpa beban.
Pendinginan dapat dilakukan selama 5-10 menit hingga
denyut jantung mendekati denyut nadi saat istirahat.
d. Peregangan (stretching)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melemaskan dan
melenturkan otot-otot yang masih teregang dan menjadikan
lebih elastis. Tahap ini lebih bermanfaat terutama pada
pasien usia lanjut. Latihan atau pelatihan jesmani aerobik
seperti jalan, bersepeda dan berenang.
9. Aktivitas fisik dan olahraga yang diperbolehkan untuk penderita
diabetes millitus.
Untuk melakukan latihan jesmani, perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Pemanasan (warm-up)
Dilakukan sebelum melakukan pelatihan yang sebenarnya
untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh seperti menaikkan
suhu, meningkatkan denyut nadi higga mendekati intensitas
latihan dan untuk menghindari cidera akibat laithan.
Pemanasan cukup dilakukan selama 5-10 menit.
b. Latihan inti (condotioning)
Pada tahap ini diusahan denyut nadi mencapai THR. Jika
kurang dari THR tak akan mendapat manfaat dari latihan dan
jika melebihi THR dapat mengalami resiko yang tidak
diinginkan.
c. Pendinginan (cooling-down)
10

Tahap ini bertujuan untuk mecegah penimbunan asam


laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot setelah
melakukan latihan jesmani atau pusing karena masih
terkumpulnya darah pada otot yang aktif. Pada latihan jogging
pendinginan dilakukan dengan tetap berjalan untuk beberapa
menit. Bila bersepeda pendinginan dilakukan dengan cara tetap
mengayuh sepeda tetapi tanpa beban. Pendinginan dapat
dilakukan selama 5-10 menit hingga denyut jantung mendekati
denyut nadi saat istirahat.
d. Peregangan (stretching)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melemaskan dan
melenturkan otot-otot yang masih teregang dan menjadikan
lebih elastis. Tahap ini lebih bermanfaat terutama pada pasien
usia lanjut. Latihan atau pelatihan jesmani aerobik seperti jalan,
bersepeda dan berenang.
10. Aktivitas fisik dan olahraga yang diperbolehkan untuk penderita
diabetes millitus
Menurut jurnal rekomendasi latihan fisik untuk diabetes tipe 2,
yaitu :
a. Latihan fisik aerobik seperti jalan cepat
b. Latihan kekuatan otot atau beban seperti dumdbells dan
barbel
c. Gabungan latihan aerobik dan beban
d. Latihan kelenturan
11. Yang harus dilakukan sebelum dan sesudah latihan jesmani
Pemantauan kadar gula darah untuk menilai efek dari
latihan jesmani yang dilakukan. Kadar gula darah sekitar 332
mg/dl bila tetap melakukan latihan jesmani akan membahayakan
pada penderita diabetes millitus sehingga batas kadar gula darah
yang aman untuk melakukan latihan jasmani tidak lebih dari 250
mg/dl.
11

Pada pasien dengan kadar gula darah >300 mg/dl atau 16,7
mmol/l, tidak ada ketosis atau keton dalam urin dapat melakukan
aktivitas fisik asalkan pasien tidak mengalami keluhan apapun
namun, jika pasien tidak dapat memastikan apakah ada ketosis
latihan dapat ditunda sampai kadar gula darah terkendali.
Pada pasien yang mempunyai kadar gula darah pra-latihan
<100 mg/dl atau 5,5 mmol/l pasien dianjurkan memakai insulin
atau mengkonsumsi obot perangsang produksi insulin misalnya
sulfonilurea seperti glyburide, glipizide, glimepiride serta
nateglinide dan repaglinide atau mengkonsumsi karbohidrat 15 gr
sebelum melakukan aktivitas fisik intensitas sedang.
Pada pasien yang mengalami hipoglikemia setelah
melakukan aktivitas fisik atau latihan jesmani dapat mengkonsumsi
5-30 gr karbohidrat dalam waktu 30 menit. Tekanan darah sebelum
latihan < 140 mmHg dan sesudah latihan <180 mmHg.
12. Cara melakukan pemeriksaan aktivitas fisik dan olahraga pada
penderita diabetes millitus diet, insulin, dan cara monitoring gula
darah agar aman berolahraga, antara lain:
a. Sebelum berolah raga
1) Tentukan waktu, lama, jenis, intensitas olahraga.
Diskusikan dengan pelatih/guru olah raga dan
konsultasikan dengan dokter.
2) Asupan karbohidrat dalam 1-3 jam sebelum olahraga.
3) Cek kontrol metabolik, minimal 2 kali sebelum
berolahraga.
4) Kalau Gula Darah (GD) <90 mg/dL dan cenderung
turun, tambahkan ekstra karbohidrat.
5) Kalau GD 90-250 mg/dL, tidak diperlukan ekstra
karbohidrat (tergantung lama aktifitas dan respons
individual).
12

6) Kalau GD >250 mg/dL dan keton urin/darah (+), tunda


olah raga sampai GD normal dengan insulin.
7) Bila olah raga aerobik, perkirakan energi yang
dikeluarkan dan tentukan apakah penyesuaian insulin
atau tambahan karbohidrat diperlukan.
8) Bila olah raga anaerobik atau olah raga saat panas, atau
olahraga kompetisi insulin dapat dinaikkan.
9) Pertimbangkan pemberian cairan untuk menjaga hidrasi
(250 mL pada 20 menit sebelum olahraga).
b. Selama berolah raga
1. Monitor GD tiap 30 menit.
2. Teruskan asupan cairan (250 ml tiap 20-30 menit).
3. Konsumsi karbohidrat tiap 20-30 menit, bila diperlukan.
c. Setelah berolah raga
1) Monitor GD, termasuk sepanjang malam (terutama bila
tidak biasa dengan program olahraga yang sedang
dijalani).
2) Pertimbangkan mengubah terapi insulin.
3) Pertimbangkan tambahan karbohidrat kerja lambat dalam
1-2 jam setelah olahraga untuk menghindari hipoglikemia
awitan lambat. Hipoglikemia awitan lambat dapat
terjadi dalam interval 2 x 24 jam setelah latihan.
IV. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Senam bersama
V. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Pengajar Waktu Kegiatan penderita Diabetes
Millitus
1 Mengucapkan salam, 10 Menjawab salam,
memperkenalkan diri, tadarus menit meperhatikan dan tadarus
13

bersama dan sambutan bersama


2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 5 Memperhatikan
menit
3 Bertanya kepada penderita 10 Menjawab pertanyaan
diabetes millitus tentang menit
pengetahuan dan pelaksaan
olahraga yang rutin dilakukan
oleh penderita
4 Pengecekan kesehatan 20 Berpartisipasi dan melakukan
menit pengecekan
5 Senam bersama 30 Berpartisipasi dan senam
menit bersama
6 Istirahat dan pembagian leafleat 10 Mengambil leafleat dan
serta makan menit makan
7 Evaluasi secara lisan 7 Menjawab pertanyaan
menit
8 Menutup pertemuan, membaca 3 Memperhatikan, berdoa dan
doa dan mengucap salam menit menjawab salam
Jumlah 95
menit

VI. Rincian Biaya


NO Rincian Jumlah Harga Total
Satuan
1 Sekretaris
a. Print dan jilid 1 @15.000 19.000
proposal
b. Print surat 2 @500 1.000
c. Print leaflet 16 @5.000 80.000
2 Penyuluhan
14

a. Snack 16 @5.000 80.000


b. Air mineral 1 dus @20.000 20.000
Jumlah Keseluruhan 200.000

VII. Media
a. Laptop
b. Proyektor
c. PPT
d. Leaflet
e. Wireless
f. Glukocek
g. Stik gula darah
h. Alat tensi
VIII. Sumber Bahan
Sudoyo, Eru W dkk. (2007).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV.Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universita Indonesia:Jakarta.
Kurniawan,A.A and Y Nining Sri Wuryaningsih. (2016).Rekomendasi
Latihan Fisik Untuk Diabetes Millitus Tipe 2. Jurnal kedokteran
berkala kedokteran duta
wacana.Volume01.Nomor03.http://bikdw.ukdw.ac.id/index.php/bikdw
/article/view/22/23 diunduh pada tanggal 31 Oktober 2016 pukul 15.47
WIB
http://pbperkeni.or.id/newperkeni/2016/10/15/the-indonesian-society-
of-endocrinologys-summary-article-of-diabetes-mellitus-national-
clinical-practice-guidelines/ 14 november 2016 pukul 10 : 22 wib
Fatimah, N.R., (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority Volumr 4
Nomor 5 Februari 2015. Diakses 7 November 2016, dari http://juke.
kedokteran.
IX. Evaluasi
Lisan
15

Anda mungkin juga menyukai