Anda di halaman 1dari 31

PROTEKSI TRAFO TENAGA

Proteksi transrmator daya terutama bertugas untuk mencegah kerusakan transformator sebagai akibat adanya
gangguan yang terjadi dalam petak/ bay transformator, disamping itu diharapkan juga agar pengaman
transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas sistem, sehingga pengamanan
transformator hanya melokalisasi gangguan yang terjadi di dalam petak/bay transformator saja.

Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan peralatan
/sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan
cara :

1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak normalan yang terjadi pada
transformator atau gangguan pada bay transformator.
2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau
sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya
secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat
dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada konsumen. Serta mengamankan
manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik

Jenis Proteksi Trafo tenaga Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan
peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian Satu, C) :
• Relay arus lebih
• Relay arus hubung tanah
• Relay beban lebih
• Relay tangki tanah
• Relay ganggauan tanah
• Relay suhu
• Relay Bucholz
• Relay Jansen
• Relay tekanan lebih
• Relay suhu
• Lightning arrester
• Rellay differensial

Komponen-Komponen Transformator / Transformer / Trafo

1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai
rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator

Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau
gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik
terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain.
Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

3. Minyak Transformator

Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan
pendingin pada transformator.
• Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus,
sedangkan
• sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari
gangguan.

Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah senyawa
hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga
senyawa tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun
kandungannya sangat kecil .

4. Bushing

Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat/isolator antara
konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi
bushing yang sering disebut center tap.

5. Tangki Konservator

Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo
karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi
akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran
udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan
silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator

Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan
suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar transformator, media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas,
Minyak dan Air.

7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi dapat saja
terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar
tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.
8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)

Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka minyak ditampung
pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan
tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan
mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi
hal tersebut, udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan
suatu media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo panas
maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari
terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang digunakan
biasanya adalah silica gel, yang secara khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.

9. Indikator-indikator

a . Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo, baik
panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat
panas.
b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan minyak yang ada
pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan, seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang
gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan
jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam balon dari bahan elastis
dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga
pemuaian dan penyusutan minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.

10. Peralatan Proteksi Internal

a . Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk
mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge
dan over heating yang umumnya menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai dan
akan mengerjakan kontak-kontak alarm.

b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate.
Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena tekanan melebihi
kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam
transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak

c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena
gas yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan
tekanan lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya.
Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih
pada cairan tangki dan trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan
tersebut.

d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada tangki, akibat
gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang
lain, pemanas dll.

e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, adalah tahanan yang dipasang
antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan. Resistance
dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y ( bintang/wye ).

11. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator

a. Pemadam kebakaran, (biasanya untuk transformator – transformator besar ), Sistem pemadam kebakaran
yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan. Fungsi yang penting untuk mencegah
terbakarnya trafo atau memadamkan secepat mungkin trafo jika terjadi kebakaran.

Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga pada trafo akan
mengalir arus maksimumnya. Jika proses tersebut berlangsung cukup lama dan relai tidak beroperasi.
Sementara itu, tidak beroperasinya relai juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan PMT, relai
rusak, dan sumber DC yang tidak ada, serta kerusakan sistim pengawatan.

b. Thermometer pengukur langsung, Thermometer pengukur langsung banyak digunakan pada instalasi
tegangan tinggi/Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol, ruang relai, ruang PLC dll. Suhu ruangan dicatat
secara periodik pada formulir yang telah disiapkan dan dievaluasi sebagai bahan laporan.

c. Thermometer pengukur tidak langsung, Termometer pengukur tidak langsung banyak digunakan pada
instalasi tegangan tinggi/ transformator yang berfungsi untuk mengetahui perubahan suhu minyak maupun
belitan transformator. Suhu minyak dan belitan trafo dicatat secara periodik/berkala, pada formulir yang telah
disiapkan dan dievaluasi sebagai laporan.
12. Relai Proteksi Transformator dan Fungsinya
Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:

a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan
hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator. Juga diharapkan relai ini
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan
pada bagian instalasi lainnya.

b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
yang terjadi didalam daerah pengaman.

c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ), relai ini berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat
titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial.

d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih dikenal dengan Relai arus lebih
yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu
tegangan dan arus yang masuk ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke
belakang, pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan. Relai ini dipasang pada penyulang
20 KV.
e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai pada power faktor
satu. Relai maximum torque angle adalah perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai yang
menghasilkan torsi maksimum.

f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung
tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator. Relai arah hubung tanah memerlukan operating
signal dan polarising signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus
penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat
diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan.

g. Relai tangki tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung singkat antara
kumparan fasa dengan tangki transformator dan transformator yang titik netralnya ditanahkan. Relai bekerja
sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir dari tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi
Bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu, pemanas dll.

13. Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi

Announciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidaknormalan pada sistem instalasi tegangan
tinggi, baik secara individu maupun secara bersama. Announciator terjadi bersamaan dengan relai yang
bekerja akibat jika terjadi ketidaknormalan pada peralatan tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk
tulisan yang pada kondisi normal tidak ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan maka lampu didalam
indikator tersebut menyala sesuai dengan kondisi sistem pada saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator
tersebut biasanya disebut sebagai announciator.

Perbedaan trafo dan generator


1. Generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu :
a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator
b. Generator arus searah (DC)

Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak pada bentuk cincin luncur yang
berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak-balik terdapat dua buah cincin luncur,
sedangkan pada generator arus searah terdapat sebuay cincin yang terbelah di tengahnya (cincin belah atau
komutator).

Ggl atau arus induksi pada alternator dapat diperbesar dengan empat cara :
1) memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak
2) memakai magnet yang lebih kuat
3) melilit kumparan pada inti besi lunak
4) memutar kumparan lebih cepat
Contoh generator arus bolak-balik :
- dinamo sepeda
- generator AC pembangkit listrik
2. Transformator

Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari suatu
nilai ke nilai tertentu. Trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang terpisah dan dililitkan
pada inti besi lunak.
Ada dua jenis trafo, yaitu

1) Trafo step up (penaik tegangan)


2) Trafo step down (penurun tegangan)

Pengertian Relai Differensial


Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan kesimbangan (balance), yang
membandingkan arus-arus sekunder transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau
instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada
generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial digunakan sebagai pengaman
utama (main protection) pada transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator
bila terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
Prinsip Kerja Relai Differensial

Sebagaimana disebutkan diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya
dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua
sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui
peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal
1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya. Dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 1 Pengawatan Dasar Relay Differensial

Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault), maka arus yang
mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal,
sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam
(internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada
kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju
ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang
mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke
tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui
Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping)
kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir dari sistem
tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2 Sistem Pengaman Relay Differensial

Macam-macam Circuit Breaker (CB)


Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada
suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi,
termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun
tidak normal. Adapun macam dari Circuit Breaker yaitu:
1. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
3. ACB (Air Circuit Breaker)
4. OCB (Oil Circuit Breaker)
5. VCB (Vacuum Circuit Breaker)
6. SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)

Penjelasan
1. MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis (bimetal) untuk pengaman
beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.
MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu
1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya.
2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih.
3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi
untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan
jika terjadi hubung singkat.

Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua
buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung
pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah
kumpa- ran yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.

MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan un- tuk pengaman tiga fasa
biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu
kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :

Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-
trafo yang sen- sitif terhadap tegangan.
Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.
Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan

2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mem- punyai dua fungsi yaitu
sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung
singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang
dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
3. ACB (Air Circuit Breaker)

ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa
udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang
atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan.

4. OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang
timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan
berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelem- bung uap minyak dan
gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi
tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

5. VCB (Vacuum Circuit Breaker)


Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker
terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja
dilepas. Salah satu tipe dari circuit breaker adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat untuk memutus- kan
dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian secara otomatis. Pada saat melakukan pengesetan
besaran waktu sebelumnya atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang kesekian kalinya, maka
recloser akan terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada posisi semula secara manual.

6. SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)

SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6
merupakan gas berat yang mem- punyai sifat dielektrik dan sifat mema- damkan busur api yang baik
sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan
mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV –
760 KV.

Cogeneration adalah teknologi untuk meningkatkan efisiensi pembangkit. Melalui cogeneration ini
ternyata efisiensi dari bahan bakar yang digunakan pembangkit bisa mencapai 80%, akibatnya biaya produksi
menjadi murah. Hal itu dilakukan dengan cara mengolah energi panas yang berasal dari gas buang pembangkit
termal.

Dari pengolahan itu dihasilkan dua macam energi panas :


Panas yang bisa digunakan untuk kebutuhan industri

Panas yang dialirkan ke pembangkit sehingga penggunaan bahan bakar untuk pemanasan pembangkit bisa
dihemat.

Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit konvensional meningkat. Dengan demikian biaya bahan
bakar yang harus dikeluarkan pembangkit yang menggunakan cogeneration bisa dihemat.
Sedangkan keunggulan cogeneration adalah:
Teknologinya bersih.
Penggunaan bahan bakarnya efisien.
Mampu mengurangi emisi terhadap lingkungan.

Dengan demikian pada saat isu lingkungan merebak di mana masyarakat menuntut supaya pembangkit listrik
mengurangi emisi pada gas perusak lingkungan sehingga mengurangi polusi, maka penggunaan
cogenerationpun semakin meningkat sehingga cogeneration telah diterima sebagai salah satu solusi dalam
upaya mengatasi pemanasan global. Di Indonesia cogeneration dikembangkan oleh PLN khususnya
pembangkit Jawa-Bali I (PJB I). Cogeneration ini memanfaatkan sisa panas dari pembangkit berskala kecil
untuk diubah menjadi tenaga sekunder berupa uap, udara dingin dan air panas. Dengan digunakannya
cogeneration itu maka tingkat efisiensi panas yang dihasilkan permbangkit kecil meningkat menjadi 90%.

pengertian Relay dan Fungsinya – Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Gambar Bentuk dan Simbol Relay
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.

Prinsip Kerja Relay


Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Electromagnet (Coil)
Armature
Switch Contact Point (Saklar)
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi
untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru
(NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana
Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri
arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar
juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi
:

Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.

Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.

Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang
terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan
2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal,
diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil.
Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua).
Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar

dibawah ini :
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah
Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.

Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan
ataupun hubung singkat (Short).

Pengertian Generator Listrik adalah sebuah mesin yang mengubah energi gerak (mekanik) menjadi energi
listrik (elektik).

Prinsip Kerja / Cara Kerja Generator Listrik


Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah
medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan
timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt.

Jenis jenis generator :


1. Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi :

a. generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang terletak pada bagian yang
berputar (rotor).

b. generator kutub luar : generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak pada bagian yang diam
(stator)

2. Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :


a. generator sinkron
b. generator asinkron

3. Jenis generator berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan


a. generator arus searah (DC)
b. generator arus bolak balik (AC)

4. Jenis generator dilihat dari fasanya


a. generator satu fasa
b. generator tiga fasa

5. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :


a. generator rotor kutub menonjol biasa digunakan pada generator dengan rpm rendah seperti PLTA dan PLTD
b. generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan pada pembangkit listrik / generator dengan putaran
rpm tinggi seperti PLTG dan PLTU
Manfaat / Fungsi Geneator

Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dengan cara mengubah gerak menjadi energi listriksehingga
bisa digunakan untuk berbagai keperluan.

Jenis dan Klasifikasi Pemeliharaan


Jenis-jenis Pemeliharaan
Menurut Asyari (2007), dalam bukunya Manajemen pemeliharaan mesin membagi pemeliharaan menjadi:

a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) : Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang


bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk
pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance): Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan


yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai
standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan- peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik,

c. Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance): Pemeliharaan ini dilakukan ketika fasilitas atau peralatan
dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus
dalam melayani proses produksi,

d. Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance): Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih,

e. Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance): Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan
ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat-alat dan tenaga kerjanya,

f. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance): Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan yang
harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
g. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance): Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya
dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi,
h. Pemeliharaan rutin (routine maintenance): Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan
secara rutin atau terus-menerus,
i. Design out maintenance adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber penyebab
kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau lebih sedikit membutuhkan maintenance.
Klasifikasi Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara, yaitu
(Anthony, 1992):
1) Pemeliharaan terencana (planned maintenance):
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginir untuk mengantisipasi
kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. (Anthony, 1992).
Menurut Anthony (1992), Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang
mungkin menyebabkan produksi berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan
pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke
kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi
tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. (Setiawan, 2008).

Menurut Jay dan Barry Render,(2001) dalam bukunya “Operations Management”, preventive maintenance
adalah: “A plan that involves routine inspections, servicing, and keeping facilities in good repair to prevent
failure”

Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan
baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Pekerjaan dasar pada perawatan preventive
adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga
pemeliharaan, serta penyimpanan suku cadang. sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi
terhindar dari kerusakan dapat terpenuhi pengunaannya. (Daryus ,2007).

Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya “maintainability, maintenance, and reliability for engineers” ada 7
elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:

1) Inspeksi: memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai dengan
membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti,
2) Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter
perbandingan untuk standar yang pasti,
3) Pengujian: pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan
mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
4) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja
yang optimal,
5) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk
mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru,
6) Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai
untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,

7) Alignment: membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen variabel untuk mencapai
kinerja yang optimal.
b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)

Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang
atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang
telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Anthony, 1992). Pemeliharaan ini meliput i
reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana.
Menurut Jay dan Barry Render, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah:
“Remedial maintenance that occurs when equipment fails and must be repaired on an emergency or
priority basis”

Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan
darurat atau karena merupakan sebuah prioritas utama.
Menurut Dhillon (2006), Biasanya, pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan
yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus ditambahkan, terintegrasi,
atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya.

Oleh karena itu, Dalam pelaksanaan pemeliharaan antara terencana yang harus diperhatikan adalah
jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang
diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan yang efektif,
dan estimasi pekerjaan. (Asyari, 2007). Jadi, Pemeliharaan terencana merupakan pemakaian yang
paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu nganggur mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
a. Pengurangan pemeliharaan darurat,
b. Pengurangan waktu nganggur,
c. Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi
d. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,

e. Memperpanjang waktu antara overhaul


f. Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,

g. Meningkatkan efisiensi mesin,


h. Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
i. Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.
2) Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)

Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan
dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi,
kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Anthony, 1992).

Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang digunakan
dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka
diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.

Secara skematik dapat dilihat sesuai diagram alir proses suatu perusahaan untuk sistem pemeliharaan
dibawah ini.

Karakteristik generator arus searah (DC)

Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu
 Dengan magnet permanen
 Dengan magnet remanen

Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo. Karena banyak
kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan. Sedangkan generator dengan magnet remanen
menggunakan medan magnet listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu :
 Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur

Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:

1. Generator berpenguatan bebas

Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya dapat dihubungkan ke
sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan
medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka hubungan yang
dapat dinyatakan adalah:

Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :


 Tegangan jepit (V)

 Arus eksitasi (penguatan)

 Arus jangkar (Ia)


 Kecepatan putar (n)

2. Generator berpenguatan sendiri


a. Generator searah seri

b. Generator Shunt

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :


 Adanya sisa magnetik pada sistem penguat

 Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan yang terjadi,
memperkuat medan yang sudah ada.

Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:


 Sisa magnetik tidak ada.

Misal: Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah pada generator shunt dirubah
menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan
sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan perputaran nominal
 Hubungan medan terbalik,

Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan tidak memperbesar nilai
fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik,
seperti cara untuk memberikan sisa magnetik
 Tahanan rangkaian penguat terlalu besar.

Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga atau
tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.

c. Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang dilengkapi dengan
kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan gabungan dari keduanya. Generator kompon
bisa dihubungkan sebagai kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini
hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau dari
tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.

Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini membantu kumparan
shunt, yakni MMF nya searah. Bila generator ini dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu
mempunyai kumparan kompon bantu.

Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini biasanya
digunakan untuk motor atau generator- generator khusus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan kompon
bantu yang mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan seri dirancang untuk kompensasi
MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini mengakibatkan
tegangan generator akan diatur secara otomatis pasa satu range beban tertentu

i. Kompon Panjang

ii. Kompon Pendek

Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri


Disini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam keadaan tanpa beban. Pada
saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan
memutarkan rotor, akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi
ini mengalirlah arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang
telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil.
Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih kecil. Berarti makin besar
tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.

JENIS – JENIS GENERATOR DC


Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat
eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Generator penguat terpisah

2. Generator shunt
3. Generator kompon

Generator Penguat Terpisah


Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor.
Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar 8.a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 8.b)

generator penguat terpisah


Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi.
Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari
luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal rotor
A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I
dinaikkan mendekati harga nominalnya.

Karakteristik Generator Penguat Terpisah

Gambar. karakteristik generator penguat terpisah


 karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh
(Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit turun
jika arus beban semakin besar.

 Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.

 Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya


 mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi
kecil.

Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal
generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan
magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai
tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser.
Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini.

Diagram rangkaian generator shunt

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan
eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung- singkat, maka tidak akan ada
tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

Karakteristik Generator Shunt

Gambar. karakteristik generator shunt

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar diatas. Tegangan output akan
turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada
generator penguat terpisah. Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan
generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang
konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon.

Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi
merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon
ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
Diagram rangkaian generator kompon

Karakteristik Generator Kompon

gambar karakteristik generator kompon


Gambar diatas menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat konstan
dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh
adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi ini
merupakan kompensasi dari generator shunt, yang cenderung tegangannya akan turun jika arus bebannya naik.
Komponen utama dari generator
Komponen utama dari sebuah generator listrik dapat secara luas diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mesin
2. Alternator
3. Sistem Bahan Bakar
4. Voltage Regulator
5. Pendingin dan Exhaust System
6. Sistem Pelumasan
7. Charger Baterai
8. Control Panel
9. Kerangka Utama / Frame

Uraian tentang komponen utama dari generator diberikan di bawah ini :

(1) Mesin
Mesin adalah sumber energi input mekanis untuk generator. Ukuran mesin berbanding lurus dengan output
daya maksimum generator dapat pasokan. Ada beberapa faktor yang Anda perlu diingat saat menilai mesin
generator Anda. Para produsen mesin harus dikonsultasikan untuk mendapatkan spesifikasi operasi mesin
penuh dan jadwal pemeliharaan.

(A) Bahan Bakar


yang Digunakan – mesin Generator beroperasi pada berbagai bahan bakar seperti diesel, bensin, propana
(dalam bentuk cair atau gas), atau gas alam. Mesin yang lebih kecil biasanya beroperasi pada bensin sementara
mesin yang lebih besar berjalan pada diesel, propana cair, gas propana, atau gas alam. Mesin tertentu juga
dapat beroperasi pada umpan ganda dari kedua solar dan gas dalam mode operasi bi-bahan bakar.
(B) Overhead Valve (OHV)
Mesin versus non-OHV Mesin – mesin OHV berbeda dari mesin lain dalam bahwa katup intake dan exhaust
dari mesin yang terletak di kepala silinder mesin sebagai lawan yang dipasang pada blok mesin. Mesin OHV
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan mesin lain seperti:
Desain ringkas
Mekanisme Simpler operasi
Daya Tahan
User-friendly dalam operasi

Namun, OHV-mesin juga lebih mahal daripada mesin lainnya.


(C) Cast Iron Sleeve (CIS) di Cylinder Engine
CIS adalah lapisan dalam silinder mesin. Mengurangi keausan, dan memastikan daya tahan mesin.
Kebanyakan OHV-mesin dilengkapi dengan CIS tetapi penting untuk memeriksa fitur ini di mesin generator.
CIS adalah bukan merupakan fitur mahal tetapi memainkan peranan penting dalam daya tahan mesin terutama
jika Anda harus menggunakan generator Anda sering atau untuk jangka waktu yang panjang.
(2) Alternator
Alternator, juga dikenal sebagai ‘genhead’, adalah bagian dari generator yang menghasilkan output listrik dari
input mekanis yang diberikan oleh mesin. Ini berisi perakitan bagian-bagian diam dan bergerak terbungkus
dalam perumahan. Komponen bekerja sama untuk menyebabkan gerakan relatif antara medan magnet dan
listrik, yang pada gilirannya menghasilkan listrik.

(A) Stator
Ini adalah komponen stasioner. Ini berisi satu set konduktor listrik luka dalam gulungan lebih dari inti besi.
(B) Rotor / Amature
Ini adalah komponen bergerak yang menghasilkan medan magnet berputar pada salah satu dari tiga cara
berikut:
(I) Berdasarkan induksi
Ini dikenal sebagai alternator brushless dan biasanya digunakan pada generator besar.
(Ii) Dengan magnet permanen – Ini adalah umum pada unit alternator kecil.
(Iii) Dengan menggunakan sebuah exciter – Exciter adalah sebuah sumber kecil arus searah (DC) yang
memberikan energi rotor melalui perakitan melakukan slip ring dan sikat.

Rotor menghasilkan medan magnet yang bergerak di sekitar stator, yang menginduksi perbedaan tegangan
antara gulungan stator. Ini menghasilkan arus bolak-balik (AC) output dari generator.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang Anda perlu diingat saat menilai alternator generator:
(A) Logam Plastik dibandingkan Perumahan – Sebuah desain semua-logam menjamin daya tahan alternator.
Rumah plastik mendapatkan cacat dengan waktu dan menyebabkan bagian yang bergerak dari alternator yang
akan terkena. Ini meningkat keausan dan yang lebih penting, adalah berbahaya bagi pengguna.
(B) Ball Bearing Bearing dibandingkan Jarum – Bantalan peluru lebih disukai dan lebih lama.
(C) Brushless Desain – Sebuah alternator yang tidak menggunakan sikat membutuhkan perawatan yang
kurang dan juga menghasilkan listrik bersih.

(3) Sistem Bahan Bakar


Tangki bahan bakar biasanya memiliki kapasitas yang cukup untuk menjaga generator operasional selama 6
sampai 8 jam pada rata-rata. Dalam kasus unit generator kecil, tangki bahan bakar adalah bagian dari dasar
skid generator atau dipasang di atas bingkai generator. Untuk aplikasi komersial, mungkin perlu untuk
mendirikan dan menginstal tangki bahan bakar eksternal. Semua instalasi tersebut tunduk pada persetujuan
dari Divisi Perencanaan Kota. Klik link berikut untuk rincian lebih lanjut mengenai tangki bahan bakar untuk
generator .
Fitur umum dari sistem bahan bakar adalah sebagai berikut:
(A) Pipa sambungan dari tangki bahan bakar untuk mesin – Garis pasokan mengarahkan bahan bakar dari
tangki ke mesin dan jaringan balik mengarahkan bahan bakar dari mesin ke tangki.
(B) Ventilasi pipa untuk tangki bahan bakar – Tangki bahan bakar memiliki pipa ventilasi untuk mencegah
penumpukan tekanan atau vakum selama pengisian ulang dan drainase tangki. Jauhkan logam kontak antara
nosel pengisi dan tangki bahan bakar untuk menghindari percikan api.

(C) Overflow koneksi dari tangki bahan bakar ke pipa pembuangan – ini diperlukan sehingga setiap meluap
selama mengisi ulang tangki tidak menyebabkan tumpahan cairan pada genset.
(D) Bahan Bakar pompa – Ini bahan bakar transfer dari tangki penyimpanan utama ke tangki hari. Pompa
bahan bakar biasanya dioperasikan secara elektrik.
(E) Bahan Bakar Air Separator / Fuel Filter – hal ini memisahkan air dan asing dari bahan bakar cair untuk
melindungi komponen lain dari generator dari korosi dan kontaminasi.
(F) Bahan Bakar Injector – Ini atomizes bahan bakar cair dan semprotan jumlah yang diperlukan bahan bakar
ke ruang pembakaran mesin.
(4) Voltage Regulator
Sesuai namanya, komponen ini mengatur tegangan keluaran dari generator. Mekanisme ini dijelaskan di
bawah ini terhadap satu komponen yang berperan dalam proses siklus regulasi tegangan.

(1) Voltage Regulator: Konversi Tegangan AC ke DC Kini – regulator tegangan memakan sebagian kecil dari
output generator tegangan AC dan mengkonversikannya menjadi arus DC. Regulator tegangan DC ini
kemudian feed saat ini untuk satu set gulungan sekunder di stator, yang dikenal sebagai gulungan exciter.
(2) Exciter Belitan: Konversi DC ke AC Current Kini – gulungan exciter sekarang mirip dengan gulungan
stator utama fungsi dan menghasilkan arus AC kecil. Gulungan exciter yang terhubung ke unit yang dikenal
sebagai berputar rectifier.
(3) Rotating Rectifier: Konversi dari AC ke DC Current kini – ini memperbaiki arus AC yang dihasilkan oleh
gulungan exciter dan mengubahnya menjadi arus DC. Ini arus DC diumpankan ke rotor / angker untuk
menciptakan medan elektromagnetik selain medan magnet yang berputar rotor / angker.
(4) Rotor / Amature: Konversi DC sekarang untuk Tegangan AC – Rotor / angker sekarang menginduksi
tegangan AC yang lebih besar di seluruh gulungan stator, yang kini memproduksi generator sebagai tegangan
output AC yang lebih besar.

Siklus ini terus berlanjut sampai generator mulai memproduksi setara tegangan output untuk kapasitas operasi
penuh. Sebagai output dari kenaikan generator, regulator tegangan kurang menghasilkan arus DC. Setelah
generator mencapai kapasitas operasi penuh, regulator tegangan mencapai keadaan kesetimbangan dan
menghasilkan DC saat ini hanya cukup untuk mempertahankan output generator di tingkat operasi penuh.
Bila Anda menambahkan beban untuk generator, output tegangan dips sedikit. Hal ini mendorong regulator
tegangan ke dalam tindakan dan siklus di atas dimulai. Siklus ini berlanjut sampai landai output generator
sampai dengan kapasitas operasi yang asli penuh.
(5) Pendingin & Exhaust Sistem
(A) Sistem Pendingin
Penggunaan terus menerus generator menyebabkan berbagai komponen untuk mendapatkan memanas. Sangat
penting untuk memiliki pendingin dan sistem ventilasi untuk menarik panas yang dihasilkan dalam proses.

Air baku / segar kadang-kadang digunakan sebagai pendingin untuk generator, tetapi ini sebagian besar
terbatas pada situasi tertentu seperti generator kecil dalam aplikasi kota atau unit yang sangat besar di atas
2250 kW dan di atas. Hidrogen kadang-kadang digunakan sebagai pendingin untuk gulungan stator unit
pembangkit besar karena lebih efisien dalam menyerap panas dari pendingin lainnya. Hidrogen
menghilangkan panas dari generator dan transfer melalui penukar panas menjadi sirkuit pendingin sekunder
yang berisi de-mineralisasi air sebagai pendingin. Inilah sebabnya mengapa sangat besar dan generator
pembangkit listrik kecil sering memiliki menara pendingin yang besar di samping mereka. Untuk semua
aplikasi umum lainnya, baik perumahan dan industri, radiator standar dan kipas terpasang pada generator dan
bekerja sebagai sistem pendingin primer.
Hal ini penting untuk memeriksa tingkat pendingin generator setiap hari. Sistem pendingin dan pompa air
baku harus memerah setelah setiap 600 jam dan penukar panas harus dibersihkan setelah setiap 2.400 jam
operasi generator. Generator harus ditempatkan di daerah terbuka dan berventilasi yang memiliki pasokan
yang cukup dari udara segar.

(B) Sistem Pembuangan Gas


Exhaust asap yang dipancarkan oleh generator hanya seperti knalpot dari setiap diesel atau mesin gasonline
dan
mengandung bahan kimia yang sangat beracun yang perlu dikelola dengan baik. Oleh karena itu, adalah
penting untuk menginstal sistem pembuangan yang memadai untuk membuang gas buang. Hal ini tidak dapat
ditekankan cukup sebagai keracunan karbon monoksida tetap menjadi salah satu penyebab paling umum untuk
kematian di daerah pasca badai yang terkena dampak karena orang cenderung tidak berpikir tentang hal itu
sampai terlambat.
Pipa knalpot biasanya terbuat dari besi cor, besi tempa, atau baja. Ini harus berdiri bebas dan tidak harus
didukung oleh mesin generator. Pipa knalpot biasanya melekat pada mesin dengan konektor fleksibel untuk
meminimalkan getaran dan mencegah kerusakan pada sistem knalpot generator. Pipa knalpot berakhir di luar
rumah dan mengarah menjauh dari pintu, jendela dan lubang lainnya ke rumah atau bangunan.

Anda harus memastikan bahwa sistem pembuangan generator Anda tidak terhubung dengan yang peralatan
lain. Anda juga harus berkonsultasi tata kota setempat untuk menentukan apakah operasi generator Anda akan
perlu untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah untuk memastikan anda sesuai dengan hukum
setempat yang melindungi terhadap denda dan hukuman lain.
(6) Sistem pelumas
Sejak generator terdiri dari bagian yang bergerak dalam mesin, memerlukan pelumasan untuk memastikan
operasi daya tahan dan halus untuk jangka waktu yang panjang. Mesin generator dilumasi oleh minyak
disimpan dalam pompa. Anda harus memeriksa tingkat minyak pelumas setiap 8 jam operasi generator. Anda
juga harus memeriksa kebocoran pelumas dan mengubah minyak pelumas setiap 500 jam operasi generator.

(7) Charger Baterai


Fungsi awal dari generator adalah dioperasikan dengan baterai. Pengisi daya baterai membuat baterai
pembangkit dibebankan dengan memasok dengan tegangan yang tepat ‘melayang’. Jika tegangan
mengambang sangat rendah, baterai akan tetap undercharged. Jika tegangan mengambang sangat tinggi, akan
mempersingkat masa pakai baterai. Pengisi baterai yang biasanya terbuat dari stainless steel untuk mencegah
korosi. Mereka juga sepenuhnya otomatis dan tidak memerlukan pengaturan yang harus dilakukan atau
pengaturan diubah. Output tegangan DC dari charger baterai ditetapkan sebesar 2,33 Volt per sel, yang adalah
tegangan mengambang tepat untuk baterai asam timbal. Pengisi daya baterai memiliki output tegangan DC
terpencil yang tidak mengganggu fungsi normal dari generator.

(8) Control Panel


Ini adalah antarmuka pengguna dari generator dan mengatur beberapa ketentuan untuk outlet listrik dan
kontrol. Artikel berikut memberikan rincian lebih lanjut mengenai panel kontrol pembangkit . Produsen yang
berbeda telah bervariasi fitur yang ditawarkan dalam panel kontrol unit mereka. Beberapa di antaranya
disebutkan di bawah.
(A) awal Electric dan shut-down – panel kontrol Auto awal secara otomatis memulai generator selama
pemadaman listrik, memantau generator saat beroperasi, dan secara otomatis mematikan unit ketika tidak lagi
diperlukan.
(B) Mesin pengukur – pengukur yang berbeda menunjukkan parameter penting seperti tekanan minyak, suhu
pendingin, tegangan baterai, kecepatan putaran mesin, dan durasi operasi. Pengukuran dan pemantauan
konstan dari parameter ini memungkinkan built-in menutup generator ketika salah satu menyeberangi tingkat
masing-masing ambang batas.
(C) Generator alat pengukur – Panel kontrol juga memiliki meter untuk pengukuran arus keluaran dan
tegangan, dan frekuensi operasi.
(D) kontrol lain – Tahap pemilih beralih, frekuensi switch, dan mesin saklar kontrol (mode manual, mode
otomatis) antara lain.
SatuEnergi.com. Terdapat dua jenis turbin air (PLTA,PLTMH) yaitu : turbin impulse dan turbin reaksi.
Type Turbin ini dipengaruhi oleh "head" atau tinggi dari air terhadap turbin dan debit atau volume air di lokasi
Pembangkit. Faktor lain yang mempengaruhi adalah efisiensi dan biaya.

Ilustrasi Head pada PLTA (https://wiki.uiowa.edu)


1. TURBIN IMPULSE

Turbin impulse umumnya menggunakan kecepatan dari air untuk menggerakkan runner dan dilepaskan pada
tekanan atmosfir. Aliran air menyemprot setiap piringan pada runner. Tidak ada bagian yang menghisap
dibawah turbin dan air mengalir kebawah rumah turbin setelah mengenai runner. Turbin impulse umumnya
cocok untuk yang memiliki head tinggi dan volume air rendah.
1.a. TURBIN PELTON
Turbin Pelton (sumber http://www.mecaflux.com/en/turbines.htm)

Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton. Jenis Turbin ini memiliki satu atau
beberapa jet penyemprot air untuk memutar piringan.Tak seperti turbin jenis reaksi, turbin ini tidak
memerlukan tabung diffuser.

Ketinggian air (head) = 200 s.d 2000 meter.


Debit air = 4 s.d 15 m3/s

1.b. TURBIN CROSS FLOW

Turbin Cross Flow


Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger, dikarenakan jenis turbin ini
disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan
Jerman Fritz Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini.

Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial maupun radial, pada turbin
Cross Flow air mengalir secara melintang atau memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk
mengakomodasi debit air yang lebih besar dan head yang lebih rendah dibanding Pelton. Headnya kurang dari
200 meter.

2. TURBIN REAKSI
Turbin REAKSI menghasilkan daya dari kobinasi tekanan dan pergerakan air. Runner di letakkan langsung
pada aliran arus. turbin reaksi biasanya digunakan untuk lokasi PLTA/PLTMH yang memiliki head yang lebih
rendah dan debit yang lebih besar dibandingkan dengan turbin IMPULSE.
2.a TURBIN PROPELLER

Turbin Propeller jenis KAPLAN (Sumber : http://www.hydroquebec.com/)


Turbin propeller pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6 blade dimana air mengenai semua
blade secara konstan. Pitch dari blade dapat fix atau diadjust. Ada beberapa macam turbin propeller yaitu :
turbin bulb, turbin Straflo, turbin tube dan turbin KAPLAN

2.b. TURBIN FRANCIS


Turbin FRANCIS memiliki runner dengan baling-baling tetap, biasanya jumlahnya 9 atau lebih. Air
dimasukkan tepat diatas runner dan mengelilinginya dan jatuh melalui runner dan memutarnya. Selain Runner
komponen lainnya adalah scroll case, wicket gate dan draft tube.

2.c. TURBIN KINETIC

Turbin KINETIK juga disebut turbin aliran bebas, menghasilkan listrik dari energi kinetik di dalam air yang
mengalir, alih-alih dari energi potensial dari ketinggian. Sistem dapat beroperasi di sungai, saluran buatan
manusia, air pasang surut, atau arus laut. Sistem Kinetic memanfaatkan jalur alami aliran air. Turbin ini tidak
memerlukan pengalihan air melalui saluran buatan manusia, dasar sungai, atau pipa, meskipun mungkin
memiliki aplikasi dalam saluran tersebut. Sistem Kinetic tidak memerlukan pekerjaan sipil yang besar; Namun
dapat menggunakan struktur yang ada seperti jembatan, tailraces dan saluran.
(9) Kerangka Utama / Frame
Semua generator, portabel atau stasioner, telah disesuaikan perumahan yang menyediakan basis dukungan
struktural. Bingkai juga memungkinkan untuk dihasilkan harus dibumikan / grounding untuk keselamatan
Macam-Macam Turbin
Macam macam turbin dapat dikategorikan berdasarkan tipe energi yang digunakan untuk menghasilkan daya
gerak atau energi. Berbeda dengan jenis genset yang beredar di pasaran yang tidak dapat memanfaatkan tenaga
alam untuk menghasilkan listrik. Sesuai dengan energi yang digunakan ada 4 jenis turbin yang ada di pasaran.
Turbin Uap
Turbin Air
Turbin Angin
Turbin Gas
Turbin Uap

Turbin uap merupakan jenis turbin yang pertama dibuat oleh manusia dan menjadi tonggak awal
perkembangan berbagai jenis turbin lainnya. Uap yang dihasilkan dapat dari pembakaran batu bara, minyak,
dan reaktor nuklir, uap yang dihasilkan ini diarahkan ke turbin untuk menggerakkan generator untuk
menghasilkan energi.
Turbin Air

Turbin air bekerja pada prinsip yang sama seperti turbin uap tetapi perbedaannya adalah bahwa mereka
menggunakan air bukan uap sebagai sumbernya. Air yang digunakan oleh turbin dapat berasal dari danau dan
sungai.
Turbin Angin
Turbin angin merupakan jenis turbin yang menggunakan tenaga angin untuk menghasilkan listrik.
Turbin Gas

Salah satu jenis turbin yang memanfaatkan gas tekanan tinggi untuk menghasilkan listrik. Jenis yang ini
merupakan salah satu teknologi terbaru yang dikembangkan untuk teknologi turbin.

2. Sistem Tenaga Listrik

Energi listrik dihasilkan pada pembangkit listrik diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD).
Pada gambar berikut ini dapat dilihat proses penyaluran tenaga listrik mulai dari pembangkit, transmisi, dan
distribusi.

Gambar : Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit umumnya sebesar 20KV, kemudian di Gardu Induk
Pembangkit tegangan listrik tersebut dinaikan dengan transformator penaik tegangan menjadi 150KV
(Tegangan Tinggi), selanjutnya listrik tegangan tinggi ini disalurkan melalui saluran transmisi atau Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) untuk dikirimkan ke gardu distribusi, yang kemudian tegangannya diturunkan
menjadi 20KV.
Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu distribusi primer (20KV) dan
distribusi sekunder (380/220V). Jaringan distribusi 20KV sering disebut sistem distribusi Tegangan
Menengah (TM) dan jaringan distribusi 380/220V jaringan distribusi Tegangan Rendah (TR).

Pengertian dan Fungsi Pemisah (Pms)


Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. Ada dua
macam fungsi Pms, yaitu:

1. Pemisah Peralatan;
Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan.
Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.

2. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian);


Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah saluran tegangan tinggi
diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan
bagi orang-orang yang bekerja pada peralatan instalasi.
Single Line PMS pada sistem 1,5 Breaker
Penempatan Posisi Pemisah
Sesuai dengan penempatannya di daerah mana Pemisah tersebut dipasang,
Pms dapat dibagi menjadi :

1. Pemisah Penghantar/Line
Pemisah yang terpasang di sisi penghantar

2. Pemisah Rel/Bus
Pemisah yang terpasang di sisi rel

3. Pemisah Kabel
Pemisah yang terpasang di sisi kabel

4. Pemisah Seksi
Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut dapat terpisah
menjadi dua seksi

5. Pemisah Tanah
Pemisah yang terpasang pada penghantar/line/kabel untuk menghubungkan ke tanah.

Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada
suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi,
termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun
tidak normal.

1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai
berikut:
2. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
3. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa
menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
4. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak
sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga
itu sendiri.

Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:

Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya
tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.

1. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung pada
arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang
2. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
3. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan dengan waktu
pembukaan kontak yang dibutuhkan.
4. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
5. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
6. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
7. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Klasifikasi Circuit Breaker

Jenis-jenis PMT berdasarkan media insulator dan material dielektriknya, adalah terbagi menjadi empat jenis,
yaitu: sakelar PMT minyak, sakelar PMT udara hembus, sakelar PMT vakum dan sakelar dengan gas SF6.
1. Sakelar PMT Minyak

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai
500 kV. Pada saat kontak dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak menguap dan
menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api, karena panas yang ditimbulkan busur api, minyak
mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi pasangan ion.
Oleh karena itu, pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan dan pendinginan busur api dan juga
tergantung pada jenis gas hasil dekomposisi minyak.

Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan terhadap minyak, sehingga minyak
terdorong ke bawah melalui leher bilik. Di leher bilik, minyakini melakukan kontak yang intim dengan busur
api. Hal ini akan menimbulkan pendinginan busur api, mendorong proses rekombinasi dan menjauhkan
partikel bermuatan dari lintasan busur api.

Minyak yang berada diantara kontak sangat efektif memutuskan arus. Kelemahannya adalah minyak mudah
terbakar dan kekentalan minyak memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat.
Sakelar PMT minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker), pada tipe ini minyak
berfungsi sebagai peredam loncatan bunga api listrik selama terjadi pemutusan kontak dan sebagai isolator
antara bagian-bagian yang bertegangan dengan badan, jenis PMT ini juga ada yang dilengkapi dengan alat
pembatas busur api listrik.
2. Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content Circuit Breaker), pada tipe ini minyak
hanya dipergunakn sebagai peredam loncatan bunga api listrik, sedangkan sebagai bahan isolator dari bagian-
bagian yang bertegangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organic.
2. Sakelar PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai
765 kV. PMT udara hembus dirancang untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak, yaitu dengan membuat
media isolator kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak,
sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat. Saat busur api timbul, udara
tekanan tinggi dihembuskan ke busur api melalui nozzle pada kontak pemisah dan ionisasi media diantara
kontak dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu dan juga menyingkirkan partikel-partikel
bermuatan dari sela kontak, udara ini juga berfungsi untuk mencegah restriking voltage (tegangan pukul
ulang).

Kontak pemutus ditempatkan didalam isolator, dan juga katup hembusan udara. Pada sakelar PMT kapasitas
kecil, isolator ini merupakan satu kesatuan dengan PMT, tetapi untuk kapasitas besar tidak demikian halnya.
3. Sakelar PMT vakum (Vacuum Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan sampai 38 kV. Pada PMT vakum,
kontak ditempatkan pada suatu bilik vakum. Untuk mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus
ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam.

Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan medan tegangan yang tinggi yang
memproduksi elektron-elektron bebas. Elektron hasil emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron
bebas ini tidak bertemu dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak ada
penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kata lain, busur api dapat
dipadamkan.

4. Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai
765 kV. Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni
adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas
SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam
pemutus tenaga tegangan tinggi.

Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan
dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan
kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi
pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka.

Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari tangki penyimpanan dan akan panas kembali
jika dipompakan untuk pengisian kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas SF6 perlu
diadakan pengaturan tekanannya beberap*a jam setelah pengisian, pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan.
PERALATAN PADA SWITCHYARD GARDU INDUK
Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakan komponen utama gardu induk.
Pemahaman tentang switch yard, pada umumnya adalah :
Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka disebut switch yard.

Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di dalam gedung, maka disebut
switchgear.
Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switc yard.
Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu konvensional.
Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated Substation (GIS).

Anda mungkin juga menyukai