Karak Ter
Karak Ter
Karakter :
Rama
orang yang sangat suka menyendiri dan individualis. Tidak berani berkomunikasi dengan orang
lain dan cuek terhadap lingkungan di sekitar
Adera :
Seorang penulis buku tentang individualis. Memiliki paham bahwa hidup hanya sekali jadi harus
dinikmati. Memiliki kebiasaan yang buruk dalam bergaul. Dan sangat ignorant dengan orang
sekitarnya, egois.
Faranissa
adik Rama yang sangat perhatian dengan kakaknya
Haykal
dokter yang menolong Adera
Kintan
perempuan berjilbab yang disukai Rama
Devina
Teman sekaligus manajer Adera
Karin :
Teman Adera yang cerewet
Sely :
Teman Adera yang suka menggosip
Sinopsis :
Adera terbangun dari tidurnya menyadari bahwa seluruh orang di dunia hilang. Namun ternyata ia
tidak sendiri, bersama Rama, mereka berusaha menemukan jawaban atas apa yang terjadi
Catatan :
Cast : Adera
Adera : Hidup itu, Cuma sekali.. sekali terlelap, tidak akan terbangun lagi. Hari yang lewat tinggal
kemarin. Aku disini berusaha mengabadikan setiap momen hidupku, agar kelak menjadi kenangan yang
abadi
Adera mengetik bukunya yang hendak ia terbitkan itu di mejanya. Di sekitarnya terpampang karya –
karyanya sebelumnya yang berjudul “Aku dan Feminisme”, “Young, Wild, Free”, “Live Once,Do it”. Tak
hanya buku, artikel dan berita koran juga dipajang di apartemenya yang tidak terlalu luas itu.
Beberapa artikel dan berita berjudul “Adera : “Saya bebas untuk menulis apapun karna itulah Hidup”,
“Adera sudah mandiri berkat karya – karyanya”, dan lainya.
Ia pun berhenti sejenak, merenggangkan bahunya. Mengambil rokok dan membakarnya. Sambil melepas
penat menulis bagian terakhir bukunya itu. Tiba – tiba telfon bordering. Ia berdiri dengan rokok di
tangan kiri dan menagngkat telfon tersebut
Adera : halo, kenapa dev?ha serius? Dipending lagi.. ah bego deh, lo gimana sih, kan kemaren janjinya
bisa di publish bulan maret.. pokoknya nanti sore kita ketemu harus udah beres. kalo misalnya ada yang
ga on time semua salah lo, bodo.
SCENE 2
Di sebuah kampus, seorang laki – laki yaitu Rama. Berjalan keluar kampusnya. Dengan hoodie, masker
dan headset terpasang di badanya. Ia bergerak dengan cepat tanpa mempedulikan sekelilingnya. Karna
langkahnya yang cepat ia pun tanpa sengaja menabrak seorang perempuan,
Rama hanya menunduk dan terus berjalan. Perempuan itu pun kesal dibuatnya. Rama berjalan kembali
dan tiba – tiba ada klakson mobil berbunyi dan berhenti di sebelahnya
Koso : kita mau makan nih, mending lu ikut.. kasian amat sendirian
Rama diam dan berpikir sejenak, bagaimana dia akan berkata tidak
Koso : itu orang aneh banget sih ngansos mulu, gimana mau punya temen coba
Rama tiba di halted an menggu bus. Rama melihat kearah seseorang yang sepertinya selalu ia lihat di
jam yang sama disana, dan alasan mengapa ia mempercepat langkahnya dari tadi. Perempuan
berkerudung yang ia lihat daritadi adalah Kintan. Mahasiswi di kampus yang sama dengan Rama. Kintan
pun tanpa sengaja melihat kearah Rama. Rama yang mengetahui itu membalikan pandanganya dan
menyibukan diri dengan mengganti lagu di handphonenya.
SCENE 3
Rama pun masuk kerumahnya. Seketika seorang perempuan muncul yaitu Faranissa.
Faranissa : kak, temenin aku nonton dong.. liat deh ini ada film My Colleague Journal
Faranissa : ih sekali – kali sih kak, kaka mah dirumah mulu gapernah keluar, main kek
Rama : berisik!
Rama pun masuk ke kamarnya. Menutup pintu, mengunci ganda kamarnya, menutup gorden dan membuat
dirinya seakan – akan tidak tersentuh oleh dunia luar. Ia pun memainkan DOTA 2
SCENE 4
Cast : Adera
Di apartemen, Adera dibalut dalam selimut, membuka handphonenya. Melihat foto keluarganya. Adera
hidup sendiri tanpa orang tua sudah sekitar 3 tahun yang lalu, ia merasa tidak tahan lagi dirumah karna
banyanya eraturan dan ketidak mauanya mendengar kata – kata orang tuanya. Setelah suskses menulis
buku, ia merasa sudah bisa mandiri dan hidup tanpa orang tua. Ia pun pergi dan tinggal di apartemen
sampai saat ini. Adera mengehela nafas dan pergi
SCENE 5
Lokasi : kafe
Adera mendatangi sebuah perempuan yaitu Devina , yang sepertinya merupakan Manajer Adera. Adera
duduk dengan kesal.
Adera : *menggebrak meja* gimana sih! buku itu sumber penghasilan gue! Makin lama release nya
makin gaada pemasukan, mau makan apa gue
Adera : jadi cewek kok bego banget sih, ngatur jadwal pemunculan buku aja gabisa.. gabecus tau ga
kerjalo
Devina : maafin gue der (tertunduk)
Adera : pokoknya gue gamau tau, urusan tuh.. atau lo gadapet uang sama sekali, biar miskin lo sekalian
SCENE 6
Lokasi : bar
Lampu berwarna warni menyala dengan terangnya. Bola berputar memantulkan cahaya yang ada. Adera
pergi ke bar bersama dengan dua temanya. Ia pun menghanyutkan diri nya dengan music, minum, dan
merokok
Adera : gitudeh
Karin : udah gausah dipusingin, makanya cari cowo aja.. kerja mulu stress lo liat ni liat ni ganteng kan
SCENE 7
Adera pun pulang dalam keadaan mabuk. Ia berjalan terhuyung – huyung. Seseorang yang nampaknya
tinggal di apartemen yang sama melihat Adera. Adera pun ambruk. Ia segera mendatangi dan
membantunya berjalan.
Haykal : hei..
SCENE 8
Di kamar Rama, Ia tertidur di depan laptopnya. Kamarnya pun diketuk oleh Faranissa.
Namun Rama tetidur dengan pulasnya. Faranissa pun diem dan berhenti membangunkan kakaknya itu
SCENE 9a
Cast : Adera
Sinar matahari pagi yang cerah membangunkan Adera. Ia dengan muka bantalnya membalikan posisi
tidurnya seraya hendak tidur lagi, namun ia sadar hari sudah siang. Ia pun terbangun dengan kusut dan
masih menggunakan apa yang ia kenakan semalam. Ia meminum air, melihat jam (11.10) dan membuka
kulkas hendak mencari makanan. Kulkas yang biasanya berisi makanan beku yang menjadi makanan
pokok Adera sudah habis. Ia pun menghela nafas. Mengambil jaket dan keluar
SCENE 9b
Cast : Adera
Adera berjalan turun, dan keluar apartemenya untuk membeli makan di toko terdekat. Ia masih
sedikit mengantuk saat berjalan. Namun tiba – tiba langkahnya berhenti. Ia melihat kesekelilingnya,
Bahwa tidak ada orang sama sekali. Ia celingak celingukan
Ia pun membeli makanan dengan vending machine dan kembali ke apartemenya, sambil berusaha
menelefon temanya. Telfon pun tidak diangkat. Adera pun bertambah bingung
SCENE 10
Cast : Adera
Sesampainya di kamar, ia mencoba menyalakan TV, namun tidak ada siaran apapun di TV. Ia kembali
mencoba menelefon, namun tidak ada yang mengangkat. Adera terdiam, dan tiba – tiba teringat akan
suatu deadline. Ia berkemas dan pergi. Adera berjalan keluar apartemenya.
SCENE 11
Cast : Adera
Ia kembali dihadapkan dengan suasana jalaan yang kosong tanpa ada kendaraan sedikitpun. Ia pun
mengerutkan dahinya dibawah panas terik siang hari. Ia berjalan. Melewati perkotaan dimana tidak
ada seorangpun sama sekali. Ekspresi mukanya mulai menunjukan tanda khawatir. Adera pun sampai di
sebuah bangunana yang nampaknya merupakan penerbit dari bukunya. Namun gedung itu tertutup,
gelap, dan sepi. Adera menghela nafasnya
Nampaknya kehidupan telah berubah, dunia ini meninggalkanku begitu saja. Tidak ada manusia, hewan,
bahkan jejak kepergian mereka. Lampu jalanan menyala di malam hari dan padam di siang hari,Listrik
tetap menyala, Sinyal tetap tersedia. Hembusan angin pun ada. Terasa sepi dan hampa
SCENE 12
Cast : Adera
SCENE 13
Cast : Adera
SCENE 14
Cast : Adera
Sehari – harinya Adera hanya minum, merokok, tidur, dan melihat kearah luar. Sembari menuliskan dan
merekam apa yang ia alami sehari – hari. Tanpa terasa 2 minggu sudah berlalu. Adera ini mulai lusuh
dan Nampak frustasi, dengan mukanya yang mulai pucat. Ia teruduk lesu
Adera : woii pada dimana lo semuaa, kurang ajar bangetsih pergi ga bilang
SCENE 15
Lokasi : Warung/Toko
Ia pun berjalan keluar untuk mengisi persediaanya. Adera masuk ke sebuah warung, membuka tasnya,
dan memasukan apa yang ia butuhkan. Iapun beridiri, dan serentak kaget karna ada seseorang
didepanya. Orang itu adalah Rama. Mereka berhadap – hadapan dan canggung, ditambah dengan
ratapan speechless dari Adera. Karna Rama menggunakan masker.
Adera : siapa lo! (sambil mengambil pisau di took tersebut dan menodongnya
Rama : (mengangkat tanganya) hei hei hei, berenti.. lo adalah orang pertama yang gue temuin dalam 2
minggu ini
Adera: (menurunkan pisaunya). Oke! Lo jangan ganggu gue, jangan mikir macem – macem ya mentang2
Cuma ada kita berdua disini
Adera membalikan badan pergi dan diikuti Rama yang juga berbalik. Setelah beberapa langkah mereka
berdua berhenti dan berbalik
SCENE 16
Adera : berita?tv?
Adera tertunduk lesu.. gue penulis buku, gatau juga kenapa bisa disini
Adera : aah bodo amat, mana ada cewe yang mau sama lo kalo lo kaya gitu
Adera : kenapa nanya lagi deh, lo berharap kita berdua doang disini?
Adera : ah bodo amat, ayo kalo gitu. Kita cari yang lain
Mereka berdua pun pergi dengan mobil Adera. Dengan Adera di kemudi dan Rama dibelakangnya.
SCENE 17
Adera : Ram,
Rama terbangun.
Rama : yap?
Rama : siapa ya
Rama : adasih, ortu gue.. sama adek gue, terakhir sebelum ilang. Dia ngajak gueg\amau
Adera : siapa ya.. temen – temen gue anjing semua sih, orang –orang di kerjaan apalagi
Rama : keluarga?
Adera : ya gimana ya orang tua gue selalu ngasih tau ini itu, kemana – mana ditanyain, ga bebas lah..
padahal gue kan udah dewasa juga. Bacot banget mereka, yaudah mumpung gue udah punya duit sendiri
juga cabut aja
Rama : terus kalo misalkan lo gabutuh itu orang – orang, kenapa kita mesti jauh – jauh nyari orang lain..
lo mungkin juga nganggep gue gitu kan?
Adera hanya terdiam. Mobil mereka pun menepi setelah mereka berjalan cukup jauh.
SCENE 17
Mereka berdua pun berhenti di sebuah rumah kosong. Adera merokok dan minum sementara Rama
membaca buku di sofa. Rama tiba – tiba beranjak dari sofa
Adera : kenapa?
Adera : terus?
Rama : gimana, kalo misalkan emang Cuma kita berdua aja yang tersisa?
Adera : maksud?
Rama : ya semua orang udah gaada lagi. Tinggal kita berdua aja
Adera : ya gue tetep gaakan mau sama lo, dan jangan harap aneh – aneh ya..
Adera : bercanda deng, ya mungkin kita bisa bersenang – senang ngabisin waktu. Toh gaada orang lain
juga gimana lagi kan, nikmatin aja (Rama pun manyun)
Mendingan lo mandi deh, bau daritadi.. cari baju yang beda di lemari. Gaya dikit, ngansos sekarang
gaada gunanya (Adera pun tersenyum)
SCENE 18
Cast : Rama
SCENE 19
Lokasi : Mobil
SCENE 20
Adera dan Rama pun mulai menyesuaikan diri masing – masing untuk bisa hidup bersama dan bertahan
di dunia yang sekarang. Adera mengajarkan banyak hal kepada Rama dimulai dari belajar menyetir,Ia
juga memilihkan baju dan style yang sesuai dengan Rama, mengetahui ia tidak suka jika Rama terlihat
sangat tidak peduli dengan penampilan. Mereka berdua pun ngobrol
Adera : duh ram, coba lo baca buku gue deh, nih (menyerahkan buku Adera berjudul “WHAT GIRLS
REALLY WANT”) Lo baca nih, terus praktekin ke gue. Biar bisa deketin cewek
SCENE 21
SCENE 22
SCENE 23
Lokasi : Mobil
SCENE 24
Lokasi : Halaman
Adera : kenapa?
Rama : Lo minta gue belajar ngomong dan bersikap buat deketin cewek
Adera : lalu?
Adera : Nah, bagus tuh.. gitu caranya ahaha (beranjak dan pergi)
Adera : ha?
Adera : hmm
Rama : pake ngatain gue segala dulu ahaha keliatan orang kaya lo.. cuek banget
Rama kini sudah bisa mengendari mobil. Ia dengan bangganya menyetir dengan Adera disebelahnya.
SCENE 25
Lokasi : Mobil
SCENE 26
Lokasi : Halaman
Rama : Adera
Adera : ya?
Adera : kenapa?
Rama : Ya, gue kangen sama keluarga gue, adek, mama, papa
Rama : udah cukup lama di dunia ini gaada orang lain, dan gue mungkin.. bakal lupa mereka kaya apa
Adera : so what gituloh, kita Cuma berdua.. apa lagi yang mau dipermasalahin jalanin aja kan
Rama : maksud gue, gue baca semua bukulo dan lainya.. apa sama sekali gaada orang yang berkontribusi
sama hiduplo sebelum semua ini? Se acuh itukah lo sama hiduplo?
Rama : Adera..
Adera : apaan sih? Ngapain lo ngomong kaya gitu?maksudnya apaan.. lo tuh sama aja kaya gue, gabeda
jauh.. sehari harinya juga lo gamikirin orang lain kan
Rama : tapi gue sadar akan semua itu setelah lo ngajarin gue.. ayolah der
Adera : seneng sekarang lo udah bisa nyetir,gaya apalah itu, udah ngerti gimana cara komunikasi sama
orang? Lo tuh Cuma orang ansos gajelas yang survive disini sama gue.. bukan gue yang mau ada disini
(Adera pun menangis)
Iya semua yang lo bilang bener, gaada cowo yang mau deket sama gue karna sikap gue yang kaya
gini,Soal orang – orang di sekeliling gue, oke ram jujur gue kangen sama mereka semua. Gue sadar gue
salah dan banyak cara bersikap gue yang salah, setelah gue ada di dunia yang kaya gini yang isinya
Cuma orang kaya lo doang
Rama : apa?
Adera : seneng?gue jujur gini ha? Kalo emang lo merasa bisa mandiri.. yaudah pergi aja sana, gue
gabutuh ada lo kok.. lo kira gue kaya gini supaya lo bisa deket sama gue? Sori gaakan mau gue sama
cowo tolol kaya lo..
Ram : der..
Rama pun terdiam. Tak berdaya. Mendadak ia merasa aneh. Badanya terasa ringan. Ia pun terkejut
saat melihat telapak tanganya tembus.
Rama : Adera! Oke gue minta maaf kalo gue salah ngomong kaya tadi, mengungkit sesuatu yang ga
seharusnya gue tanya..
Gue berterima kasih sama lo, karna lo.. gue jadi ngerti kalo hidup itu ga Cuma berdiam diri sendiri. Kalo
gue gaketemu lo meskipun semua orang gaada.. gue gaakan kaya gini
Rama : gu..gue takut gabisa bilang selamat tinggal sekarang (Rama bebicara sambi meringing)
Adera pun berbalik. Melihat bahwa Rama kini tembus pandang dan semakin tipis.
Adera : ngga ngga ngga jangan kaya gini (adera pun panik)
Rama : adera!
Rama : adera!
Mungkin gue akan hilang sebentar lagi... entah appaun yang terjadi gue main ga merasakan tubuh gue
Adera merapatkan tanganya ke tangan Rama yang kini sudah tidak tampak
Rama : sekali lagi, makasih.. semoga di dunia nyata, kita ketemu lagi
Rama pun menghilang sepenuhnya. Adera ternganga dan tak bisa berkata apa – apa. Ia sangat shock.
Air matanya berlinang. Ia menangis tersedu – sedu
Ia pun menengok kesekeliling menyadari bahwa kini tidak ada siapa – siapa
SCENE 26
Adera membuka matanya. Ia sedikit demi sedikit mulai tersadar. Ia terbangun dan memerhatikan
sekeliling. Melihat tanganya diinfus. Lalu ia pun sadar sedang berada di rumah sakit. Adera melihat
kejendela dari ranjangnya. Bahwa dunia sudah dipenuhi dengan orang seperti biasa. Ia pun bengong dan
bingung sambil menghel naafas. Seseorang pun masuk
Haykal : mbak mabuk berat terus pingan. Terus saya bawa ke klinik deh, kebetulan saya dokter.. oiya
mbak ada di klinik saya kok, gajauh sama bar tempat mbak mabuk kemaren
Haykal : apanya yang beneran? Oiya dengan mbak Adera kan?penulis buku itu.. Bisa hubungi seseorang
buat jemput mbak?
SCENE 27
Lokasi : Mobil
Akhirnya Adera pun diantar dengan mobil oleh Haykal. Selama diperjalanan, ia Nampak diam dan
melihat sekeliling. Dunia sudah kembali diisi dengan banyak manusia yang melakukan berbagai aktivitas.
Haykal pun mengantar Adera sampai apartemen dan mereka mengucapkan selamat tinggal. Adera masih
tidak mempercayai ini semua, ia berjalan ke apartemenya dengan tatapan yang kosong. Ia pun masuk ke
kamarnya
SCENE 28
Lokasi : Apartemen
Karin, Sely : Adera!! Teman – teman Adera muncul dari dalam kamar dan langsung memeluk nya
Sely : kan lo nitip kunci satu lagi di kita kalo ada apa – apa
Adera : makasih ya (Adera tersenyum)
Ia merasakan sesuatu yang berbeda kali ini. Adera merasa bahwa kini orang disekitarnya menjadi lebih
berharga dan menyayanginya. Sesorang tiba tiba muncul
Adera : gue kok yang salah, maafin gue ya. Makasih selama ini udah mau bantu gue dan sabar banget
ngadepin gue
Suasana senang dan ramai pun berlalu dengan singkat. Teman – teman Adera pun pulang. Suasana
Apartemen pun menjadi sepi. Sebulan pun berlalu Adera merebahkan diri di kasurnya. Namun ia
teringat akan sesuatu dan segera terbangun. Ia membuka lemarinya dan mengambil celananya. Ia pun
merogoh – rogoh dan mencari sesuatu. Ekspresinya sedikit kaget ketika tahu bahwa ada sesuatu di
dompetnya. Ia pun melihat barang yang diambilnya itu. Tiba – tiba teringat akan sesuatu yang
membawanya kembali. Adera pun sedang berbincang dengan Rama
SCENE 29
Rama : misalnya ini Cuma mimpi atau ga nyata, berarti kita bisa ketemu dong
Rama : ya gapapa, seru aja kalo gue bisa nyeritain ini dan gue gacuma sendiri
Adera : gini gini, kalo misalkan ini beneran mimpi kita ketemu disini ya.. Gue rutin nullis disana kok tiap
minggu
SCENE 30
Cast : Adera
Adera aget mengetahui bahwa foto yang ia ambil berdua dengan Rama benar – benar ada di kantong
celananya. Ia pun mencoba berpikir jernih, apakah hal yang dialami nya benar – benar nyata apa tidak,
Ia melihat kalender dan baru menyadari bahwa ini hari minggu. Ia pun segera berganti baju dan
bersiap – siap menuju tempat yang dijanjikanya itu. Ia berjalan menuju kesana dengan penuh
excitement sambil mengingat – ingat apa saja yang sudah terjadi selama dia berada di dunia yang asing
itu.
SCENE 31
Lokasi : Taman
Sesampainya disana, Adera tidak berharap terlalu besar mengetahui ia biasanya sepanjang malam di
lokasi itu sambil menulis bukunya. Ia pun duduk di sebuah taman, dan menunggu. Waktu demi waktu
terlewati. Adera tetap fokus dengan pekerjaan nya itu. Sesekali celingukan menunggu sesuatu yang ia
tidak tahu apakah akan muncul. Seseorang pun tiba – tiba mendatanginya.
Faranissa : kak Rama cerita sih, katanya semua orang ilang dan Cuma ada kakakku sama kakak
Faranissa : hmm jadi gini kak (Faranissa tertunduk lesu sambil mengeluarkan surat)
Adera : Adera pun menerima sepucuk surat dari Faranissa itu dengan sedikit bingung dan membacanya
SCENE 31
“Hai Adera, gue Rama dan sama sepertilo, gue ga nyangka kalo yang kita alami itu beneran dan nyata,
entah gimana caranya. Kalo seandainya surat ini sampe ke Adera, mungkin gue udah gaada lagi
sekarang. Sebenernya gue kena kanker semenjak dua tahun yang lalu. Dan gue gapernah bilang karna
mungkin itu ga terlalu penting, dan semua rasa sait yang gue alami di dunia ini. Hilang begitu saja pas
gue ada di dunia yang tanpa orang lain itu.
Gue mau berterima kasih, karna lo udah ngajarin gue gimana caranya jadi orang yang berguna buat
orang lain, bersosialisasi, berani buat ngomong dan banyak lagi. Makasih udah ngebuat gue merasa
bahagia banget di akhir – akhir hidup gue. Mungkin kalo gaada lo der, semua akan sama aja sampai saat
ini.
Maaf kalo misalkan pertemuan kita yang singkat dan Cuma terjadi entah di mimpi atau kenyataan itu
Cuma sebentar, gue gabisa nemuin lo di dunia nyata. Oiya der, satu permintaan dari gue, tolong
perbaiki sifat lo yang mungkin buruk buat orang lain. Jauhin minum dan rokok karna itu ga bak buatlo.
Dan ini permintaan gue yang terakhir. Pergi ke orang tua lo dan minta maaf, selagi masih ada
kesempatan buat ada di dunia ini jangan disia siain. Makasih banyak der”
Adera pun menitikkan air mata. Sedih terhadap temanya itu. Ia membuka bungkusan kotak yang
diberikan Rama (isinya apa blm tau). Faranissa pun menangis dan juga memeluk Adera.
“quotes penutup belom tau”
SCENE 31
Adera pun mengunjungi orang tuanya dan menangis, ia meninggalkan gaya hidupnya yang buruk itu,
serta lebih menghargai kehadiran orang orang yang ada di sekitarnya. Dan Ia pun berhasil
menyelesaikan buku nya yang terbaru
SCENE 32
Lokasi : Mobil
Kini ia berpacaran dengan dokter yang menolongnya itu. Mereka pun pergi dengan mobil.
SCENE 34
Lokasi : Apartemen
Cast : Adera
Sesampainya di apartemen. Adera kaget melihat ada sepucuk surat yan ditinggalkan di pintunya. Ia pun
mengambil surat itu dan membukanya, lalu kaget setelah membacanya.