Anda di halaman 1dari 20

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan digambarkan hasil penelitian serta

pembahasan mengenai pengaruh terapi musik Mozart terhadap

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Mataram Kota Mataram yang dilakukan terhadap 45

responden yang dimulai pada tanggal 29 Desember 2017 sampai

dengan 29 Januari 2018.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mataram Barat

yang merupakan Wilayah Kerja Puskesmas Mataram Kota

Mataram. Dengan luas wilayah lebih kurang 29,87 km2.

Jumlah penduduk di Kelurahan Mataram Barat tahun 2015

mencapai 49.085 jiwa.

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Mataram Barat

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dibatasi oleh Monjok

b. Sebelah Selatan dibatasi oleh Punia

c. Sebelah Timur dibatasi oleh Karang Sukun

d. Sebelah Barat dibatasi oleh Gomong Barat


62

2. Proses Penatalaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Kelurahan Mataram

Barat di Wilayah Kerja Puskesamas Mataram Kota Mataram

lebih kurang selama satu bulan. Dihari pertama peneliti

membagi 2 kelompok secara acak menjadi kelompok kontrol

dan kelompok intervensi.

Setelah itu peneliti melakukan pre-test untuk

mengetahui tekanan darah pasien hipertensi setelah

dilakukan pre-test peneliti memberikan perlakuan terapi

musik Mozart pada kelompok intervensi selama kurang

lebih 15 menit peneliti memberikan perlakuan terapi

musik Mozart selama 4 kali dalam 4 hari. Pada hari

keempat peneliti melakukan pos-test pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, setelah semua

responden diberikan terapi musik klasik (Mozart)

sebanyak 4 kali selama 4 hari untuk mengetahui ada

pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan

darah pada pasien hipertensi.

3. Data Umum

a. Distrubusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel berikut menguraikan mengenai penyebaran

responden berdasarkan jenis kelamin responden

sebagai berikut:
63

Tabel 4.1 Distrubusi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas

Mataram.

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase


1 Laki-laki 15 33%
2 Perempuan 30 67%
Total 45 100%
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa

distrubusi responden berdasarkan jenis kelamin yaitu

sebagian besar perempuan sebanyak 30 responden (67%)

dan sebagian kecil laki-laki sebanyak 15 responden

(33%).

b. Distrubusi Responden Berdasarkan Umur.

Tabel berikut menguraikan mengenai penyebaran

responden berdasarkan kelompok umur responden sebagai

berikut:

4.2 Distrubusi Responden Berdasarkan Umur Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mataram Kota Mataram.

No Umur (tahun) Jumlah Presentase


(%)
1 30-40 7 16%
2 41-50 11 24%
3 >51 27 60%
Total 45 100 %
Sumber : Data Primer 2018
64

Berdasarkan table 4.2 menunjukkan bahwa distrubusi

responden berdasarkan umur yaitu sebagian besar

berumur Lebih dari 51 tahun keatas sebanyak 27

responden (60%), umur 40-50 tahun sebanyak 11

responden (24%) dan umur 30-40 tahun sebanyak 7

responden (16%).

c. Distrubusi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tabel berikut menguraikan mengenai penyebaran

responden berdasarkan tingkat pendidikan responden

sebagai berikut:

4.3 Distrubusi Responden Bedasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

No Pendidikan Jumlah Presentase


1 Tidak sekolah 2 4%
2 Tidak tamat SD 20 45%
3 SD 13 29%
4 SMP 7 15%
5 SMA 3 7%
Total 45 100 %
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa

distrubusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu

tidak sekolah sebanyak 2 responden (4%), tidak tamat

sekolah dasar sebanyak 20 respnden (45%), tamat SD


65

Sebanyak 13 responden (29%), tamat SMP sebanyak 7

responden (15%), tamat SMA 3 responden (7%).

4. Data Khusus

Data khusus ini menjelaskan hasil penelitian yang

mendeskripsikan tentang identifikasi pengaruh terapi

musik Mozart terhadap penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi, sebelum dan sesudah diberikan terapi musik

Mozart.

a. Mengidentifikasi Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Sebelum Diberikan Terapi Musik Mozart

Tabel berikut menguraikan mengenai penyebaran

responden berdasarkan tekanan darah sebelum terapi

musik Mozart sebagai berikut:

4.4 Distrubusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah

Sebelum (pre-test) Terapi Musik Mozart

Diberikan Pada kelompok Intervensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Mataram Kota Mataram (n=23)

Variabel Mean SD (Std. SEM


Devitiation (standar
Eror Mean)
Pre-test 183,89 78,768 9,599

Tekanan Darah

Sumber : Data Primer 2018


66

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa

distrubusi responden berdasarkan tekanan darah sebelum

terapi musik mozart adalah mean (183,89), SD (78,768)

dan SEM (7,577).

4.5 Distrubusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah

Kelompok Kontrol Pada Awal (pre-test) Di Wilayah

Kerja Puskesmas Mataram Kota Mataram (n=22)

Variabel Mean SD (Std. SEM


Devitiation (standar
Eror Mean)
Pre-test 178,80 69,988 10,564

Tekanan Darah

Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa

tekanan darah pada kelompok kontrol adalah mean

(178,80), SD (69,988), SEM (10,564).

b. Mengidentifikasi Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Sesudah (Post-test) Diberikan Terapi Musik Mozart

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisa

pengaruh terapi musik Mozart terhadap penurunan

tekanan darah pasien hipertensi dengan analisa data

independent t-test menggunakan uji statistik SPSS.


67

4.6 Distrubusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah

Sesudah (post-test) Terapi Musik Mozart

Diberikan Pada kelompok Intervensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Mataram Kota Mataram (n=23)

Variabel Mean SD (Std. SEM


Devitiation (standar
Eror Mean)
Post-test 162,70 68,743 5,402

Tekanan Darah

Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa

tekanan darah pada kelompok intervensi setelah

diberikan terapi musik Mozart adalah mean (162,70), SD

(68,743), SEM (5,402).

4.7 Distrubusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah

Kelompok Kontrol Pada (post-test) Di Wilayah

Kerja Puskesmas Mataram Kota Mataram (n=22)

Variabel Mean SD (Std. SEM


Devitiation (standar
Eror Mean)
Post-test 189,80 78,665 11,541

Tekanan Darah

Sumber : Data Primer 2018.


68

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa

tekanan darah pada kelompok kontrol adalah mean

(189,80), SD (78,655), SEM (11,541).

Analisa Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi.

Berdasarkan data khusus diatas, maka dapat dilakukan

analisa data untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh yang signifikan terhadap perlakuan yang

diberikan antara pre test dan post test sebagaimana uji

SPSS berikut:

Tabel 4.8 Hasil Output SPSS Pada Kelompok Intervensi Dan


Kontrol Dengan Menggunakan Independent T-Test

Tekanan darah
Equal Equal
Variences Variences
Assumed not
assumed
Leven’s Test for F .81600
Equality of Variances Sig. .92000
t-test for Equality t .05538 .05538
Means df .43 .20.876
Sig.(2-tailed) .000 .209
Mean Differences .91200 .9.1200

Std. Error Differences .27689 .27689

95% Confidence Interval .80571 .80571


lowers .1.03429 .1.03429
Of the Difference Upper
69

Hasil output spss kelompok eksperimen dan kontrol dengan

mengunakan independent t-test diketahui bahwa diperoleh nilai

probabilitas sebesar 0,000, karena nilai probabilitas < 0,05,

artinya Ha gagal ditolak. Maka dapat diartikan ada pengaruh

terapi musik Mozart terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mataram Kota

Mataram.

B. Pembahasan

1. DATA UMUM

a. Berdasarkan Jenis Kelamin.

Berdasarkan hasil penelitian sesuai 4.1

menunjukkan bahwa sebagian besar (30%) responden

yang mengalami hipertensi yaitu yang berjenis

kelamin perempuan. Teori dari Sutanto (2010)

menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih

tinggi presentasenya untuk mengalami hipertensi.

Tinggi nya presentase hipertensi pada perempuan

dimungkinkan karena dipengaruhi fakor kebiasaan

hidup seperti konsumsi garam dan stres. Karena

hipertensi tidak hanya dipengaruhi jenis kelamin

tetapi juga oleh faktor-faktor yang lain. Sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa faktor kebiasaan

hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30


70

gr), kegemukan atau makan yang berlebihan, stres dan

pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol dan

minum obat-obatan (Susantri, 2008).

b. Umur

Usia merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya hipertensi pada seseorang.

Semakin bertambahnya usia maka tekanan darah akan

semakin meningkat (Sutanto, 2010). Sedangkan hasil

penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang

mengalami hipertensi pada umur 51 tahun keatas

sebanyak 27 responden (60%), dan sebagian kecil umur

30-40 tahun sebanyak 7 responden (16%).

Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Ridwan

(2010), penyakit hipertensi berbanding lurus dengan

usia seseorang. Peningkatan penyakit hipertensi

semakin meningkat ketika sesoerang memasuki usia

paruh baya 40 tahun bahkan bisa berlanjut sampai

usia lebih dari 60 tahun.

c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Melihat hasil penelitian pada tabel 4.3

mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menunjukkan bahwa sebagian besar


71

responden tidak tamat sekolah dasar dan hanya

sebagian kecil responden yang berpendidikan SMA.

Menurut Suiradi (2007) bahwa pendidikan

merupakan faktor penting terbentuknya pengetahuan

seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin mudah pula untuk memahami dan menyerap

pengetahuan. Dari pernyataan diatas bahwa dengan

memahami tekanan darah tentunya seseorang akan

membentuk prilaku-prilaku yang bertujuan untuk

menghindari terjadinya peningkatan tekanan darah,

seperti menghindarai makanan yang mengandung garam

tinggi, tidak merokok dan stress.

2. Data Khusus

a. Identifikasi Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi

Musik Mozart.

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa tekanan

darah pada kelompok kontrol sebelum diberikan terapi

musik mozart adalah mean (178,80), SD (69,988), SEM

(10,564) sedangkan pada tabel 4.4 kelompok

intervensi sebelum diberikan terapi musik Mozart

adalah mean (183,89), SD (78,768), SEM (9,599).

Tekanan darah ditentukan dari nilai rata-rata

pada dua kali pengukuran atau lebih dari kunjungan

yang berbeda, kecuali bila terdapat kenaikan tekanan


72

yang tinggi dari pengukuran yang sebelumnya, atau

jika muncul gejala klinis berupa sakit kepala,

perdarahan hidung, mudah marah telinga berdengung,

rata berat tengkuk, mata berkunang-kunang atau mudah

pusing (Susantri, dkk 2008).

Tingginya tekanan arteri pada penderita

hipertensi yang berhubungan dengan kontraksi jantung

(denyut jantung) disebut sistolik, yang merupakan

tekanan maksimum arteri. Biasanya diperoleh dari

hasil pemeriksaan tekanan darah sebagai tekanan atas

yang mempunyai nilai lebih besar, sedangkan tekanan

darah diastolik merupakan tekanan minimum arteri,

yang diperoleh dari hasil pemeriksaan tekanan bawah

yang nilainya lebih kecil (Hardiono, 2011)

b. Identifikasi Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi

Musik Mozart.

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa tekanan

darah pada kelompok intervensi sesudah diberikan

terapi musik Mozart adalah mean (162,70), SD

(68,743), SEM (5,402) Sedangkan tabel 4.7 pada

kelompok kontrol sesudah diberikan terapi musik

Mozart adalah mean (189,80) SD (78,665), SEM

(11,541).
73

Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

setelah diberikan terapi musik mozart. Seperti

diketahui bahwa musik juga memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesui

dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat

tempo musik denyut jantung semakin lambat dan

tekanan darah menurun. Akhirnya, pendengar pun

terbawa dalam suasan rileks, baik itu pada pikiran

maupun pada tubuh. (Hardiono, 2011). Hal ini juga

dirasakan oleh penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Mataram Kota Mataram yang menyatakan

merasa lebih nyaman dan tenang setelah mendengarkan

musik Mozart.

Dalam hal penurunan tekanan darah dan stres

diduga bahwa konsenterasi katekolamin plasma

mempengaruhi aktivitas simpatoadrenergik, dan juga

menyebabkan terjadinya pelepasan stres-released

hormones. Pemberian irama musik secara lambat akan

mengurangi pelepasan ketokalamin kedalam pembuluh

darah, sehingga konsenterasi ketekolamin plasma

dalam darah menjadi rendah, hal ini mengakibatkan

tubuh mengalami relaksasi, denyut jantung berkurang


74

dan tekanan darah menjadi turun (Hatem, Liran dan

Mattos, 2007).

Klien umumnya lebih menyukai menampilkan suatu

kegiatan (memainkan alat musik atau menyanyikan

lagu) atau mendengarkan musik. Musik klasik, pop,

dan modern bahkan musik dengan suara alam digunakan

pada terapi musik. Musik menghasilkan perubahan

status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang dan

waktu. Musik harus didengarkan minimal 15 menit

supaya dapat memberikan efek terapeutik (Halim,

2011).

Rasa nyaman yang timbul saat mendengar musik

adalah akibat pelepasan endorphin dan penurunan

kadar kortisol oleh kalenjar pituitary, yang terjadi

akibat aktifitas elektrik yang tersebar diregion

tertentu di otak yang berhubungan dengan system

limbik dan pusat kontrol otonomik (Campbell D,

2007).

Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dengan

mempergunakan musik secara sistematis, terkontrol

dan terarah didalam menyembuhkan, merehabilitasi,

mendidik serta melatih orang yang menderita gangguan

fisik, mental atau emosional. Musik juga memiliki

kekuatan untuk mempengaruhi denyut jantung dan


75

tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo dan

volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung

semakin lambat dan tekanan darah menjadi menurun.

Akhirnya, pendengarpun terbawa dalam suasana rileks,

baik itu pada pikiran maupun pada tubuh. oleh

karenanya, sejumlah rumah sakit di luar negeri mulai

menerapkan terapi musik pada pasiennya yang

mengalami rawat inap (Hardiono, 2011).

Penelitian yang dilakukan Ahmad Affandi (2013)

melaporkan bahwa musik dapat mengurangi tekanan

darah. Sebanyak 30 penderita hipertensi dewasa yang

diperdengarkan musik selama 10 menit berturut-turut

setiap hari selama 7 hari dengan menggunakan alat

breathe with intercative (BIM), ternyata mampu

menurunkan tekanan darah sistolik, tekanan darah

diastolik maupun rerata tekanan darah secara

signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

c. Analisa Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi.

Berdasarsakan hasil uji statistik Independent

T-test dengan menggunakan SPSS pada pengaruh terapi

musik mozart terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi dengan menggunakan 45 sample

terbagi dalam 23 kelompok eksperimen dan 22 kelompok


76

kontrol, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000

dengan taraf kesalahan 5%, karena nilai probabilitas

< 0,05, maka H0 ditolak atau terdapat Pengaruh

terapi musik Mozart terhadap penurunan tekanan darah

penderita hipertensi di wilyah kerja Puskesmas

Mataram Kota Mataram.

Penurunan tekanan darah yang terjadi pada

penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Mataram Kota Mataram dikarenakan musik Mozart yang

didengar selama 10-15 menit yang diberikan selama 4

hari berturut turut. Mendengarkan alunan musik

Mozart yang lambat membuat klien merasa lebih nyaman

dan tenang sehingga dengan sendirinya tekanann darah

juga mengalami penurunan. Hasil penelitian ini

didukung oleh teori yang mengatakan musik

menghasilkan perubahan status kesadaran melalui

bunyi, kesunyian, ruang dan waktu. Musik harus

didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan

efek terapeutik (Potter dan Perry 2007).

Rasa nyaman yang timbul saat mendengar musik

adalah akibat pelapasan endhorphin oleh kelenjar

pituitary, yang terjadi akibat aktivitas elektrik

yang tesebar di region tertentu di otak yang


77

berhubungan dengan system limbik dan pusat kontrol

otonomik (Campbell D, 2007).

Pemberian musik dengan irama lambat akan

mengurangi pelepasan katekolamin dalam pembuluh

darah, sehingga konsentrasi katekolamin dalam darah

menjadi rendah, hal ini mengakibatkan tubuh

mengalami relaksasi, denyut jantung berkurang dan

tekanan darah menjadi turun (Halim, 2011).


78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil

penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Tekanan darah pada kelompok kontrol sebelum diberikan

terapi musik mozart adalah mean (178,80), SD (69,988),

SEM (10,564) sedangkan pada kelompok intervensi sebelum

diberikan terapi musik Mozart adalah mean (183,89), SD

(78,768), SEM (9,599). Tekanan darah pada kelompok

intervensi sesudah diberikan terapi musik Mozart adalah

mean (162,70), SD (68,743), SEM (5,402) Sedangkan pada

kelompok kontrol sesudah diberikan terapi musik Mozart

adalah mean (189,80) SD (78,665), SEM (11,541).

2. Tekanan darah pada penderita hipertensi setelah

diberikan perlakuan terapi musik mozart pada kelompok

intervensi sebagian besar mengalami penurunan tekanan

darah sedangkan pada kelompok kontrol mengalami

peningkatan tekanan darah.


79

3. Pengaruh terapi musik Mozart terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi setelah dilakukan

analisa data dengan menggunakan spss menunjukkan bahwa

terapi musik Mozart memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mataram Kota

Mataram, dimana diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,000, karena nilai probabilitas < 0,05, artinya Ha gagal

ditolak.

B. Saran

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai salah satu masukkan institusi pendidikan

dapat menggunakan penelitian ini untuk menambah dan

mengembangkan literatur dalam pendidikan keperawatan.

2. Bagi Peneliti

Sebagai suatu pengalaman penelitian dan pengembangan

wawasan terhadap bidang keperawatan serta melengkapi

tugas akhir pembelajaran.

3. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam membantu

responden yang mengalami hipertensi agar secara mandiri

dapat melakukan teknik terapi musik Mozart.


80

4. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan dalam penatalaksanaan dan perawatan penderita

hipertensi yang mengalami peningkatan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai