Anda di halaman 1dari 2

KASUS LEGAL ETIK

NAMA : Syahruramadhoan
NPM : 018.02.0867

Kondisi Pasien,
By. “E” (10) dengan Hiperbilirubin, HBSAG (+) dan BBLR dirawat diruang Nicu Rs
Kota Mataram, By. “E” sudah dirawat selama 10 hari dengan BBL= 2000 gr, sedangkan BBS=
2100 gr. Saat dikaji suhu: 37.8°C, refleks hisap lemah. By. E tampak selalu diberikan ASI oleh
ibunya setiap 2 jam sekali, tetapi tidak optimal, karena reflek menghisap masih lemah.
Dokter dan perawat professional memiliki kewajiban etis pada klien, profesi, institusi
tempat bekerja dan lingkungan untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi, sehingga dalam
kasus ini dokter dan perawat berusaha memberikan yang terbaik pada klien dan keluarga. Pada
pkl. 14.00 wita bayi Ny. “E” dilakukan pemasangan NGT oleh perawat tetapi tidak meminta
persetujuan orangtua, pemasangan NGT dilakukan perawat hanya melalui pemberitahuan secara
lisan. Setelah itu, pada pukul 16.00 wita dokter bekerja sama dengan perawat melakukan
tindakan pemeriksaan laboratorium hematologi, Dokter dan perawat memberikan informasi
tentang tindakan yang akan dilakukan dan memotivasi kepada keluarga untuk tetap mendampingi
bayi. Pada perawatan By. Ny “E” ternyata perawat tidak memberitahukan keluarga pasien kalau
anak akan dipasang infus lagi setelah infus yang lama tercabut, dan perawat hanya
memberitahukan ke orang tua pasien hanya mengambil darah saja.
Dalam kasus ini dokter/perawat telah menerapkan aspek etik, yaitu:
 Infromed consent (persetujuan) tindakan adalah persetujuan seseorang untuk
memperbolehkan/mengijinkan sesuatu untuk dilakukan/tidak dilakukannya suatu prosedur.
Hal ini berdasarkan pemeberitahuan tentang resiko penting yang potensial, keuntungan dan
alternative yang ada pada pasien (Potter dan Perry, 2006).
Tindakan informed consent tidak dilakukan pada keluarga bayi Ny. “E” karena kondisi yang
sedang darurat oleh dokter tetapi telah dilakukan secara lisan. Informed consent seharusnya
dilakukan secara tertulis dan memberitahukan apa tujuan dari tindakan tersebut.
 Beneficience, yaitu prinsip dalam memberikan pelayanan kesehatan memberikan sesuatu
yang terbaik bagi klien (Bandman, 1995). Dalam kasus ini perawat dan dokter telah
melakukan tindakan perawatan yang terbaik untuk bayi Ny. “E”, yaitu terapi pengobatan
yang tepat, pemeriksaan penunjang laboratorium hematologi yang diperlukan untuk rencana
pengobatan lagi, pemberian informasi dan pendidikan kesehatan bagi keluarga untuk masalah
yang dihadapi klien bayi Ny. “E”.
 Autonomi,yaitu setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih rencana kehidupan dan
cara bermoral mereka sendiri (Potter & Perry, 2006).Dalam kasus ini dokter dan perawat
telah memberikan kebebasan kepada keluarga untuk menentukan apakah bayi Ny. “E”
melanjutkan tindakan keperawatan yaitu pemeriksaan laboratorium dan pemasangan infus
sebagaimana yang direncanakan dengan penjelasan dan informasi yang telah diberikan
kepada keluarga sebelum tindakan dilakukan.
 Fidelity (kejujuran), yaitu merupakan prinsip kewajiban untuk mengungkapkan kebenaran,
kerahasiaan, kewajiban untuk melindungi informasi rahasia, dan kesetiaan, kewajiban untuk
menepati janji (Potter & Perry, 2006). Dalam kasus ini dokter/perawat tidak melakukan
prinsip ini dengan mengatakan sejujurnya bahwa bayi Ny. “E” akan dipasangkan infus,
nyatanya tidak ada pemberitahuan pihak perawat ke orang tua bayi

Anda mungkin juga menyukai