Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM PKN DI SD

SISTEM PEMERINTAH PUSAT, KABUPATEN/KOTA, PROVINSI DAN DESA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Ibu Intan Rahmawati,S.Pd.,M.Pd

KELAS 3C

KELOMPOK 8

DISUSUN OLEH

1. ENY YULIYANTI (17120087)


2. DWI APRIANA NUR SULIKHIN (17120096)
3. DEWI PURBOSARI (17120110)
4. DESKA FARIS HAIDAR (17120403)

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
terselesaikan makalah ini dengan judul: Sistem Pemerintah Pusat, Kabupaten/Kota, Provinsi dan
Desa.

Makalah ini berisi kan informasi tentang system pemerintah pusat, kanupaten/kota,
provinsi dan desa.Keberhasilan penulisan makalah ini tentu saja tidak terlepas dari berbagai
pihak yang telah ikut membantu dengan baik. Karenanya pada kesempatan ini disampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang ikut
membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada Ibu Intan Rahmawati,S.Pd.,M.Pd
selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa dinantikan Akhirnya, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan nilai guna bagi kemajuan pendidikan.

Semarang, 15 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemerintah Pusat 3
B. Kedudukan Pemerintah Pusat 3
C. Peran Pemerintah Pusat 6
D. Pengertian Pemerintahan Daerah kabupaten/kota 8
E. Kedudukan Pemerintah Daerah kabupaten/kota 9
F. Peran Pemerintah Kabupaten/Kota 9
G. Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah 12
H. Pemerintahan Desa di Indonesia 12
I. Pemerintahan Provinsi 16
J. Peran Provinsi Dalam Pembinaan Dan Pengawasan Desa 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 19
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah pusat adalah penyelenggara pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Yakni presiden dengan dibantu seorang wakil presiden dan oleh menteri
menteri negara. Dengan kata lain pemerintah pusat adalah pemerintahsecara nasional
yang berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia. Kabupaten/Kota gabungan
dari beberapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dipimpin oleh seorang bupati. Pemerintah
Kota (Pemkot) dipimpin oleh seorang walikota.
Kabupaten/Kota merupakan daerah bagian langsung dari provinsi. Kabupaten/Kota
dipimpin oleh Bupati/Walikota yang dibantu oleh seorang Wakil Bupati/Wakil Walikota
dan perangkat daerah lainnya. Pemerintahan daerah yaitu penyelenggara daerah otonom
oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dimana unsur
penyelenggara pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau wali kota dan perangkat
daerah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pemerintah Pusat
2. Bagaimana Kedudukan Pemerintah Pusat
3. Bagaimana Peran Pemerintah Pusat
4. Bagaimana pengertian Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
5. Bagaimana kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
6. Bagaimana peran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
7. Bagaimana hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
8. Bagaimana Pemerintahan Desa di Indonesia
9. Bagaimana Pemerintahan Provinsi
10. Bagaimana Peran Provinsi Dalam Pembinaan Dan Pengawasan Desa

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pemerintah Pusat
2. Untuk mengetahui kedudukan Pemerintah Pusat
3. Untuk mengetahui peran Pemerintah Pusat
4. Untuk mengetahui pengertian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
5. Untuk mengetahui kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
6. Untuk mengetahui peran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
7. Untuk mengetahui hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
8. Untuk mengetahui Pemerintah Desa di Indonesia
9. Untuk mengetahui Pemerintahan Provinsi
10. Untuk mengetahui peran Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan Desa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemerintah Pusat


Pemerintahan pusat, yaitu Presiden. Presiden merupakan lembaga negara yang
mempunyai kekuasaan menjalankan kekuasaan pemerintahan. Dalam menjalankan
pemerintahan presiden dibantu oleh seorang wakil presiden dan menteri.Untuk
menjalankan pemerintahan yang diamanatkan rakyat kepadanya, seorang presiden setelah
dilantik kemudian membentuk kabinet untuk menjalankan pemerintahan.Kabinet adalah
susunan para menteri sebagai penyelenggaraan pemerintahan di tingkat pusat.Kabinet
terdiri atas menteri koordinator, menteri negara yang memimpin kementerian, dan
menteri negara yang tidak memimpin kementerian (non-kementerian), serta pejabat tinggi
negara setingkat dengan menteri.

B. Kedudukan Pemerintah Pusat


Kedudukan pemerintah pusat mencakup politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama.Selain itu juga
meliputikebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
nasional secara makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi
strategis, konservasi dan standarisasi masional. Lebih banyak pada pengaturan,
pembinaan dan pengawasan, berkisar pada pembuatan kebijakan, penepatan norma
standarisasi dan pembinaan dan pengawasan.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
ditegaskan bahwa penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan
pemerintahan antara pemerintah pusat dengan daerah otonom. Pembagian urusan
pemerintahan yang sepenuhnya/tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat.Urusan
pemerintahan tersebut menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara
secara keseluruhan, yakni urusan pemerintahan yang terdiri atas sebagai berikut:

6
a. Politik Luar Negeri, dalam arti mengangkat pejabat diplomatic dan menunjuk
warga negara untuk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan
kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan
kebijakan perdagangan luar negeri, dan sebagainya.
b. Pertahanan, misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata,
menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah
negara dalam keadaan bahaya, membangun dan mengembangkan system
pertahanan negara dan persenjataan, menetapkan kebijakan untuk wajib
militer, bela negara bagi setiap warga negara, dan sebagainya.
c. Keamanan, misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara,
menindak kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan
negara, dan sebagainya.
d. Moneter, misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang,
menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang, dan
sebagainya.
e. Yustisi, misalnya mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan
jaksa, mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan
kehakiman keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, membentuk
undang-undang, peraturan pemerintah pengganti undang-undang, peraturan
pemerintah, dan pengaturan lain yang berskala nasional, dan lain sebagainya.
f. Agama, misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara
nasional, memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama,
menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan dan
sebagainya; dan bagian tertentu urusan pemerintah lainnya yang berskala
nasional, tidak diserahkan kepada daerah.

Disamping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat concurrent, yaitu
urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Dengan demikian,
setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian urusan yang menjadi

7
kewenangan pemerintah pusat, ada bagian urusan yang diserahkan kepada Provinsi, dan
ada bagian urusan yang diserahkan kepada Kabupaten/Kota.
Untuk mewujudkan pembaian kewenangan yang concurrent secara proporsional
antar Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, maka kriteria yang dapat digunakan
antara lain meliputi eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan mempertimbangkan
keserasian hubungan pengelolaan urusan pemerintahan antar tingkat pemerintahan.
Kriteria eksternalitas adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dan penyelenggaraan
urusan pemerintahan tersebut.Jika dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan
pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Kabupaten/Kota.Jika bersifat regional
menjadi kewenangan provinsi dan apabila bersifat nasional menjadi kewenangan
pemerintah pusat. Kriteria akuntabilitas adalah pendekatan dalam pembagian urusan
pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu
bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan
dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. Dengan demikian akuntabilitas
penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih
terjamin.
Kriteria efisiensi adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan)
untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam
penyelenggaraan bagian urusan, artinya apabila suatu bagian urusan dalam
penanganannya dipastikan aan lebih berdaya guna dan berhasil guna dilaksanakan oleh
provinsi dan/atau kabupaten/kota dibandingkan apabila ditangani oleh pemerintah pusat,
maka bagian urusan tersebut diserahkan kepada dan/atau Kabupaten/Kota. Sebaliknya.
Apabila suatu baian urusan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna bila ditangani oleh
pemerintah pusat, maka bagian urusan tersebut tetap ditangani oleh pemerintah pusat.
Untuk itu, pembagianbagian urusan harus disesuaikan dengan memperhatikan ruang
lingkup wilayah beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut.Ukuran daya guna
dan hasil guna tesebut dilihat dari besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan
besar kecilnya risiko yang harus dihadapi.

8
Keserasian hubungan adalah bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintahan
yang dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan
(interkoneksi), saling tergantung (interdepedensi) dan saling mendukung sebagai satu
kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan. Pembagian urusan
pemerintahan sebagaimana tersebut diatas, ditempuh melalui mekanisme penyerahan
dan/atau pengakuan atas usul daerah terhadap bagian urusan-urusan pemerintahan yang
akan diatur dan diurusnya. Berdasarkan usulan tersebut, pemerintah akan melakukan
verifikasi terlebih dahulu sebelum memberikan pengaturan atas bagian urusan yang akan
dilaksanakan oleh daerah.
Konsekuensi dari pendekatan tersebut, yaitu untuk pelayanan yang bersifat dasar
(basic services) maupun pelayanan-pelayanan untuk pengembangan usaha ekonomi
masyarakat atas pertimbangan efisiensi, akuntabilitas, dan eksternalitas yang bersifat
lokal seyogyanya menjadi urusan Kabupaten/Kota, yang bersifat lintas Kabupaten/Kota
menjadi urusan Provinsi dan yang bersifat lintas Provinsi menjadi kewenangan pusat.
Untuk mencegah suatu daerah menghindari sesuatu urusan yang sebenarnya esensial
untuk daerah tersebut, maka perlu adanya penentuan standar urusan dasar atau pokok
yang harus dilakukan oleh suatu daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

C. Peran Pemerintah Pusat


a. Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang mempunyai kekuasaan menjalankan
pemerintahan sesuai dengan UUD 1945.Presiden Indonesia mempunyai
kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sebagai kepala negara.Sebagai
kepala pemerintahan, presiden mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut.
1) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945;
2) Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR;
3) Menetapkan Peraturan Pemerintah;
4) Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
dalam kepentingan memaksa;
5) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

9
Sebagai kepala negara, presiden mempunyai tugas dan wewenang, anatara
lain sebagai berikut.
1) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara;
2) Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR;
3) Menyatakan keadaam bahaya, syarat dan akibatnya ditetapkan dengan
Undang-Undang;
4) Mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan
DPR.
5) Menerima penempatan duta negara lain
6) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Makamah Agung
7) Memeberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR
8) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang;
9) Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi
nasihat dan pertimbangan kepada presiden.
b. Wakil Presiden
Tugas seorang wakil presiden adalah membantu Presiden. Jika Presiden
meninggal dunia, berhenti, dihentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya maka Wakil Presiden menggantikannya sampai dengan
habis masa jabatannya. Mandate kedaulatan rakyat yang diberikan kepada
seseorang yang dipilih sebagai presiden dan wakil presiden dapat berakhir karena
telah berakhir masa jabatannya, berhalangan tetap, dan dicabut mandatnya
sebelum berakhir masa jabatannya.

10
c. Menteri
Menteri sering disebut sebagai pembantu presiden.Menteri membantu
presiden dalam menjalankan pemerintahan.Menteri dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu menteri negara coordinator (menko), menteri negara yang memimpin
kementerian, menteri non-kementerian dan pejabat tinggi negara setingkat
menteri.

D. Pengertian Pemerintah Daerah kabupaten/kota


Pemerintahan Kabupaten/Kota merupakan gabungan dari beberapa kecamatan.
Wilayah kabupaten sebagian besar berupa wilayah pedesaan. Wilayah kota biasanya
terdiri dari wilayah perkotaan. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah
kabupaten/ kota menggunakan asas otonomi. Artinya, pemerintah kabupaten/kota berhak
mengatur dan mengurus daerahnya sendiri. Dalam menyelenggarakan otonomi daerah,
pemerintah kabupaten/ kota mempunyai hak mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya;memilih kepala daerah;mengelola aparatur daerah;mengelola kekayaan
daerah;memungut pajak daerah dan retribusi daerah;mendapatkan bagi hasil dari
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang ada di daerah. Kewajiban
dari pemerintah kabupaten/kota adalah Melindungi masyarakat serta menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
Mengembangkan kehidupan demokrasi, Mewujudkan keadilan dan pemerataan,
Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) dipimpin oleh seorang bupati. Dalam
melaksanakan tugasnya, bupati dibantu oleh seorang wakil bupati dan perangkat daerah.
Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif dibawah Provinsi. Kota adalah
pembagian wilayah administratif di bawah Provinsi yang berkedudukan setara dengan
Kabupaten. Seperti halnya Kabupaten, wilayah kotamadya atau sering juga disebut
dengan kota terdiri dari beberapa wilayah. Pemerintahan Kota (Pemkot) di pimpin oleh
seorang Walikota yang di bantu oleh seorang Wakil Wali Kota dan perangkat daerah
lainnya. Kedudukan Bupati/Wali Kota sejajar dengan DPRD. Kedua lembaga ini saling
bekerja sama untuk memajukan daerahnya.

11
E. Kedudukan Pemerintah Daerah kabupaten/kota
Pemerintahan Daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang
dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kepala Daerah adalah Kepala Pemerintah Daerah
yang dipilih secara demokratis. Susunan dan kedudukan DPRD yang mencakup
keanggotaan, pimpinan, fungsi, tugas, wewenang, hak, kewajiban, penggantian antar
waktu, alat kelengkapan, protokoler, keuangan, peraturan tata tertib, larangan dan sanksi,
diatur tersendiri didalam Undang-Undang mengenai Susunan dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di
antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar,
artinya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah
berupa Peraturan Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah
Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah
untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar
kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung
bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi
masing-masing.

F. Peran Pemerintah Daerah kabupaten/kota


Pemerintah selaku pemegang kekuasaan eksekutif dibedakan dalam dua pengertian
a. Selaku alat kelengkapan negara yang bertindak untuk dan atas nama negara yang
kekuasaan nya melekat pada kedudukan seorang kepala negara.
b. Selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggara pemerintah atau
administrator negara (pejabat atau badan atas usaha negara)

Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan kemandirian,


pembangunan menciptakan kemakmuran. Sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2003
(tentang Susunan Dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat

12
Daerah) DPRD merupakan sebuah lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga pemerintahan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam UU nomor 32
tahun 2004 (tentang Pemerintahan Daerah) menyebutkan DPRD sebagai lembaga
perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di
daerah. Sebagai sebuah lembaga pemerintahan di daerah atau unsur penyelenggara
pemerintahan di daerah, DPRD mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

Fungsi legislasi dari DPRD adalah bersama-sama dengan Kepala Daerah membuat
dan menetapkan Perda yang berfungsi sebagai:

1. Perda sebagai arah pembangunan


Sebagai kebijakan publik tertinggi daerah, perda harus menjadi acuan seluruh
kebijakan publik yang dibuat termasuk didalamnya sebagai acuan daerah
dalam menyusun program pembangunan daerah, contoh konkritnya adalah
Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) atau Rencana Strategik Daerah
(RENSTRADA)
2. Perda ebagai arah pemerintah didaerah
Sesuai dengan Tap MPR Nomor XI tahun 1998 serta UU Nomer 28 tahun 1999
tantang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN, maka ditetapkan
asas-asas umum penyelenggaraan negara yang baik (good governance). Dalam
penerapan asas tersebut untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
bersih dan bebas dari KKN, maka asas-asas tersebut merupakan acuan dalam
penyusunan prda sebagai peraturanpelaksanaanya di daerah.

Fungsi penganggaran memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan


kesejahteraan rakyat, karena APBD yang dihasilkan oleh fungsi penganggaran DPRD
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) sebagai fungsi kebijakan fiscal
Sebagai cerminan kebijakan fiskal, APBD memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:
a. Fungsi alokasi

13
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran, mengurangi
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian. APBD harus dialokasikan sesuai dengan skala prioritas yang
telah ditetapkan.
b. Fungsi distribusi
Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Jika fungsi distribusi APBD
berjalan dengan baik, maka APBD dapat mengurangi ketimpangan dan
kesenjangan dalam berbagai hal.
c. Fungsi stabilisasi
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBD merupakan alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
daerah.
2. APBD sebagai fungsi investasi daerah
Dalam pandangan manajemen keuangan daerah, APBD merupakan rencana
investasi daerah yang dapat meningkatkan daya saing daerah dan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu, APBD harus disusun sebaik mungkin agar dapat
menghasilkan efek ganda (multiplier effect) bagi peningkatan daya saing daerah
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara
berkesinambungan.
3. APBD sebagai fungsi manajemen pemerintahan daerah
APBN mempuyai fungsi sebagai pedoman kerja, alat pengendalian dan alat ukur
kinerja bagi pemerintah daerah. Dengan kata lain, dipandang dari sudut fungsi
manajemen pemerintah daerah APBD memiliki fungsi perencanaan, otorisasi, dan
pengawasan. Dalam penjelasan PP Nomor 58/2005, fungsi perencanaan, otorisasi,
dan pengawasan didefinisikan sebagai berikut:

a. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi


pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.

14
b. Fungsi otoritas mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa sanggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai apaka kegiatan penyelenggaraan pemerinta daerah
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

G. Hubungan Pemerintah dan Daerah


Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah hubungan antara pusat dan daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang
dituangkan dalam peraturan perundangan yang bersifat mengikat kedua belah
pihak. Namun dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah memperhatikan
aspirasi daerah sehingga tercipta sinerji antara kepentingan pusat dan daerah
2. Tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan yang
diserahkan kepada daerah adalah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat karena
dampak akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung jawab
negara
3. Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah akan banyak bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan
pemberdayaan sehingga daerah dapat menjalankan otonominya secara optimal.
Sedangkan peran daerah akan lebih banyak bersifat pelaksanaan otonomi tersebut.
Dalam melaksanakan otonominya, daerah berwenang membuat kebijakan daerah.
Kebijakan yang diambil daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan
kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih
tinggi

H. Pemerintah Desa di Indonesia


1. Pengertian Desa
Desa atau pedesaan dapat diartikan sebagai daerah yang ada di luar kota. Desa
merupakan organisasi pemerintahan resmi yang terendah. Berdasarkan undang
undang desa/uu desa (UU No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 72

15
Tahun 2005). Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang berlaku dan dihormati dalam
system Negara Republik Indonesia
2. Kewenangan Desa
Kewenangan desa menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 7 yaitu sebagai berikut:
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan asal-usul desa, misalnya,
menetapkan peraturan desa, memilih pemimpin pemerintahan desa, memiliki
kekayaan sendiri, menggali dan menetapkan sumber-sumber pendapatan desa.
b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan
pengaturannya kepala desa.
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten, serta urusan pengaturan dikelola oleh desa tersebut.
3. Lembaga-Lembaga Pemerintahan Desa
a. Kepala Desa
Didalam sebuah desa dipimpin oleh kepala desa. Kepala desa dipilih langsung
oleh penduduk desa dari beberapa calon yang memenuhi syarat. Dalam
pelantikan kepala desa calon yang memperoleh dukungan suara terbanyak, akan
di tetapkan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai kepala desa
.
 Wewenang Kepala Desa
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama Badan Perwakilan Desa (BPD).
b. Mengajukan rancangan peraturan desa.
c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama
BPD.
d. Membina kehidupan masyarakat desa.
e. Membina perekonomian desa.

b. Perangkat Desa

16
Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya. Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa bertanggung
jawab kepada kepala desa:
 Sekretaris Desa (Sekdes)
Sekretaris desa bertugas dalam bidang administrasi desa, seperti surat-
menyurat, membuat laporan desa, dan kegiatan kearsipan. Sekdes adalah
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
 Perangkat Desa lainnya
a. Pelaksana teknis lapangan terdiri dari kepala urusan pemerintahan,
kepala urusan pembangunan, kepala urusan umum, kepala urusan
keuangan, dan kepala urusan kesejahteraan masyarakat.
b. Unsur kewilayhan merupakan pembantu kepala desa dalam lingkup
dusun atau beberapa dusun. Tugasnya meliputi bidang pemerintahan,
pembangunan, ketertiban dan keamanan, pembinaan masyarakat, serta
melaksanakan peraturan desa di lingkup wilayahnya.

c. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


BPD merpakan wakil dari penduduk desa dalam penyelengaraan pemerintah
desa. Sebagai wakil rakyat BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra kerja
pemerintah desa.
 Fungsi BPD
a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan
berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang
kelangsungan pembangunan.
b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan peraturan desa bersama-
sama pemerintahan desa.
c. Pengawasan, yaitu mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, serta keputusan
kepala desa.

17
d. Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan
aspirasi yang diterima dari masyarakat kepada pejabat atau instansi yang
berwenang dalam suatu masyarakat.

 Wewenang BPD
a. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa.
b. Pelaksana pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa.
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa.
d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa.
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi dari masyarakat.
f. Menyusun tata tertib BPD.

d. Lembaga Kemasyarakatan
a. Rukun Tetangga (RT)
Rukun tetangga adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh
masyarakat desa yang terdiri dari sekurang-kurangnya 20 kepala keluarga dan
paling banyak 60 keluarga.
 Fungsi dan tugas RT
1. Pengoordinasikan antar warga.
2. Menjembatani hubungan antar sesama anggota masyarakat dengan
pemerintah.
3. Melaksanakan kegiatan gotong royong dan kerukunan warga.
4. Melaksanakan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan masyarakat.
b. Rukun Warga (RW)
Rukun warga dibentuk dari beberapa Rukun Tetangga (RT).
 Fungsi dan fungsi RW
1. Pengorganisasian pelaksanaan tugas RT.
2. Pelaksana dan menjembatani hubungan antar RT.

18
3. Menggerakkan swadaya gorong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya.
4. Membantu kelancaran tugas-tugas pokok LKMD dalam bidang
pembangunan didesa dan kelurahan.
c. Koperasi Unit Desa (KUD)
KUD merupakan lembaga usaha desa yang bergerak dalam bidang
ekonomi. Tugas utamanya menyediakan produk kebutuhan desa, pemasaran,
dan pendidikan berwirausaha.
d. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
PKK merupkan lembaga kemasyarakatan yang anggotanya adalah para
ibu-ibu rumah tangga.
e. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)
Posyandu adalah system pelayanan yang di padukan antara satu program
dengan program yang lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan
terpadu dan dinamis. Misalnya program KB dengan kesehatan ibu dan anak.
f. Karang Taruna
Karang taruna adalah lembaga organisasi pemuda yang merupakan wadah
tempat menyalurkan potensi pemuda dalam upaya pemberdayaan pemuda
untuk mendukung pembangunan dan kemasyarakatan.
g. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
LPMD adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk warga desa untuk
membentuk pemerintahan desa dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan desa. LPMD memiliki tugas dan fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Membantu pemerintahan desa dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan desa.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa.
3. Melaksanakan peningkatan pemberdayaan masyarakat.
4. Menampung aspirasi masyarakat desa.

I. Pemerintah Provinsi
1. Pengertian pemerintah provinsi

19
Pemerintahan provinsi adalah suatu satuan dari teritorial yang dijadikan sebagai
nama dari sebuah wilayah administratif yang berada di bawah wilayah negara atau
negara bagian. Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas provinsi, yang
dikepalai oleh seorang gubernur. Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua lembaga
pemerintahan, yaitu kepala daerah (gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPRD).
a. Gubernur
Pemerintahan daerah diwilayah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur
dan wakil gubernur. Gubernur bertanggung jawab kepada presiden, melalui
Menteri Dalam Negeri. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sebagai
kepala daerah, gubernur bertanggung jawab langsung kepada DPRD Provinsi.
Gubernur memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah
ditingkat kabupaten/kota.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah provinsi dan
kabupaten/kota.
3) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di
daerah provinsi dan kabupaten/kota.
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
Dewan perwakilan daerah merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah
yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.
Anggota DRPD merupakan perwakilan perwakilan dari berbagai partai
polotik yang dipilih melalui pemilihan umum. Anggota DPRD provinsi
sekurang-kurangnya berjumlah 35 orang dan paling banyak berjumlah 100
orang.
 Fungsi DPRD
1. Legislasi ( menyusun peraturan daerah )
2. Anggaran
3. Pengawasan
2. Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

20
2. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
3. Pengendalian lingkungan hidup
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum
5. Penanganan bidang kesehatan

J. Peran Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan Desa


Sebagaimana diatur dalam UU Desa Pasal 114, Pemerintah Provinsi mempunyai
peran pengawasan dan pembinaan terhadap desa, beberapa peran pemerintah provinsi
dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penyusunan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur desa
2 Melakukan pembinaan kabupaten/kota dalam rangka pemberian Alokasi Dana
Desa
3 Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat
desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan
4 Melakukan pembinaan manajemen pemerintahan desa
5 Melakukan pembinaan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis
6 Melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
7 Melakukan inventarisasi kewenangan provinsi yang dilaksanakan oleh desa
8 Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dalam pembiayaan
desa.
Dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan desa, Pemerintah provinsi
dapat mengalokasikan Bantuan Keuangan kepada desa dalam APBD Provinsi
yang merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang akan dituangkan dalam
APB desa.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintah pusat adalah penyelenggara pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Provinsi merupakan tingkat pertama dari pembagian wilayah di indonesia
daerah provinsi dibagi menjadi kabupaten/ kota, Pemerintahan kabupaten/kota memiliki
tingkat yang setara serta memiliki pemerintah daerah dan lembaga legislatif sendiri
Pemerintahan Kabupaten/Kota adalah gabungan dari beberapa kecamatan yang ada di
sekitarnya. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten/ kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota serta desa diatur
dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan
secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya kesalahan baik dari segi kata kata
maupun serta kurang lengkapnya materi dalam makalah ini. Untuk itu keritik dan saran
dari teman teman yang sifatnya membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan
tugas selanjutnya

22
Daftar Pustaka

http://www.materibelajar.id/2016/03/sistem-pemerintahan-desa-di-negara.html
https://masguruonline.wordpress.com/2013/09/25/lembaga-pemerintahan-kabupaten-kota-
dan-provinsi/
https://risehtunong.blogspot.com/2016/09/peran-pemerintah-provinsi-dalam.html

23
PERTANYAAN DAN JAWABAN

A. PERTANYAAN
1. Dhela Mayasari (17120111)
Mengapa diberlakukan otonomi daerah dan masih ada daerah yang tertinggal?
2. Vian Tanjung Istiyaning (17120102)
Kedudukan Pemerintah Pusat pada makalah halaman 4 bersifat concurrent, sebutkan
konkrit dari sifat concurrent.
3. Nisrina Haniffa (17120115)
Pemerintah Provinsi mempunyai peran pengawasan dan pembinaan terhadap desa.
Apakah hal tersebut sudah terlaksana? Serta berikan buktinya !
4. Mayaratih (17120106)
Lembaga Pemerintah Desa apakah bisa menyusun aturan tanpa ada aturan diatasnya
seperti Bupati?
5. Kartika Selvi Sekar Tanjung (17120114)
Tahap pelaksanaan infrastuktur sering terjadi penyelewengan anggaran. Bagaimana cara
mengatasi penyelewengan tersebut menurut kelompok anda?
6. Ulfatin Fiffit Fitriyani (17120113)
Jelaskan hubungan otonomi daerah dan pembangunan!
7. Intan Ayu Yuliyanti (17120094)
Jelaskan maksud dari pengendalian pembangunan nasional secara makro menurut
kelompok anda !
8. Anggita Wulandari (17120119)
Jelaskan hubungan structural fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah !

B. JAWABAN !
Jawaban nomor 5
1. Pada tahun 2011 untuk meminimalisir tunggakan telah dilakukan rekruitmen personil
UPK bagian mikro kredit yang bertugas dilapangan untuk melakukan penagihan kepada
kelompok mengingat lokasi yang cukup jauh dari kecamatan.

24
2. Melakukan Pembinaan kelompok melalui pembinanan administrasi kelompok –
kelompok peminjam baik SPP maun UEP seperti : Pemahaman system perguliran SPP-
UEP, kelompok diajari cara membuat proposal pengajuan kredit, penataan pembukuan
dalam kelompok dan lainnya.
3. Proses verfikasi yang lebih teliti seperti bersama UPK, Tim Verifikasi sebelum
melakukan kunjungan lapangan harus melakukan penelitian terhadap proposal pengajuan
pinjaman.
4. Pembenahan proposal dengan mencantumkan profil kelompok peminjam agar bisa
diketahui kegiatan kelompok.
5. Memberikan pencerahan kepada pelaku-pelaku PNPM MPd baik didesa maupun di level
kecamatan tentang penegakan aturan PNPM MPd dan dana bergulir.
6. Mengefektifkan peran BKAD dalam penanganan dan pencegahan permasalahan yang
timbul di kecamatan.

Jawaban nomor 2
Contoh konkrit dari sifat concurrent yaitu
 Menetapkan hari libur keagamaan secara nasional.
 Mengangkat hakim dan jaksa.
 Membentuk kepolisian negara.
 Membentuk angkatan bersenjata.

Sanggahan nomor 2
1. Vian Tanjung Istiyaning (17120102) : Apakah contoh tersebut sudah termasuk kriteria
eksternalitas dan kriteria efisiensi ?
2. Dewi Purbosari (17120110) : Sudah karena dalam menentukan hal yang bersifat
concurrent perlu dipertimbangkan dampak/akibatnya, ketepatan, dan kecepatan hasil
yang akan dicapai. Contohnya saat pendaftaran abdi negara (polisi/TNI), pertama mereka
diseleksi di kabupaten dari mulai ukur tinggi badan, berat badan, serta tes. Setelah
mereka tes di kabupaten akan dipilah dan lolos untuk menuju tahap selanjutnya ke
daerah/provinsi di polda, di polda juga melalui tahap tes tinggi badan, berat badan,
sampai psikotes dan baru dinyatakan lolos dan bisa melanjutkan pendidikan.

Jawaban nomor 3
Peran Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan menurut kami sudah terlaksana tetapi
belum sempurna karena kenyataannya masih banyak desa atau daerah yang belum terealisasi
oleh pemerintah. Jalanan yang masih banyak lubang dan becek, namun itu hanya dibiarkan

25
saja, saat pencalonan janji-janji mereka untuk membenahi desa kenyataannya tidak ada.
Benar pihak desa sudah mengajukan proposal ke pemerintah dan ada yang sampai ada yang
tidak, namun dana yang seharusnya sekian untuk desa tersebut tetapi kenyataannya sampai di
pihak desa tida sesuai dengan nominal awal karena ulah tikus-tikus nakal. Karena politik
Indonesia masih (money politik) mana yang ber-uang dia yang berkuasa, meski mempunyai
kemapuan dan berijazah S1 pun akan kalah dengan yang ber-uang.

Sanggahan nomor 3
1. Nisrina Haniffa (17120115) : Tetapi kan kita sebagai mahasiswa yang menjadi penerus
bangsa bisa memilah mana yang baik untuk menjadi pemimpin kita dan mana yang tidak
!
2. Dewi Purbosari (17120110) : Iya memang kita sebagai mahasiswa seharusnya bisa
memilah mana yang baik untuk jadi pemimpin dan mana yang tidak, tetapi apakah
masyarakat yang lain yang berpendidikan akan berfikir sama dengan kita mahasiswa?
Tidak karena masih banyak masyarakat diluar sana yang kurang pendidikannya.
3. Nisrina Haniffa (17120115) : Tapi kan sekarang diwajibkan pendidikan 12 tahun !
4. Dewi Purbosari (17120110) : Iya memang diwajibkan, tetapi pemikiran individu yang
satu dengan yang lain berbeda tidsk mesti pendidikan tinggi tapi bisa memilah pemimpin
yang benar-benar baik jadi pemimpin. Karena politik Indonesia masih (money politik)
mana yang ber-uang dia yang berkuasa, meski mempunyai kemapuan dan berijazah S1
pun akan kalah dengan yang ber-uang.

26

Anda mungkin juga menyukai