II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pemahaman dan kemampuan petugas kesehatan dalam
melakukan pencegahan bunuh diri pada pasien yang beresiko
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pemahaman petugas kesehatan terhadap faktor risiko
terjadinya tindakan bunuh diri.
b. Meningkatnya pemahaman dan kemampuan petugas kesehatan dalam
deteksi dini kecenderungan tindakan bunuh diri dan penatalaksanaannya.
BAB II
DEFINISI
1. Definisi Umum
Menurut WHO (tahun 2001) yang mengacu pada pendapat Emile
Durkheim (seorang sosiolog), membagi bunuh diri menjadi empat kategori
sosial yaitu bunuh diri egoistik, altruistik, anomik dan fatalistik.
Bunuh diri egoistik terjadi pada orang yang kurang kuat integrasinya
dalam suatu kelompok sosial. Misalnya orang yang hidup sendiri lebih rentan
untuk bunuh diri daripada yang hidup di tengah keluarga, dan pasangan yang
mempunyai anak merupakan proteksi yang kuat dibandingkan yang tidak
memiliki anak. Masyarakat di pedesaan lebih mempunyai integritas sosial
daripada di perkotaan.
Bunuh diri altruistik terjadi pada orang-orang yang mempunyai integritas
berlebihan terhadap kelompoknya, contohnya adalah tentara Jepang dalam
peperangan dan pelaku bom bunuh diri.
Bunuh diri anomik terjadi pada orang-orang yang tinggal di masyarakat
yang tidak mempunyai aturan dan norma dalam kehidupan sosialnya.
Bunuh diri fatalistik terjadi pada individu yang hidup di masyarakat yang
terlalu ketat peraturannya.
Dalam hal ini individu dipandang sebagai bagian di masyarakat dari sudut
integrasi atau disintegrasi yang akan membentuk dasar dari sistem kekuatan,
nilai-nilai, keyakinan dan moral dari budaya tersebut.
Perkembangan terakhir dari ilmu bunuh diri telah memberikan pandangan
baru berdasarkan interaksi dari faktor biologis (biokimia dan neuroendokrin),
psikologis (perasaan dan keadaan emosional) dan sosial dari seseorang.
Pandangan ini memberikan pengertian yang lebih baik tentang bunuh diri dan
penatalaksanaannya yang bersifat lebih komprehensif.
2. Definisi operasional
a. Petugas Kesehatan adalah dokter, perawat, bidan dan kader kesehatan
yang bekerja di pelayanan kesehatan seperti di Puskesmas, RSU, klinik
di perusahaan dan praktek dokter swasta.
b. Tindakan bunuh diri atau suicidal act adalah tindakan yang meliputi
bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
c. Bunuh diri atau suicide atau committed suicide adalah tindakan
merusak diri sendiri atau menggunakan zat (obat atau racun) yang
mengakibatkan kematian.
Bunuh diri mikro (microsuicide): kematian akibat perilaku
bunuh diri misalnya bunuh diri “pelan-pelan” atau yang terdapat
pada orang-orang yang dengan sengaja tidak mau berobat
meskipun menderita sakit, mogok makan, diet berlebihan dan
sebagainya.
Bunuh diri terselubung (masked suicide): orang yang sengaja
melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian dengan cara
terselubung, misalnya mendatangi tempat kerusuhan sehingga
terbunuh, olah raga yang berbahaya, overdosis pada pasien
ketergantungan zat dan sebagainya.
d. Percobaan bunuh diri atau attempted suicide adalah tindakan dengan
sengaja merusak diri sendiri atau menggunakan zat (obat atau racun)
dengan tujuan mengakhiri kehidupan yang tidak mengakibatkan
kematian, namun membutuhkan intervensi medik psikiatrik.
e. Risiko bunuh diri adalah suatu keadaan meningkatnya tendensi untuk
melakukan bunuh diri.
3. Pencegahan bunuh diri
Pencegahan bunuh diri meliputi pencegahan primer, sekunder
dan tersier:
a. Pencegahan primer adalah tindakan mencegah sebelum orang
mempunyai niat melakukan tindakan bunuh diri dengan memperhatikan
faktor-faktor risikonya.
b. Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan terapi yang tepat pada
orang yang telah melakukan percobaan bunuh diri.
c. Pencegahan tersier adalah tindakan untuk mencegah berulangnya
percobaan bunuh diri.
4. Perbedaan antara percobaan bunuh diri dan bunuh diri:
Percobaan bunuh diri Bunuh diri
5. Landasan Hukum
a. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
b. Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
c. Kepmenkes No 220/Menkes/SK/III/ 2002 tentang Pedoman Umum
Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TP-KJM)
BAB III
RUANG LINGKUP