AMIR HULOPI
Username 19300318010065
Materi :
Logika Matematika & Matematika Diskrit
Dari tabel (1) di atas diperoleh kesimpulan akhir ((𝑝 ⟹ 𝑞)Λ(𝑟 ⇒ 𝑞)) ⟹ ((𝑝 ⟹ 𝑟) ⟹ 𝑞) bernilai (BBBBBBBS)
Hal ini menunjukan bahwa nilai kebenaran ((𝑝 ⟹ 𝑞)Λ(𝑟 ⇒ 𝑞)) ⟹ ((𝑝 ⟹ 𝑟) ⟹ 𝑞) tidak bernilai salah saja ataupun benar saja.
Sehingga dikatakan bahwa ((𝑝 ⟹ 𝑞)Λ(𝑟 ⇒ 𝑞)) ⟹ ((𝑝 ⟹ 𝑟) ⟹ 𝑞) Bukan merupakan TAUTOLOGI maupun KONTRADIKSI.
b. 𝑝 Λ(~𝑝 Λ 𝑞)
Sedangkan untuk penyataan majemuk 𝑝 Λ(~𝑝 Λ 𝑞) dengan menggunakan hukum – hukum
aljabar proposisi dapat ditunjukan sebagai berikut :
𝑝 Λ(~𝑝 Λ 𝑞) ≡ (𝑝 𝛬~𝑝)𝛬 𝑞 … … … … … … … . . (𝐻𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑡𝑎𝑡𝑖𝑓)
≡ s Λ 𝑞 … … … … … … … … … … (𝐻𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛)
≡ 𝐬 … … … … … … … … … … . . (𝐻𝑢𝑘𝑢𝑚 𝐼𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠)
Dari tabel (2) Di atas diperoleh kesimpulan bahwa pernyataan majemuk 𝒑 𝚲(~𝒑 𝚲 𝒒) bernilai
(SSSS).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan majemuk 𝑝 Λ(~𝑝 Λ 𝑞) merupakan
sebuah KONTRADIKSI.
2. Buktikan keabsahan argumen berikut dengan menuliskan langkah dan aturan-aturan yang digunakan
untuk pembuktian.
(𝑝 ∧ 𝑞) ⟹ (𝑟 ∧ 𝑠)
∼𝑟 ∨∼𝑠
∴∼𝑝 ∨∼𝑞
Penyelesaian.
Argumen adalah kumpulan dari satu atau beberapa premis beserta kesimpulan/konklusinya
yang diambil secara sahih/valid. Berikut ini akan dibuktikan keabsahan argumen di atas :
1. (𝑝 ∧ 𝑞) ⟹ (𝑟 ∧ 𝑠)
2. ∼ 𝑟 ∨ ∼ 𝑠
3. ∼ (𝑟 ∧ 𝑠) …………………………………………… (2 Hukum DeMorgan)
4. ∼ (𝑝 ∧ 𝑞) …………………………………………… (1,3 Modus Tollens)
5. ∼ 𝒑 ∨ ∼ 𝒒 ……………………………………………. (4 Hukum DeMorgan)
Penyelesaian.
Menentukan solusi dari persamaan sama dengan masalah menentukan berapa banyak obyek 𝑥1
terambil, berapa banyak obyek 𝑥2 terambil, dan berapa banyak obyek 𝑥3 terambil. Oleh karena itu,
masalah ini sama dengan masalah menentukan kombinasi 𝑘 dari 𝑛 obyek.
Fungsi pembangkit untuk kemungkinan terambilnya obyek 𝑥1 , untuk 𝑥1 ≥ 2 adalah
1 1 − (1 − 𝑥 2 ) 𝑥2
𝑃1 (𝑥) = 𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 + ⋯ = − (1 + 𝑥) = =
1−𝑥 1−𝑥 1−𝑥
Fungsi pembangkit untuk kemungkinan terambilnya obyek 𝑥2 , untuk 0 ≤ 𝑥2 ≤ 3 adalah
2 3
1 − 𝑥4
𝑃2 (𝑥) = 1+𝑥+𝑥 +𝑥 =
1−𝑥
Fungsi pembangkit untuk kemungkinan terambilnya obyek 𝑥3 , untuk 3 ≤ 𝑥3 ≤ 5 adalah
1 − 𝑥3 𝑥3 − 𝑥6
𝑃3 (𝑥) = 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 = 𝑥 3 (1 + 𝑥 + 𝑥 2 ) = 𝑥 3 ( )=
1−𝑥 1−𝑥
Maka diperoleh koefisien 𝑥 20 , pada saat nilai 𝑘 = 15, 12, 11, 𝑑𝑎𝑛 8
Koefisien 𝑥 20 adalah
15 + 2 15+5 12 + 2 12+8 11 + 2 11+9 8 + 2 8+12
( )𝑥 −( )𝑥 −( )𝑥 +( )𝑥
15 12 11 8
= 136𝑥 20 − 91𝑥 20 − 78𝑥 20 + 45𝑥 20
= 𝟏𝟐𝒙𝟐𝟎
Dengan demikian banyaknya solusi dari persamaan 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 20 dengan syarat
Penyelesaian
Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebaiknya didefinisikan dulu apa itu graf bipartisi.
Graf bipartisi ialah Graf 𝐺 yang himpunan titiknya dapat dikelompokkan menjadi dua himpunan
bagian 𝑉1 dan 𝑉2, sedemikian sehingga setiap sisi di dalam 𝐺 menghubungkan sebuah titik di 𝑉1 ke
sebuah titik di 𝑉2, dan dinyatakan sebagai 𝐺(𝑉1, 𝑉2 ).
Selanjutnya graf di atas akan dipartisi sebagai berikut :
Graf tersebut dikelompokan menjadi dua himpunan bagian 𝑉1 & 𝑉2 sedemikian sehingga setiap sisi di
dalam 𝐺 menghubungkan sebuah titik di 𝑉1 ke sebuah titik di 𝑉2 sebagai berikut:
G V1 V2
a b
c d
f e
h g
Ya!, Graf di atas merupakan graf bipartisi, karena graf tersebut dapat dikelompokan menjadi dua
himpunan bagian 𝑉1 & 𝑉2 sedemikian sehingga setiap sisi di dalam 𝐺 menghubungkan sebuah titik di
𝑉1 ke sebuah titik di 𝑉2.
Apakah graf tersebut merupakan graf bipartisi ?
Jawab :
Apabila setiap titik di 𝑉1 bertetangga dengan semua titik di 𝑉2, maka 𝐺(𝑉1 , 𝑉2 ) disebut sebagai graf
bipartisi lengkap. Akan tetapi ada beberapa titik di 𝑉1 tidak bertetangga dengan beberapa titik di 𝑉2,
contohnya titik a. Titik a ini bertetangga dengan b,d,e tetapi tidak bertetangga dengan g. Sehingga dapat
dikatakan bahwa graf di atas Bukan graf bipartisi lengkap.
5. Perhatikan graf berikut. Tersedia enam warna berbeda untuk mewarnai semua titik sehingga dua titik
yang bertetangga (adjacent) berbeda warna. Ada berapa cara mewarnai semua titik tersebut?
Penyelesaian
Kita namakan graf di atas sebagai graf G. Pertama – tama , terlebih dahulu ditentukan bilangan k
terkecil sehingga graf tersebut dapat diwarnai dengan k warna, atau yang dikenal dengan sebutan
Bilangan Kromatik yang disimbolkan dengan 𝑥(𝐺).
Karena 𝑉(𝐺) = 6 (𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓) maka |𝑉(𝐺)| ≤ 6,
Karena graf G tersebut memiliki graf komplit K4, maka 𝑥(𝐺) ≥ 4
Akibatnya bilangan k terkecil sehingga graf tersebut dapat diwarnai dengan k warna adalah
𝑥(𝐺) = min(𝑘/ 𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎𝑎𝑛 − 𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐺) = 4
Berikut ini disajikan salah satu contoh pewarnaan graf G di atas dengan 4 warna berbeda,
dimana setiap titik yang bertetangga memiliki warna berbeda.
Selanjutnya karena disediakan 6 warna berbeda misalkan (1, 2, 3, 4, 5, 6). Maka banyaknya cara untuk
memilih 4 warna yang akan digunakan dalam pewarnaan graf dari 6 warna berbeda yang telah
disediakan, merupakan kombinasi 4 dari 6. Yaitu;
𝟔!
𝑪𝟔𝟒 = = 𝟏𝟓 𝒄𝒂𝒓𝒂
𝟐! 𝟒!
Karena ada 6 titik (a, b, c, d, e, f) yang akan diwarnai dengan 4 warna berbeda. Sedangkan sesuai dengan
aturan pewarnaan graf, 4 titik graf komplit (a,b,e,f) yang saling bertetangga diberi warna berbeda. Maka
selanjutnya sisanya titik c dan d diberi warna yang dipilih dari 4 warna yang diberikan pada titik – titik
graf komplit tersebut, dengan memperhatikan aturan pewarnaan bahwa titik c dan b , titik d dan e, harus
memiliki warna yang berbeda. Adapun tatacara pemilihan 2 warna untuk titik c dan d adalah sebagai
berikut :
Misalnya 4 warna berbeda yang dipilih dari 6 warna berbeda adalah (1,2,3,4), seperti pada gambar
berikut :
4 3 (2,1,4)
1 2 (3,1,4)
Maka pasangan warna untuk titik d dan c dapat ditentukan dengan cara berikut :
d/c 1 2 3 4
1 1,1 1,2 1,3 1,4
2 2,1 2,2 2,3 2,4
3 3,1 3,2 3,3 3,4
4 4,1 4,2 4,3 4,4
4 3 2
1 2 3
4 3 2
1 2 4
4 3 2
1 2 1
4 3 1
1 2 3
4 3 4
1 2 3
4 3 4
1 2 1
4 3 1
1 2 4
Jadi karena setiap 4 warna yang yang dipilih dari 6 warna berbeda dapat dibentuk 7 cara
pewarnaan graf berbeda, maka untuk 15 cara pemilihan 4 warna berbeda dari 6 warna berbeda
yang telah disediakan di atas dapat dibuat 𝟕𝒙𝟏𝟓 = 𝟏𝟎𝟓 𝒄𝒂𝒓𝒂 pewarnaan graf yang berbeda.
Dengan demikian banyaknya cara untuk mewarnai semua titik sehingga dua titik yang
bertetangga (adjacent) berbeda warna adalah sebanyak 𝟏𝟎𝟓 𝒄𝒂𝒓𝒂