Anda di halaman 1dari 47

SATUAN ACARA PENYULUHAN PMS (PENYAKIT MENULAR

SEKSUAL)

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. RINA WAHYU NINGTIAS (201803032)


2. MOH. SALEH RIYANTO (201803042)
3. PUBY CATY (201803074)
4. MOH. IQBAL ADI S. (201803039)
5. RIADATUN JANNAH (201803004)
6. MUCHLIS GUNAWAN (201803040)
7. RHOBIATUL ADAWIYAH (201803124)
8. KIKI DWI ANJARSARI (201803056)
9. URFITARA SADIDA (201803057)
10. ETIK RETNOWATI (201803063)
11. ALVIN NUR FADHILAH (201803064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Pokok bahasan : Penyakit Menular Seksual

Sub pokok bahasan : Pengenalan dan Pencegahan PMS

Sasaran : Warga Binaan Lapas

Waktu : 50 menit

Tempat : Lapas Kelas 2B Mojokerto

Tanggal : 4 Januari 2019

Pelaksana : Team

1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 50 menit diharapkan para remaja


dapat memahami tentang pentingnya deteksi dini penyakit menular seksual

1.2 Tujuan Khusus


1.2.1 Memahami arti penyakit menular seksual
1.2.2 Memahami macam-macam PMS yang sering ditemukan
1.2.3 Memahami penyebab penyakit menular seksual
1.2.4 Memahami cara – cara mendeteksi penyakit menular seksual
1.2.5 Memahami manfaat melakukan deteksi dini PMS

2. Sub Pokok Bahasan


2.1 Definisi PMS
2.2 Macam –macam PMS yang sering ditemukan
2.3 Penyebab PMS
2.4 Cara – cara mendeteksi PMS
2.5 Manfaat melakukan deteksi dini PMS

3. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 10 menit
- Memperkenalkan diri - mendengarkan
- Menggali pengetahuan
(persepsi).
2 Penyajian - menjelaskan pengertian - Mendengarkan dan 30 menit
PMS memperhatikan
- Tanda – tanda PMS penyuluhan
- Cara pencegahan PMS -Menanyakan hal – hal
- Jenis – jenis PMS yang kurang jelas
- Memberi pertanyaan pada -Menjawab
peserta secara lisan dan pertanyaan
berdiskusi.
3 Penutup - Merangkum materi
- Menjawab salam 10 menit
penyuluhan
- Mengucapkan salam
penutup

4. Metode
Ceramah,tanya jawab

5. Alat bantu
Leaflet ,LCD, laptop
6. Evaluasi :
Pertanyaan
1. Apa yang di maksud dengan PMS?
2. Sebutkan macam-macam PMS ?
3. Apa saja penyebab terjadinya PMS ?
4. Bagaimana cara mendeteksi PMS ?
5. Apa saja manfaat deteksi dini PMS ?
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi PMS

PMS (penyakit menular seksual) merupakan penyakit yang menular


melalui hubungan seksual (hubungan kelamin). Penyakit menular ini akan
lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti
pasangan baik melalui vagina, oral, maupun anal.

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang timbul atau ditularkan


melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya
kelainan-kelainan terutama pada alat kelamin.

Pada laki – laki gejala PMS lebih mudah dikenali atau dirasakan.
Sementara pada waita, sebagian besar tanpa gejala sehingga cendurung tidak
mencari pengobatan. Justru yang tanpa gejala dapat menjadi sumber
penularan penyakit menular seksual.

2. Macam-macam penyakit Menular


a. Gonore (GO atau kencing nanah )

Penyebabnya adalah bakteri Nisseria gonorrhea dengan masa


inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk ke dalam tubuh. Umumnya pada
wanita tidak menimbulkantanda dan gejala. Tanda dan gejala bias di
temukan pada sebagian wanita ketika melakukan pemeriksaan antenatal
dan pemeriksaan IUD, seperti keputihan kental , berwarna kekuningan
nyeri pada panggul, sakit sewaktu menstruasi,dan uretritis yang
menimbulkan keluhan nyeri saat kencing.

Sementara pada pria gejala tampak adalah keluarnya cairan putih


kuning kehijau-hijauan, rasa gatal, panas , nyeri di uretra , bengakak pada
uretra dan berwarna kemerahan.
Orang yang terkena infeksi gonorea dapat mengalami komplikasi
seperti radang panggul, kemandulan, infeksi pada mata yang baru
dilahirkan dan dapat mengakibatkan kebutaan, serta lahir premature.

b. Sifilis (raja singa )

Disebabkan oleh Treponema pallidum gengan masa tanpa gejala


antara 2-6 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman
masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual.

Gejala yang di tunjukkan adalh luka pada kemaluan tanpa rasa


nyeri, bercak merah di tubuh, kelainan saraf , jantung, pembulu darah, dan
kulit.

Komplikasi :

1. Dapat menibulkan kerusakan berat pada otak dan jantung jika tidak
diobati
2. Selama kehamilan dapat di tularkan pada janin dan dapat
menyebabkan keguguran atau lahir cacat
3. Memudahkan penularan HIV
c. Herpes

Disebabkan oleh virus herpes simplex . Masa inkubasi umumnya


bekisar antara 3-7 hari setelah virus berada dalam tubuh, dimulai dengan
rasa terbakar, kesemutan pada tempat masuknya virus.

Gejala :

1. Bintil-bintil berkelompok seperti anggur berair dan nyeri pada


kemaluan
2. Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu
hilang dengan sendirinya
3. Dapat muncul lagi seperti gejala awal, biasanya hilang dan timbul.
4. Membesarkan kelejar getah bening diselakangan
5. Sulit buang air kecil

Komplikasi :

1. Rasa nyeri berasal dari saraf


2. Tertular pada bayi dan menyebabkan lahir muda , cacat bayi, dan lahir
mati
3. Radang tengorokan (faringitis )
4. Infeksi saluran otak (meningitis )
5. Tertular HIV
6. Kanker leher Rahim
d. AIDS (Acquired immune Deficiency Synrom)

Disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang dapat


menyebabkan penurunan system kekebalan tubuh. Masa inkubasinya/
masa tunasnya 6 bulan sampai 10 tahun, rata-rata masa inkubasi 21 bulan
untuk anak-anak , 60 bulan untuk dewasa.

 Cara penularan:
a. Melalui darah
b. Ibu hamil kepada bayinya
c. Jarum suntik
 Pencegahannya:
a. Menunda hubungan seks pra nikah
b. Hubungan seks dengan pasangan yang tetap, hindari bergonta-ganti
pasangan
c. Gunakan kondom
d. Hindari transfuse darah yang tidak jelas asalnya dan menggunakan
jarum suntik yang tidak steril
 AIDS tidak dapat ditularkan dengan :
a. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan
hubungan seks)
b. Bersenggolan dengan penderita
c. Bersentuhan dengan pakaran penderita AIDS
d. Berjabat tangan dengan penderita AIDS
e. Penderita AIDS batuk dan bersin di dekat kita.
f. Berciuman
g. Makanan dan minuman
h. Sama-sama berenang di kolam renang.
 Gejala:
a. Kehilangan BB secara drastic
b. Rasa lelah yang berkepanjangan
c. Sesak napas dan batuk berkepanjangan
d. Pembengkakan di leher dan ketiak
e. Bercak merah kebiruan pada kulit
f. Diare yang berkelanjutan
g. Sering demam (lebih dari 380C) disertai keringat dingin malam hari
tanpa sesak yang jelas.
Cara mengetahui apakah orang benar-benar terkena AIDS dengan
melakukan pemeriksaan darah dan laboratorium di Rumah Sakit.

3. Penyebab terjadinya PMS


a. Melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan
Semakin banyak pasangan dalam berhubungan seksual maka
resiko penularan PMS juga akan semakin meningkat. Mempunyai bayak
pasangan harus sadar bahwa pasangan tersebut adalah orang yang juga
suka berganti – ganti pasangan dalam berhubungan seks.
b. Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
Pemakaian kondom memang tidak berarti menjamin akan terhindar
dari PMS, namun pemakaian kondom dapat mengurangi resiko transmisi
(penularan).
c. Konsumsi alkohol yang berlebihan.
Penggunaan alkohol yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak,
akan menyebabkan pikiran tidak jernih untuk mengambil keputusan.
Termasuk perilaku seks yang tidak aman atau bahkan menyimpang
(melakukan hubungan seksual pervagina, peroral dan peranal)
d. Menggunakan obat – obatan terlarang.
Penggunaan obat terlarang menyebabkan manusia tidak lagi stabil
dalam mengambil keputusan, termasuk mengenai hubngan seksual .
penggunaan jarum suntik secara bergantian juga akan meningkatkan resiko
terkena HIV dan hepatitis.
e. Tidak ada pembekalan ilmu seks
Remaja maupun dewasa muda khusunya wanita lebih muda
terkena PMS dibandingkan dengan orang yang cukup umur hal ini
dikarenakan secara biologis para perempuan muda mempunyai kondisi
fisik yang lebih kecil, dan akan lebih muda robek saat melakukan
intercourse. Servik wanita usia remaja dan muda belum berkembang
dangan sempurna sehingga lebih rentan terkena Clamydia, gonorhea dan
PMS lainnya. Aspek lainnya yang menigkatkan tingginya PMS pada
remaja adalah mereka jarang menggunakan kondom dan lebih cenderung
mengambil resiko dalam hal seksual.

4. Gejala Yang Nampak Akibat PMS


a. Rasa sakit atau gatal di kemaluan
b. Muncul benjolan, bintik atau luka di sekitar alat kelamin
c. Keluarnya cairan yang tidak biasa seperti nanah dari kemaluan.
d. Terjadinya pembengkakan di pangkal paha
e. Rasa sakit pada perut bagian bawah
5. Cara Mendeteksi PMS
A. Tampak diwajah
1. Sipilis
Dapat dideteksi dari luka terbuka yang lebar dibibir dan mulutnya.
Luka biasanya muncul sekitar 3 – 6 minggu setelah hubungan seksual
2. Herpes genital
Dapat dideteksi dari luka dingin disekitar mulut,
3. Clamydia
Dapat terlihat di mata (pink eye) dan beresiko menyebabkan kebutaan
B. Mengenali tanda – tanda
1. Pada wanita
a) Keputihan berwarna kuning atau hijau
b) Keputihan yang berbau
c) Perdarahan diluar siklus haid atau setelah berhubungan intim
d) Nyeri saat hubungan
e) Nyeri perut bawah
2. Pada pria
a) Keluarya cairan pada penis
b) Iritasi pada alat kelamin
3. Dengan pemeriksaan lab
a) Pemeriksaan sampel urine : dapat mendeteksi clamydia dan
gonorrhea
b) Pemeriksaan sampel darah : dapat mendeteksi herpes, sifilis, dan
HIV
c) Pemeriksaan sampel luka (Swab) : kutil kelamin (HPV), kanker
servik pada wanita dan sifilis, gonorhea, clamydia pada wanita dan
pria.

6. PENCEGAHAN INFEKSI PMS SECARA UMUM


1. Gunakan perilaku seksual sehat
2. Hindari hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.
3. Gunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual.
4. Periksakan segera bila ada gejala PMS yang dicurigai
7. Manfaat melakukan deteksi dini PMS

Dapat mengenali penyakit menular seksual lebih awal sehingga


penyakit dapat diatasi lebih dini dan tidak sampai terjadi komplikasi. Dan
dapat mengurangi penularan penyakit kelamin.
DAFTAR PUSTAKA

Kumalasari, Intan, kesehatan reproduksi, salemba medika, Jakarta, 2012

Widoyono MPH, epidemiologi penularan, pencegahan, & pemberantasan penyakit


menular, Erlangga, Jakarta : 2008

http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/50-artikel-kesehatan/147-penyakit-
menular-seksual.html
DOKUMENTASI PMS
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAGEMEN STRES

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. RINA WAHYU NINGTIAS (201803032)


2. MOH. SALEH RIYANTO (201803042)
3. PUBY CATY (201803074)
4. MOH. IQBAL ADI S. (201803039)
5. RIADATUN JANNAH (201803004)
6. MUCHLIS GUNAWAN (201803040)
7. RHOBIATUL ADAWIYAH (201803124)
8. KIKI DWI ANJARSARI (201803056)
9. URFITARA SADIDA (201803057)
10. ETIK RETNOWATI (201803063)
11. ALVIN NUR FADHILAH (201803064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2019
SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Topik Penyuluhan : Manejemen Stress

Sasaran : Penghuni Lapas Mojokerto yang mengalami


koping tidak efektif

Tempat : Lapas Mojokerto

Hari/ Tanggal : Senin, 04 Februari 2019

Waktu : Pukul 09.30 WIB

Pengorganisasian Tempat

Penyuluhan akan dilakukan di Mojokerto yang akan dihadiri oleh


penghuni lapas dengan jumlah 20 orang.

Penyuluh

Fasilitator Audiens Fasilitator Audiens Pembimbing

Fasilitator Audiens Fasilitator Audiens


1. Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatantentang manajemen
stress diharapkan penghuni Lapas Kota Mojokerto dapat mengerti dan
menerapkan manajemen stress dalam menghadapai suatu masalah.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan penghuni lapas dapat :
1. Mengidentifikasi dan mengemukakan penyebab stress pada dirinya
2. Mengidentifikasi dampak stress yang terjadi pada dirinya
3. Menyebutkan kembali cara-cara menangani stress.
2. Materi
(Terlampir) :
3. Metode
a. Konsultasi
b. Diskusi
4. Media
a. LCD/proyektor
b. Leaflet manajemen stress
5. Strategi Pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Waktu Media Alat bantu


1. Preoperasional
1. Mengucapkan salam 5 menit Ceramah
( pembukaan 2.
) Menjelaskan tujuan
dan kontrak waktu Ceramah
3. Menjelaskan materi Ceramah
dan kontrak waktu

2. Operasional 1. Mengidentifikasi 10 Diskusi


( inti ) penyebab stress. menit LCD/
2. Mengidentifikasi Proyektor,
dampak stress yang Diskusi Leaflet
terjadi
3. Mengidentifikasi cara
penanganan stress Diskusi
4. Menjelaskan cara
penanganan stress Konsultasi

1. Mengevaluasi secara
lisan dan melihat
3. Post tingkat pemahaman Tanya
operasional tentang diskusi 10 jawab
( penutup ) tentang manajemen menit
stress
2. Memberikan salam
penutup

Ceramah
6. Evaluasi
1. Jenis evaluasi yang digunakanevaluasiformatif
2. Menggunakan teknik evaluasi secara lisan, penghuni lapas mampu :
a. Mengidentifikasi penyebab stress pada dirinya.
b. Mengidentifikasi dampak stress yang terjadi pada dirinya.
c. Mengidentifikasi cara penanganan stress yang telah dilakukan.
d. Menjelaskan cara-cara penanganan stress yang efektif.

7. Perorganisasian
Penyuluh : Mahasiswa Profesi STIkes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Tugas : Menjelaskan tentang manajemen stress
Lampiran
Manajemen Stress

A. Tujuan Manajemen Stress


1. Mengenal penyebab stress dan mengetahui tekhnik –tekhnik mengelola
stres.
2. Orang lebih baik menguasai stress dalam kehidupan dari pada di himpit
olehnya

B. Pengertian
Stress adalah reaksi setiap individu terhadap tuntutan lingkungan yang
tidak dapat diatasi secara pasti, reaksi pikiran, perasaan dan fisik.Stress
adalah suatu keadaan dimana “mental” kita lelah (kelelahan mental).

C. Sifat Stress
1. Stress Positif (p – stress)
Mendorong pelakunya lebih pro–aktif, memacu alam pikiran untuk
menghadapi masalah yang menjadi sumber stress tersebut.
2. Stress Negatif (n – stress)
Yang menyebabkan hidup tidak bergairah, semakin lesu.Menimbulkan
permasalahan: rasa cemas, depresi dan gangguan fisik.
3. Stress Negatifmenjadi stress positif
Kegagalan kemarin bisa saja menyeret diri ke stress negatif. Namun bagi
mereka yang berpikiran besar hal tersebut akan diarahkan ke situasi,
dimana hal-hal positif dan membangun yang akan mengantikan suasana
hati dan pikiran.

D. Penyebab Stress
1. Faktor Lingkungan
a. Ketidak pastian ekonomi
b.Ketidak pastian politik
c. Gap –Tek (gagap – tekhnologi)
d.Kemacetan lalu lintas
e. Polusi
f. Birokrasi badan pemerintahan
2. Faktororganisasi
a. Gangguan Komunikasi
b. Birokrasi berlebihan
c. Pimpinan yang Otoriter
d. Perubahan organisasi
3. FaktorDiri
a. Salah Pengelolaan hidup
b. Problem Keluarga
c. Target tidak realistis
d. Perkawinan Tidak harmonis
e. Kebiasaan buruk

E. Dampak Stress
1. Gangguan Fisik
a. Berkeringat
b. Jantung berdebar
c. Kadar Kolesterol
d. Gangguan Saluran Pencernaan
e. Gangguan Suplai udara
f. Hormon seks
g. Kadar gula & insulin
h. Peningkatan Tekanan Darah

2. Gangguan Psikologi
a. Lupa
b. Insomnia / susah tidur
c. Mudah marah
d. Hasrat seks berubah
e. Kebiasaan makan berubah

3. Gangguan Perilaku
a. Super sensitif
b. Efesiensi naik turun
c. Produktifitas naik/turun .Perilaku berubah – kasar/keras

F. Manajemen Stress
1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi
makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna secara rutin.
2. Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu terapi
untuk mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur memberi
kesempatan pada otak untuk relax.
3. Lakukan Olah raga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar
zat”endorphine” yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang
yang senang berolahraga umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan positif
berasal dari pikiran positif, tindakan negatif berasal dari pikiran negatif.
Tidak ada orang yang berhasil dalam hidupnya kalau selalu berfikiran
negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.
5. Lakukan “hobby” atau hal-hal yang menyenangkan, karena hobby
membuat rilex dan sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang ada.
6. Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan ragu,
sebagai contoh : merubah penampilan yang secara psikologis hal ini
menambah semangat baru.
7. Teknik relaksasi dengan tarik napas dalam.
8. Berkomunikasi secara asertif atau bertutur kata baik.
9. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/bernyanyi dan bersosialisasi
dengan teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak memendam masalah
sendiri)
10. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat pada
semua orang, bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang berhasil atau
tidak tetaplah bersyukur

G. Manfaat Managemen Stress


Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, daya ingat dan daya pikir, kualitas
tidur, kualitas hubungan sosial, kualitas hubungan seksualitas, produktifitas,
lingkungan kerja yang sehat dan dinamis, serta mengurangi resiko terkena
penyakit seperti jantung dan stroke.
DOKUMENTASI MANAGEMEN STRES
SATUAN ACARA PENYULUHAN HEPATITIS

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. RINA WAHYU NINGTIAS (201803032)


2. MOH. SALEH RIYANTO (201803042)
3. PUBY CATY (201803074)
4. MOH. IQBAL ADI S. (201803039)
5. RIADATUN JANNAH (201803004)
6. MUCHLIS GUNAWAN (201803040)
7. RHOBIATUL ADAWIYAH (201803124)
8. KIKI DWI ANJARSARI (201803056)
9. URFITARA SADIDA (201803057)
10. ETIK RETNOWATI (201803063)
11. ALVIN NUR FADHILAH (201803064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HEPATITIS

Topik : Hepatitis

Sub Topik : Pencegah dan Penanganan Hepatitis

Hari/Tanggal : Senin, 11 Januari 2019

Waktu : 50 menit

Tempat : Lapas Kelas 2B Mojokerto

Peserta : Warga Binaan Lapas

1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelalah di lakukannya penyuluhan tentang hepatitis di harap kan bapak
dan ibu warga bumi bisa mengerti apa itu hepatitis.
1.2 Tujuan Khusus
setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit warga binaan lapas mampu
memahami :
1.2.1 Memahami pengertian dari hepatitis
1.2.2 Memahami gejala yang timbul
1.2.3 Memahami jenis virus hepatitis
1.2.4 Memahami penyebab dari hepatitis
1.2.5 Memahami cara penanganan dan pengobatan hepatitis
2. Sub Pokok Pembahasan
2.1 Pengertian hepatitis
2.2 Gejala hepatitis
2.3 Jenis virus hepatitis
2.4 Penyebab hepatitis
2.5 Cara pengobatan dan penanganan hepatitis

3. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 10 menit
- Memperkenalkan diri - mendengarkan
Menggali pengetahuan
(persepsi).
2 Penyajian 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan 30 menit
pengertian dan
Hepatitis memperhatikan
2. Gejala Hepatitis penyuluhan
3. Jenis – jenis 2. Menanyakan hal
Hepatitis – hal yang
4. Penyebab Hepatitis kurang jelas
5. Cara pencegahan 3. Menjawab
dan penanganan pertanyaan
Hepatitis
- Memberi pertanyaan
pada peserta secara
lisan dan berdiskusi.

3 Penutup 1. Merangkum materi- Menjawab salam 10 enit


penyuluhan
2. Mengucapkan
salam penutup

4. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

5. Alat Bantu
1. Leaflets
2. Power poin
3. LCD
4. Laptop

6. Evaluasi
Pertanyaan
1. Apa yang di maksud dengan Hepatitis
2. Sebutkan gejala Hepatitis ?
3. Apa saja jenis virus Hepatitis?
4. Apa saja penyebab terjadinya Hepatitis ?
5. Bagaimana cara pengobatan dan penanganan Hepatitis?
MATERI PENYULUHAN

HEPATITIS

2.1 Pengertian Hepatitis


Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau
obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari
6 bulan disebut “hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan
disebut “hepatitis kronis”.
Penyakit hepatitis atau radang hati adalah suatu proses peradangan pada
jaringan hati, penyebab hepatitis secara umum di sebabkan oleh virus,
kekurangan vitamin, kekurangan gizi, bakteri atau kuman penyakit, obat-
obatan dan alkohol, cacing.

2.2 Tanda Dan Gejala Hepatitis


1. Demam ringan
2. Badan lemah dan lesu
3. Nyeri pada otot
4. Tidak nafsu makan/nafsu makan turun drastic
5. Air seni berwarna gelap dan tinja berwarna pucat
6. Kulit badan dan bola mata terlihat kekuning kuningan

2.3 Jenis-jenis Virus Hepatitis


1. Virus hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA
untai tunggal dan disebabkan oleh vius RNA dari famili enterovirus serta
dapat terjadi pada usia anak – anak dan dewasa muda
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral.
Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-
negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi
melalui air dan makanan. Masa inkubisi 15-45 hari, rata- rata 30 hari pada
usia anak-anak dan dewasa muda.
2. Virus hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan ad\gen virus DNA
bersalubang ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Masa inkubasi 50-
180 hari dengan rata – rata 60-90 hari.
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B
ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di
antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama,
atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria
homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus
kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh
orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan
Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker hati.
3. Virus hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen
virus RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Masa
inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50 hari.
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah.
Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang
menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui
hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
“penyakit hati alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.
4. Virus Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan
agen virus RNA untai tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara
penularan terutama darah tapi sebagian melalui hubungan seksual dan
parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari
yang terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV,
penderita hemovilia dan resipien konsentrat faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena
memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka
hanya penderita hepatitis B yang beresiko terkenahepatitis D. Antibodi
anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium
memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B
kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan
berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.
5. Virus Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH
dengan agen virus RNA untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan
fekal-oral dan melali air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga
pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko
penularannya pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada daerah
endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil
berdiameterkurang lebih 32-34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis
hepatitis non-A, non-B,pemeriksaan serologis untuk HEV menggunakan
pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
6. Virus Hepatitis Toksik
Mendapat riwayat pajanan atau kontak dengan zat-zat kimia, obat
atau preparat lain yang bersifat hepatotoksik. Gejala yang dijumpai adalah
anoreksia, mual dan muntah. Pemulihan cepat apabila hepatotoksin
dikenali dandihilangkan secara dini atau kontak dengan penyebabnya
terbatas. Terapi ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penggantian darah,
memberikan rasa nyaman dan tindakan pendukung.
2.4 Penyebab Hepatitis
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima
virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena
infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan
infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah
alkohol dan obat-obatan.

2.5 Cara Pencegahan Dan Penanganan Hepatitis


1. Menjaga kebersihan diri
2. Menghindari makanan yang tidak terjaga kebersihannya
3. Hindari makan daging mentah atau yang kurang matang
4. Jangan membeli makanan pedagang kali lima yang kebersihannya tidak
terjaga
5. Melakukan vaksinasi hepatitis A (Hepatitis B bila perlu), jika belum ada
antibody terhadap hepatitis A
6. Memasak dengan air sampai mendidih adalah metode terbaik untuk
menghilangkan virus hepatitis A
7. Makanan siap saji agar segera di makan secara langsung
8. Menghindari kontak seksual dengan orang yang memiliki akut atau kronis
hepatitis B
9. Menghindari tattoo dan tindikan
10. Menghindari berbagi barang pribadi, seperti pisau cukur atau sikat gigi
dengan orang yang terinfeksi.
11. Orang yang menderita hepatitis jika mempunyai luka yang terbuka agar
menutupnya biar tidak kontak dengan orang lain.
12. Pasien tidak diperbolehkan mendonorkan darah, organ, ataupun sperma.
13. Imunisasi
14. Segera untuk cek kesehatan terdekat

.
DAFTAR PUSTAKA

Aguslina, S., 1997, Hepatitis B Ditinjau dari kesehatan Masyrakat dan Upaya
Pencegahan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Depkes RI, 2002, Imunisasi Hepatitis B, Jakarta.

_______,2001, Penanggulangan Penyakit Hepatitis B, Jakarta


SATUAN ACARA PENYULUHAN SPIRITUAL

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. RINA WAHYU NINGTIAS (201803032)


2. MOH. SALEH RIYANTO (201803042)
3. PUBY CATY (201803074)
4. MOH. IQBAL ADI S. (201803039)
5. RIADATUN JANNAH (201803004)
6. MUCHLIS GUNAWAN (201803040)
7. RHOBIATUL ADAWIYAH (201803124)
8. KIKI DWI ANJARSARI (201803056)
9. URFITARA SADIDA (201803057)
10. ETIK RETNOWATI (201803063)
11. ALVIN NUR FADHILAH (201803064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2019
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Kebutuhan Spiritual

A. Identifikasi Masalah
Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan
makhluk tuhan yang lainnya. Mengapa demikian? Tentu jawabannya karena
manusia telah diberkahi dengan akal dan fikiran yang bisa membuat manusia
tampil sebagai khalifah dimuka bumi ini. Akal dan pikiran ini lah yang
membuat manusia bisa berubah dari waktu ke waktu.Dalam kehidupan
manusia sulit sekali diprediksi sifat dan kelakuannya bisa berubah sewaktu-
waktu. Kadang dia baik,dan tidak bisa dipungkiri juga banyak manusia yang
jahat dan dengki pada sesama manusia dan makhluk tuhan lainnya.
Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap agung atau
maha. Kepercayaan inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai
kontrol manusia dalam bertindak, jadi spiritual juga bisa disebut sebagai norma
yang mengatur manusia dalam berperilaku dan bertindak.
Dalam ilmu keperawatan, spiritual juga sangat
diperhatikan.Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat
dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan, dan sistem
kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati bahwa perawat
menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya
sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual
mencakup hubungan intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan
sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya
dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam hubungannya
dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000).
B. Pengantar
Pokok bahasan : Kebutuhan Dasar Manusia
Sub pokok bahasan : Kebutuhan Spiritual
Tempat : Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Mojokerto
Sasaran : Warga Binaan Lapas
Hari/tanggal : Senin, 11 Februari 2019
Pukul : 09.30 WIB
Waktu : 1x30 menit
C. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan warga binaan
lapas kelas II A Mojokerto mampu memahami tentang konsep kebutuhan
spiritual.
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan warga binaan
lapas kelas II A Mojokerto mengerti dan mampu :
a. Mampu menjelaskan tentang pengertian kebutuhan spiritual
b. Mampu menjelaskan aspek spiritual
c. Mampu menjelaskan karakteristik spiritual
d. Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi spiritualitas
D. Metode
a. Tanya Jawab
b. Diskusi
E. Media
a. Leaflet
b. Power Point
c. Proyektor
F. Materi (Terlampir)
G. Kegiatan
No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan Pra Penyuluhan
(5 menit) a. Persiapan satuan Peserta mulai menempat
penyuluhan tempat duduk
b. Persiapan media
c. Persiapan audien
d. Persiapan lingkungan
Membuka Penyuluhan
a. Memberikan salam · Menjawab Salam
pembuka kepada warga
binaan Lapas Kelas II A
Mojokerto
b. Memperkenalkan diri · Menyimak
c. Menjelaskan maksud dan· Memperhatikan
tujuan penyuluhan ·
2. Isi Acara Menjelaskan materi penyuluhan
(10 menit) secara berurutan dan teratur.
a. Menjelaskan pengertian Menyimak dan
rematik memperhatikan
b. Menyebutkan faktor
resiko timbulnya penyakit
c. Menyebutkan tanda dan
gejala
d. Menyebutkan hal yang
bisa dilakukan agar
rematik tidak kambuh
e. Menyebutkan makanan
yang harus dihindari
f. Menyebutkan kegiatan
yang tidak boleh
dilakukan
g. Menyebutkan cara
mengatur lingkungan
3. Penutup a. Evaluasi Peserta menyebutkan
(10 menit) b. Sasaran dan penyuluhan kembali materi yang sudah
menyimpulkan bersama- di jelaskan
sama mengenai materi
penyuluhan
c. Tanya jawab Peserta berdiskusi
4. Penutup Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan dan
(5 menit) waktu yang diluangkan membalas ucapan terima
perhatian serta peran aktif klien kasih serta salam penutup.
selama mengikuti kegiatan
penyuluhan

H. Evaluasi
1) Prosedur : Tes lisan
2) Jenis test : Pertanyaan terbuka
3) Waktu : Setelah penyuluhan
4) Pertanyaan :
a) Jelaskan kembali tentang pengertian spiritual ?
b) Faktor apa saja yang mempegaruhi spiritual seseorang ?
c) Berikan contoh hubungan spiritual yang baik kepada Tuhan dan antara
sesama manusia!
MATERI

Kebutuhan Spiritualitas
1. Definisi
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha
Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada
Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Spiritualitas mengandung
pengertian hubungan manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan
instrumen (medium) sholat, puasa, zakat, haji, doa dan sebagainya (Hawari,
2002).
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan rnemenuhi kewajiban agama serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan
penuh rasa percaya dengan Tuhan. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan
mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, serta
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf (Kozier, 2004).
Menginventarisasi 10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia (Clinebell dalam
Hawari, 2002), yaitu :
a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara terus-
menerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah
ibadah.
b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan
makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya
(vertikal) dan sesama manusia (horisontat) serta alam sekitarnya
c. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan
keseharian, pengalaman agama integratif antara ritual peribadatan dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan
hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak
melemah.
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi
kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama
secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah, dan berdosa
kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari rasa bersalah
kepada orang lain
f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri (self acceptance dan self
esteem), setiap orang ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh
lingkungannya.
g. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan
masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka
pendek (hidup di dunia) dan jangka panjang (hidup di akhirat). Hidup di
dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi kehidupan yang
kekal di akhirat nanti.
h. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi sebagai
pribadi yang utuh. Di hadapan Tuhan, derajat atau kedudukan manusia
didasarkan pada tingkat keimanan seseorang. Apabila seseorang ingin agar
derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa menjaga dan
meningkatkan keimanannya.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia.
Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan
dengan orang disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena
itu manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam
ini.
j. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilainilai
religius. Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang dengan sering
berkumpul dengan orang yang beriman akan mampu meningkatkan iman
orang tersebut.
2. Aspek spiritualitas
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Dimensi ini
termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan
harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri,
dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spiritual manusia yaitu: arti dan tujuan
hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa percaya dan harapan di waktu
kesusahan (Hawari, 2002).
Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2000) spiritualitas meliputi aspek
sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan
b. Menemukan arti dan tujuan hidup
c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam
diri sendiri
d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.
3. Karakteristik Spiritualitas
Dalam upaya memudahkan pemberian asuhan keperawatan dengan
memerhatikan kebutuhan spiritual penerima pelayanan keperawatan, perawat
mutlak perlu memiliki kemampuan mengidentifikasi atau mengenal
karakteristik spiritualitas yang disajikan sebagai berikut :
a. Hubungan dengan diri sendiri. Kekuatan dalam atau/dan self-relience:
1) Pengetahuan diri (siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya).
2) Sikap (percaya pada diri sendiri, percaya pada kehidupan/masa depan,
ketenangan pikiran, harmoni/keselarasan dengan diri sendiri).
b. Hubungan dengan alam harmonis :
1) Mengetahui tentang tanaman, pohon, margasatwa, dan iklim.
2) Berkomunikasi dengan alam (bertanam dan berjalan kaki),
mengabadikan, dan melindungi alam.
c. Hubungan dengan orang lain harmonis/suportif:
1) Berbagi waktu, pengetahuan, dan sumber secara timbal balik.
2) Mengasuh anak, orang tua, dan orang sakit.
3) Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat, dan lain-lain).
Bila tidak harmonis akan terjadi :
1) Konflik dengan orang lain
2) Resolusi yang menimbulkan ketidak harmonisan dan friksi
d. Hubungan dengan ketuhanan. Agamis atau tidak agamis :
1) Sembahyang / berdoa / meditasi.
2) Perlengkapan keagamaan.
3) Bersatu dengan alam.
Secara ringkas, dapat dinyatakan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan
spiritualnya jika mampu :
a. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di
dunia/kehidupan.
b. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian
atau penderitaan.
c. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya,
dan cinta.
d. Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
e. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.
f. Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.
4. Faktor yang Mempengaruhi Spiritual
Menurut Taylor, Lillis & Le Mone (1997) dan Craven & Himle
(1996), faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah
pertimbangan tahap perkembangan, keluarga, latar belakang etnik dan budaya,
pengalaman hidup selamanya, kritis, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral
terkait dengan terapi serta asuhan keperawatan yang kurang tepat. Untuk lebih
jelas, faktor-faktor tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Tahap perkembangan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak
dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai
persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia,
seks, agama, dan kepribadian anak. Tema utama yang diuraikan oleh semua
anak tentang Tuhan, mencakup hal-hal berikut ini.
1) Gambaran tentang tuhan yang bekerja melalui kedekatan dengan manusia
dan saling keterikatan dengan kehidupan.
2) Mempercayai bahwa tuhan terlibat dalam perubahan dan pertumbuhan
diri serta transformasi yang membuat dunia tetap segar, penuh kehidupan
dan berarti.
3) Meyakini tuhan mempunyai kekuatan dan selanjutnya merasa ikut
menghadapi kekuasaan tuhan.
4) Gambaran cahaya/sinar.
b. Keluarga. Peran orang tua sangat menentukan perkembangan spiritualis
anak. Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua kepada
anaknya tentang tuhan, tetapi tentang apa yang anak pelajari mengenai
tuhan, kehidupan, dan diri sendiri dari prilaku orang tua mereka. Oleh
karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama
anak dalam memersepsikan kehidupan di dunia , pandangan anak pada
umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan
orang tua dan saudaranya.
c. Latar belakang etnik dan budaya. Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi
oleh latar belakang etnik dan dan sosial budaya. Pada umumnya, seseorang
akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar
pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari
hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan
keagamaan. Perlu diperhatikan apapun tradisi agama atau sistem
kepercayaan yang dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual adalah hal
unik bagi tiap individu.
d. Pengalaman hidup sebelumnya. Pengalaman hidup, baik yang positif
maupun pengalaman negatif dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang.
Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara
spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. Sebagai contoh, jika dua orang
wanita yang percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya, kehilangan anak
mereka karena kecelakaan. Salah satu dari mereka akan bereaksi dengan
mempertanyakan keberadaan Tuhan dan tidak mau sembahyang lagi.
Sebaliknya, wanita yang satu terus berdoa dan meminta Tuhan
membantunya untuk mengerti dan menerima kehilangan anaknya.Begitu
pula pengalaman hidup nyang menyenangkan sekali[pun,seperti pernikahan,
pelantikan kelulusan, kenaikan pangkat ataupun jabatan dapat menimbulkan
perasan bersyukur kepada Tuhan, tetapi ada juga yang merasa tidak perlu
mensyukurinya. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai suatu
cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk menguji kekuatan
imannya. Pada saat ini, kebutuhan spiritual akan meningkat yang
memerlukan kedalaman spiritual dan kemampuan koping untuk
memenuhinya.
e. Krisis dan perubahan. Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman
spiritual seseorang (Toth,1992) dan (Craven dan Hirnle (1996). Krisis sering
di alami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderita, proses penuaan,
kehilangan dan bahkan kematian, khusus pada klien dengan dengan
penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan dalam
kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman
spiritual selain juga pengalaman yang bersifat fisik dan emosional. Krisis
dapat berhubungan dengan perubahan patofisiologi, terapi/pengobatan yang
diperlukan, atau situasi yang memengaruhi seseorang. Diagnosis penyakit
atau penyakit terminal pada umumnya akan menimbulkan pertanyaan
tentang sistem kepercayaan seseorang. Jika klien di hadapkan pada
kematian, keyakinan spiritual dan keinginan untuk sembahyang/berdo’a
lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang beroenyakit bukan terminal.
Sebagai catatan, pada bagian akhir bab ini dibahas aspek asuhan
keperawatan pada kasus pasien kanker pada fase terminal.
f. Terpisah dari ikatan spiritual. Menderita sakit terutama yang bersifat akut,
seering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan
pribadi dan sistem dukungan sosial. Klien yang dirawat merasa terisolasi
dalam ruangan yang asing baginya dan merasa tidak aman. Kebiasaan hidup
sehari-hari juga berubah, antara lain, tidak dapat menghindari acara resmi,
mengikuti kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga
atau teman yang biasa memberi dukungan setiap saat diinginkan.
Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat beresiko dapat beresiko
terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.
g. Isu moral terkait dengan terapi. Pada kebanyakan agama,
prosespenyembuhan dianggap sebagai cara tuhan untuk menunjukkan
kebesarannya walaupun ada juga yang menolak intervensi pengobatan.
Prosedur medik sering kali dapat dipengaruhi oleh pengajaran agama,
misalnya sirkumsisi, transplantasi organ, pencegahan kehamilan, dan
sterilisasi. Konflik antara jenis terapi dengan keyakinan agama sering
dialami oleh klien dan tenaga kesehatan.
h. Asuhan keperawatan yang tidak sesuai. Ketika memberikan asuhan
keperawatan kepada klien, perawat diharapkan peka terhadap kebutuhan
spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat
justru menghindar untuk memberi asuhan spiritual. Alasan tersebut, antar
lain karena perawat merasa kurang nyaman dengan kehidupan spiritualnya,
kurang menganggap penting kebutuhan spiritual, tidak mendapatkan
pendidikan tentang aspek spiritual dalam keperawatan, atau merasa bahwa
pemenuhan kebutuhan spiritual klien bukan menjadi tugasnya, tetapi
tanggung jawab pemuka agama.
5. Cara Meningkatkan Spiritual
1. Jadilah Rendah Hati
Cobalah untuk mengembangkan sifat rendah hati. Memandang
semua prestasi yang telah kita raih sebagai karunia Tuhan. Dan pada
semua kesalahan yang telah kita perbuat sebagai kekurangan kita yang
harus kita perbaiki.
2. Menghormati Orang Lain
Sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan hendaknya kita tanamkan
sifat saling menghormati. Dari orang yang memungut sampah sampai
orang kaya pun layak untuk dihormati.
3. Mengembangkan Sikap Toleransi
Belajar untuk mengembangkan sikap toleransi dan memandang
orang baik tanpa ada prasangka buruk. Tolonglah mereka tanpa rasa
pamrih, jika kita bisa menolong. Lalu latih diri sendiri untuk menerima
kehadiran mereka dengan semua kekurangan mereka.
4. Kendalikan Amarah
Amarah adalah seperti api yang mampu membakar segalanya. Jika
ada masalah selesaikanlah masalah dengan kepala dingin dan hati yang
tenang.

5. Kurangi Sifat Egois


Kurangilah sifat egois, seakan akan kita bisa melukakan semua
sendiri tanpa bantuan orang lain. Padahal tanpa orang lain kita bukan
apa-apa. Renungkanlah, lihatlah bintang-bintang, bulan, dan langit, lalu
lihat kita sendiri, maka kalian akan menyadari bahwa diri ini hanyalah
titik kecil di alam semesta ini.
6. Introspeksi Diri
Introspeksi diri secara teratur sebelum tidur untuk dapat
mengamati kekurangan dalam perilaku, tindakan, ucapan, emosi, dan
pikiran.
7. Praktek Spiritual
Luangkan waktu untuk spiritual seperti berdo’a, berdzikir bagi
umat muslim, dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. Dengan melakukan hal itu kita akan merasa tenang dan lebih
dekat dengan Sang Pencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani S.. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: EGC
Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatik. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai