Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ATHRITIS REUMATOID

A. Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Athritis Reumatoid

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti dan mengenal
tentang penyakit Athritis Reumatoid
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian Athritis Reumatoid
b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit Athritis Reumatoid
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit Athritis
Reumatoid
d. Mengerti dan memahami penanganan pada penyakit Athritis
Reumatoid
e. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit Athritis Reumatoid

C. Sasaran
Masyarakat di Kelurahan Srimulya Kecamatan Sematang Borang

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

1
E. Media dan Alat
1. Poster
2. Leaflet

F. Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Mei 2019
Waktu : 10.00 wib s/d Selesai
Tempat : Panti Lanjut Usia Harapan Kita PLG

G. Pelaksanaan

No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu


1 Pembukaan Memberi salam Menjawab salam 5 menit
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
memperhatikan

2 Kegiatan 1. Menjelaskan Mendengarkan dan 15 menit


inti pengertian memperhatikan
penyakit remathoid
arthritis
2. Menjelaskan Mendengarkan dan
penyebab penyakit memperhatikan
remathoid arthritis
3. Menjelaskan tanda Mendengarkan dan
dan gejala penyakit memperhatikan
remathoid arthritis
4. Menjelaskan Mendengarkan dan
penanganan pada memperhatikan
penyakit remathoid
arthritis
5. Menjelaskan Mendengarkan dan
pencegahan memperhatikan
penyakit remathoid
arthritis

2
3 Penutup Tanya jawab § Bertanya dan menjawab 10
Menutup dan§ Menjawab salam menit
mengucapkan salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Standar
a. Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang penyakit remathoid
arthritis
b. Media dan alat dipahami.
c. Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
b. Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti
penyuluhan.
3. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit remathoid
arthritis
b. Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit remathoid arthritis
c. Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit remathoid
arthritis
d. Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit remathoid
arthritis
e. Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit remathoid
arthritis

3
MATERI REMATIK (RHEUMATOID ARTHRITIS)

A. Definisi
Remathoid arthritis merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu
sendi, otot, tulang dan jaringan sekitar sendi. Peradangan kronis pada sendi yg
menyebabkan rasa sakit. Kondisi yang disertai nyeri dan kaku pada tulang.

B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi ada yang
mengatakan karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi ada beberapa pendapat
yang menyebutkan bahwa penyebab rematik terdiri dari:
 Primer : Keturunan dan ketidakseimbangan hormon
 Sekunder : Mengkonsumsi makanan tinggi purin, obat-obatan dan
alkohol
Penyakit rematik kronis atau peradangan sendi yang kronis biasanya
disebabkan oleh adanya gangguan autoimun. Gangguan ini adalah gangguan yang
menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga tubuh tidak dapat melawan
adanya berbagai virus, jamur, ataupun bakteri yang datang menyerang. Biasanya
penyakit rematik menyerang orang-orang yang berusia di atasn 60 tahun. Oleh karena
itu, setelah kita berusia di atas 50 tahun, maka sebaiknya kita tidak terlalu banyak
melakukan kegiatan fisik yang dapat menyebabkan beban pada berbagai anggota
badan yang rentan rematik.

C. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis adalah reaksi tipe II
(imune compleks) dan tipe IV (sel mediated). Jika tidak dapat dicegah, perubahan
patologik pada rematoid arthritis melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation,
fibrous ankylosis dan bony ankylosis.

4
Tahap 1:
Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi yang proliferative
(berkembang buak), yang berawal dalam kapsul sendi, terutama di dalam membran
sinovial (synovitis). Jaringan mengental dalam edema dan kongesti.

Tahap 2:
Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang terinflamasi ini
menghasilakn jaringan yang berisi butiran halus yang berasal dari membran synovial
berlanjut sampai ke permukaan sendi di bagian dalam sendi. Sendi ini jadi terlihat
kemerah-merahan, kasar dan melekat rapat sekali dengan dasar kartilago oleh
pernyerbuan dan pemecahan, dengan mengganggu nutrisi kartilago. Bertambahnya
kerusakan memungkinkan terjadinya butiran halus pannus yang berkembang pada
area yang berekatan dan dalam tulang suchondrial, dengan lebih parah lagi merusak/
menghancurkan kapsul sendi sebuah tulang subchondrial.

Tahap 3:
Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari sendi yang
dipengaruhi, jaringan yang berisi butiran halus menjadi di serang dengan jaringan
kasar fibrous dan diubah menjadi jaringan parut (scar) yang menghambat atau
mencegah pergerakan sendi.

Tahap 4:
Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa berkembang seperti jaringan
fibrous mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan osseous.

D. Tanda dan Gejala


Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism
Assosiation) untuk menegakkan diagnosa adalah:

5
1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita merasa kaku
dari bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam bahkan kadang-kadang
sampai jam 11 rasa kaku tersebut mulai berkurang
2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan pembesaran
tulang (Hyper ostosis) berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on moving)
sekurang-kurangnya didapati satu sendi.
4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya
pada sebuah sendi yang lain.
5. Poli arthritis yang simetris dan serentak (symetrical poliarthritis
simultaneously), serentak disini diartikan jarak antara sakit pada satu sendi
disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu.
6. Didapati adanya nodulus rheumatikus subkutan
7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-
kurangnya dengan kalsifikasi.
8. Test factor rema positif (Rheuma factor test positif)
9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin clot)
10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang
tersebut dibawah ini:
· Villi hypertropi
· Proliserasi jaringan sinovial
· Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
· Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
· Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak
11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema
sekurang-kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah ini:
· Adanya daerah-daerah sel yang mati terletak ditengah-tengah
· Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk
gambaran jeruji sepeda

6
· Didapati sel fibrosis dibagian tepinya
· Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun
Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada sendi-sendi
kecil (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan
bengkak yang khas pada pergelangan tangan bagian dorsal.
Akibat lanjut dari atritis reumatoid dapat terjadi penurunan berat badan,
pengeroposan pada tulang dan aktivitas yang terganggu

E. Pemeriksaan Diagnostik
Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis guna
menegakkan diagnosa pasti yaitu:
1. Pemeriksaan patologi anatomia (PA)
Didapati adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial,
adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan
pusat-pusat nekrosis.
2. Pemeriksaan laboratorium
· Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama
bila RA masih aktif
· C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
· Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
· Sering dijumpai lekositosis
· Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
· Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
· Kadar albumin serum turun dan globulin naik
3. Pemeriksaan radiologi
Didapati tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang
terkena

7
F. Pengobatan
Penatalaksanaan rematoid arthritis dibagi atas:
1. Medikametosa
· Pengobatan simptomatik; pengobatan yang hanya untuk mengurangi tanda
dan gejala, biasanya mengurangi rasa sakit. Obat yang sering dipakai adalah
simple analgesik, anti inflamasinonsteroisd, anti inflamasi golongan steroid
· Pengobatan remitif; pengobatan yang mempengaruhi perjalanan penyakit.
Biasanya digunakan immuno suppressant, obat simtomatik, alkylating
agent, chelating agent, anti malaria, antelmetik.
2. Fisioterapi
Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan kembali bila
sudah terjadi kecacatan
3. Pembedahan
Dilakukan bila pengobatan sudah dilakukan dan belum berhasil, pembedahan
biasanya bersifat ortopedik
4. Psikoterapi
Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan
untuk berobat dan mental penderita supaya kuat/ tabah menghadapi
penyakitnya.
Tujuan pengobatan secara umum adalah:
· Mencegah deformitas
· Menghilangkan rasa sakit
· Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa baik
dirumah maupun ditempat kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari
· Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.

G. Pencegahan
Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:

8
1. Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
2. Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta
Kalsium, seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan,
mangga , pepaya, anggur
3. Makanan yang dihindari yaitu
a. Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
b. Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
c. Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
d. Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
e. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan
produk olahan melinjo

H. Perawatan pada penyakit atritis reumatoid adalah


a. kompres dengan air hangat saat nyeri
b. istirahat yang cukup
c. hentikan aktivitas yang berat
d. konsumsi makanan yang dianjurkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC

Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004


http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm di akses
pada tanggal 03 Januari 2018

Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan
Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-page=4, di
akses pada tanggal 04 januari 2018

10

Anda mungkin juga menyukai