Anda di halaman 1dari 13

HORMON REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

DISUSUN OLEH
SITI AGUSRIANTINA
G1A115099

NAMA DOSEN: dr. Ahmad Syauqy, M.Biomed

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI 2018
A. HORMON REPRODUKSI PRIA

1. HORMON TESTOSTERON
RUMUS KIMIA : C19H28O2

ORGAN YANG MENGHASILKAN


Testis  Sel Sertoli pada Jaringan Testis

FUNGSI HORMON
1. Pada sistem endokrin
Sistem endokrin tubuh memiliki beberapa kelenjar yang
memproduksi hormon. Proses terjadinya testosteron bisa dimulai dari
hipotalamus. Hipotalamus mengirim sinyal pada kelenjar pituitary
(kelenjar di bawah otak) mengenai berapa banyak hormon testosteron
yang dibutuhkan oleh tubuh. Lalu dari kelenjar tersebut dikirim ke testis,
sampai pada tahap testis memproduksi testosteron. Testosteron juga
dapat diproduksi di kelenjar adrenal, namun testosteron yang diproduksi
di kelenjar adrenal hanya sebagian kecil. Ketika laki-laki beranjak
remaja, testosteron berfungsi dalam pembetukan suara, jambang, dan
beberapa bulu di bagian tubuh.
2. Pada sistem reproduksi
Ketika pembuahan terjadi, hormon testosteron membantu terjadi
pembentukan genital laki-laki pada janin. Hal ini terjadi sekitar tujuh
minggu setelah terjadinya pembuahan. Saat laki-laki beranjak remaja,
produksi testosteron pun meningkat, maka mulailah terjadinya
pembentukan dan perubahan lebih lanjut pada penis dan testis. Pada saat
inilah, testis memproduksi sperma setiap harinya dalam jumlah yang
banyak. Ketika testosteron yang dihasilkan rendah, kemungkinan laki-
laki dapat mengalami disfungsi ereksi.
3. Mendorong perubahan fisik dan gairah seksual
Sejak remaja, laki-laki sudah mengalami adanya desakan seksual
atau hasrat seksual. Meningkatnya produksi testosteron juga membuat
laki-laki mengalami perubahan fisik pada testis, penis, dan bulu pubis.
Selain itu, tubuh dan otot laki-laki pun mulai terbentuk karena adanya
peningkatan produksi testosteron ini. Pada usia ini, laki-laki akan
mendapatkan stimulasi seksual bahkan melakukan aktivitas seksual.
Kedua hal ini dapat membuat testosteron yang diproduksi semakin
meningkat.
Selain perubahan fisik, testosteron juga berpengaruh pada
pertumbuhan bulu-bulu halus di bagian tubuh laki-laki. Bulu-bulu halus
akan mulai tumbuh lebat pada bagian tangan, kaki, ketiak dan tidak
jarang tumbuh di bagian dada laki-laki. Bahkan ada laki-laki yang
melakukan terapi testosteron untuk menambah kegagahan fisiknya,
namun perlu Anda ketahui bahwa penambahan testosteron dapat juga
mempengaruhi kulit dan pembesaran dada pada laki-laki. Efek yang
ditimbulkan pada kulit bisa berupa iritasi.
Testosteron juga mampu membuat terbentuknya tulang dan otot.
Jika pada perempuan kekurangan estrogen dapat mengakibatkan risiko
terjadinya osteoporosis, kekurangan testosteron dapat menyebabkan
kepadatan tulang yang terbentuk tidak sempurna. Testosteron juga
berguna untuk membakar lemak pada metabolisme tubuh. Kurangnya
testosteron dapat membuat lemak dalam tubuh bertambah.
4. Membentuk kebiasaan tertentu
Hormon testosteron ini mempengaruhi beberapa kebiasaan
tertentu seperti hal-hal yang berkaitan dengan dominasi dan agresi. Laki-
laki percaya bahwa dengan memenangkan kompetisi dapat membuatnya
lebih percaya diri. Ketika seorang laki-laki kalah dan kurang termotivasi,
biasanya hormon testosteron yang diproduksi saat itu akan rendah.
Rendahnya testosteron yang diproduksi juga dapat mempengaruhi
kurangnya energi pada laki-laki, sehingga sering merembet pada
gangguan tidur

PROSES BIOSINTESIS
Kolesterol sebagai bahan dasar untuk biosintesis berasal dari
plasma darah dalam bentuk LDL dan sebagian disintesis didalam sel
Leydig. Masuknya kolesterol LDL adalah melalui penangkapan kolesterol
LDL reseptor pada permukaan sel Leydig. Jalur sintesis testosterone
adalah melalui pregnenolon kemudian diubah menjadi 17-OH-
prognenolon, berubah lagi menjadi androstenediol dan akhirnya tersintesin
testosterone. (Guyton and Hall.1997)

2. HORMON ESTROGEN
RUMUS KIMIA : C18H24O2
ORGAN YANG MENGHASILKAN
Testis pada Sel Sertoli
FUNGSI ADA PRIA:
- Membantu proses pematangan sperma
BIOSINTESIS

3. HORMON LH (LUTEINIZING HORMONE)


LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
BIOSINTESIS
Luteinizing Hormone (LH) dikenal juga sebagai hormon
gonadotropin karena keduanya merangsang pertumbuhan dan
perkembangan gonad. Merupakan hormon glikoprotein, dimana
kandungan karbohidrat FSH lebih banyak daripada LH (FSH pada kuda,
domba,sapi dan manusia memiliki sampai 25 % karbohidrat). Rantai
karbohidrat terdiri dari monosakarida yaitu mannosa galaktosa, fucosa,
asam sialat dan N-acetylglucosamine. FSH merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel di dalam ovarium, merangsang sekresi estrogen oleh
sel-sel folikel, dan mempengaruhi spermatogenesis di dalam tubuli
seminiferi testis. Sekresi FSH dihambat oleh estrogen dari ovarium dan
testosteron dari sel-sel interstitial testis. LH bersama-sama dengan FSH
merangsang pematangan folikel dan sekresi estrogen, LH menyebabkan
terjadinya ovulasi, penting untuk mempertahankan corpus luteum dan
sekresi progesteron. Pada hewan jantan, LH merangsang pertumbuhan dan
sintesis hormon androgen (testosteron) pada sel-sel interstitial testis (sel
Leydig) sehingga sering disebut juga Interstitial Cell Stimulating Hormone
(ICSH).
B. HORMON REPRODUKSI WANITA

1. HORMON ESTROGEN
RUMUS KIMIA : 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17-
ketosteroid androstenedion.
C18H24O2

FUNGSI :
o Merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti
halnya payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik
seks sekunder.
o Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
o Menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam
memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
o Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara
wanita.
o Mencegah gejala menopause seperti hot flushes (rasa panas
didaerah tubuh bagian atas dan gangguan mood)
o Mempertahankan fungsi otak.
o Mengatur pola distribusi lemak di bawah kulit sehingga
membentuk tubuh wanita yang feminine
o Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas
sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
o Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit,
mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga
kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan
air.
o Produksi sel pigmen kulit

ORGAN YANG MENGHASILKANNYA ADALAH


- Uterus  Sebagaian bear
- Ovarium

PROSES BIOSINTESIS
2. HORMON PROGESTERON
RUMUS KIMIA :
C21H30O2

FUNGSI :
o Mengatur siklus menstruasi. Sekresi Progesteron bersama dengan
Estrogen secara bergantian akan memberikan mekanisme feedback
atau umpan balik atau negatif terhadap Follicle Stimulating
Hormone dan Luteizing Hormone
o Mempersiapkan implantasi. Apabila terjadi pembuahan sel ovum
oleh sel seperma, progesteron akan mempertebal dinding
endometrium sehingga siap untuk proses implantasi
o Mengentalkan secret vagina. Sekret yang kental dapat memberikan
proteksi tambahan terhadap kemungkinan adanya
o Menghambat kontraksi uterus. Pada masa awal kehamilan
progesteron dalam jumlah yang cukup dapat menghambat kontraksi
uterus agar janin tidak lahir prematur atau mengalami.
o Menurunkan Gairah Seksual. Pada masa awal kehamilan progesteron
juga menurunkan gairah seksual, fungsi progesteron ini dibutuhkan
karena keadaan janin yang masih muda dan rentan terhadap
benturan.
o Persiapan ASI. Progesteron juga mempersiapkan payudara untuk
menyusui setelah melahirkan.
Sumber: Hormon Progesteron – Fungsi, Kelebihan, Kekurangan -
Mediskus
ORGAN YANG MENGHASILKANNYA ADALAH
Pada korpus luteum yang dihasilkan oleh terdapat di
Ovarium

PROSES BIOSINTESIS
Progesteron diproduksi dan disekesi di ovarium, terutama di korpus luteum
pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Hormon ini juga disintesis di
korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan skresinya dirangsang oleh
LH. Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian
akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid,
yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi
teradi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas
yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu
perdarahan haid berikutnya.

3. GnRH
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak.
GnRH akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.

STRUKTUR KIMIA
PROSES BIOSINTESIS

4. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap


GnRH.
Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3
jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim
inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

BIOSINTESIS
Biosintesis dan sekresi FSH dan LH dikendalikan secara ketat selama siklus
reproduksi. Fungsi gonadotropin dimodulasi oleh faktor hipotalamus (GnRH,
gonadotropin releasing hormone), faktor hipofisis (regulasi autokrin) dan
umpan balik gonad (steroid dan peptide reproduksi). Terdapat berbagai cara
untuk meregulasi FSH dan LH, termasuk perubahan transkripsi gen, stabilisasi
mRNA, laju sintesis subunit protein, glikosilasi pasca translasi dan perubahan
jumlah sel penghasil gonadotropin. Dekapeptida hipotalamus yaitu GnRH
disintesis didalam nukleus arkuata di mediobasal hipotalamus dan daerah
preooptik di hipotalamus anterior. GnRH disalurkan sepanjang akson akson
sel neuroendokrin khusus ini melalui eminensia mediana hipotalamus dimana
GnRH secara normal dilepaskan ke system darah portal yang memperdarahi
hipofisis anterior. Tidak seperti sebagian besar hormon lain, GnRH secara
normal dilepaskan dalam bentuk pulsasi. Suatu generator denyut tampaknya
terletak didalam hipotalamus mediobasal dan mungkin terbatas untuk neuron
penghasil GnRH itu sendiri. Agar biosintesis ini dapat terlaksana haruslah
terdapat enzim yang sesuai dan mampu bersama dengan prekursor yang
sesuai pula.
SUMBER
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-
babii.pdf

http://eprints.undip.ac.id/44627/3/fariz_eka_setiawan_22010110120091_B
AB_2.pdf

Materi_E-Learning_REH_Bagian_III_2009%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai