Anda di halaman 1dari 13

1.

Rumusan Kompetensi Guru adalah:

PEDAGOGIK

SOSIAL KOMPETENSI
KEPRIBADIAN
GURU

PROFESIONAL

A. Kompetensi Pedagogik

pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta


didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru
dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
peserta didiknya. aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:

1. Menguasai karakteristik peserta didik.


Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta
didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik,
intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:
a. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya,
b. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
c. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda,
d. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
e. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta
didik,
f. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).
2. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru
mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
b. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
c. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait
keberhasilan pembelajaran,
d. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
e. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta
didik,
f. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
3. Pengembangan kurikulum.
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu
memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik:
a. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
b. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang ditetapkan,
c. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
d. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik
secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi
pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan,
guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan
pembelajaran:
a. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
b. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta
didik merasa tertekan,
c. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
d. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan
tentang jawaban yamg benar,
e. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
f. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang
cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
g. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara
produktif,
h. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas
pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
i. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
j. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap
materi sebelumnya, dan
k. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik)
untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Pengembangan potensi peserta didik.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program embelajaran
yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan
kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi
mereka:
a. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap
setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing.
b. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐
masing.
c. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
d. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.
e. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan
kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
f. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing.
g. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
6. Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan
bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan
relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik:
a. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
b. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
c. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir,
sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
d. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.
e. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta didik.
f. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan
pada peserta didik.
7. Penilaian dan Evaluasi.
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan
menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial
dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses
pembelajarannya:
a. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
b. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil
serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap
materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
c. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing‐masing
peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
d. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui
catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan
sebagainya.
e. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
B. Kompetensi Profesional

Guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
pendidikan tinggi. Arikunto mengemukakan bahwa kompetensi profesional mengharuskan guru
memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang (bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat
dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Kompetensi profesional guru
mencakup kemampuan dalam hal;

1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis, dan
sebagainya.
2. Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku
peserta didik.
3. penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan
konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut
4. Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya.
5. Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai.
6. Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain.
7. Menguasai disiplin ilmu sebagai sumber bahan belajar dan sebagai realms of meaning
and ways of knowing.
8. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran.
9. Mampu melaksanakan evaluasi belajar dan,
10. Mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.
11. Berkepribadian dan berjiwa Pancasila.

C. KOMPETENSI SOSIAL

Kompetensi sosial ialah kemampuan seorang guru dan dosen untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru, orang tua, dan masyarakat
sekitar. Agar guru kompeten dalam social sekurang-kurangnya harus memiliki:
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007: 173).
5. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan untuk
mengelola konflik dan benturan,
6. Melaksanakan kerja sama secara harmonis,
7. Membangun kerja team (team work) yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah
8. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan,
9. Memiliki kemampuan untuk memahami dan menginternalisasikan perubahan
lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya,
10. Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam system nilai yang berlaku di
masyarakat,
11. Melaksanakan prinsip tata kelola yang baik

D. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan
berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana,
mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. Berkenaan dengan
pengertian di atas, maka berikut ini akan dipaparkan aspek-aspek dan indikator kompetensi
kepribadian guru profesional berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat
(1) dan Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

1. Kepribadian Mantap dan Stabil


Stabil dan mantap merupakan sikap seorang guru profesional yang sangat perlu dan
dibutuhkan dalam menjalankan profesinya. Sebab jika guru memiliki sikap gampang
berubah dan tidak ada pendirian, maka pasti tidak akan tahan dalam menjalankan
pekerjaannya. Guru yang memiliki sikap kepribadian yang mantap dan stabil pasti mampu
bertindak sesuai norma-norma yang berlaku, yaitu norma agama, hukum dan sosial. Secara
arti kata, “norma” merupakan aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di
masyarakat yang mengendalikan tingkah laku yang sesuai dan dapat diterima.
2. Kepribadian dewasa
Bisa saja seseorang umurnya sudah dewasa, tetapi belum tentu sikapnya
dewasa. Kedewasaan dimaksud di sini adalah kedewasaan sikap kepribadian. Dewasa
dapat diartikan sebagai kematangan berpikir atau pandangan seseorang. Sikap adalah cara
berdiri atau pendirian seseorang dalam bertindak. Sikap dewasa guru berarti kematangan
berpikir dengan pendirian yang kokoh
3. Kepribadian Arif dan bijaksana
Guru yang arif adalah juga guru yang bijaksana, yang memahami dengan baik ilmunya dan
menggunakan akal budinya dalam berbagai situasi, serta mampu mengendalikan diri dan
emosinya dengan baik. Sikap arif dan bijaksana merupakan karakter atau kepribadiannya
yang mampu menilai diri sendiri, berbagai kondisi, dan prestasi yang diperoleh secara
realistis, menerima tanggung jawab dengan ikhlas, mandiri, berorientasi pada tujuan,
memiliki tanggung jawab yang tinggi, dan berupaya meningkatkan kehidupan lebih baik
dari kemarin, dan besok lebih baik dari hari ini.
4. Kepribadian Berwibawa dan Santun
Dapat ditegaskan bahwa guru yang berwibawa adalah dia yang dapat membuat peserta
didiknya terpengaruh secara positif oleh tutur katanya, pengajarannya, nasihatnya,
bimbingannya, arahannya, dan mampu menarik perhatian peserta didiknya sehingga
mereka asyik terkesima dan tekun mengikuti kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakannya. Wibawa seorang guru dapat tercermin dari sikap santunya dalam
menghadapi peserta didik pada kegiatan pembelajaran.
5. Kepribadian Berakhlak Mulia
Akhlak mulia artinya budi pekerti atau kelakuan yang luhur bermartabat tinggi. Mulia juga
berarti tidak tercela (perbuatan atau tingkah lakunya). Akhlak mulia seorang guru terpantul
pada sikap, budi pekerti, sopan santun, dan kelakuannya yang luhur.
2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan
siswa adalah:

a. Keterampilan belajar yang harus dimiliki guru, yaitu:


Guru untuk mengajar abad ke-21 secara efektif, maka pemerintah harus
mengembangkan guru dengan rencana yang kaya akan strategi pembelajaran, dengan
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pembelajaran terlaksana, kemampuan
untuk bekerja secara kolaboratif, keterampilan yang kuat dalam teknologi dan
kemampuan untuk menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran.
Guru harus mengetahui teknologi, karena mata pelajaran TIK sangat berperan
penting dalam mengembangkan keterampilan abad 21 dan dimaksudkan untuk
diintegrasikan dalam semua mata pelajaran

b. Keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa, yaitu:


 Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, menggambarkan keterampilan
seperti keterampilan komunikasi dan informasi, serta kemampuan untuk memeriksa,
menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi bukti.
 Keterampilan memecahkan masalah mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan
kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan
mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang harus
mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam
memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan masalah memerlukan kerjasama tim,
kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan
menangani berbagai informasi yang sangat besar jumlahnya, dapat mendefinisikan dan
memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan, mengidentifikasi sumber
informasi dan strategi yang diperlukan dalam mengatasi masalah. Pemecahan masalah
tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis
merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus
mampu menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan permasalahan.
 Komunikasi dan kolaborasi, Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan
yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi
mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif,
kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah
dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara. Kolaborasi
dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah,
antar sekolah, dan di luar sekolah. Siswa dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif
pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui
pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok. Pada dunia kerja di masa depan,
keterampilan berkolaborasi juga harus diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang
berada pada lokasi yang saling berjauhan. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang
efektif disertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan
memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.
 Kreativitas dan inovasi, Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan
keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin
berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu
untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru,
memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru,
mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban.
Kesuksesan individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan kreatif.
 Kemampuan literasi ICT mencakup kemampuan mengakses, mengatur, mengintegrasi,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui penggunaan teknologi komunikasi
digital. Literasi ICT berpusat pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
mempertimbangkan informasi, media, dan teknologi di lingkungan sekitar.
 Keterampilan sosial dan lintas budaya. Keterampilan sosial dan lintas budaya yang baik
sangat penting dalam mewujudkan kesuksesan di sekolah maupun kehidupan. Memiliki
keterampilan sosial yang baik dapat membantu siswa untuk membuat sebuah keputusan
dengan baik. Keterampilan sosial yang baik pada anak-anak dan remaja dapat
mempengaruhi kinerja akademis mereka, sikap, hubungan sosial dan keluarga, dan
keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Strategi pengembangan guru berkelanjutan adalah:

DIKLAT,SEMINA
R DAN
WORKSHOP

KARYA
PERTUKARAN INOVATIF
GURU
GURU

PUBLIKASI PENDIDIKAN
ILMIAH LANJUT

a. Pengembangan diri, merupakan upaya-upaya guru dalam rangka meningkatkan


profesionalitas. Pengembangan ini bisa didapat melalui workshop, seminar dan diklat.
b. Publikasi Ilmiah, merupakan salah satu bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
mutu proses pembelajaran dan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ini biasanya
telah melakukan metodologi penelitian yang valid sehingga bermanfaat untuk guru
yang lain dan siswa maupun bangsa.
c. Karya inovatif, merupakan penemuan baru, hasil pengembangan, dan hasil modifikasi
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran
disekolah dan pengembangan dunia pendidikan, seni.
d. Pendidikan Lanjut
Pendidikan lanjut adalah dengan kembali ke bangku kuliah. Pemerintah perlu
mempermudah akses pendidikan kepada guru yang ingin melanjutkan pendidikan,
seperti mempermudah surat izin belajar, pemberian beasiswa dan bantuan biaya reset.
e. Pertukaran Guru
Pertukaran guru bisa dilakukan antara daerah maupun antara negara. Dengan adanya
pertukaran guru antara daerah maka guru tersebut akan menggali ilmu dari guru-guru
yang lebih professional di tempat tujuan. Apabila pertukaran guru dilakukan antara
negara maka guru akan semakin kompten dalam penggunaan bahasa asing. Begitu juga
dengan kompetensi bidang, dimana kita tahu begitu banyak negara asing yang sangat
pesat maju dalam dunia pendidikan contohnya adalah negara filandia. Dimana pada
tahun 2018 negara ini mendapat peringkat 1 di dunia dengan metode pendidikan terbaik.
Apabila guru dari negara Indonesia dikirim kesana tentu akan mempunyai pengalaman
yang luar biasa dan mengadopsinya terhadap pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai