Lapkas Manual Aid Obgyn
Lapkas Manual Aid Obgyn
TINJAUN PUSTAKA
2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
4) Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
2. Persalinan patologis disebut juga dengan dystocia berasal dari bahasa Yunani.
Dys atau dus artinya jelek atau buruk, tocos artinya persalinan. Persalinan
patologis adalah persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi ibu dan anak.
(Departemen of Gynekologi).
2. Passenger (janin) : muatan yang akan melewati jalan lahir (janin dan
plasenta). Letak janin, sikap janin, presentasi, dan posisi perlu di
perhatikan.
b. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 2% sampai 3% bervariasi di
berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang
besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai 30% (Wiknjosastro, 2005).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Wiknjosastro, 2007).
Epidemiologi
Pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Saint Louis University di
Missouri pada tahun 2013 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 475.551 dari
519.504 kelahiran. Kelompok presentasi bokong sebanyak 14.811 (3,2%).
Presentasi bokong dengan kelahiran cukup bulan 2,8% dan 9,5% kelahiran
prematur (Mostello et al, 2014). Di RSUD dr. Soedarso Pontianak angka
persalinan presentasi bokong pada tahun 2008-2010 menemukan 289 kasus
(6,48%) dengan persalinan sebesar 45,7% dan persalinan pervaginam sebesar
54,3%. Di RSUD dr.Soedarso menerapkan bahwa untuk paritas primigravida
dengan presentasi bokong dianjurkan menjalani persalinan SC untuk mengurangi
dan menekan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, sedangkan untuk
kasus persalinan non-pramigravida, persalinan seksio sesaria baru dianjurkan
apabila terdapat indikasi penyulit tambahan. Pada penelitian di rumah sakit ini
mendapatkan hasil bahwa pada primigravida dengan presentasi bokong yang
menjalani persalinan pervaginam prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan
persalinan seksio sesaria. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2013
jenis persalinan dalam terminasi kehamilan pada primigravida lebih tinggi dengan
persalinan seksio sesaria sebesar 41% dibandingkan dengan persalinan
pervaginam hanya 36,5% (Heristanto, 2013).
Etiologi
Keluhan Subjektif
Pergerakan janin teraba oleh ibu dibagian perut bawah, dibawah pusat, dan
ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga (Martaadisoebrata,
2013).
Peranan USG sangat penting dalam diagnosis dan penilaian resiko pada
presentasi bokong. Taksiran berat janin, penilaian volume air ketuban, konfirmasi
letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan
congenital, dan kesejahteraan janin dapat diperiksa menggunakan ultrasonografi
(Saifuddin, 2011).
Pemeriksaan USG juga digunakan untuk memastikan perkiraan klinis
presentasi bokong, bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali janin.
USG pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk menegakkan diagnosis,
memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu (Fadlun, 2012).
Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian risiko pada
presentasi bokong. Taksiran berat janin, penilaian volume air ketuban, konfirmasi
letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan
kongenital. Berat janin dapat diperkirakan secara ultrasonografis berdasarkan
ukuran diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar perut dan panjang tulang
femur.
Gambaran ultrasonografi tentang ekstremitas bawah dapat memberikan informasi
tentang jenis presentasi bokong (Prawirohardjo, 2013).
Tahap ketiga
Melahirkan kepala pada persalinan dengan presentasi bokong, menurut
Oxorn (2010) ada 3 cara yaitu :
1. Perasat Wigand-Martin
Badan bayi diletakkan pada tangan penolong, jari tengah kanan tersebut
ditaruh pada mulut bayi, dan jari telunjuk dan jari manis pada maxilla.
Tujuan jari berada di mulut tidak untuk traksi tetapi untuk mengusahakan
dan mempertahankan fleksi. Kemudian dengan tangan lainnya melakukan
dorongan suprapubik pada kepala melalui perut ibu.
2. Perasat Mauriceau-Smellie-Veit
Posisinya sama dengan perasat Wigand-Martin, dengan satu jari dimulut
dan dua jari pada maxilla. Perbedaannya penolong meletakkan tangannya
yang lain mengangkang diatas bahu bayi dan dengan cara ini melakukan
traksi. Efisiensi prosedur ini meningkat dengan dorongan suprapubik pada
kepala oleh asisten ketika penolong mengerjakan perasat Mauriceau.
Bayi akan mengalami asfiksia apabila umbilicus telah lahir dan tidak ada
kemajuan, untuk mengantisipasinya penolong tidak boleh menunggu
terlalu lama dan melakukan pertolongan secara manual aid agar kelahiran
dari umbilikus sampai janin lahir seluruhnya berlangsung < 8 menit
(Mochtar, 2013).
7. Pegang di bagian pinggul dan biarkan dari tenaga ibu mengejan hingga
skapula terlihat. Jangan pegang di bagian perut hal ini dapat menyebabkan
kerusakan ginjal atau hati. Menjaga fleksi kepala dan menjaga tubuh
bawah.
8. Putar badan bayi untuk melahirkan lengan hingga dada (Loveset
Manoeuvre).
9. Jaga kepala dalam posisi fleksi dengan memberi tekanan pada bagian
suprapubik ibu.
10. Badan bayi didukung dalam posisi horizontal atau dibiarkan menggantung
hingga leher muncul di introitus vagina. Kemudian lahirkan kepala bayi
(Saxena, 2013).
Komplikasi
Fetal Komplikasi
Mortalitas dan morbiditas janin diperkirakan berkali-kali agar dapat sebanding
dengan janin yang letak normal (vertex presentation). Komplikasi janin pada
persalinan presentasi bokong meliputi:
1. Asfiksiaakibat :
Prolaps tali pusat / kompresi tali pusat, hipoksia
Perkembangan janin terhambat (PJT), dan persalinan cepat
2. Trauma saat kelahiran akibat dari:
Feto-pelvic disproporsi
Tidak terampilnya pemimpin persalinan (tidak semestinya menarik dan
menyebabkan trauma pada bayi) Kematian perinatal lebih tinggi dengan
presentasi bokong karena prematuritas dan malformasi kongenital.
Maternal Komplikasi
Gangguan alat genitalia
Robekan luas pada perineum
Servic tears
Ruptur uterus
Komplikasi dari LSCS, forcep, dan vacum saat persalinan
Infeksi karena manipulasi
Anxietas (Sirisena, 2010).
Prognosis
Maternal
Persalinan biasanya tidak berlangsung lama. Karena terjadi peningkatan frekuensi
persalinan secara seksio sesaria. Persalinan seksio sesaria dapat meningkatkan
morbiditas maternal. Frank breech efektif menyebabkan dilatasi servik berlebihan.
Meskipun secara teoritis dapat menyebabkan keterlambatan tahap pertama, tetapi
jarang terjadi pada multipara.
Fetal
Risiko janin dalam hal kematian perinatal cukup besar dalam persalinan bokong
pervaginam. Dua per tiga kematian ini adalah hasil dari kelainan bawaan atau
infeksi dan satu per tiga dari trauma dan asfiksia. Faktor-faktor rumit seperti
prematuritas, trauma persalinan, malformasi kongenital sangat membahayakan
janin. Dikoreksi perinatal mortalitas berkisar 5-35 per 1000 kelahiran. Mortalitas
perinatal secara keseluruhan dalam presentasi bokong masih tetap 9-25%
dibandingkan dengan 1-2% untuk kematian perinatal non presentasi bokong.
Berarti 3-5 kali lebih tinggi dari presentasi non bokong. Faktor-faktor yang
signifikan mempengaruhi risiko janin:
Keterampilan dokter kandungan
Berat bayi
Posisi kaki
Jenis panggul
Mortalitas meningkat pada frank breech dan maksimum pada footling breech,
dimana sering terjadi kemungkinan prolaps tali pusat. Risiko janin pada multipara
tidak kurang dari primigravida, hal ini karena kemungkinan prolaps tali pusat
terkait dengan flexed breech (Ratcliffe, 2008).
Prognosis
Prognosis untuk persalinan dengan presentasi bokong adalah :
1. Bagi ibu
Robekan pada perineum mungkin akan lebih besar karena dilakukan
tindakan khusus, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama
sehingga akan mudah terkena infeksi (Mochtar, 2013).
Bila terjadi persalinan spontan prognosis ibu baik. Laserasi tractus
genitalis dan perdarahan dapat terjadi karena persalinan yang terlalu cepat dan
dipaksakan melalui panggul yang terlalu kecil atau melalui bagian-bagian
lunak yang belum terbuka (Oxorn, 2010).
2. Bagi bayi
Prognosis tidak begitu baik kerena adanya gangguan peredaran darah
plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh sebab itu setelah
janin lahir sampai umbilicus, janin keseluruhan harus lahir dalam waktu 8
menit (Mochtar, 2013).