Anda di halaman 1dari 11

I’JAZUL QUR’AN

Oleh : Khoirul Muhtadin


‫ملخص‬

‫ ممخختتلل ف‬. ‫ تكتماَ تمخعلمخومماَ اتنن ممخعلجتزةت اخلقمخراتتن تخاَللتدةف‬، ‫صمل فلخي تمخسأ تلتلة ألخعتجلز اخلقمخرأتلن‬
‫ف‬ ‫ تسأ مفت ل‬، ‫ع‬‫ضخو ل‬‫فلخي هتتذا اخلتمخو م‬
‫ت تحلسينةم‬‫صاَ ممخوتسىَ عليه السلم تكاَنت خ‬ ‫ح تعلتخيله النسلتتم توتع ت‬ ‫ تكتناَقتلة ت‬، ‫ضينةت‬
‫صاَلل ح‬ ‫بلممخعلجتزا ل‬
‫ت الررمسخولل للبتلني الخسترائلخيلل التم ل‬
‫ و خرقة‬، ‫ معجزة القران مستمرة الىَ يوم القيمة‬. ‫صخيترلة‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫خ‬
‫ تانن ممخعلجتزةت القخران تتشاَلهمد لباَلبت ل‬، ‫صاَلر‬ ‫تمتشاَلهمد لباَخلخب ت‬
‫ وكثير من كتب‬.‫العاَدة في اسلوبه وبلغاته وإخباَره باَلمغيباَت وظهر في اشاَرة العلمية و كماَل في تشريع‬
‫ و‬، ‫ كاَلعجاَز اللغوي والبياَني في القرآن الكريم لعلي بن ناَيف الشحود‬، ‫الكتب في مسألة العجز القران‬
‫ و إعجاَز القرآن للشيخ صاَلح بن‬، ‫التقاَن في علوم القرآن لعبد الرحمن بن الكماَل جلل الدين السيوطي‬
‫ و إعجاَز القرآن الباَقلني لبو بكر محمد بن الطيب بن محمد بن جعفر بن القاَسم‬، ‫عبد العزيز آل الشيخ‬
‫ و غاير ذلك‬.
‫ اشا رة العلمية‬, ‫ معجزة‬, ‫ اعجز‬: ‫مفتاح النص‬
A. PENDAHULUAN
Agama Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam. Islam mengajarkan cinta
kasih terhadap sesama mahluk, juga mengajarkan tentang kebijaksanaan. Semua tata
aturan dalam Islam bersumber dari kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan secara
berangsur-angsur kepada penutup para Nabi dan Rasul, Muhammad saw, selama kurang
lebih 23 tahun lamanya.
Al-Quran mengajak untuk mempelajari ilmu ilmu kealaman, matematika, filsafat,
sastra dan semua ilmu pengetahuan yang dapat dicapai oleh pemikiran manusia. Al-
Quran menganjurkan mempelajari ilmu-ilmu itu untuk kesejahteraan dan kebahagiaan
umat manusia. Memang, Al-Quran menyeru untuk mempelajari ilmu-ilmu ini sebagai
jalan untuk mengetahui Al-Haq dan realitas, dan sebagai cermin untuk mengetahui
alam, yang di dalamnya pengetahuan tentang Allah mempunyai kedudukan paling
utama.1
Al-Qur’an adalah kitab pedoman bagi orang-orang yang mengharapkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.2 Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab samawi yang
terjaga keasliannya. Didalamnya terkandung nilai mu’jizat yang agung. Al-Qur’an
menjadi mu’jizat nabi Muhammad saw yang kekal, karena nilai mu’jizat didalamnya
tidak akan pernah terkalahkan oleh siapapun, sampai kapanpun dan dimanapun
tempatnya.
Al-Qur’an juga terjaga dari pertentangan didalamnya, semuanya itu merupakan
bukti bahwa Al-Qur’an itu memang benar kalam Allah swt. Lalu bagaimana kita dapat

1
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i,“ Mengungkap Rahasia Al-Qur’an ”, cet. ( Bandung : Mizan, 1997).
hal.31
2
Muhammad bin Alawi Al-Maliki,al-Qowaidul Asasiyah fi Ulumil Qur’an,(Makkah : Maktabah Malik Fahd,
1419), hal.130
1
mengetahui kemu’jizatan Al-Qur’an mengingat kemu’jizatannya berbeda dengan
mu’jizat rasul-rasul terdahulu yang bersifat indrawi.
Disini penulis melakukan kajian pustaka dan beberapa artikel yang terkait dengan
masalah I’jaz Al-Qur’an untuk mempermudah mengetahui kemu’jizatan Al-Qur’an
bagi para pembaca, dalam masalah I’jaz tentunya dibutuhkan banyak informasi-
informasi terbaru sebagai bukti bahwa Al-Qur’an itu tetap sejalan dengan
perkembangan zaman.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
I’jaz berasal dari kata ‘ajaza yang berarti lemah atau melemahkan, kata I’jaz Al-
Qur’an, mengandung arti: pengokohan Al-qur’an sebagai sesuatu yang mampu
melemahkan berbagai tantangan untuk mnciptakan karya sejenis.3 Dengan demikian,
Al-Qur’an sebagai mu’jizat bermakna bahwa Al-Qur’an merupakan sesuatu yang
mampu melemahkan tantangan menciptakan karya yang serupa dengannya.4
Mu’jizat adalah suatu kejadian yang diluar dari kebiasaan dengan disertai dengan
tantangan, namun tantangan tersebut tidak mungkin dapat dipenuhi.5
Jadi, mu’jizat Al-Qur’an adalah perkara yang menjadikan Al-Qur’an melemahkan
golongan yang memusuhi atau menantangnya. Sebagai bukti bahwa Al-Qur’an adalah
firman Allah bukan syi’ir atau sihir nabi Muhammad saw, sebagaimana yang
dituduhkan orang – orang kafir kepada beliau.
Semenjak munculnya usaha para ulama untuk menyingkap tabir kemukjizatan Al
Quran belum ada kata sepakat tentang unsur apa yang mengandung I’jaz. Perbedaan
pendapat ini bisa diklasifikasikan menjadi dua golongan besar. Golongan pertama
memandang adanya unsur eksternal yang menjadikan Al Quran tidak dapat
ditandingi. Sedangkan golongan kedua memandang bahwa semua segi kemukjizatan
Quran berasal dari kandungan Al Quran itu sendiri.
Golongan pertama dipimpin oleh Abu Ishak Ibrahim ibn Sayar An-nazham.
Dalam pandangan golongan ini sebenarnya orang Arab mampu untuk membuat
tandingan al qur’an, namun Allah telah memalingkan mereka dari usaha rivalitas
dengan mencabut pengetahuan dan rasa bahasa yang mereka miliki. 6 Inilah yang dalam
istilah mereka biasa disebut dengan sharfah.

3
Abdul ‘Adziem Alzarqani, Manahil Al‘Irfan fi ‘ulum Al qur’an, ( Cairo: Dar Al Ihya Al kutub Al Arabiyah,
Ttp ) 321
4
H. Muh. Quraish Syihab dkk, Sejarah & Ulum Al qur‘an ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999 ) h. 106
5
M. bin Alawi al-Maliki al-Hasani, Mutiara Ilmu Ilmu Al-Qur’an, ( Bandung : Pustaka Setia,1999 ), hal. 311
6
Az-Zarkasyi, alburhan fi ulum alquran ( beirut, maktabah al‘ashriyah, Ttp ) juz II h. 93
2
Sementara itu Abu Hasan Ali ibn Isa Al-Rumani seorang tokoh besar mu’tazilah
yang juga mendukung pendapat ini memahami makna sharfah sedikit berbeda dengan
pemahaman An-Nazham. Menurutnya, sarfah adalah Allah melemahkan semangat
umat manusia sehingga mereka tidak mempunyai keinginan menyusun suatu karya
untuk menandingi Alqur’an.
Pendapat ini menurut Imam Suyuti adalah salah, berdasarkan Firman Allah surat
al-Isra’ ayat ke 88.
‫قل لئن اجتمعت النس والجن علىَ ان يأتوا بمثل هذا القران ل يأتون بمثله ولو كاَن بعضهم‬
‫لبعض ظهيرا‬
(katakanlah: “sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengannya sekalipun mereka saling membantu satu sama lain )
Ayat ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu memenuhi tantangan, padahal
kemampuan itu ada pada diri mereka. Jika kemampuan itu dirampas dari mereka,
niscaya tidak ada faedah dari perkumpulan mereka itu, karena kedudukannya akan
sama, dengan perkumpulan orang-orang mati. Dan ketidak mampuan orang-orang mati
bukanlah merupakan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan penyebutannya.7
Sementara itu Az-Zarkasyi dalam Alburhan menolak pendapat ini dengan
mengemukakan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Firman Allah Swt dalam surat Al Isra’ : 88 memperlihatkan kelemahan bangsa jin
dan manusia untuk menyusun karya besar yang sejajar dengan Al-Qur’an, jika
Allah yang melarang mereka maka yang mu’jiz (melemahkan) bukanlah Al-Qur’an,
tapi justru Allah sendiri. Padahal ayat tersebut menantang mereka menyusun karya
sejajar dengan Alqur’an bukan untuk menandingi kebesaran Tuhan . Dan para pakar
telah sepakat bahwa yang mu’jiz itu adalah Al-Qur’an.
2. Teori sarfah menyebabkan hilangnya kemukjizatan Al-Qur’an karena tidak ada lagi
tantangan. Jika Al-Qur’an telah hilang segi kemukjizatannya, maka Al-Qur’an
sendiri pun tidak lagi dianggap sebagai mukjizat.8
Sedangkan golongan kedua terdiri dari ulama Ahl Assunnah, yang berpendapat
sebagaimana pendapat Imam Suyuti dan Imam Az-Zarkasyi diatas, diantaranya
Hamdun ibn Muhammmad ibn Ibrahim Alkhattabi, Muhammad ibn Atthayyib Abu
Bakar Albaqilani, Abdul Qahir ibn Abdurrahman Aljurjani dan sederetan pakar dari
golongan sunni lainnya. Walaupun mereka sepakat bahwa segi kemukjizatan Alqur’an
tidak berasal dari faktor eksternal namun mereka berselisih pendapat dalam

7
Imam Suyuti, Ulumul Qur’an terj. Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an, ( Surakarta :Indiva Pustaka, 2009 ), hal. 667
8
Muh. Mutawalli Al Sya‘rawi, Mu‘jizat Al qur‘an, ( Cairo: Akhbar Al yaum, Ttp ), Juz I, hal. 94
3
menentukan unsur pembentuk mukjizat Alqur’an. Apakah unsur pembentuk mukjizat
itu berasal dari dimensi kebahasan, pemberitaan ghaibnya, isyarat-isyarat ilmiah
ataukah petunjuknya bagi kehidupan umat manusia. Dan hal ini akan dijelaskan nanti
tentang pendapat ulama’ seputar I’jazul Qur’an.
2. ASPEK – ASPEK MU’JIZAT AL – QUR’AN
a. Uslub
Dari sisi gaya bahasa yang dipakai Al-Qur’an menurut para pakar bahasa
adalah memiliki nilai sastra yang tinggi, sampai kapanpun tidak akan ada satu orang
saja yang mampu menyamai atau bahkan mengunggulinya.
Gaya bahasa Al-Qur’an merupakan keistimewaan sekaligus mu’jizat,
gambaran kemu’jizatan dan keistimewaan gaya bahasa Al-Qur’an adalah sebagai
berikut :
1) Serasi susunannya dan runtut kalimatnya
2) Sangat fasih
3) Kisah – kisah dalam Al-Qur’an
4) Bisa difahami oleh segala lapisan
5) Sempurna ungkapannya
6) Penggambaran dengan sindiran, dan lain lain.9
b. Tasyri’
Dari sisi penetapan hukum dapat dilihat bahwasannya hanya agama Islam
yang memilki aturan atau tata tertib hukum yang sempurna. Baik dari hukum moral
maupun hukum kenegaraan. Dari yang terkecil sampai taraf internasional telah
dibahas dalam hukum Islam yang mana hukum – hukum tersebut bersumber dari Al-
Qur’an.
Al-Qur’an dalam menyampaikan hukum-hukum taklifi (pembebanan) bersifat
istimewa, yaitu dengan menerangkan manfaat, mudhorot, perintah, larangan dan
kesunatannya, halal dan haram serta seluruh hukum-hukum yang ada. Hukum-
hukum itu kemudian didudukkan sebagai ushul (pokok) dan furu’ (cabang) dalam
ilmu fiqih dan cabang-cabangnya.10

c. Mafatihul Ghoib
Allah berfirman :
‫وعنده مفاَتح الغيب ليعلمهاَ ال هو ويعلم ماَ في البر والبحر وماَ تسقط من ورقة ال يعلمهاَ ول‬
‫حبة في ظلماَت الرض ول رطب ول ياَبس ال في كتاَب مبين‬
Dalam Al-Qur’an seperti yang tertera diatas dijelaskan bahwa kunci-kunci hal
ghoib ( mafatihul ghoib ) itu ada pada Allah (QS. Al-An’am : 59), dan tidak ada
yang mengetahui selain Allah. namun Allah telah memberikan sebagian berita –
berita ghoib yang tertera dalam Al-Qur’an. Jadi Al-Qur’an itu memuat beberapa
9
M. bin Alwi al-Maliki al-Hasani, Keistimewaan Al-Qur’an, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2001),hal. 13
10
Ibid. hal.6
4
berita ghoib, yaitu suatu berita tentang peristiwa yang belum dan akan terjadi (saat
ayat yang menuturkannya turun).11 Sebagi contoh :
1. surat Al-Fath ayat : 27
‫ لقد صدق ا رسوله الرءياَ باَالحق لتدخلن المسجد الحرام ان شاَء ا امنين‬...
dalam ayat tersebut Allah member khabar bahwasanya orang-orang Islam pada
suatu saat akan leluasa dating kemasjidil haram, dan hal tersebut telah terbukti
setelah penaklukan kota makkah.
2. Ar-Rum : 03
‫غالبت الروم‬
Allah memberi kabar bahwasannya orang-orang Romawi dalam beberapa tahun
kedepan akan menang setelah mereka dikalahkan oleh Persia. Hal ini terbukti
kurang lebih Sembilan tahun setelah ayat ini turun dan membawa kebahagiaan
bagi kaum muslimin, karena orang-orang Romawi adalah kaum yang memiliki
kitab suci, sementara orang Persia adalah penyembah matahari.
3. At-Taubah : 33
‫هوالذي ارسل رسوله باَالهدى ودين الحق ليظهره علىَ الدين كله ولو كره المشركون‬
Dalam ayat ini Allah member kabar gembira bahwa agama Islam akan diunggulkan
daripada agama-agama lain dimuka bumi, dan sekarang bisa dirasakan bahwa agama
penduduk dunia mayoritas adalah agama Islam, walaupun tipu daya orang-orang
kafir tidak pernah berhenti untuk menghancurkan.
Berita ghoib dalam ayat tersebut sudah terbukti, sementara itu dalam surat Al-Qomar
ayat 45, yang berkaitan dengan surat At-Taubah ayat 14, dan surat Al-Imron 111,
yang memberikan kabar bahwa orang-orang kafir akan dikalahkan dengan jalan
peperangan dan mereka tidak dapat berbuat banyak dibawah kekuasaan Islam. Dan
berita ini akan kita tunggu kejadiannya atau kita tunggu saat yang tepat untuk
membuktikan bahwa pertolongan Allah akan dating kepada umat Islam, sementara
hinaan ditimpakan atas golongan kafir dan mereka tidak mendapat pertolongan.
d. Isyarat Sains
Pembahasan tentang mu’jizat Al-Qur’an yang paling menarik adalah dari
sudut pandang ilmu pengetahuan atau sains. Dapat dipastikan bahwa Al-Qur’an akan
tetap relevan dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi, bahkan perkembangan
sains mengikuti Al-Qur’an, hal itu disebabkan karena hal – hal yang baru ditemukan
dalam sains ternyata telah diisyaratkan oleh Al-Qur’an.Al-Qur’an itu tidak
bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan sains modern, tidaklah diragukan lagi,

11
Ibid. hal.30
5
Al-Qur’an sebagai kitab suci memiliki kemu’jizatan yang sejalan dengan ilmu
pengetahuan dan sains modern.12
Beberapa contoh berikut, seperti pembagian atom ( Yunus : 61), berkurangnya
Oksigen (al-An’am : 125), kulit sebagai panca indra (An-Nisa’ : 56), geologi dan
asal usul bumi (Al-Anbiya’ : 30), gunung sebagai pasak (An-Naba’ :7, An-Nazi’at :
32, An-Nahl : 15), tentang laut dan samudra (Ar-Rahman : 19, An-Nur : 40), dan
astronomi (Al-Hadid : 25, Fussilat : 11).13 merupakan hasil penelitian ilmu
pengetahuan atau sains modern tentang isyarat-isyarat Al-Qur’an yang mulia
dibidang ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
1. Pembagian Atom
Para ahli hingga abad kesembilan belas beranggapan bahwa bagian terkecil dari
semua unsur adalah atom. Anggapan ini telah lewat beberapa abad silam, dan sejak
beberapa puluh tahun yang lalu para cendikiawan mencurahkan perhatiannya
terhadap masalah atom itu, dan akhirnya mereka berpendapat bahwa atom masih
bisa dibagi-bagi. Mereka berpendapat bahwa atom mengandung unsur-unsur yang
lebih kecil, yaitu Proton, Netron dan Elektron. Dalam Al-Qur’an telah disebutkan
bahwa atom masih bisa dibagi, tertera dalam surat Yunus : 61
‫وماَ يعزب عن ربك من مثقاَل ذرة في الرض ول في السماَء ول اصغر من ذلك ول اكبر ال‬
‫في كتاَب مبين‬
“Tidak ada yang tersenbunyi daripada-Nya seberat zarrohpun yang ada di langit
dan yang ada di bumi dan tidak ada yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar,
melainkan tersebut dalam kitab yang nyata ( Lauhul Mahfudz ).
Kata “yang lebih kecil” dari atom dalam ayat Al-Qur’an itu berarti keterangan yang
jelas tentang masih bisanya atom untuk dibagi. Dan kata “ ada di langit”
menunjukkan bahwa cirri-ciri atom yang ada di bumi sama dengan atom yang ada di
matahari, bintang dan planet.14
2. Berkurangnya Oksigen
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-An’am : 125
‫فمن يرد ا ان يهديه يشرح صدره للسلم ومن يرد ان يضله يجعل صدره ضيقاَ كاَنماَ يصعد‬
‫في السماَء كذلك يجعل ا الرجس علىَ الذين ل يؤمنون‬
“Barangsiapa yang Allah kehendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya
Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam, dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak dan

12
Drs. Samsul Munir Amin. MA, Mukjizat Al-Qur’an Tentang Arkeologi,(Wonosobo: LP3M Unsiq,2011),hal.1
13
Abdullah M. Rehaili,Bukti Kebenaran Al-Qur’an,(Yogyakarta: PADMA,2003),hal.20
14
Mohammad Aly Ash-Shabuny,Pengantar Studi Al-Qur’an,(Bandung : Alma’arif, 1984),hal.160
6
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki kelangit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman”
Ayat ini telah mengisyaratkan bahwa semakin tinggi keberadaan seseorang, dalam
arti menjauh dari bumi, maka dadanya akan semakin sesak. Dan ayat ini telah
menunjukkan isyaratnya sebelum masalah tentang kekurangan oksigen terjadi
sebagaimana yang dialami para cendikiawan pada awal ditemukannya pesawat
terbang.15
3. Kulit Sebagai Panca Indra
Firman Allah surat An-Nisa’ ayat 56 :
‫ان الذين كفروا باَياَتناَ سوف نصليهم ناَرا كلماَ نضجت جلودهم بدلناَهم جلودا غايرهاَ ليذوقوا‬
َ‫العذاب ان ا كاَن عليماَ حكيما‬
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kulit mereka hangus, Kami ganti mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (QS an-Nisa : 56)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengganti kulit orang-orang
yang di siksa didalam neraka dengan kulit yang baru. Kenapa harus kulit, ternyata
karena kulit dan bagian-bagiannya adalah bagian yang dapat merasakan. Allah
menjelaskan agar orang – orang kafir tersebut merasakan siksa.16
4. Gunung Sebagai Pasak
‫والجباَل اوتاَدا‬
"Dan gunung gunung sebagai pasak" (QS anNaba'. 7)
Ayat diatas menunjukkan secara jelas bahwa gunung-gunung itu sebagai pasak bumi.
Gunung yang ada di benua dan di samudra menurut para ahli memiliki perbedaan
dari pembentukannya, tetapi keduanya memiliki persamaan yaitu keduanya memiliki
akar. Akar akar tersebut berfungsi sebagai perekat atau penyokong kerak bumi agar
tidak terjadi guncangan dipermukaan. Dan ini menunjukkan kecocokan dengan ayat
di bawah ini.17
‫ والقىَ في الرض رواسي ان تميد بكم‬...
"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu. " (QS an-Nahl : 15)
5. Astronomi
Dalam bidang astronomi Al-Qur’an juga telah mengisyaratkan, seperti contohnya
ayat berikut ini :
... ‫ وانزلناَ الحديد فيه بأس شديد ومناَفع للناَس‬...

15
Ibid, hal 161
16
Abdullah M. rehaili,Bukti kebenaran Al-Qur’an,(Yogyakarta: Tajidu Press, 2003),hal. 83
17
Ibid. hal. 90
7
"Dan Kami meurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia. " (QS al-Hadid: 25)
Dahulu para ahli tafsir mengartikan kata َ‫ انزلنا‬dengan arti menciptakan, tetapi
kata yang cocok sebagai arti dari ayat tersebut adalah menurunkan. Dan ini menjadi
isyarat bahwa besi bukan berasal dari bumi. Hal ini sesuai dengan penemuan para
ahli, bahwa terciptanya unsur-unsur besi adalah dengan kadar panas yang tinggi.
Bahkan besi tersebut tidak mungkin bersal dari matahari, karena panas matahari
belumlah cukup untuk membentuk unsur besi.
Ayat lain yang mengisyaratkan tentang astronomi yaitu tentang asal kejadian
cosmos atau alam semesta:
‫ثم استوى الىَ السماَء وهي دخاَن فقاَل لهاَ وللرض ائتياَ طوعاَ او كرهاَ قاَلتاَ اتيناَ طاَئعين‬
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu : Keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: "Kami
datang dengan suka hati. " (QS Fushshilat : 11)
Dalam ayat ini diisyaratkan bahwa sebelum terbentuk keadaan langit dan bumi
adalah berupa asap atau gas, pernyataan ini selaras dengan pendapat atau teori
tentang nebula atau kabut. Walaupun ada ayat lain yang mendukung teori ledakan
atau big bang, sehingga bila disimpulkan kejadian alam semesta ini pada mulanya
adalah gas cair dengan masa yang rendah sehingga memadat dan memanas dan
meledak. Lalu terbentuklah jagad raya ini dengan seizin Allah swt.

3. PENDAPAT – PENDAPAT SEPUTAR I’JAZUL QUR’AN


Setelah para ulama’ sepakat bahwasannya kemu’jizatan Al-Qur’an itu karena
dzatnya, serta tidak seorangpun yang sanggup mendatangkan sesamanya, maka
pandangan ulama’ berbeda-beda dalam meninjau segi kemu’jizatannya itu seperti
dibawah ini :
a. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa segi kemu’jizatan adalah sesuatu yang
terkandung dalam Al-Qur’an itu sendiri, yaitu susunan yang asing berbeda dengan
susunan orang Arab dan prosanya, baik dalam permulaannya, suku kalimatnya
maupun dalam komanya.
b. Sebagian yang lain berbendapat bahwa segi kemu’jizatan itu adalah terkandung
dalam lafadz-lafadznya yang jelas. Redaksinya yang bersastra dan susunannya yang
indah, karena Al-Qur’an sastranya termasuk tingkat yang tinggi yang tidak ada
bandingannya.
c. Ulama’ lain berbendapat bahwa kemu’jizatan itu karena Al-Qur’an itu terhindar dari
adanya pertentangan serta mengandung arti-arti yang lembut dan hal-hal ghoib
8
diluar kemampuan manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya
seperti halnya Al-Qur’an bersih dan selamat dari pertentangan dan perselisihan
pendapat.
d. Ada lagi yang berpendapat bahwa segi kemu’jizatan Al-Qur’an adalah karena
adanya keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan keindahan-keindahan yang
menarik yang terkandung dalam Al-Qur’an baik dalam permulaan, tujuan maupun
dalam menutup setiap surat.Pendapat yang diyakini mereka adalah sebagai berikut :
1) Jelas dalam lafadz atau bunyi
2) Bersastra dalam arti, dan
3) Bentuk susunan yang indah.18

Keempat pendapat diatas semuanya tidak keluar dari satu lingkaran, yaitu
lingkaran ilmu bayan yang menjadi keistimewaan Al-Qur’an. Pendapat ini meskipun
benar, namun kemu’jizatan Al-Qur’an itu bukan hanya terdapat pada kejelasan dan
kesastraannya saja, tetapi ada lagi segi-segi lain yang bisa menimbulkan
kemu’jizatannya, seperti yang telah diterangkan diatas.
Ada lagi yang mengumpulkan perbedaan pendapat tentang masalah ini dengan
pembagian sebagai berikut :
1. Al I’jaz al-Balaghi an-Nadhmi, yang menitikberatkan pada segi keindahan bahasa
dan susunan Alqur’an serta ketepatan pemilihan kosa katanya.
2. Al I’jaz Attasyri’iy, corak ini mengetengahkan kemukjizatan Alqur’an dalam
dimensi petunjuknya bagi kehidupan manusia.
3. Al I’jaz al ‘Ilmi, dalam corak ini kita dibawa untuk menggali penemuan-penemuan
baru melalui isyarat-isyarat ilmiah Alqur’an.
4. Al I’jaz Al‘adady, corak ini menampilkan keajaiban-keajaiban yang terkandung
dalam bilangan-bilangan yang disebutkan oleh Alqur’an.
Serta masih banyak corak–corak lain yang akan terus bermunculan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dari aneka macam pendapat yang dikemukakan para
ulama diatas, muncul sebuah pertanyaan unsur apa yang sebenarnya membentuk
kemukjizatan Al-Qur’an? Atau corak manakah yang kita pilih? Bolehkah kita
membatasi segi kemukjizatan Al-Qur’an? Dalam menyikapi permasalahan ini Syekh
Muhammad Mutawalli As Sya’rawy menulis : “Jenis mukjizat yang dikandung oleh Al-
Qur’an pada tiap-tiap generasi berbeda antara satu dengan yang lain. Hal tersebut
dikarenakan kitab suci ini turun untuk semua umat manusia dan tidak terbatas pada
18
Mohammad Aly Ash Shabuny, At-Tibyan Fi Ulumil Qur’an, (Jakarta : Dar el-Kutub al-
Islamiyah,2003),hal.104
9
suatu bangsa tertentu, karena ia adalah petunjuk yang universal. Setiap generasi tidak
boleh vakum dari unsur kemukjizatan Al-Qur’an. Jika hal ini terjadi, maka generasi-
generasi selanjutnya akan kehilangan segi kemukjizatannya”.19
Berdasarkan pendapat Syekh Sya’rawy diatas dapat kita ambil pelajaran sebagai
berikut :
a. Kemukjizatan alqur’an abadi sampai generasi terakhir.
b. Segi kemukjizatannya berbeda pada setiap generasi, dalam arti tidak terbatas pada
unsur atau corak tertentu saja.
c. Kurang bijaksana jika kita membatasi kemukjizatan alqur’an pada satu dimensi
saja.
Oleh karena itu silang pendapat antar pakar islam dalam menentukan dimensi
kemukjizatan alqur’an hanyalah perbedaan sudut pandang saja. Semua pendapat dapat
diterima dan saling melengkapi.

C. KESIMPULAN

Kebenaran Al-Qur’an adalah kebenaran haqiqi, didalamnya terkandung nilai


mu’jizat yang bersifat kekal. Karena selalu seirama dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Sains Modern. Kemu’jizatan Al-Qur’an dapat diketahui oleh orang-
orang yang pandai, namun kemu’jizatan Al-Qur’an dan sentuhan – sentuhan ilahinya
dapat dirasakan oleh semua orang.
Bukti – bukti yang ditampakkan Al-Qur’an membawa dampak pada agama Islam,
yaitu Islam memang agama yang benar. Aspek mu’jizat Al-Qur’an diantaranya meliputi
gaya bahasa, tasyri’, berita ghaib, dan isyarat – isyarat Sains. Dan bukti-bukti kebenaran
tersebut yang telah ditemukan membawa isyarat bagi para cendikiawan muslim untuk
terus melakukan kajian dan penelitian supaya ditemukan mu’jizat baru bagi Islam. Dari
pembahasan diatas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Al-Qur’an adalah bagian dari mukjizat yang Allah berikan kepada para nabi sebagai
bukti kebenaran risalah yang dibawanya.
2. Mukjizat para nabi terdahulu bersifat material inderawi dan tidak kekal, sementara
mukjizat Al-Quran bersifat immaterial atau inderawi dan abadi.
3. Tantangan Al-Qur’an tidak terbatas pada suatu bangsa, masa dan tempat.

19
Muh. Mutawalli Al Sya‘rawi, Mu‘jizat Al qur‘an, ( Cairo: Akhbar Al yaum, Ttp ), Juz I,. hal. 22
10
4. Macam-macam segi kemukjizatan Al-Qur’an tidak bisa dibatasi, dan pertentangan
yang terjadi antar ulama dalam hal ini dapat saling melengkapi
5. Teori sharfah tidak dapat diterima dengan tangan terbuka karena teori ini dapat
mengaburkan makna kemukjizatan Al-Qur’an.
D. DAFTAR PUSTAKA
Imam Jalaludin As-Suyuthi, “Ulumul Qur’an “, terj. “ Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an”,
penerjemah : Tim Editor Indiva, Surakarta : Indiva Pustaka, 2009
Abdul ‘Adziem Alzarqani, “ Manahil Al‘Irfan fi ‘ulum Al qur’an ”, Cairo: Dar Al Ihya
Al kutub Al Arabiyah, Ttp
Imam Az-Zarkasyi, “ Alburhan fi Ulum Alquran “, beirut, maktabah al‘ashriyah, Ttp
Muh. Mutawalli Al Sya‘rawi, Mu‘jizat Al qur‘an, Cairo: Akhbar Al yaum, Ttp
Muhammad bin Alawi al-Maliki, “ Mutiara Ilmu – Ilmu Al-Qur’an”, terj. “ Zubdah Al-
Itqon Fi Ulumil Qur’an ”, penerjemah : Drs. Rosihon Anwar, M.Ag, Bandung : CV.
Pustaka Setia, 1999
___________, “ al-Qowaid al-Asasiyah Fi Ulumil Qur’an “. Makkah : Maktabah al-
Malik Fahd al- Wathoniyah Itsna’a an-Nasr, 1419 H
___________, “ Keistimewaan Al-Qur’an ”,terj. “ Fadhail al-Qur’an ”.penerjemah :
Nur Faizin, S.Ag, Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2001
H. Muh. Quraish Syihab dkk, “ Sejarah & Ulum Al qur‘an “, Jakarta: Pustaka Firdaus,
1999
Drs. Samsul Munir, MA., “ Mukjizat Al-Qur’an Tentang Arkeologi ”, Wonosobo : LP3M
Unsiq, 2011
Syaikh Muhammad Aly as-Shabuny, “ Al-Tibyan Fi Ulumil Qur’an “, Jakarta : Dar el-
Kutub al- Islamiyah, 2003
Sholahuddin Arqeh Dan, “ Mukhtashor Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an “, Beirut : Dar An-
Nafaes, 2004
Abdullah M. al-Rehaili, “ Bukti Kebenaran Al-Qur’an ”,terj “ This is The Truth,
Newly Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic Hadeeth
”,penerjemah : Purna Sofia Istianati. Yogyakarta : PADMA, 2003
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i,“ Mengungkap Rahasia Al-Qur’an ”, cet. IX
terj “Al-Qur'an fi Al-Islam ”, penerjemah : A. Malik Madaniy dan Hamim Iiyas.,
Bandung : Mizan, 1997
Mohammad Aly Ash-Shabuny, “Pengantar Studi Al-Qur’an”,terj. At-Tibyan Fi Ulumil
Qur’an”.penerjemah : Drs. M. Chudlori Umar dan Drs. M. Matsna H.S., Bandung : Al
Ma’arif, 1996
Maktabah Syamilah Ishdar, Versi 3.15

11

Anda mungkin juga menyukai