Anda di halaman 1dari 7

Bapak A (53 tahun) mengeluhkan pandangan kabur, sering merasa kesemutan, dan terasa panas

di dalam tubuh. Beliau pernah menjalani PCI. Hasil pemeriksaan menunjukkan GDP 160, dan
TD 120/80. BB 91 kg

Diagnosis: DM Tipe 2, Neuropati, Post PCI

Diberikan terapi:

- Clopidogrel 75 mg. 1 x sehari


- ISDN
- Irbesartan 150 mg, 1 x sehari (malam hari)
- Lantus (22-0-21)
- Metformin 500 mg, 3 x sehari
- Glimepirid 2 mg, 2 x sehari (pagi dan malam)
- Aspilet, 1 x sehari

SUBJEKTIF:

- Pandangan kabur
- Sering merasa kesemutan
- Terasa panas di dalam tubuh.

OBJEKTIF

- GDP 160 mg/dl


- TD 120/80 mmHg
- Diagnosis: DM Tipe 2, Neuropati, Post PCI
- Penggunaan obat
- BMI : 31, 12 (Obesitas Tingkat 1)

Permasalahan
Subjektif Objektif Asesmen
Klinis
Post PCI - - - Clopidogrel sebagai antiplatelet,
mencegah pembekuan darah pada
pembuluh darah yang luka atau pecah
agar tidak ada sumbatan pada
pembuluh darah. Mekanisme
clopidogrel yaitu menghambat
pengikatan adenosin difosfat (ADP)
pada reseptor ADP di platelet sehingga
menghambat aktivasi kompleks
glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi
ADP, jadi menimbulkan
penghambatan terhadap agregasi
platelet (sudah tepat)
- Isosorbid Dinitrat digunakan hanya
saat terjadi nyeri dada, mekanismenya
dengan menaikkan supply oksigen ke
jantung (sudah tepat)
- Irbesartan 150 mg, termasuk
golongan Angiotensin Reseptor
Blocker dengan mekanisme
menghambat angiotensin II berikatan
dengan reseptornya sehingga
menyebabkan vasodilatasi dan
kemudian terjadi penurunan produksi
vasopressin dan mengurangi sekresi
aldosterone yang kemudian
menyebabkan tekanan darah turun.
ARB berfungsi untuk menghambat
perubahan otot jantung atau mencegah
remodelling (pembesaran otot jantung
yang dapat mempersempit pembuluh
darah, karena pada saat seseorang
harus menjalani PCI berarti terdapat
pembuluh darah yang mati yang tidak
terkena aliran oksigen, jika dibiarkan
maka dapat menjalar dan
menyebabkan semakin banyak yang
mati, pada saat itu jantung akan secara
otomatis memompa lebih cepat untuk
memenuhi kebutuhan, karena
memompa terlalu ceoat inilah maka
terjadi pembesaran atau remodelling
oto jantung, oleh karena itu ARB
berfungsi untuk menurunkan tekanan
darah sehingga jantung memompa
secara normal dan remodelling jantung
dapat dihindari) (sudah tepat)
- Aspilet atau aspirin 80 mg sebagai
antiplatelet. Mekanaismenya adalah
dengan menghambat sintesis
tromboksan A2 melalui asetilasi
irreversible enzim siklooksigenase.
Jika tromboksan A2 terbentuk, maka
dapat membuat trombosit melepaskan
granulnya dan beragregasi. (sudah
tepat)
DM Tipe 2 - Pandangan GDP 160 Berdasarkan algoritma terapi DM Tipe
kabur 2
- Sering  Modifikasi gaya hidup
merasa  Metformin, dimulai dari 1 x
kesemutan sehari hingga 3 x sehari
- Terasa (Mekanisme metformin :
panas di meningkatkan uptake glukosa
dalam pada jaringan otot dan
tubuh. menurunkan glukoneogenesis
di hati)
 Kombinasi dengan
sulfonylurea, pada pasien
sudah dikombinasi dengan
glimepiride 2 mg, 2 kali sehari
(Mekanisme glimepiride :
meningkatkan sekresi insulin
pada sel beta pankreas yang
masih aktif, menurunkan
output glukosa dari hati)
 Inisiasi insulin (pada pasien
diberikan insulin basal yaitu
insulin glargine (Lantus).
Mekanisme kerja :
menggantikan atau membantu
peran insulin dalam tubuh
sebagai pengontrol gula darah.

Inisiasi insulin menurut


Diabetes Care, Volume 38,
Januari 2015 adalah 0,1 -0,2
Unit/ kgBB/ hari dan dapat
ditingkatkan 10-15% atau 2-4
Unit setiap 1-2 minggu untuk
mencapai target GDP.
Dosis untuk pasien : Untuk BB
91 kg = range dosis 9,1-18,2
unit dosis. Pasien mendapat 21
dan 22 unit dosis SUDAH
TEPAT (gula darah dapat
terkontrol).
ASESMEN

- Interaksi obat:
1. Monitor interaksi antara Apirin dan Irbesartan yaitu meningkatkan kadar kalium
dalam darah.
2. Monitor adanya interaksi antara Apirin dan Clopidogrel yaitu meningkatkan resiko
perdarahan perifer.
3. Glimepirid dengan clopidogrel (minor) : clopidogrel menghambat isoenzim CYP
450 ZC9 yang mana glimepirid adalah substrat koenzim tersebut sehingga
metabolisme glimepirid terganggu dan berisiko toksik
- Masalah lain:
Pasien kadar GDP masih belum stabil yaitu bulan sebelumnya normal 104 mg/dl
kemudian bulan ini menjadi 160 mg/dl, padahal sudah menggunakan insulin Lantus 2
kali sehari sebanyak 22 unit. Hal ini mungkin disebabkan oleh cara memeriksa GDS
yang kurang tepat, kondisi strip GDS yang kurang bagus, atau juga karena kondisi
biologis pasien yang sudah berubah, berhubungan dengan fungsi pancreas, atau
penggunaan insulin belum tepat.

PLAN

- Monitoring gaya hidup, konfirmasi mengenai bahan-bahan makanan apa saja yang
biasa dikonsumsi, apakah sudah sesuai untuk pola makan pasien dengan DM, misal
sudah rendah gula atau belum.
- Monitoring penggunaan insulin, terdapat masalah atau tidak, apakah ada kesulitan
selama penggunaan.
Tatacara penggunaan Insulin yang benar :
1. Keluarkan insulin dari kulkas, gosokkan dengan tangan agar meneyrupai suhu
tubuh. Untuk insulin Mix, homogenkan
2. Pasang jarum dan buka penutup luar serta dalam
3. Suntikkan sedikit insulin keluar dari ampul ke udara, untuk memastikan ujung
jarum terisi penuh oleh insulin dan alat bekerja dengan baik. Langkah ini disebut
“air shot”
4. Suntikkan insulin ke bagian yang mengandung banyak lapisan lemak seperti paha
bagian atas atau perut.
5. Cubit area kulit yang akan disuntik (namun jangan terlalu keras karena akan
membuat kulit pucat dan sakit) dan masukkan jarum dengan sudut 90 derajat.
6. Suntikkan jarum ke area yang Anda inginkan. Jika area Anda terasa sakit setelah
Anda selesai menyuntik, kompres dengan es selama 15-20 detik.
7. Pastikan jarum suntik dan pen benar-benar masuk ke dalam kulit dan hitung selama
10 detik sebelum mencabut suntikan
8. Lepaskan cubitan dan buang jarum suntik di tempat aman
- Monitoring kepatuhan penggunaan obat, untuk metformin, apakah sudah rutin
konsumsi setelah makan
- Monitoring mengenai efek samping obat dan tatacara pengatasan bila terjadi:
 Kadar kalium dari darah meningkat disertai dengan gejala jantung yang
berdebar debar. Jika hal ini terjadi ada baiknya pasien langsung menghubungi
dokter.
 Terjadinya pendarahan yang ditandai dengan sering berdarah pada daerah gusi
(perifer). Hal ini pula ada baiknya untuk segera dikonsultasikan ke dokter.
 Efek samping glimepiride yaitu hipoglikemia, dimana pasien sering merasakan
lemas, berkunang kunang akibat kadar gula darah dibawah normal. Pengatasan
pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memakan permen atau meminum
air gula/jus.
- Monitoring kondisi jantung, ada keluhan atau tidak, sering serangan atau tidak, ISDN
tingkat konsumsinya seperti apa.
- Monitoring terjadinya komplikasi yang mengganggu fungsi organ lain, seperti halnya
kadar gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pandangan kabur (seperti yang
tengah dirasakan pasien). Edukasi bahwa pandangan kabur dapat reversibel bila gula
darah dapat dikembalikan pada nilai normal (selama mata belum mengalami kerusakan
berat).
- Sarankan terapi non farmakologi diantaranya:
1. Istirahat yang cukup
2. Pentingnya makan tepat waktu untuk menjaga supaya gula darah pasien tetap stabil
3. Saran pola makan :
Karbohidrat dari nasi putih bisa diganti dengan nasi merah/hitam/coklat/pecah kulit,
kentang/ubi/singkong atau pasta/roti gandum. Pasien disarankan makan 3x sehari
secara rutin, di sela-sela makan besar pasien dianjurkan konsumsi makanan kecil
2x sehari, makanan yang disarankan dapat berupa buah-buahan dengan kadar gula
yang rendah, seperti pear, apel hijau.
Mengatur pola makan dengan diet yang seimbang. Dapat dilakukan dengan tetap
makan teratur 3x sehari dengan porsi yang dirasa cukup (tidak terlalu banyak) dan
diimbangi dengan 2x makan makanan ringan/ngemil sehat misalnya dengan makan

buah – buahan dengan kadar gula yang rendah.

Kurangi makan makanan yang berlemak dan perbanyak makan makanan yang
berserat tinggi, misal sayur, oat, kacang merah, buah alpukat dll.
Melakukan aktivitas fisik disesuaikan dengan kemampuan diri misal jalan pagi.
Kurangi aktivitas berat seperti mengangkat beban berat.
- Menyarankan pada pasiem untuk cek kolesterol tiap 3 bulan sekali sebab penderita DM
dan post PCI berisiko untuk kondisi jantung.
- Jaga kondisi psikis dan mental pasien berada dalam posisi tidak stress. Kondisi stress
dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat signifikan.

Anda mungkin juga menyukai