Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF EFFICACY

PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN RESUSITASI PADA PASIEN HENTI


JANTUNG

Kusno Ferianto1, Ahsan2, Ika Setyo Rini 3


1Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2,3Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Jalan Veteran Malang 65145


email: kusnof@yahoo.com

Abstract: Cardiac arrest is life threatening in emergency cases if it is not treating immediately by
nurses. Self-efficacy of nurses become factor that influence success of resuscitation for cardiac arrest.
The purpose of this study is to determines the factors that affect nurses self-efficacy of nursesaffecting
factors in performing resuscitation in cardiac arrest. The design study was correlation analytic with
cross sectional approach at 30 nurses in ER dr. R. Koesma Tuban. Data collection by using total
sampling technique. Standard questionnaire Nurse Career, OSS-3, PSS GSE Score are used for
instrument. Data analysis are used contingency coefficient test and logistic regression. The results
showed that experience (p=0,015<0,05) and verbal mastery persuasive (p=0,013<0,05) retaled to the
self-efficacy of nurses in performing cardiac arrest resuscitation. The conclusion is the mastery
experience and verbal persuasive was factor that influence nurses self-efficacy in implementation of
cardiac arrest resuscitation. Therefore, nurses need to improve self-efficacy in performing
resuscitation in cardiac arrest by training and continuing education.

Keywords: cardiac arrest, nurses, resuscitation, self-efficacy

Abstrak : Henti jantung merupakan kasus kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa jika tidak
mendapatkan penanganan yang segera dan baik dari perawat. Self efficacy perawat menjadi fakctor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam melaksanakan resusitasi henti jantung. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi self efficacy perawat dalam
melaksanakan resusitasi pada henti jantung. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik
korelatif dengan pendekatan cross sectional terhadap 30 Perawat IGD RSUD dr. R. Koesma
Tuban. Pengumpulan data menggunakan tehnik total sampling dengan .Iinstrumen yang akan
digunakan adalah kuisioner standar Perawat Karir, OSS-3, PSS Score dan GSE Score. Analisis
menggunakan uji koefisien kontingensi dan regresi logistik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
terdapat hubungan antara mastery experience dan verbal persuasif dengan self efficacy perawat
dalam melaksanakan resusitasi henti jantung. Koefisien signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,015
dan 0,013 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga menimbulkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah mastery experience dan verbal persuasive merupakan fakctor yang
mempengaruhi self efficacy. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan self efficacy dalam
melaksanakan resusitasi pada henti jantung dengan cara pelatihan dan pendidikan yang
berkelanjutan.

Kata Kunci: self efficacy, henti jantung, perawat, resusitasi

PENDAHULUAN
utama. -Kualitas Resusitasi Jantung Paru
Salah satu kasus kegawat- (RJP) memberi pengaruh sangat besar
daruratan yang dapat mengancam jiwa terhadap angka ketahanan hidup, perlu
jika tidak mendapatkan penanganan yang dicatat bahwa RJP yang dilakukan
baik dari petugas kesehatan adalah mengikuti pedoman hanya mampu
cardiac arrest atau henti jantung. Cardiac menyediakan sejumlah 10-30% dari aliran
arrest atau henti jantung merupakan suatu darah normal ke jantung dan 30-40% ke
kondisi di mana sirkulasi darah normal otak, sehingga perawat pemberi
tiba-tiba berhenti sebagai akibat dari resusitasi harus mampu memberikan RJP
kegagalan jantung untuk berkontraksi dengan kualitas terbaik dan sedini
secara efektif. Di negara maju seperti mungkin. Kemampuan untuk merespon
Amerika Serikat, henti jantung masih dengan cepat dan efektif untuk situasi
menjadi masalah masyarakat paling serangan jantung terletak pada perawat
267
268 | J.K.Mesencephalon, Vol.2 No.4, Oktober 2016, hlm 267-275

yang kompeten dalam prosedur pengamatan peneliti Prosedur Tetap


keselamatan pasien dengan resusitasi (protap) resusitasi di ruang IGD sudah
jantung paru, sementara kurangnya tertempel di dinding dan
keterampilan resusitasi perawat terdokumentasikan di buku panduan tetapi
teridentifikasi sebagai faktor yang belum dapat meningkatkan percaya diri
berkontribusi untuk hasil yang buruk pada perawat dalam melakukan resusitasi pada
serangan jantung (Elazazay, 2012). pasien henti jantung. Perawat IGD
Data kunjungan pasien ke cenderung melaksanakan dan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) di menyelesaikan tugasnya merawat pasien
seluruh Indonesia mencapai 11.719.015 P2 terlebih dahulu meskipun ada pasien
(13,1%) dari total seluruh kunjungan di dalam kondisi henti jantung.
RSU) dengan jumlah kunjungan 12% dari Resusitasi yang kualitas tinggi dan
kunjungan IGD berasal dari rujukan kepercayaan diri efektif sangat penting
dengan jumlah 1.033 rumah sakit umum bagi perawat yang biasanya menjadi
dari 1.319 Rumah Sakit yang ada. responder pertama di dalam klinik gawat
Jumlah yang signifikan ini kemudian darurat Rumah sakit. Hal ini membutuhkan
memerlukan perhatian yang cukup seperangkat tindakan terkoordinasi dalam
besar dengan pelayanan pasien gawat Rantai Survival, dan termasuk pengenalan
darurat. Prevalensi penyakit jantung awal dan aktivasi segera, CPR awal,
koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar defibrilasi yang cepat, bantuan hidup
0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 lanjutan yang efektif dan perawatan
orang, sedangkan berdasarkan diagnosis terpadu pasca serangan jantung (Travers,
gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan 2010). Kurangnya kesiapan dan
sekitar 2.650.340 orang. Estimasi jumlah kepercayaan perawat menanggapi
penderita penyakit jantung koroner peristiwa resusitasi dapat mengakibatkan
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur waktu yang panjang untuk intervensi dan
sebanyak 375.127 orang (1,3%). akibatnya penurunan di kesempatan
(Kemenkes, 2014) pasien untuk bertahan hidup (Moretti,
Berdasarkan data IGD RSUD Dr. 2007).
R. Koesma, bulan januari 2016 kunjungan Menurut Bandura (1997), self
pasien dengan trauma berjumlah 154 efficacy mengacu kepercayaan seseorang
kasus dan terbanyak 86 karena terhadap kemampuannya untuk
kecelakaan lalu lintas. Pasien dengan melakukan perilaku tertentu dalam
henti jantung hampir 98 % meninggal dan berbagai situasi, dan keyakinan (self
rujuk meskipun sudah mendapatkan efficacy) dibangun dari pengalaman
treatment dan resusitasi. enactive, pengalaman vicarious, persuasi
Studi pendahuluan perawat IGD verbal, dan fisiologis dan perilaku.
RSUD dr R Koesma Tuban didapatkan Pernyataan tersebut sesuai dengan
sekitar 90% perawat mempunyai sertifikat penelitian dari Swenson (2011) dengan
BLS dan PPGD yang berasal dari responden 284 perawat bahwa perawat
pelatihan di luar Rumah Sakit dan in yang memiliki self efficacy dan berkarakter
house training yang diselenggarakan kuat akan meningkatkan kualitas
RSUD Tuban. Data peneliti menunjukkan pelayanan di klinik.
dari 10 perawat, 5 perawat (50%) Kelebihan teori self efficacy
mengatakan sering melakukan resusitasi, Bandura lebih menekankan bahwa
3 perawat (30%) kadang – kadang dan 2 lingkungan dan perilaku seseorang
perawat (20%) jarang melakukan dihubungkan melalui sistem kognitif orang
resusitasi pada pasien gawat darurat tersebut. Bandura memandang tingkah
dalam 1 bulan terakhir. Dari hasil laku manusia bukan semata – mata reflex
wawancara dengan 5 perawat (50%) yang atas stimulus, melainkan juga akibat
jarang melakukan resusitasi mengatakan reaksi yang timbul akibat interaksi antara
sibuk dengan pasien yang lebih dahulu lingkungan dengan kognitif manusia itu
datang dan kurang yakin melakukan sendiri. Kelemahan Teori Bandura hanya
resusitasi dikarenakan takut salah, kurang melalui peniruan (modelling), sudah pasti
pengalaman dan sering melihat perawat terdapat sebagian individu yang
lain gagal melakukan resusitasi. Dari menggunakan teknik peniruan ini juga
Kusno Ferianto dkk , Analisis Faktor-Faktor … | 269

akan meniru tingkah laku yang negative, didapatkan sebagian besar adalah
termasuk perlakuan yang tidak diterima berjenis kelamin laki-laki berjumlah 20
dalam masyarakat (Olson, 2008). Hal (66,7%) perawat, sedangkan perempuan
tersebut sesuai dengan penelitian berjumlah 10 (33,3 %) perawat.
Moustafa (2013) bahwa iklim akademik Karakteristik pendidikan responden yang
yang baik dapat mempengaruhi kinerja bekerja di IGD sebagian besar dengan
mahasiswa praktik klinik. Dalam kondisi latar belakang pendidikan D-III
lingkungan yang emergency menimbulkan Keperawatan berjumlah 24 (80 %). Hasil
dampak stress sehingga dituntut memiliki dapat dilihat pada tabel 1.
self efficacy yang tinggi. Perawat dengan
self efficacy yang baik dapat Tabel 1 Karakteristik Responden
mempengaruhi respon time, ketepatan berdasarkan Jenis Kelamin &
waktu menggunakan defibrillator, CPR Pendidikan
yang berkualitas sehingga meningkatkan Variabel
outcome dari pasien henti jantung (Gonzi, Frekuensi Prosent-
Karakteristik
(n) ase (%)
2015). Responden
Penelitian Wagler (2011) Jenis Kelamin
menunjukkan hal yang berbeda dengan Laki-laki 20 66,7
melibatkan 46 responden guru yang Perempuan 10 33,3
mempunyai pengalaman lapangan
menunjukkan self efficacy yang rendah Pendidikan
pada saat melakukan kegiatan di D-III 24 80
lapangan. Pernyataan tersebut didukung Keperawatan
S-1 Keperawatan 6 20
oleh penelitian Muretta (2004) dengan
& Ners
melihat 4 (empat) sumber yang
Total 30 100
berpengaruhi self efficacy dengan Sumber: Data Primer (2016)
melibatkan 162 responden dan
menunjukkan bahwa verbal persuasi dan
Tabel 2 Karakteristik Responden
vicarious experience tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
berdasarkan Usia
Varia
kepercayaan diri (self efficacy) Mean Median
-bel Min Max
METODE PENELITIAN
Usia 32.93 33.00 22.00 47.00
Desain penelitian yang digunakan
Sumber: Data Primer (2016)
adalah analitik korelatif dengan
pendekatan cross sectional terhadap 30 Berdasarkan tabel 2, menunjukan
Perawat IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban karakteristik usia responden yang bekerja
dalam kurun waktu Mei – Juli 2016. di IGD mempunyai nilai Mean 32,93 dan
Pengumpulan data menggunakan tehnik median 33 dengan nilai minimal 22 dan
total sampling dengan menggunakan nilai maksimal 47.
Instrumen kuisioner standar Perawat Karir
depkes RI, Olso Support System (OSS-3), Tabel 3 Hasil Analisis Bivariat
Percived Stress Scale (PSS) dan General
Koefisien Kontingensi
Self Efficacy Score (GSE). Pengisian
Variabel N R p
kuesioner dilakukan sebelum atau
sesudah perawat melaksanakan dinas Mastery
atau pada waktu istirahat Analisis 30 0,404 0,015
Experience
menggunakan uji bivariat koefisien Vicarious
kontingensi dan uji multivariate regresi 30 0,200 0,535
Experience
logistik.
30 0,412 0,013
Verbal Persuasion
HASIL PENELITIAN
Physiological and 30 0,147 0,333
Hasil penelitian tentang karakteristik Affective State
responden yang bekerja di IGD Sumber: Data Primer (2016)
270 | J.K.Mesencephalon, Vol.2 No.4, Oktober 2016, hlm 267-275

Berdasarkan tabel 3, variabel yang belakang pendidikan S-1 Keperawatan


mempunyai hubungan yang bermakna dan ners 6 (20%). Dan mayoritas perawat
(p<0,05) dengan self efficacy adalah IGD (100%) mempunyai sertifikat
mastery experience (0,015) dan verbal pelatihan BTLS dan PPGD. Menurut
persuasi (0,013). Sedangkan variabel Thongpo (2015) menyatakan bahwa
yang tidak berhubungan dengan sel pelatihan dan pengalaman memiliki efek
efficacy adalah Vicarious Experience signifikan secara langsung pada
(0,535) dan Physiological and Affective pengetahuan, self-efficacy, dan
State (0,333) keterampilan kompresi dada.
Kesuksesan membangun keyakinan
PEMBAHASAN yang kuat dan kegagalan yang dialami
akan menjatuhkannya, terutama jika
1. Hubungan Mastery experience dengan kegagalan terjadi sebelum self efficacy
Self Efficacy Perawat dalam terbentuk. Kesulitan atau kegagalan
melaksanakan Resusitasi. merupakan bagian dari mastery
experience yang akan menjadi dasar
Berdasarkan tabel 3 didapatkan data melatih kemampuan mengontrol setiap
bahwa dari semua responden yang keadaan. (Bandura, 1987). Penelitian
mempunyai self efficacy positif, sebanyak Benson (2012) dengan melibatkan 27
94,4% mempunyai mastery experience mahasiswa atletik menyatakan bahwa
kategori standar, sedangkan dari semua kemampuan skiil klinis meningkat secara
responden yang mempunyai self efficacy signifikan pada mahasiswa tahun kedua
negatif, hanya 5,6 % mempunyai mastery dan yunior; sedangkan pada mahasiswa
experience kategori standar. Berdasarkan pascasarjana menunjukkan peningkatan
hasil penelitian terdapat hubungan yang self efficacy yang lebih tinggi.
bermakna antara mastery experience
dengan self efficacy perawat dalam 2. Hubungan Vicarious Experience
melaksanakan resusitasi pasien henti dengan Self Efficacy Perawat dalam
jantung di IGD RSUD Dr. R Koesma melaksanakan Resusitasi.
Tuban.
Self efficacy perawat terbentuk Berdasarkan hasil penelitian, dapat
melalui proses belajar sosial yang dapat diketahui bahwa dari semua responden
terjadi pada rumah sakit. Self efficacy yang mempunyai self efficacy positif
terbentuk sebagai proses adaptasi dan sebanyak 83,3% mempunyai vicarious
pembelajaran yang ada dalam tema experience kategori baik, sedangkan dari
tersebut. Semakin lama seseorang semua responden yang mempunyai self
bekerja maka semakin tinggi self efficacy efficacy negatif, hanya 17,7 % responden
yang dimilikinya dalam bidang pekerjaan dengan vicarious experience kategori baik.
tertentu. Akan tetapi tidak menutup Hasil menunjukkan p value = 0,535 (p <
kemungkinan self efficacy orang tersebut 0.05), berarti tidak terdapat hubungan
justru cenderung tetap atau menurun. Hal yang bermakna antara vicarious
ini tergantung bagaimana keberhasilan experience dengan self efficacy perawat
dan kegagalan mempengaruhinya. dalam melaksanakan resusitasi pasien
Tumbuhnya self efficacy yang kuat henti jantung di IGD RSUD Dr. R Koesma
membutuhkan pengalaman dalam Tuban.
mengatasi berbagai hambatan yang Hal tersebut dipengaruhi oleh factor
ditemui melalui usaha yang keras. Setelah penghambat perawat dalam melakukan
perawat yakin bahwa telah memiliki segala pembelajaran dengan mengamati
sesuatu yang dibutuhkan maka akan pengalaman orang lain. Pembelajaran
menghadapi keadaan yang kurang baik akan selalu ada hambatan dalam setiap
sekalipun dan cepat bangkit dari prosesnya. Lingkungan di Ruang IGD
kegagalan. Pendidikan responden yang RSUD DR. R. Koesma Tuban yang kurang
bekerja di IGD sebagian besar dengan mendukung dengan kurangnya sarana
latar belakang pendidikan D-III prasana resusitasi sehingga perawat lebih
Keperawatan berjumlah 24 (80 %) memilih untuk merujuk pasien. Hal
Perawat, sedangkan dengan latar tersebut membuat kesempatan perawat
Kusno Ferianto dkk , Analisis Faktor-Faktor … | 271

baru mengamati perawat senior dalam SMK Negeri 2 Salatiga. Hasil


melakukan resusitasi berkurang. Faktor menunjukkan kenaikan yang signifikan
rasio perawat dengan jumlah kunjungan antara tingkat self efficacy berwirausaha
pasien IGD tidak seimbang berimbas pada sebelum (pre test) dan sesudah (post test)
beban kerja yang cukup tinggi, sehingga diperlihatkan video vicarious experience.
perawat harus berbagi tugas dan segera Hasil berbeda dari pendapat Klassen
melakukan tindakan ke pasien, sehingga (2002) bahwa Vicarious experience sering
kesempatan pengamatan dan modelling terjadi melalui pemodelan, baik oleh guru
berkurang. atau teman sebaya, dan telah dinyatakan
Pengalaman dalam mengamati menjadi factor yang tidak berpengaruh
orang lain yang memiliki keberhasilan terhadap pengalaman seseorang.
dalam mengerjakan suatu tugas akan Perbandingan sosial adalah komponen
dapat meningkatkan keyakinan individu penting dari Vicarious experience, dan
bahwa mereka dapat mengerjakan tugas mungkin sangat penting bagi seseorang
dan memiliki kemampuan yang sama yang rentan berkembang karena mereka
seperti role-model-nya (Bandura, 1997). belum menyadari kemampuan relatif untuk
Besar atau kecilnya pengaruh role-mode berkembang. Penyataan tersebut
terhadap self efficacy seseorang sangat didukung Penelitian Muretta (2004) yang
bergantung dari bagaimana seseorang melibatkan 146 guru menyatakan bahwa
tersebut merasa mirip dengan model yang tidak ada korelasi antara self efficacy dan
ditirunya untuk kemudian membandingkan Vicarious Experience. Pendapat lain yang
dengan dirinya (seberapa banyak mendukung menyatakan bahwa Meskipun
kesamaan yang ada). Individu tidak subjek dalam kondisi eksperimental model
bergantung pada pengalamannya sendiri peran (meniru), tidak ada bukti statistik
tentang kegagalan dan kesuksesan untuk mendukung perubahan dalam
sebagai sumber self-efficacynya. Self kinerja tugas.
efficacy juga dipengaruhi oleh
pengalaman individu lain. 3. Hubungan Verbal Persuasif dengan Self
Pengamatan individu akan efficacy Perawat dalam melaksanakan
keberhasilan individu lain dalam bidang Resusitasi.
tertentu akan meningkatkan self efficacy
individu tersebut pada bidang yang sama. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Individu melakukan persuasi terhadap diketahui bahwa dari semua responden
dirinya dengan mengatakan jika individu yang mempunyai self efficacy positif,
lain dapat melakukannya dengan sukses, sebanyak 90,9 % mempunyai verbal
maka individu tersebut juga memiliki persuasi kategori kuat, sedangkan dari
kemampuan untuk melakukanya dengan semua responden yang mempunyai self
baik. Pengamatan individu terhadap efficacy negatif, hanya 9,1 % mempunyai
kegagalan yang dialami individu lain verbal persuasi kategori kuat. Hasil uji
meskipun telah melakukan banyak usaha didapatkan bahwa p value = 0,013 (p <
menurunkan penilaian individu terhadap 0.05), berarti terdapat hubungan yang
kemampuannya sendiri dan mengurangi bermakna antara verbal persuasi dengan
usaha individu untuk mencapai self efficacy perawat dalam melaksanakan
kesuksesan. Ada dua keadaan yang resusitasi pasien henti jantung di IGD
memungkinkan self efficacy individu RSUD Dr. R Koesma Tuban.
mudah dipengaruhi oleh pengalaman Pada dasarnya Vebal persuasi
individu lain, yaitu kurangnya pemahaman merupakan kemampuan komunikasi yang
individu tentang kemampuan orang dapat membujuk atau mengarahkan orang
lain dan kurangnya pemahaman lain. Dalam komunikasi persuasi terdapat
individu akan kemampuannya sendiri. komponen atau elemen sehingga dapat
(Bandura, 1997). disebut sebagai komunikasi persuasi.
Berdasarkan hasil penelitian Pratiwi Komponen tersebut antaranya;
(2013) bahwa terdapat pengaruh yang mempunyai tujuan persuasi baik , perintah
signifikan vicarious experience terhadap yang dibungkus dengan ajakan atau
self efficacy dengan melibatkan Subyek bujukan sehingga terkesan tidak memaksa
penelitian sebanyak 20 siswa kelas XII dan berdasarkan data-data atau fakta
272 | J.K.Mesencephalon, Vol.2 No.4, Oktober 2016, hlm 267-275

yang digunakan untuk memperkuat state kategori sedang, sedangkan dari


argumentasi. Di IGD RSUD Dr. R Koesma semua responden yang mempunyai self
Tuban komunikasi antar perawat dalam efficacy negatif, hanya 30 % responden
tim / shift berjalan dengan baik. Meskipun dengan Psyological and affective state
belum maksimal, namun Ketua Tim kategori sedang. Hasil uji p value = 0,333
berusaha memberikan arahan dan (p < 0.05), berarti tidak terdapat hubungan
bantuan kepada perawat pelaksana yang bermakna antara Psyological and
sehingga keyakinan perawat dapat affective state dengan self efficacy
meningkat meskipun pengetahuan dan perawat dalam melaksanakan resusitasi
sklill belum standar. pasien henti jantung di IGD RSUD Dr. R
Pada persuasi verbal, individu Koesma Tuban
diarahkan dengan saran, nasihat, dan Perawat IGD mempunyai factor lain
bimbingan sehingga dapat meningkatkan yang mendukung coping yang adaptif
keyakinannya tentang kemampuan- sehingga penurunan fisik dan keyakinan
kemampuan yang dimiliki yang dapat tidak terjadi. Pada umumnya individu
membantu mencapai tujuan yang selalu berhadapan dengan berbagai
diinginkan. Individu yang diyakinkan stressor yang berasal dari dalam diri
secara verbal cenderung akan berusaha sendiri ataupun dari lingkungan. Apabila
lebih keras untuk mencapai suatu individu tidak mampu merespons stress
keberhasilan. Menurut Bandura (1997), yang dialaminya, maka akan berdampak
pengaruh persuasi verbal tidaklah terlalu buruk bagi individu yang bersangkutan
besar karena tidak memberikan suatu dan lingkungan sekitar. setiap individu
pengalaman yang dapat langsung dialami memiliki cara penyesuaian diri yang
atau diamati individu. Dalam kondisi yang khusus dan tergantung kepada
menekan dan kegagalan terus-menerus, kemampuan masing-masing individu
pengaruh sugesti akan cepat lenyap jika dalam melakukan penyesuaian diri secara
mengalami pengalaman yang tidak efektif, yaitu dengan cara mengarahkan
menyenangkan. tindakan pada sasaran tertentu guna
Berdasarkan penelitian sudhir (2013) mengatasi penyebab stress. Perawat IGD
menunjukkan bahwa iklim akademik RSUD Dr. R Koesma Tuban mengalami
persepsi memiliki pengaruh signifikan stress pada saat terjadi peningkatan
terhadap self efficacy kinerja akademik kunjungan IGD dan Kejadian Luar Biasa
mahasiswa. Menurut Chan dan Lam (KLB) akbibat kecelakaan masal, bencana
(2010) verbal persuasi kepada mahasiswa alam. Coping Perawat dapat menna ingkat
yang akan mempengaruhi self efficacy pada saat stress karena banyak perawat
adalah memberikan respon dan feedback lain dan lingkungan yang mendukung dan
dari pekerjannya. Verbal persuasi juga membantu pekerjaannya. Selain itu
dapat meningkatkan proses pembelajaran Tuntutan Kebijakan rumah sakit terkait
dan menjamin standart kualitas kepuasan pasien dengan pemberian
keterampilan, kualitas moral, memperkuat pelayanan Prima tidak didukung dengan
kerja tim, serta merangsang peningkatan penambahan tenaga dan sarana
pelayanan kesehatan (Parikh, 2002). Hal prasarana.
tersebut didukung oleh Bobo (2012) Ada begitu banyak jenis pekerjaan
bahwa efikasi diri dan keterampilan klinik tetapi beberapa diantaranya begitu identik
meningkat setelah diperlihatkan video dengan stress kerja Salah satu contoh
evaluasi dan feedback dari tindakan jenis pekerjaan tersebut adalah perawat.
keterampilan mahasiswa. Hal ini bisa terjadi karena karakteristik
perawat itu sendiri yang memiliki reban
4. Hubungan Psyological and Affective kerja berat dan tanggung jawab yang
State dengan Self Efficacy Perawat tinggi. Berbagai hal yang harus dihadapi
dalam melaksanakan Resusitasi. perawat selama bekerja seperti beban
kerja yang berat, tanggung jawab yang
Berdasarkan hasil penelitian, dapat besar ditambah dengan konsekuensi
diketahui bahwa dari semua responden emosi ketika harus berhadapan dengan
yang mempunyai self efficacy positif, berbagai macam pasien menimbulkan
sebanyak 70 % Psyological and affective stres kerja yang tidak ringan bagi perawat.
Kusno Ferianto dkk , Analisis Faktor-Faktor … | 273

Setiap pekerjaan dapat menciptakan stres KESIMPULAN DAN SARAN


kerja, demikian pula perawat. Penurunan
kesehatan fisik dan mental sampai kinerja Dari hasil penelitian dapat
kerap kali ditemui pada perawat. disimpulkan bahwa variabel yang
Kecemasan dan depresi juga lazim mempunyai hubungan yang bermakna
ditemui (Wong, Leung, So & Lam, 2001), dengan self efficacy adalah mastery
termasuk disfungsi sosial dan gangguan experience dan verbal persuasi.
tidur (Lasch inger, Finegan,Sham ian & Sedangkan variabel yang tidak
Wilk,2003). berhubungan dengan sel efficacy adalah
Berdasarkan penelitian dari Vicarious Experience dan Physiological
Veriltasari (2014) menunjukkan ada and Affective State.
hubungan negative yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka
Karyawan dengan self efficacy yang saran yang dapat diberikan: adalah bagi
sedang dan rendah mempunyai stress perawat dapat dijadikan masukan bagi
kerja yang rendah. Penelitian novita perawat khususnya perawat IGD di rumah
(2012) dengan 37 orang yang terdiri atas sakit dalam menjalankan peran dan
20 orang perawat di ruang IGD dan 17 fungsinya bagi pasien dalam
orang perawat di ruang ICU. Dengan hasil melaksanakan asuhan keperawatan
semakin tinggi tingkat self efficacy kepada pasien dengan resusitasi. Bagi
perawat maka semakin rendah stress. Institusi dapat dijadikan data dasar dalam
semakin tinggi tingkat stres kerja menyusun perencanaan program
seseorang maka semakin tinggi pula pembelajaran hard skill dan soft skill
burnoutnya. dalam melaksanakan resusitasi pada
Berbeda dengan hasil penelitian pasien Henti Jantung dan Bagi Peneliti
Putri (2014) menyatakan bahwa tidak ada selanjutnya Hasil penelitian ini dapat
hubungan yang signifikan. self efficacy dijadikan landasan atau bahan kajian
dan emosional Affective State. Semakin untuk mengembangkan penelitian dalam
Self efficacy tinggi ternyata tidak ruang lingkup self efficacy dengan
mempengaruhi Subjective Well Being memperhitungkan faktor-faktor lainya yang
pada Mahasiswa Baru Politeknik tidak diteliti dalam penelitian ini seperti
Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang Faktor karakteristik dan factor eksternal
Kos. terkait dengan kepuasan dan kebijakan
manajemen RSUD. sehingga hasil yang
diperoleh akan lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Bandura and D. Cervone, (1989) systematic approach. Australasian


"Self-Efficacy Mechanism Emergency Nursing Journal, 12;
Governing the Motivational Effects 130-136
of Goal Systems, Journal of Dalgard, O.S. Dowrick, C (2006a).
Personality and Social Negative life events, social support
Psychology,45, 1017-1028, and gender difference in
Bandura, A. (1997a). Self-efficacy: The depression-A multinational
exercise of control. New York: community survey with data from
Freeman. the ODIN study. Social Psychiatry
Bandura, D. CioffI, C.B. Taylor and M.C. and psychiatry epidemiology. 41,
Brouillard, (1988). Perceived 444-451
Self-Efficacy with Cognitive Elazazay, H.M., Abdelazez, A.L., & Elsaie,
Stressors & Opioid Addiction", E.A. (2012). Effect of
Journal of Personality and Social cardiopulmonary resuscitation
Psychology, 1988, 55, 479-488 training program on nurses
Curtis, K., Murphy, M., Hoy, S., dan Lewis, knowledge and practice. Life
M.J. (2009). The emergency Science Journal, 9(4), 3494-3503
nursing assessment process: a Gonzi (2015) Correlation between quality
structured framedwork for a of cardiopulmonary resuscitation
274 | J.K.Mesencephalon, Vol.2 No.4, Oktober 2016, hlm 267-275

and self-efficacy measured during electrocardiographic presentations


in-hospital cardiac arrest and management considerations
simulation; preliminary results Acta based on the electrocardiogram.
Biomed for Health Professions American Journal of Emergency
Journal; Vol. 86, S. 1: 40-45 Medicine, 30, 236-239. doi:
Goode, W.E. Haley, D.L. Rothand G.R. 10.1016/j.ajem.2010.08.017
Ford, G.R, (1998). Predicting Moretti, (2007).Advanced cardiac life
Longitudinal Changes in Caregiver support training improves long-term
Physical and Mental Health: A survival from in-hospital cardiac
Stress Process Model", Health arrest. Resuscitation J 72(3):458-
Psychology J. Vol. 17, No.2. /90- 65
198, /998 Morrison LJ, Neumar RW, Zimmerman JL,
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Link MS, Newby LK,
Buletin Info Pusdatin “Situasi McMullan PW Jr, Vanden Hoek T,
Kesehatan Jantung”. Jakarta Halverson CC, Doering L, Peberdy
Selatan. Diakses dari MA, Edelson DP; on behalf of the
http://www.depkes.go.id/download. American Heart Association
php?file=download/pusdatin/infodat Emergency (2013). Strategies for
in/ infodatin-jantung.pdf pada improving survival after in-hospital
tanggal 15 Maret 2016. cardiac arrest in the United States:
Klassen, R. (2004). A cross-cultural consensus recommendations: a
investigation of the efficacy beliefs consensus statement from the
of South Asian immigrant and American Heart Association.
Anglo non-immigrant early Circulation. 127
adolescents. Journal of Moustafa, Sudhir (2013) The Role of
Educational Psychology, 96, 731– Academic Self-Efficacy as a
742 Mediator Variable between
Laschinger, J. Finegan, J. Sham ian and Perceived Academic Climate and
P. Wilk, (2003) Workplace Academic Performance. Journal
Empowerment as a Predictor of of Education and Learning ISSN
Nurse Burnout in Restructured 1927-5250
Healthcare Settings", Longwoods Muretta (2004). Exploring the four sources
Review J. Vol.I, No.3, of self efficacy. Touro University
Laurens, N., & Dwyer, T. (2011). The International. Press California.
impact of medical emergency Natalie, K. (2011). The QT interval : how
teams on ICU admission rates, long is too long. Nursing made
cardiopulmonary arrests and Incredibly Easy. Lippincott Williams
mortality in a regional hospital. & Wilkins.
Resuscitation J , 82, 707-712. doi: Neumar RW, Charles W. Otto, Mark S.
10.1016 Link, Steven L. Kronick, Michael
Bobo, L, Benson AA, Green M. (2012) The Shuster, Clifton, W. Callaway,
Effect of Self-Reported Efficacy on Peter J. Kudenchuk, Joseph P.
Clinical Skill Performance.Athl Ornato, ryan McNally, Scott M.
Train Educ J. 7(4):176-186 Silvers, Rod S. Passman, Roger D.
Lippert FK, Raffay V, Georgiou M, Steen White, Erik P. Hess, Wanchun
PA, Bossaert L. (2010). European Tang, Daniel Davis, Elizabeth Sinz
Resuscitation Council Guidelines and Laurie J. Morrison. (2010).
for ResuscitationSection 10. Adult Advanced Cardiovascular
Meaney, et.al, (2010) Meaney PA, Life Support : (2010) American
Nadkarni VM, Kern KB, Indik JH, Heart Association Guidelines for
Halperin HR, Berg RA. Rhythms Cardiopulmonary Resuscitation
and outcomes of adult in-hospital and Emergency Cardiovascular
cardiac arrest. Crit Care Med Care. Circulation Journal of The
2010;38:101–108 American Heart association : 122:
Mehta, C, & Brady, W. (2012). Pulseless S729-S767
electrical activity in cardiac arrest:
Kusno Ferianto dkk , Analisis Faktor-Faktor … | 275

Ng, Ê., Ekstro, L., Aune, S., Lundstro, G., Berwirausaha Pada Siswa SMK
Holmberg, S., Holmberg, M., … J, Negeri 2 Salatiga. UMS Press.
A. H. (2000). A comparison Putri. (2014). Hubungan antara Self
between patients suffering in- Efficacy dengan Subjective Well
hospital and out- of-hospital Being pada Mahasiswa Baru
cardiac arrest in terms of treatment Politeknik Elektronika Negeri
and outcome Surabaya (PENS) yang Kos. Jurnal
Nolan, J.P., Morley, P.T., Hoek, T.L.V.,& Psikologi Industri dan Organisasi.
Hickey, R.W. (2003). Therapeutic Vol. 3 No. 3
hypothermia after cardiac arrest an Swenson (2011) Clinical nursing units as
advisory statement by the advaced learning practice communities:
lfe support task force of the Relations between research self-
international liaison commite on collective efficacy and quality of
resuscitation. Circulation Journal of care and nurse outcomes. The
American Heart Association University Of Texas Health Science
Journal, 108: 118-121 Center At San Antonio. 232 pages ;
Nolan, JP, Hazinski, MF, Billy, JE, 3499543.
Boettiger, BW, Bassaert, L, Travers, A.H., Rea, T.D., Bobrow, B.J..
Decaen, A.R,et.al (2010). (2010). Part 4: CPR Overview 2010
Executive summary . International American Heart Association
consesus on cardio pulmonary Guidelines for Cardiopulmonary
ressucitation and emergency Resuscitation and Emergency
cardio vascular care science with Cardiovascular Care.Circulation,
treatment recomendation. Journal of American Heart
Resucitation J, 281 : el-e 25 Association, 122, 122;S676-S684.
Olson (2008). Theorys of learning (teori Vaillancourt, Christian., & Stiell, Ian G.
belajar). Jakarta : kencana (2004). Cardiac arrest care and
Pajares, F., & Urdan. (2006). Self efficacy emergency medical services in
beliefs of adolescent. USA : Canada. The Canadian Journal of
Information age publishing http : Cardiology. 20(11):181-197.
books.google.co.id/books Valdes, S.O, Donoghue, A.J, Hoyme, D.B,
Panesar, S.S, Ignatowicz, A.M, Hammond, R, Berg, M.D, Berg,
Donaldson, L.J. (2014). Errors in R.A, & Samson, R.A. (2014).
the management of cardiac arrests: Outcomes associated with
An observational study of patient amiodarone and lidocaine in the
safety incidents in England. treatment of in-hospital pediatric
Resuscitation J, 85, 1759-1763. cardiac arrest with pulseless
Pederby, M.A., Callaway, C.W., Neumar, ventricular tachycardia or
R.W., Geocadin, R.G., ventricular fibrillation.
Zimmerman, J.L.,Donnino, M.,& Resuscitation, 85, 381-386.
Gabrielli, A., et al. (2010). Part:9 Veriltasari (2014). Hubungan antara self-
Post cardiac arrest care : 2010 efficacy dengan stres kerja pada
American heart association karyawan karanganyar. Universitas
guidelines for cardiopulmonary Muhammadiyah Surakarta Press.
resuscitation and emergency Wong, S.S.K. Leung, C.K.O.So and
cardiovascular care. Circulation D.O.B. Lam. (2001) "Mental Health
Journal of The American Heart of Chinese Nurses in Hong Kong:
Association.122. S768-S786. The Roles of Nursing Stresses and
Pratiwi.(2013). Pengaruh Vicarious Coping Strategies" Online Journal
Experience Terhadap Self Efficacy of Issues in Nursing.2

Anda mungkin juga menyukai