id
Disusun oleh :
Agin Widarti
S830809201
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun oleh :
Agin Widarti
S830809201
Dewan Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal
Jabatan
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Sains
ii
commit to user
iii
PERNYATAAN
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari
tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
Agin Widarti
ii
commit to user
MOTTO
iii
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
iv
commit to user
KATA PENGANTAR
Penyusunan proposal tesis ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini ijinkanlah penulis menghaturkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana
2. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi
telah sabar memberikan masukan dan bimbingan selama penyusunan tesis ini.
3. Ibu Dra. Suparmi, M.A. Ph.D., selaku pembimbing II yang selalu sabar dalam
Karas, Magetan.
Karangrejo
vii
commit to user
6. Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu memotivasi dan memberikan
semangat.
9. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu segala kritik dan saran selalu penulis harapkan demi perbaikan dan
Penulis
vi
commit to user
ABSTRAK
xii
vii
commit to user
dengan gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa (Fobs = 2,85 atau p =
0,094).
Hasil penelitian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
fisika dengan animasi komputer lebih efektif daripada menggunakan kit listrik
magnet. Kemampuan berpikr abstrak siswa merupakan faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kata kunci : siklus belajar, kit listrik magnet, animasi komputer, gaya belajar,
kemampuan berpikir abstrak, prestasi belajar, listrik dinamis.
viii
commit to user
ABSTRACT
ix
commit to user
Result of the research can be concluded that physics learning with animation
computer is more effective than electric magnetism kit. Abstract thinking ability of
student are important factors that are needed to be considered in promoting the
student achievement.
Key word: learning cycle, electricity and magnetism kit, computer animation,
learning style, abstract thinking ability, student achievement, electric dynamics.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ............................................................. iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
ABSTRAK .......................................................................................................
xii
xi
commit to user
2. Teori Belajar Kognitif ....................................................... 14
3. Teori Belajar Konstruktivisme .......................................... 20
4. Pembelajaran dengan Model Siklus belajar (Learning Cycle) 24
5. Media Pembelajaran .......................................................... 31
6. Media animasi Komputer .................................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id
7. Media Kit listrik Magnet digilib.uns.ac.id
viii .................................................. 39
8. Gaya Belajar siswa ............................................................ 40
9. Kemampuan Berpikir Abstrak .......................................... 44
10. Prestasi Belajar Fisika ..................................................... 48
11. Pembelajaran Fisika Materi Pokok Listrik Dinamis ....... 50
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 59
C. Kerangka Berpikir ................................................................. 61
D. Pengajuan Hipotesis .............................................................. 68
xii
commit to user
2. Tes Kemampuan Berpikir Abstrak …. ............................. 85
3. Instrumen Penilaian Gaya Belajar …................................ 87
H. Teknik Analisis Data…. ......................................................... 89
1. Uji Prasyarat Analisis …................................................... 90
2. Uji Hipotesis …. ............................................................... 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................. 97
A. Deskripsi Data ....................................................................... 97
1. Data Prestasi Belajar Fisika .............................................. 97
2. Data Gaya Belajar ............................................................. 100
3. Data Kemampuan Berpikir Abstrak .................................. 102
B. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 105
1. Uji Normalitas ................................................................... 105
2. Uji Homogenitas ................................................................ 108
C. Pengujian Hipotesis ………………………………. ............. 111
1. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 111
2. Uji Lanjut Pasca Anava...................................................... 114
D. Pembahasan …. ...................................................................... 116
E. Keterbatasan Penelitian……………………………………..
128
xiii
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.3 Rangkuman hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar 80
Tabel 3.4 Rangkuman hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar
81
Tabel 3.5 Rangkuman hasil Uji Reliabelitas Instrumen Tes Prestasi Belajar 82
Tabel 3.6 Rangkuman hasil Uji Reliabelitas Prestasi Belajar Aspek Afektif 82
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Tes Prestasi Belajar .... 85
Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Tes Kemampuan
Tabel 3.13 Rangkuman hasil Uji Validitas Angket Gaya Belajar Siswa ... 88
Tabel 3.14 Rangkuman hasil Uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Siswa 89
xiv
commit to user
Tabel 3.16 Rangkuman Analisis Varians Tiga Jalan ................................. 95
Tabel 4.1 Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Belajar Fisika ................ 97
ix
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika ............................. 98
Tabel 4.4 Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas kit listrik magnet ....
101
Tabel 4.5 Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas animasi komputer ..
101
102
Tabel 4.8 Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas kit listrik magnet ....
104
Tabel 4.9 Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas animasi komputer ..
104
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda (Uji Scheffe’) ........
114
xv
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Diagram Batang Prestasi Belajar Fisika Kelas Kit Listrik Magnet 99
Gambar 4.2. Diagram Batang Prestasi Belajar Fisika Kelas Animasi Komputer 99
106
Gambar 4.4 Uji Normalitas Prestasi Belajar Fisika Kelas Kit Listrik Magnet..
106
Gambar 4.5 Uji Normalitas Prestasi Belajar Fisika Kelas Animasi Komputer .
107
Gambar 4.6 Uji Homogenitas Prestasi Belajar Fisika menurut Media .............
109
Gambar 4.7 Uji Homogenitas Prestasi Belajar menurut Gaya Belajar .............
109
xvi
commit to user
Berpikir Abstrak .......................................... ………. 110
115
vi
xvii
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 : Silabus Mata Pelajaran Fisika .................................................
138
xviii
commit to user
Lampiran 12 : Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Abstrak.......
202
xi
xix
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang
bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat
terus menerus. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berlangsung
tersebut, setiap negara dituntut untuk menciptakan sumber daya manusia yang
pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan produk hasil penelitian
yang dilakukan para ahli, sehingga untuk kemudian perkembangan fisika diarahkan
pada produk ilmiah, metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa dan
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mulai tahun 2008 diujikan dalam Ujian
Nasional untuk tingkat SMP. Pada tahun pelajaran 2007/2008 nilai standar kelulusan
rata-rata 5,25 dan mulai tahun pelajaran 2008/2009 ditingkatkan menjadi 5,50.
Dengan penambahan nilai standar kelulusan tersebut maka semakin berat tantangan
yang harus dihadapi oleh para peserta didik untuk memperoleh nilai yang memenuhi
xx
commit to user
syarat kelulusan. Apalagi banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
sebagian siswa di SMP Negeri 1 Karas Kabupaten Magetan, fisika merupakan mata
pelajaran yang sukar dipahami dan menjadi mata pelajaran yang kurang disukai. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hasil pengamatan selama mengajar di SMP Negeri 1 Karas, sebagian siswa kurang
berminat mengikuti pelajaran apalagi bila pelajaran tersebut diberikan pada jam-jam
terakhir dimana kondisi anak sudah menurun dan konsentrasi belajar semakin
berkurang.
Tidak sedikit pula siswa yang takut dengan fisika sehingga malas untuk
belajar sehingga berakibat pada rendahnya prestasi hasil belajar. Hal itu dapat
ditunjukkan dari rendahnya jumlah siswa yang mempunyai nilai di atas KKM.
2009/2010 untuk materi listrik dinamis yang harus dipenuhi adalah 67. Sedangkan
dari dokumen hasil ulangan harian materi listrik dinamis tahun pelajaran 2009/2010
pelajaran yang diajarkan. Dari ketiga faktor tersebut guru mempunyai peran yang
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Guru tidak dapat digantikan
hanyalah merupakan sarana yang membantu agar pelaksanaan tugas guru lebih
xxi
commit to user
Guru hendaknya mengajarkan fisika dengan cara-cara menarik,
menyenamgkan dan diterima oleh daya nalar siswa sehingga siswa merasa senang
dan termotivasi untuk mempelajarinya lebih jauh. Banyak model pembelajaran yang
dapat diterapkan guru agar pembelajaran fisika dapat lebih bermakna dan suasana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belajar lebih menyenangkan bagi siswa diantaranya adalah pembelajaran kooperatif,
berbasis masalah dan lain lain. Selama ini sebagian besar guru belum menggunakan
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saat ini media
komputer sudah menjadi media yang tidak asing bagi kalangan guru maupun siswa
dan bahkan sudah menjadi kebutuhan bagi para siswa tetapi tidak sedikit pula guru
sebagai media pembelajaran fisika seperti kit listrik magnet, kit optik, kit mekanika
dan masih banyak lagi tetapi seringkali alat-alat tersebut belum digunakan secara
optimal.
listrik statis, elemen dan sumber arus listrik, listrik dinamis, energi dan daya listrik,
serta kemagnetan. Materi listrik dinamis adalah materi pelajaran fisika yang bersifat
xxii
commit to user
abstrak karena siswa tidak bisa melihat bagaimana arus listrik mengalir dan
bagaimana resistor dapat menghambat arus listrik. Namun materi listrik dinamis juga
bersifat konkret karena efek dari arus listrik bisa dirasakan dan diamati. Karena itu
materi listrik dinamis merupakan salah satu materi yang banyak menuntut siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk memiliki daya imajinasi dan daya nalar yang tinggi, misalnya memahami
listrik, dan sebagainya. Media mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran agar
abstraksi dari arus arus listrik dapat divisualisasikan. Banyak ragam media yang
dapat digunakan diantaranya kit listrik magnet, video camera, video recorder, film,
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan animasi komputer. Namun
pada kenyataannya, tidak semua guru mau menggunakan kit listrik magnet untuk
keterbatasan sarana dan waktu dalam menyiapkan alat tersebut sehingga kegiatan
percobaan menjadi terkendala. Selain menggunakan kit listrik magnet, materi listrik
pemilihan model pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan tetapi ada
faktor lain yang turut berperan dalam keberhasilan tersebut. Kemampuan awal,
kreatitifitas, motivasi, gaya belajar, kemampuan berpikir juga turut berperan dalam
menyerap pelajaran sudah bisa dipastikan berbeda tingkatannya. Ada yang cepat,
xxiii
commit to user
sedang dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus
menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang
sama. Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan di
papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memahaminya, tetapi sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan
memahaminya. Sementara itu ada pula siswa-siswa lain yang lebih suka membentuk
tersebut. Pendek kata setiap orang (siswa) akan memiliki gaya belajar (learning
menghasilkan suatu bentuk pengetahuan yang efektif untuk diproses menjadi suatu
berikutnya.
Cara-cara yang dipilih oleh siswa dalam belajar akan menyesuaikan dengan
Perbedaan itu menunjukkan cara tercepat, terbaik dan paling seimbang bagi setiap
individu untuk bisa menyerap informasi dari luar dirinya (Hamzah B. Uno, 2005:
108). Jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar setiap orang
(siswa), kemungkinan akan lebih mudah bagi kita untuk memandu dan memilih cara
masalahnya yaitu penggunaan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan
xxiv
commit to user
kondisi di SMP Negeri 1 Karas. Selain itu perlu diupayakan suatu media
memudahkan siswa untuk memahami konsep fisika materi listrik dinamis sehingga
diharapkan prestasi belajarnya bisa ditingkatkan. Komputer adalah salah satu media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pembelajaran alternatif yang bisa digunakan untuk pembelajaran fisika.
lain. Dengan kemampuan itu maka komputer bisa dijadikan media pada
pembelajaran fisika materi listrik dinamis sehingga siswa akan lebih mudah
konsep abstrak yang kemudian dikonkretkan dalam bentuk visual dan audio yang
SMP. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan hakekat sains adalah model
pembelajaran siklus belajar atau learning cycle (LC). Model pembelajaran learning
xxv
commit to user
paradigma konstruktivistik. Konsep implementasi pembelajaran dengan model LC
eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan konsep (LC tiga fase) atau
dalam pembelajaran fisika, prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Karas dapat
ditingkatkan melalui penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat. Hal ini
tentu saja tetap memperhatikan pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa sebagai
subyek didik. Faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa dalam hal ini berkaitan dengan
ragam gaya belajar dan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masing-masing
siswa.
B. Identifikasi Masalah
1. Mata pelajaran IPA kembali menjadi mata pelajaran yang diujikan dalam ujian
nasional tetapi banyak siswa SMP Negeri 1 Karas kurang berminat belajar
fisika.
2. Motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika rendah karena
berbasis masalah.
xxvi
commit to user
3. Peran guru dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk menggunakan fasilitas
belajar di sekolah masih belum maksimal sehingga potensi yang dimiliki siswa
menggunakannya.
belajar siswa, karena guru belum memperhatikan kondisi siswa yang berbeda-
siswa.
berbeda-beda dalam suatu kelas dengan jumlah siswa yang banyak, masih
terabaikan dari perhatian guru. Hal ini dikarenakan padatnya materi yang tidak
8. Beberapa materi IPA (fisika) yang disajikan pada siswa kelas IX semester 1
antara lain listrik statis, elemen dan sumber arus listrik, listrik dinamis, energi
9. Guru cenderung memberikan penilaian hanya pada aspek kognitif saja, padahal
xxvii
commit to user
C. Pembatasan Masalah
berikut :
1. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IX semester satu SMP Negeri 1 Karas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2010/2011.
fisika.
3. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada materi
peneliti
4. Prestasi belajar siswa ditinjau dari gaya belajar dan kemampuan berpikir
abstrak siswa.
5. Dalam penelitian ini prestasi belajar fisika adalah sesuatu yang telah dicapai
dari hasil kegiatan belajar fisika pada aspek kognitif yang diperoleh dari tes
prestasi belajar dan aspek afektif diperoleh dari angket yang diberikan setelah
D. Perumusan Masalah
kit listrik magnet dan animasi komputer terhadap prestasi belajar fisika?
xxviii
commit to user
2. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar fisika?
menggunakan kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar
menggunakan kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar dan
2. Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar fisika.
xxix
commit to user
3. Pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi
belajar fisika.
magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belajar fisika
magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar dan kemampuan berpikir
1. Manfaat Praktis
datang.
pembelajaran di sekolah.
xxx
commit to user
c. Bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
2. Manfaat Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mendukung teori-
siswa.
xxxi
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hakikat belajar, teori belajar Konstruktivisme, model siklus belajar, hakikat gaya
belajar, hakikat kamampuan berpikir siswa dan prestasi belajar siswa. Dengan
adanya teori-teori yang tersusun diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam
1. Hakikat Belajar
bagaimana caranya agar sesuatu yang diketahui seseorang dapat dibentuk secara
terstruktur dalam dirinya”(Ratna Wilis, 1989: 112). Dengan demikian belajar dapat
pembelajar”. Pendapat ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Slameto (1998:2),
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman individu itu
xxxii
commit to user
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang belajar. UNESCO
mengemukakan bahwa pendidikan harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar
dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(learning to be) (Mulyasa, 2003: 17). Manusia adalah makhluk yang mengusahakan
sendiri apa yang dipelajarinya, bukan makhluk yang telah diprogramkan sejak lahir.
Untuk itu manusia diperlengkapi oleh Tuhan dengan akal, sehingga dengan ini dia
kegiatan untuk mengembangkan semua potensi itu. Secara umum kita mengartikan
belajar sebagai usaha untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk menguasai ketrampilan
tertentu. Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu: adanya perubahan tingkah
laku, sifat perubahannya relatif permanen serta perubahan tersebut disebabkan oleh
pengertian baru, dan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman baik yang diperoleh
antara apa yang diketahui, informasi yang diketahui dan apa yang dilakukan ketika
pikiran peserta didik. Teori belajar kognitif berkembang dari kerja para tokoh seperti
xxxiii
commit to user
Piaget dan Vygotsky. Berikut ini adalah uraian teori belajar kognitif menurut
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut pandangan Piaget, manusia tumbuh, beradaptasidigilib.uns.ac.id
dan berubah
eksternal. Hal ini berarti perkembangan kognitif siswa di sekolah dipengaruhi oleh
kejadian saat di kelas, misalnya informasi guru, metode mengajar serta media
siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi antara individu siswa
didasarkan pada dua fungsi yakni organisasi dan adaptasi” (Ratna Wilis Dahar,
dan saling berhubungan. Sedangkan fungsi kedua yakni adaptasi, semua organisme
xxxiv
commit to user
lahir dengan kecenderungan untuk beradaptasi pada lingkungan dengan melalui
setimbang. Jika terjadi keseimbangan kembali maka individu tersebut berada pada
dan setiap akan melewati tahapan demi tahapan secara herarki namun perkembangan
itu berlangsung dalam kecepatan yang berbeda, tergantung dari seberapa jauh anak
Tingkat sensori motor menempati dua tahun pertama dalam kehidupan. Pada periode
ini anak : (a) mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan; (b) mula-mula belum
mengenal bahasa atau cara lain untuk memberi label pada obyek atau perbuatan; (c)
di akhir tahap ini telah sampai pada pembentukan struktur kognitif sementara untuk
xxxv
commit to user
mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap waktu, benda, ruang dan
kausalitas. Anak mulai mengenal atau mempunyai bahasa untuk memberi label
Pada periode ini anak : (a) mulai meningkatkan kosa kata; (b) membuat penilaian
benda serta mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya;
Tahap ini merupakan permulaan berpikir rasional. Pada periode ini anak : (a) mulai
memandang dunia secara obyektif bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain
secara reflektif dan memandang unsur-unsur kesatuan secara serempak; (b) mulai
hubungan sebab akibat; memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, luas
dan berat.
Tetapi tidak berati bahwa anak-anak pada tingkat operasional konkrit lebih pandai
xxxvi
commit to user
utuk memecahkan masalah-masalah yang sebelumnya belum dapat mereka pecahkan
dengan benar.
Pada periode ini anak : (a) mempergunakan pemikiran tingkat yang lebih tinggi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terbentuk pada tahap sebelumnya; (b) membuat hipotesis, melakukan penelitian
terkontrol, dapat menghubungkan bukti dan teori; (c) membangun dan memahami
dewasa, dengan kata lain ia sudah dapat berpikir tentang yang dipikirkan dan ia juga
pembelajaran fisika seperti melakukan pengukuran kuat arus dan tegangan listrik
pada materi Listrik Dinamis, besarnya kuat arus dan tegangan listrik dapat dilihat
b. Teori Vygotsky
apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan kemampuan siswa atau
xxxvii
commit to user
tugas-tugas itu berada dalam Zone Proximal Development (ZPD) siswa, yaitu tingkat
dengan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky sangat yakin bahwa kemampuan
yang tinggi pada umumnya akan muncul dalam dialog dan kerjasama antar individu
siswa, sebelum kemampuan yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu siswa.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Karas yang rata-rata
mempunyai usia lebih dari 12 tahun, siswa dalam usia perkembangan ini memasuki
tahapan operasional formal. Pada tahapan ini kemampuan anak tidak terbatas pada
kemungkinan yang ada melalui pemikirannya, serta dapat berpikir logis. Termasuk
Dalam proses pembelajaran saat ini terjadi pergeseran paradigma yang perlu
xxxviii
commit to user
“belajar”. Paradigma belajar tidak cukup siswa belajar dengan instruksi guru dalam
sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.
sudah jadi dan tidak dapat berubah, tetapi pengetahuan harus dibentuk sendiri dalam
pikiran siswa “. Belajar pengetahuan merupakan suatu proses menjadi tahu. Suatu
proses yang terus akan berkembang semakin luas, lengkap, dan sempurna. Seorang
guru tidak dapat mentransfer begitu saja pengetahuannya ke dalam pikiran siswa
Pengetahuan yang sudah dimiliki guru fisika tidak dapat begitu saja
dipindahkan atau dituangkan dalam otak siswa. Sebagai contoh, ketika guru
mengajarkan materi listrik dinamis tentang hukum Ohm kepada siswa. Hukum Ohm
sudah diketahui oleh guru cukup lama sejak duduk dibangku SMP, kemudian
lengkap. Bagi siswa hukum Ohm merupakan pengetahuan baru yang sedang
xxxix
commit to user
dibentuk dalam pikirannya. Apabila siswa salah dalam mengkonstruk pengetahuan
baru yang didapatnya maka siswa tersebut akan mengalami salah konsep atau
miskonsepsi.
kesempatan menyelesaikan masalah itu dengan caranya sendiri dengan skema yang
siswa dalam kondisi aktif, sehingga siswa akan terlibat langsung dengan proses dan
obyek yang dipelajari. Siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan,
dalam keadaan aktif belajar akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
fisika, guru perlu berusaha memahami bagaimana siswa belajar; yaitu proses siswa
guru perlu mengkonstruk teori belajar fisika dan kemudian mendesain model
atau struktur kognitif dalam otak. Individu berusaha memahami situasi atau
xl
commit to user
pengertian, atau penalaran sebagai pengetahuan subyektif siswa. Dari pandangan ini
diketahui bahwa pengetahuan atau pengertian yang diperoleh siswa adalah sebagai
akibat dari proses konstruksi (aktif) yang berlangsung terus menerus dengan cara
mengatur, menyusun dan menata ulang pengalaman yang dikaitkan dengan struktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kognitif yang dimiliki. Struktur tersebut berkembang sebagai akibat modifikasi dan
pengayaan pengalaman siswa. Oleh karena proses penguasaan kosep terjadi dalam
maka pengetahuan tidak dapat semata-mana ditransfer oleh guru kepada siswa.
sosial (Tobin et al, 1990). Tanggung jawab untuk belajar dan pemahaman terletak
dalam diri pebelajar sendiri. Walau demikian, pebelajar perlu waktu untuk
dan menyelesaikan berbagai masalah yang muncul. Pebelajar perlu waktu untuk
mereka peroleh. Walau pemahaman konsep terjadi pada diri siswa, proses
pembelajaran melibatkan bahasa atau suara melalui diskusi. Interaksi yang dapat
dalam kelas hendaknya berorientasi pada siswa karena merekalah yang harus
xli
commit to user
aktif dalam perolehan suatu konsep. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator
informasi baru. Transformasi terjadi melalui kreasi pemahaman baru (Gadner, 1991:
) yang merupakan hasil dari munculnya struktur kognitif baru. Pemahaman yang
mendalam terjadi ketika hadirnya informasi baru yang mendorong munculnya atau
dan menemukan jawaban secara mandiri (Brook & Brook, 1993; Duit, 1996; Savery
& Duffy, 1996). Model desain lingkungan belajar konstruktivistik (Jonassen dalam
bahan ajar yang dapat mendorong siswa belajar, atau penciptaan kondisi sekolah
xlii
commit to user
berbasis masalah, dan lain-lain. Model-model tersebut menyediakan lingkungan
di sekolah berpusat pada siswa (student centered). Dalam penelitian ini digunakan
Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkat LC adalah
pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Menurut Herron (dalam Ratna Wilis,
pengembangan .Tiga siklus tersebut saat ini oleh Lorsbach dikembangkan menjadi
xliii
commit to user
membaca dan informasi) pada tahap yang berbeda, lima tahap tersebut boleh dirubah
namun urutan tahapan tidak boleh dirubah atau dihilangkan salah satunya.
Kegiatan setiap tahap pada siklus belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
dapat membuat siswa berani untuk mengungkapkan pendapat atau ide-idenya tanpa
rasa takut, selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang
Dalam penelitian ini akan digunakan siklus belajar lima fase sehingga
konsep yang akan diajarkan dimulai dari fase enggagement dan diakhiri dengan
topik yang akan diajarkan dengan mengajukan pertanyaan tentang proses faktual
xliv
commit to user
dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan). Siswa akan
memberikan respon dimana jawaban siswa tersebut dapat digunakan oleh guru untuk
mengetahui bekal konsep awal siswa tentang pokok bahasan dan mengidentifikasi
adanya kesalahan konsep yang dimiliki siswa. Dari jawaban-jawaban siswa tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
guru dapat mengarahkan pada suatu masalah yang berhubungan dengan materi yang
akan dipelajari. Pemecahan masalah tersebut akan dilakukan pada kegiatan belajar
Pada tahap kedua, exploration atau eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk
bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk
menguji prediksi dan atau membuat prediksi baru, mencoba alternatif pemecahannya
Dengan kata lain, pada tahap eksplorasi ini, siswa berkesempatan untuk terlibat
pengetahuan yang mendasar akan gejala alam. Bekerja bersama dalam sebuah team
untuk sampai kepada fokusnya. Proses bertanya siswa akan menentukan proses
dalam hal ini sangat penting untuk menjadi jembatan antara peristiwa dan formasi
logika. Komunikasi akan terjadi antara siswa dan rekan-rekannya dan juga dengan
xlv
commit to user
pengajarnya. Tidak jarang siswa juga bertanya-tanya kepada dirinya sendiri dan hal
Bekerja dalam kelompok kecil sangat baik karena dapat mendukung siswa
Dalam diskusi peranan bahasa sangat sentral karena dapat memberikan kemungkinan
bagi siswa untuk berbagi informasi maupun hasil analisis yang abstrak. Penjelasan
guru diantara diskusi siswa juga dapat membantu siswa dalam hal terminologi baru
pembelajaran fisika hal ini sangat penting karena pengamatan yang tidak dapati
Guru dalam tahap ini dapat menilai tingkat pemahaman siswa dan juga kemungkinan
terjadinya miskonsepsi. Selain itu tingkat pemahaman siswa dalam berpikir seperti
menggunakan metode ilmiah dapat dilihat dari pekerjaan selama tahapan explaining.
ketrampilan dalam situasi baru dan menggunakan label dan definisi formal. Pada
tahap ini siswa mengembangkan lebih jauh konsep-konsep yang telah berhasil
kepada situasi baru di seputar kehidupan siswa adalah hasil positif yang didapat dari
tahapan-tahapan berlajar konstruktivistik ini. Guru dalam hal ini dapat mengingatkan
xlvi
commit to user
mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, melakukan percobaan dan
pengamatan.
misalnya lembar pengamatan guru akan kegiatan siswa, portofolio yang dirancang
untuk memenuhi tugas topik tertentu, hasil proyek yang diselesaikan siswa serta
berpikir siswa. Bukti-bukti konkrit seperti hasil komunikasi siswa dengan rekan-
rekan dan juga pengajar sangat penting digunakan sebagai instrumen evaluasi. Hasil
evaluasi ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah berikutnya seperti
kostruktivis dimana pengetahuan siswa dibangun sedikit demi sedikit, diperkuat dan
pandangan teori belajar Piaget dalam Arifin (1995:12) yang menyatakan bahwa
“belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan
xlvii
commit to user
individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan
individu menggunakan struktur kognitif yang sudah ada untuk memberikan respon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terhadap rangsangan yang diterimanya. Dalam asimilasi individu berinteraksi dengan
data yang ada di lingkungan untuk diproses dalam struktur mentalnya. Dalam proses
ini struktur mental individu dapat berubah, sehingga terjadi akomodasi. Pada kondisi
ini individu melakukan modifikasi dari struktur yang ada, sehingga terjadi
konsep yang telah dimiliki individu. Individu harus dapat menghubungkan konsep
yang baru dipelajari dengan konsep-konsep lain dalam suatu hubungan antar konsep.
Konsep yang baru harus diorganisasikan dengan konsep-konsep lain yang telah
dimiliki. Organisasi yang baik dari intelektual seseorang akan tercermin dari respon
yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena yang berbeda. Dengan demikian
proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa,
yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses
pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri siswa
xlviii
commit to user
menjadi pengetahuan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh siswa untuk
merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sain di sekolah menengah karena dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari
(1) meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
diperkirakan sebagai berikut : (1) efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang
dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran; (3)
memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
bagaimana pengetahuan itu dibangun dalam pikiran siswa, dan keterampilan siswa
xlix
commit to user
pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Media Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kata media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Menurut Zainal Aqip (2002:58)
media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pembelajaran. Menurut Gagne’ dan Briggs (Azhar Arsyad, 2006: 4) secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
commit to user
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,
Dari beberapa definisi tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari pengirim kepada penerima. Sedangkan media pembelajaran adalah seperangkat
benda atau alat yang berfungsi dan digunakan sebagai “pembantu” fasilitator atau
pengajar (guru) dalam komunikasi dan interaksi suatu proses pembelajaran dengan
Media banyak digunakan oleh guru untuk membuat pengajaran lebih konkrit.
Salah satu teori yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori
penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’ Cone of Experience (Kerucut
merupakan pengembangan yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang
dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada hal yang abstrak (lambang verbal)
Abstrak
Abstrak
Verbal
Lambang
visual
Gambar diam,
Rekaman radio
Televisi
Wisatali
Demonstrasi
Partisipasi
Enactive
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melainkan tingkat keabstrakan (jumlah jenis indra yang turut serta selama penerima
isi pengajaran atau pesan). Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling
utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam
teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
baik oleh lembaga pendidikan ataupun perorangan semakin meningkat. Hal ini
lii
commit to user
pemodelan, simulasi, pemetaan dan sebagainya, termasuk didalamnya sebagai media
pembelajaran fisika.
dan memberikan hasil informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh pemakai.
menghitung kemiringan (slope) grafik, uji statistik, mengolah hasil eksperimen dan
lain-lain.
dan latihan, yakni dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer
liii
commit to user
Komputer yang digunakan dalam proses belajar mengajar ada dua model
penggunaannya, yakni :
Dalam fungsinya sebagai tutor pengganti, siswa dapat berinteraksi langsung dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
komputer yang telah diprogramkan secara khusus untuk menjawab berbagai
pertanyaan siswa, yang timbul dari berbagai pertanyaan tambahan atau menyediakan
informasi tambahan, sebelum meminta siswa untuk mengulangi jawaban sekali lagi.
Managed Learning atau CML). CML sifatnya lebih kepada pendorong (supportive)
atau supervise, meringankan beban guru atau pelatih terhadap berbagai tanggung
jawab yang membosankan, tanggung jawab manajerial yang memakan waktu agar
memungkinkan bagi mereka untuk dapat belajar lebih lama dan menemukan
liv
commit to user
Komputer diprogram untuk menyimpan data atau sebagai bank data. Penggunaan
komputer sebagai penyimpan informasi telah sangat meluas. Bank data elektronik
Media komputer yang dipakai pada materi pokok rangkaian listrik arus
searah ini lebih merupakan komputer simulasi walaupun tidak mutlak. Merrill, dkk
Metode simulasi dilakukan dengan tujuan agar siswa memperoleh sesuatu hal
tanpa menempuh kegiatan yang sesungguhnya (Sarosa purwadi, 1980 :19). Sehingga
program V1-lab yang berisi materi listrik dinamis. Materi pokok listrik dinamis yang
terdiri dari Arus listrik, Hukum Ohm dan Hambatan Listrik, Rangkaian Hambatan
Seri dan Paralel, Pengukuran Besaran-besaran Listrik, Energi Listrik dan Daya
Listrik mampu disajikan oleh V1-lab dengan mudah dan bagus. Penyajian materi
lv
commit to user
pengukuran arus atau tegangan listrik akan memperjelas materi yang bersifat abstrak
Simulasi yang digunakan pada proses belajar materi listrik dinamis ini adalah
simulasi komputer yang merupakan salah satu model CAL. Dengan simulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
komputer, siswa mendapatkan pengetahuan dengan melihat animasi dari konsep
yang bersifat konkret maupun abstrak pada materi listrik dinamis. Jadi meskipun
Seperti media maupun metode yang lain, media komputer memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dari media komputer antara lain: mengelola siswa untuk
mencoba hal-hal baru tanpa takut salah, memungkinkan siswa belajar dengan
pengembangan sosialisasi dan sikap siswa secara positif, dan dapat membantu
antara lain: relatif masih tetap lebih mahal, sehingga biaya pemanfaatan komputer
tujuan pendidikan masih relatif sedikit, masih jarang materi pelajaran yang dirancang
pembelajaran yang disajikan komputer sehingga respon siswa yang kreatif dan hakiki
terabaikan.
lvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
komputer. Siswa bisa membuat rangkaian listrik dengan memilih jenis lampu yang
mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda dengan cara mengklik tombol lights dan
atau alat listrik yang dipilih terlihat pada tempat di pojok kiri atas. Dengan cara yang
sama siswa dapat memilih berbagai jenis komponen atau alat listrik yang lain yang
tersedia dalam program tersebut seperti baterai (batteries), saklar (switches), audio,
hambatan (resistor). Hasil pengukuran tegangan, kuat arus dan hambatan dapat
terbaca langsung pada panel yang terdapat di bawah papan rangkaian. Simbol
dan menghubungkan komponen yang dipilih, untuk memutar posisi alat listrik
lvii
commit to user
.
Kit Listrik Magnet adalah seperangkat alat percobaan yang biasa dipakai
pada pembelajaran fisika materi listrik dan magnet. Kit listrik dan magnet terdiri dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
peralatan yang telah tertata pada dudukan (tray) yang tertulis sesuai dengan urutan
ditempatkan pada denah dengan diberi nama dan gambar teknis supaya mudah dan
cepat mengetahui tata letak komponen bila memerlukan maupun menata kembali.
Dalam kegiatan percobaan kit listrik magnet masih perlu dilengkapi dengan
komponen dari luar kit yaitu peralatan umum seperti: catu daya, multimeter, dan
basic meter. Meskipun demikian, peralatan kit listrik magnet dapat digabungkan
dengan peralatan lain untuk menambah inovasi dalam pembelajaran fisika dengan
dalam suatu papan rangkaian. Melalui kegiatan praktik secara langsung siswa
keputusan sendiri sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep dan
prinsip dengan lebih baik. Kelemahan dari media Kit adalah adanya resiko apabila
bahaya tersengat arus listrik. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dan kecermatan
dalam menggunakannya.
lviii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
digunakan dalam rangkaian percobaan listrik. Komponen dan alat listrik yang akan
dirangkai ditata pada papan rangkaian. Untuk menghubungkan komponen dan alat
listrik tersebut dapat digunakan penghubung jembatan yang telah tersedia. Basic
meter unit digunakan untuk mengukur besarnya arus dan tegangan pada rangkaian.
Sumber tegangan yang digunakan dapat berasal dari baterai maupun catu daya.
Ada dua faktor utama tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana ia
mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Jika seseorang sudah
lix
commit to user
Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah pertama
kinestetik (V–A–K). Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar
auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belajar melalui gerak dan sentuhan. Meskipun kebanyakan diantara sekian banyak
orang (siswa) belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan
tertentu, namun kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara
ketiganya.
gaya-gaya belajar kepada banyak instruktur. Tercatat bahwa dalam setiap kelompok
yang terdiri dari tiga puluh orang, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar cukup
efektif dengan cara visual, auditorial dan kinestetik sehingga mereka tidak
membutuhkan perhatian khusus. Delapan orang sisanya, sekitar enam orang memilih
satu modalitas belajar dengan sangat menonjol melebihi modalitas lainnya. Sehingga
setiap saat mereka harus selalu berusaha keras untuk memahami perintah, kecuali
jika perhatian khusus diberikan kepada mereka dengan menghadirkan cara yang
mereka pilih. Bagi orang-orang seperti ini, mengetahui cara belajar terbaik mereka
bisa berarti perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dua orang siswa lainnya
Gaya belajar visual ditandai dengan melihat dulu buktinya untuk kemudian
bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang
lx
commit to user
menyukai gaya belajar visual. Pertama, kebutuhan melihat sesuatu
memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; ketiga, memiliki pemahaman yang
Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan yang bisa
digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang
menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film,
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Orang yang menyukai gaya
belajar seperti ini harus mendengar dulu baru kemudian bisa mengingat dan
memahami informasi itu. Karakteristik pertama gaya belajar ini adalah semua
informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; kedua, memiliki kesulitan untuk
menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; ketiga, memiliki kesulitan
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan orang untuk belajar apabila ia
menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam
lxi
commit to user
bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk
diskusi, Ketiga, mencoba membaca informasi kemudian diringkas dalam bentuk lisan
sebagai alat penerima informasi utama untuk kemudian bisa terus mengingatnya.
Kedua, hanya dengan memegang , orang ini sudah bisa menyerap informasinya tanpa
pelajaran. Keempat, bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik.
yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman
bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan secara tetap membuat
jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter
kinestetic learners juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi
dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau
lxii
commit to user
membantu. Karena, dengan komputer ia bisa terlibat aktif dalam melakukan touch
(sentuhan), sekaligus menyerap informasi dalam bentuk gambar dan tulisan. Selain
itu, agar belajar menjadi lebih efektif dan berarti, orang dengan karakter kinestetik
disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lapangan.
atas, maka pada penelitian ini variabel moderator yang digunakan dibatasi pada gaya
yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpikir menurut Suryabrata merupakan proses
yang reflektif, kritis dan kreatif, yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang
komunikasi sebagai landasan kepada satu keyakinan dan tindakan. Jadi kemampuan
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama yaitu
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau sering disebut faktor
lxiii
commit to user
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang
dimilikinya, besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut
Gagne dalam Ratna Wilis Dahar (1989:14) Bahwa “Penampilan yang dapat diamati
terdapat materi pelajaran yang menjadi dasar untuk mempelajari mata pelajaran lain,
sehingga materi tersebut harus dikuasai atau paling tidak harus sudah ada pada diri
siswa. Kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang baru disebut
diperlukan pengetahuan dari bahan-bahan yang lama yang telah dipelajari pada
waktu yang lalu.” Jadi kemampuan tingkat berpikir menjadi dasar untuk mempelajari
pengetahuan baru dan untuk mendapatkan kemampuan yang lebih tinggi. Sedangkan
relevan, yang telah dimiliki siswa pada saat akan memulai mengikuti suatu program
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran baru yang berkaitan dengan
Kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tentunya
kemampuan dan dari latar belakang yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru harus
siswanya.
lxiv
commit to user
Berkenaan dengan kemampuan berpikir tiap individu, Piaget berpendapat
melalui proses asimilasi dan akomodasi, struktur kognitif seseorang berkembang dari
informasi hanya diperoleh melalui respon alat indera yang dimiliki oleh individu
tersebut. Pada tahap berikutnya, yaitu praoperasional dan berpikir konkrit, individu
kriteria yang dapat direspon oleh alat inderanya. Berbeda dengan individu pada tahap
sebelumnya, pada tahap berpikir abstrak, individu selain dapat melakukan klasifikasi
dan generalisasi pada konsep-konsep abstrak. Bahkan pada tahap ini ia mulai dapat
berteori secara logis berdasarkan hasil pengalamannya. Pada tingkat yang lebih
sempurna atau kategori formal, individu dapat mengkaji dan menyadari konsistensi
dan relevansi pengetahuan yang dimilikinya dengan teori-teori yang secara ilmiah
masih berlaku.
lxv
commit to user
Berpikir abstrak merupakan salah satu jenis kemampuan yang merupakan
atribut Inteligensi. Menurut Termen seperti yang dikutip oleh Winkel dan Aiken
berpikir abstrak ini adalah suatu aspek yang penting dari inteligensi, tetapi bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
satu-satunya. Aspek yang ditekankan dalam kemampuan berpikir abstrak adalah
menggambarkan benda dan peristiwa yang secara fisik tidak selalu ada. Orang yang
memiliki kemampuan berpikir abstrak baik akan dapat mudah memahami konsep-
konsep abstrak dengan baik. Jadi kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan
oleh orang yang memiliki kemampuan berpikir abstrak yang tinggi dan kemampuan
dapat dicapai oleh anak yang sudah mencapai tahap operasional formal yang baik.
Kemampuan berpikir abstrak dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tes
kombinatorial, abstraksi reflektif, dan proporsi (analogi). Pada sistem referensi ganda
hipotesis deduktif yaitu dapat menarik kesimpulan dari suatu proporsi yand
lxvi
commit to user
menurut dasar pemikiran umum untuk menjelaskan hal-hal yang khusus , dapat
yaitu dapat menarik kesimpulan menurut dasar pemikiran khusus untuk menjelaskan
hal-hal yang umum, dapat memberi alasan seperti ilmuwan, anak mampu berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akan sejumlah variabel yang berbeda dalam waktu yang sama, anak sudah mampu
suatu abstraksi tidak langsung terhadap obyek itu sendiri. Proporsi yaitu mampu
“hasil yang telah dicapai dengan baik, hasil yang yang telah diraih atau dilakukan
belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam usahnya melakukan
perbuatan belajar. “Hasil yang dicapai dalam perbuatan belajar tersebut dinyatakan
lxvii
commit to user
proses pendidikan di sekolah yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan,
seseorang dalam menguasai materi yang telah diajarkan”. Prestasi belajar merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
fungsi yang penting dari suatu proses pembelajaran. Prestasi belajar merupakan hasil
terbaik yang dicapai dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat
menunjukkan : siswa berhasil atau gagal dalam belajar, siswa mampu atau tidak
belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dari usaha
belajarnya Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari angka/nilai yang diperoleh
siswa dibandingkan dengan angka/nilai yang diperoleh siswa yang lain. Dari yang
telah diuraikan, prestasi belajar adalah hasil belajar dari proses yang dilakukan siswa
sikap yang bersifat konstan. Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang baru atau
Prestasi belajar menurut Gagne dalam Bell Geedler (1986:187) dibedakan menjadi
lima aspek yaitu : “(1) kemampuan intelektual, (2) strategi kognitif, (3) informasi
verbal, (4) sikap, dan (5) keterampilan”. Pendapat tersebut sesuai dengan pernyatan
Bloom (dalam Sardiman, 2007:23), bahwa “hasil belajar dapat dirinci menjadi
lxviii
commit to user
beberapa level kompetensi yang meliputi ranah kognitif (kognitif domain), afektif
yang dicapai atau diraih siswa setelah siswa melakukan aktivitas, usaha atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran fisika. Hasil belajar tersebut dapat
dinyatakan dengan nilai atau skor. Dalam penelitian ini prestasi belajar fisika hanya
mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan afektif setelah diberikan
pembelajaran fisika model siklus belajar yang menggunakan kit listrik magnet dan
animasi komputer.
a. Hakekat Fisika
Fisika adalah salah satu disiplin ilmu yang merupakan bagian dari sains,
pemikiran dan hasil eksperimen yang telah dilakukan para ahli. Dalam
perkembangannya, fisika tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta atau
produk saja melainkan juga ditandai munculnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Soekarno (dalam Arief, 1990:7) menyatakan bahwa fisika merupakan ilmu yang
dan penemuan teori atau konsep. Berdasar teori yang diperoleh dilakukan observasi
lxix
commit to user
lebih cermat sehingga ditemukan masalah baru. Demikian seterusnya secara kait
3) Ramalan; merupakan salah satu asumsi penting dalam fisika bahwa alam raya
4) Progresif dan Komulatif; artinya fisika itu selalu berkembang ke arah yang
5) Proses; merupakan metode ilmiah yang pada dasarnya merupakan suatu cara
seluruh umat manusia tanpa memandang suku bangsa, ras, ataupun golongan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan fisika adalah ilmu yang mempelajari
tentang gejala alam yang diperoleh melalui observasi dan kebenarannya diperoleh
secara empiris melalui panca indera. Sebagai bagian dari sains fisika memiliki
dimensi sikap ilmiah, metode ilmiah, dan produk ilmiah meliputi konsep, hukum,
lxx
commit to user
b. Materi Listrik Dinamis
Sebagian besar dari kita bergantung pada peralatan listrik untuk membuat hidup kita
lebih aman, lebih sehat, lebih mudah, dan lebih nyaman. Dari lampu sampai televisi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari radio sampai komputer bahkan sampai peralatan memasakpun semuanya
tergantung arus listrik. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan tanpa
adanya arus listrik. Saat ini banyak sekali pemanfaatan listrik dalam kehidupan
Listrik merupakan salah satu dasar energi yang berhubungan dengan muatan
listrik, yaitu suatu partikel dasar seperti elektron dan proton. Muatan-muatan listrik
dapat berupa muatan-muatan yang diam atau muatan yang bergerak. Kajian tentang
listrik yang berhubungan dengan muatan-muatan listrik yang diam disebut listrik
listrik yang bergerak disebut lisrik dinamik. Dalam sub bahasan ini akan diuraikan
kajian tentang listrik dinamis, yang mencakup materi-materi sebagai berikut : Arus
listrik, Beda potensial Listrik, Hukum Ohm dan Hambatan Jenis, hukum I Kirchoff,
kontinu, kita akan mendapatkan diagram rangkaian listrik seperti gb 2.4 di bawah. .
lxxi
commit to user
Gambar. 2.5 Rangkaian listrik sederhana
Garis yang lebih panjang pada simbol baterai diatas menyatakan terminal positif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan yang lebih pendek adalah terminal negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai
bisa berupa bola lampu, pemanas, radio atau apapun. Ketika rangkaian seperti ini
terbentuk, muatan dapat mengalir melalui kawat rangkaian, dari satu terminal baterai
Arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total yang melewatinya
selama jangka waktu Δt. Arus listrik diukur dalam coulomb per detik dan diberi
mikroampere (1 µA = 10-6 ).
a b
q
lxxii
commit to user
Potensial listrik didefinisikan sebagai energi potensial per satuan muatan. Potensial
listrik dinyatakan dengan simbol V. Jika titik muatan q memiliki energi potensial
listrik EPa pada titik a, potensial listrik Va pada titik ini adalah
EPa
Va = q (2.2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Selisih pada potensial atau beda potensial antara dua titik a dan b (Vab) adalah
sebesar
EPb EPa
Vba = Vb – Va = – (2.3)
q q
Karena selisih energi potensial, EPa – EPb sama dengan negatif dari kerja, Wba yang
dilakukan oleh gaya listrik untuk memindahkan muatan dari titik b ke titik a kita
Satuan potensial listrik dan beda potensial adalah joule/coulomb atau volt untuk
Pada tahun 1827 Seorang ahli fisika Jerman, George Simon Ohm (1787-1854)
menentukan dengan eksperimen bahwa terdapat hubungan antara arus listrik (I) yang
mengalir melalui suatu rangkaian dengan tegangan (beda potensial) yang diberikan
pada ujung-ujungnya (V). Secara empiris Ohm menyatakannya bahwa arus listrik
lxxiii
commit to user
I~V (2.5)
Jika kita bandingkan arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa, jika pipa(atau
sungai) hampir rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari
lainnya, kecepatan aliran atau arus akan lebih besar. Makin besar perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ketinggian, makin besar arus. Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan
aliran air yang lebih besar demikian pula beda potensial yang lebih besar
Besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan (beda
potensial) tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron.
Makin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Sehingga
diperoleh :
V
I= (2.6)
R
dalam hal ini R adalah besaran yang diberikan untuk menyatakan hambatan listrik
dan diberi satuan ohm (Ω). Hubungan ini dikenal dengan Hukum Ohm.
Dalam rangkaian listrik maupun rangkaian elektronika, nilai arus listrik yang
mengalir melalui suatu rangkaian dapat diatur dengan menggunakan suatu komponen
yang disebut resistor. Resistor merupakan sebuah komponen yang dibuat dari bahan
panjang, luas penampang dana hambatan jenis bahan tersebut. Secara matematis
lxxiv
commit to user
l
. R=r (2.7)
A
dimana, R = hambatan bahan (ohm, disingkat Ω); ρ = hambatan jenis bahan (Ω m); l
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hambatan jenis suatu bahan merupakan sifat khas bahan yang tidak
dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk bahan, tetapi dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Pada batas perubahan suhu tertentu maka hambatan jenis suatu bahan memenuhi
ρt = ρ0 (1 + α.ΔT) (2.8)
dimana ρt = hambatan jenis pada suhu T; ρ0 = hambatan jenis pada suhu T0; α =
ketika sejumlah muatan tertentu dihasilkan pada suatu benda dalam satu proses,
muatan berlawanan dengan jumlah yang sama dihasilkan pada benda yang lainnya.
Sebagai contoh, ketika penggaris plastik digosok dengan handuk kertas, plastik
dengan jumlah yang sama. Hal itu sekarang dikenal dengan hukum kekekalan
muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah total muatan listrik yang dihasilkan
I1 I1
I3 I3
I2
I2
lxxv
(a) (b)
commit to user
Gambar. 2.7 Arah arus pada rangkaian bercabang
cabang harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut. Sebagai
contoh dalam gambar 2.7 pada titik cabang a, I3 masuk sementara I1 dan I2 keluar.
I3 = I1 + I2. (2.9)
(V) terbagi menjadi V1 dan V2 sedangkan arus listrik yang mengalir melalui R1 dan
V = V1 + V2 (2.10)
R = R1 + R2 (2.12)
V1 V2
R1 R2
lxxvi
commit to user
Dari uraian di atas maka rangkaian seri merupakan rangkaian pembagi
buah resistor identik yang dihubungkan secara seri, maka hambatan totalnya dapat
V1
R2
I2 R1
I1
I V
sumber (V) sama dengan V1 dan V2 sedangkan arus listrik I terbagi menjadi I1 dan I2,
I = I1 + I2 (2.14)
V V V
= + (2.15)
R R1 R 2
1 1 1
= + (2.16)
R R2 R2
pembagi arus dan digunakan untuk memperkecil hambatn rangkaian. Untuk n buah
lxxvii
commit to user
resistor dihubungkan secara paralel, maka hambatan totalnya dapat ditentuan dengan
1 1 1 1
= + + ... + (2.17)
R p R1 R 2 R n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diantaranya :
kualitas proses dan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, implementasi model ini
perlu diperluas pada materi pokok yang lain. Dalam penelitian ini model siklus
penelitian yang dilaksanakan oleh Robert Karplus dan CSIS siswa tidak
penelitian ini siswa diberikan tugas membaca dan membuat ringkasan materi
2. Penelitian Hasret dan Necati (2006) yang berjudul The Effectiveness of The
pengetahuan ilmiah yang memfasilitasi siswa untuk belajar secara efektif dan
lxxviii
commit to user
mengatur pengetahuan dengan cara yang berarti. Dalam penelitian yang telah
dilakukan Hasret dan Necati digunakan media peralatan laboratorium real. Dalam
Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Virtualab dan Realab Ditinjau dari Gaya
Belajar dan Gaya Berpikir Siswa. (Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Negeri 1
penelitian yang telah dilakukan prestasi belajar ditinjau dari gaya belajar dan
gaya berpikir siswa, sementara itu dalam penelitian ini prestasi belajar ditinjau
dari gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa. Subyek yang digunakan
dalam penelitian sebelumnya adalah siswa kelas X SMA sedang dalam penelitian
C. Kerangka Berpikir
memiliki fasilitas laboratorium IPA dan sarana computer yang cukup memadai
namun fasilitas ini belum digunakan guru secara optimal dalam proses pembelajaran,
termasuk dalam pembelajaran fisika. Guru masih sering mengajarkan fisika secara
lxxix
commit to user
Menurut pendapat sebagian siswa di SMP Negeri 1 Karas Kabupaten
Magetan, fisika merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami dan menjadi mata
pelajaran yang kurang disukai. Sebagian siswa kurang berminat mengikuti pelajaran
apalagi bila pelajaran tersebut diberikan pada jam-jam terakhir dimana kondisi anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sudah menurun dan konsentrasi belajar semakin berkurang sehingga berakibat pada
rendahnya prestasi belajar siswa. Salah satu penyebab kurangnya minat belajar
tersebut antara lain karena model pembelajaran yang kurang bervariasi, belum
Berdasarkan kajian teori dan ulasan beberapa penelitian yang relevan maka
imajinasi dan daya nalar yang tinggi serta menuntut siswa untuk aktif dalam
pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang optimal. Learning Cycle merupakan
bagaimana pengetahuan itu dibangun dalam pikiran siswa, dan keterampilan siswa
abstraksi dari arus listrik dapat divisualisasikan diantaranya kit listrik magnet dan
animasi komputer.
lxxx
commit to user
Kelebihan dari media komputer antara lain: mengelola siswa untuk mencoba
hal-hal baru tanpa takut salah, memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan
sosialisasi dan sikap siswa secara positif, dan dapat membantu kemajuan siswa lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cermat.
secara langsung siswa dimungkinkan dapat merencanakan dan melibatkan diri dalam
dan membuat keputusan sendiri sehingga akan membantu siswa dalam memahami
konsep dan prinsip dengan lebih baik. Meskipun memiliki keunggulan namun kit
listrik magnet memiliki kelemahan yaitu adanya resiko apabila terjadi kesalahan
arus listrik untuk itu diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam menggunakannya
Gaya belajar merupakan kombinasi dari cara siswa menyerap, dan kemudian
lxxxi
commit to user
memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; 3. memiliki pemahaman yang cukup
menginterpretasikan kata atau ucapan. Untuk mengatasi ragam masalah di atas salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi
tangan sebagai alat penerima informasi utama untuk kemudian bisa terus
mendengarkan pelajaran; 4. bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan
sambil belajar. Penggunaan komputer bagi orang kinestetik akan sangat membantu.
karena, dengan komputer ia bisa terlibat aktif dalam melakukan touch (sentuhan),
Dari uraian di atas diduga siswa dengan gaya belajar kinestetik akan
berpengaruh lebih baik dari pada siswa dengan gaya belajar visual terhadap prestasi
belajar fisika.
lxxxii
commit to user
Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan menemukan pemecahan
masalah tanpa hadirnya objek permasalahan itu secara nyata, dalam arti siswa
permasalahan itu. Untuk menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak akan mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan berpikir abstrak yang tinggi dan
kemampuan dapat dicapai oleh anak yang sudah mencapai tahap operasional formal
yang baik.
dikatakan bahwa kemampuan berpikir abstrak sangat penting dalam menyerap dan
abstrak maka diduga kemampuan berpikir abstrak tinggi berpengaruh lebih baik dari
4. Interaksi antara Model Pembelajaran Learning Cycle melalui Media Kit Listrik
Gaya belajar visual ditandai dengan melihat dulu buktinya untuk kemudian
sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Jika seseorang
sudah akrab dengan gaya belajarnya secara otomatis dapat mengambil langkah-
langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah.
Bisa jadi siswa dengan gaya belajar visual akan lebih senang apabila
Sementara siswa dengan gaya belajar kinestetik akan lebih sesuai jika pembelajaran
lxxxiii
commit to user
fisika materi listrik dinamis disajikan dengan media kit listrik magnet atau bahkan
berlaku sebaliknya Berdasarkan uraian di atas, diduga terdapat interaksi antara model
pembelajaran LC melalui media animasi komputer dan kit listrik magnet dengan
5. Interaksi antara Model Pembelajaran Learning Cycle melalui Media Kit Listrik
konkrit. Mereka dapat merespon dan mengolah serta memproses informasi dengan
rangsangan kepada para siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak untuk
mendengarkan efek bunyi atau suara pada earphone yang terpasang pada setiap
atas, diduga terdapat interaksi antara model pembelajaran LC melalui media animasi
komputer dan kit listrik magnet dengan kemampuan berpikir abstrak siswa.
Siswa yang mempunyai gaya belajar visual, yang memegang peranan penting
adalah mata atau penglihatan (visual). Siswa yang mempunyai gaya belajar visual
lxxxiv
commit to user
menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar,
dan video. Tampilan abstrak gambar animasi komputer pada layar monitor akan
Hal yang sebaliknya, siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mudah belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit
untuk duduk diam berjam-jam di depan monitor komputer karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini
belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Peralatan kit listrik magnet yang mendekati
kenyataan (konkrit) akan lebih sesuai dengan karakter siswa ini. Sehingga diduga
terdapat interaksi antara gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa
Komputer dan Kit Listrik Magnet dengan Gaya Belajar dan Kemampuan
model ini dalam kegiatan belajar dapat membantu siswa memahami konsep yang
alat yang berfungsi dan digunakan sebagai pembantu guru dalam komunikasi dan
Hasil belajar dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau sering disebut faktor
lxxxv
commit to user
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama adalah pembawaan yang
Sementara faktor dari luar siswa, hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan
seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada hal yang abstrak (lambang
verbal).
mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa. Dari uraian di atas diduga terdapat
interaksi antara model pembelajaran LC melalui media kit listrik magnet dan animasi
komputer dengan gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap
prestasi belajar fisika materi pokok listrik dinamis pada siswa kelas IX SMP Negeri 1
D. Pengajuan Hipotesis
9. Terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar
fisika.
lxxxvi
commit to user
10. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap
11. Terdapat interaksi antara pembelajaran model learning cycle menggunakan kit
listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prestasi belajar fisika.
12. Terdapat interaksi antara pembelajaran model learning cycle menggunakan kit
listrik magnet dan animasi komputer dengan kemampuan berpikir abstrak siswa
13. Terdapat interaksi antara gaya belajar dengan kemampuan berpikir abstrak
14. Terdapat interaksi antara pembelajaran model learning cycle menggunakan kit
listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar dan kemampuan
lxxxvii
commit to user
BAB III
Article II. METODOLOGI PENELITIAN
yang beralamat di Jalan Raya Kecamatan Karas Kabupaten Magetan Propinsi Jawa
Timur. Sebagai subyek penelitian diambil kelas IX SMP Negeri 1 Karas tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
pokok Listrik Dinamis. Waktu penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
semester I tahun pelajaran 2010/2011 tepatnya pada bulan Agustus sampai dengan
c. Tahap Penyelesaian
lxxxviii
commit to user
Tahap ini meliputi mengolah dan menganalisis data penelitian, menguji hipotesis dan
1. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental karena hasil penelitian ini akan menegaskan
penerapan model pembelajaran learning cycle melalui media kit listrik magnet dan
animasi komputer terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari gaya belajar dan
kemampuan berpikir abstrak siswa. Dalam penelitian ini diambil dua kelompok
secara acak, normal dan homogen. Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang
lxxxix
commit to user
berbeda dalam hal penggunaan media pembelajaran. Kelompok yang satu diajar
dengan menggunakan media kit listrik magnet dan kelompok yang lain
menggunakan media animasi komputer. Materi pelajaran yang diberikan pada kelas
diukur prestasi belajarnya dengan meninjau gaya belajar siswa yang dikategorikan
visual dan kinestetik serta kemampuan berpikir abstrak siswa yang dikategorikan
2. Rancangan Penelitian
Pada akhir penelitian akan didapatkan data eksperimen, yang kemudian akan diolah
dengan menggunakan statistik analisis varian tiga jalan dengan desain faktorial
siklus belajar (learning cycle) menggunakan media kit listrik magnet dan animasi
komputer. Faktor kedua adalah gaya belajar siswa yang dibedakan menjadi gaya
belajar visual dan kinestetik. Faktor ketiga adalah kemampuan berpikir abstrak siswa
yang dikategorikan dalam tinggi dan rendah. Rancangan dalam penelitian ini dapat
xc
commit to user
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
Gaya Belajar
(B)
Media B1 B2
Pembelajaran Kemampuan Berpikir Abstrak
(A) Kemampuan Berpikir Abstrak
(C) (C)
perpustakaan.uns.ac.id C1 C2 C1
digilib.uns.ac.id
C
2
1. Variabel Bebas
ini menggunakan variabel bebas yang berupa penerapan model learning cycle
mengunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer pada pembelajaran
xci
commit to user
a. Learning Cycle (Siklus Belajar)
1) Definisi Operasional
a) Kit Listrik Magnet adalah seperangkat alat percobaan yang biasa dipakai pada
pembelajaran fisika materi listrik dan magnet. Kit listrik dan magnet terdiri dari
peralatan yang telah tertata pada dudukan (tray) yang tertulis sesuai dengan
komponen ditempatkan pada denah dengan diberi nama dan gambar teknis
supaya mudah dan cepat mengetahui tata letak komponen bila memerlukan
yang ada pada materi listrik dinamis agar lebih mudah dipahami. Media
komputer yang digunakan untuk penelian ini adalah menampilkan program V1-
learning cycle mengunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer
xcii
commit to user
b. Gaya Belajar Siswa
1) Definisi Operasional
3) Skala Pengukuran: Interval yang diubah dalam skala ordinal dengan dua
1) Definisi Operasional
3) Skala Pengukuran: Interval yang diubah dalam skala ordinal dengan dua kategori
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah suatu keadaan yang menunjukkan pengaruh dan akibat
yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
a. Definisi Operasional
Prestasi Belajar adalah perolehan skor pada pengukuran dengan tes prestasi
fisika pada materi pokok Listrik Dinamis yang dilambangkan dalam bentuk nilai.
xciii
commit to user
b. Indikator : nilai tes prestasi belajar fisika aspek kognitif dan afektif pada materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Penetapan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 1
Karas Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 248 siswa.
random sampling dimana dalam menentukan anggota sampel dilakukan secara acak
a. Menghitung nilai rata-rata tiap kelas dengan menggunakan nilai semester 2 kelas
c. Mengambil empat kelas secara random dengan cara undian dari kelas yang
d. Setelah diperoleh empat kelas eksperimen kemudian diundi kembali secara acak
untuk menentukan dua kelas yang akan diberi perlakuan dengan pembelajaran
model learning cycle mengunakan media kit listrik magnet dan animasi
komputer.
xciv
commit to user
Article III. E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua cara yaitu
dengan tes dan nontes. Adapun sumber data penelitian ini disusun relevan dengan
a. Metode Test
pertanyaan yang harus dipilih / ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh testi (orang yang dites) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku)
tertentu.Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan skor prestasi
belajar siswa dan skor kemampuan berpikir abstrak siswa. Pada tes prestasi belajar
digunakan tes obyektif pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban untuk mengukur
tingkat pemahaman konsep siswa (aspek kognitif) dan sejauh mana penguasan siswa
tes objektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan empat pilihan jawaban
(satu jawaban benar). Dengan metode ini diharapkan mampu mengungkap termasuk
dalam kategori abstrak tinggi atau rendah kemampuan berpikir abstrak yang dimiliki
siswa.
b. Metode Angket
xcv
commit to user
Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang penggolongan
kategori gaya belajar siswa dan prestasi belajar aspek afektif. Metode angket gaya
belajar siswa dan penilaian aspek afektif berupa sejumlah daftar pertanyaan maupun
pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Angket yang digunakan adalah angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tertutup dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti. Pemberian skor
untuk angket gaya belajar maupun penilaian aspek afektif digunakan skala Likert 1
sampai 4. Angket yang dilakukan sesudah proses belajar bertujuan untuk mengukur
prestasi belajar fisika aspek afektif, untuk mendukung data dalam mendeskripsikan
c. Metode Observasi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
bagian yaitu :
Kerja Siswa (LKS) pada lampiran 3. Silabus disusun berdasarkan Standar Isi,
xcvi
commit to user
Kompetensi Dasar (KD), Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator,
2. Instrumen penelitian untuk mendapatkan data prestasi belajar fisika pada aspek
kognitif maupun afektif, kemampuan berpikir abstrak dan gaya belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket gaya belajar siswa
yang terdapat pada lampiran 5, tes kemampuan berpikir abstrak pada lampiran 7,
tes prestasi belajar fisika materi pokok listrik dinamis pada lampiran 9, dan
Instrumen penilaian prestasi belajar fisika pada aspek kognitif berupa soal-
soal materi pokok Listrik dinamis dan aspek afektif berupa daftar pertanyaan dengan
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Uji coba tes prestasi belajar
a. Validitas Soal
Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dan instrumen
penelitian. Validitas yang digunakan adalah validitas isi butir-butir soal. Dalam uji
validitas ini, skor terhadap jawaban setiap item soal hanya terdiri dari angka 0 untuk
xcvii
commit to user
jawaban salah dan 1 untuk jawaban benar. Validitas soal ditunjukkan oleh harga rxy
N å XY - (å X )(å Y )
rxy = (3.1)
{( N å X 2 - (å X ) ( N å Y 2 - (å Y ) )}
2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
variabel X (skor tiap item soal) dan variabel Y (skor perolehan siswa). Sedangkan Σ
X menyatakan jumlah seluruh skor tiap item, Σ Y menyatakan jumlah seluruh skor
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika rxy > r tabel maka item
dinyatakan valid sebaliknya jika rxy = r tabel maka item dinyatakan tidak valid. Dalam
pengujian validitas ini jumlah peserta tes sebanyak 34 siswa untuk taraf signifikansi
5% maka r tabel = 0,339. Klasifikasi validitas tes adalah sebagai berikut: 0,91-1,00
= Sangat tinggi (ST); 0,71-0,90 = Tinggi (T); 0,41-0,71 = Cukup (C); 0,21-0,40
Hasil uji validitas instrumen tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan
Tabel 3.3. Rangkuman hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar
xcviii
commit to user
Dari 40 soal materi listrik dinamis yang diujicobakan pada siswa setelah dihitung
menggunakan persamaan (3.1) terdapat hasil 33 soal yang valid dan 7 soal tidak
valid. Peneliti mengambil 30 soal dari 33 soal yang dinyatakan valid untuk
Sedangkan uji validitas instrumen angket penilaian prestasi belajar aspek afektif
Tabel 3.4. Rangkuman hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar Aspek Afektif
Kriteria
Variabel Jumlah Soal
Valid Tidak Valid
Angket Penilaian Prestasi Belajar
20 20 0
Aspek Afektif
Dari 20 butir soal semuanya valid sehingga semua soal digunakan dalam
pengambilan data prestasi belajar aspek afektif. Hasil uji coba instrumen tes prestasi
b. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya, dimana suatu tes dapat dikatakan demikian
apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tetap. Reliabilitas juga dapat
diartikan dengan keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama,
dalam waktu yang berlainan atau kepada subjek yang tidak sama pada waktu yang
sama. Reliabilitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder-Richardson (K-
xcix
commit to user
é n ù é S 1 - å pq ù
2
rn = ê ê ú (3.2)
ë n - 1úû êë
2
S 1 úû
Dalam persamaan (3.2) rn menyatakan koefesien reliabilitas, n menyatakan jumlah
item, S = standar deviasi atau simpangan baku, p = proporsi peserta tes menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
benar, q = proporsi peserta tes menjawab salah (l – p).
Hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan
Tabel 3.5. Rangkuman hasil Uji Reliabelitas Instrumen Tes Prestasi Belajar
Reliabilitas soal materi listrik dinamis diperoleh angka 0,99673 yang berarti
Sedangkan hasil uji reliabelitas instrumen angket prestasi belajar aspek afektif yang
Tabel 3.6. Rangkuman hasil Uji Reliabelitas Prestasi Belajar Aspek Afektif
Reliabilitas prestasi belajar aspek afektif sebesar 0,79262 yang berarti reliabilitasnya
tinggi.
commit to user
c. Uji Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu suatu
bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal, yang harganya dapat dicari
Besarnya Indeks kesukaran (IK) ditentukan oleh jumlah jawaban benar yang
diperoleh siswa dari suatu item (B), kelompok siswa (N), dan skor maksimal. Skor
maksimal adalah skor yang diperoleh oleh jawaban benar dari suatu item. N x Skor
Maksimal adalah jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa dari suatu
item.
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut: 0,81 - 1,00 = Mudah Sekali
(MS); 0,61 - 0,80 = Mudah (M); 0,4 1 - 0,60 = Cukup/Sedang (Sd); 0,21 - 0,40
Hasil uji taraf kesukaran soal tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan
Sedang/cukup 11,17,18,19,21,23,24,27,29,32,35 12
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran diperoleh 30 butir soal yang dipakai sebagai
instrumen tes prestasi belajar dengan perbandingan jumlah soal mudah 15, soal
ci
commit to user
sedang 10, dan soal sukar 5. Dengan jumlah soal tes kategori mudah lebih banyak
diharapkan siswa lebih mudah mencapai ketuntasan hasil belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus
KA - KB
ID = (3.4)
NKA atau NKBxSkor Maksimal
diperoleh siswa dari yang tergolong kelompok atas, KB = jumlah jawaban benar
yang diperoleh siswa dari yang tergolong kelompok bawah, NKA atau NKB =
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut : 0,80 - 1,00 = Sangat
Membedakan (SM); 0,60 - 0,79 = Lebih Membedakan (LM); 0,40 - 0,39 = Cukup
Hasil uji daya pembeda soal tes prestasi belajar fisika yang telah dilakukan
terangkum dalam tabel 3.8. Berdasarkan tabel 3.8 dari 40 butir soal dipilih 30 butir
soal yang dipakai sebagai instrumen tes prestasi belajar memiliki daya pembeda
dengan kategori lebih membedakan dan cukup membedakan. Hasil uji analisis butir
soal tes prestasi belajar fisika pada materi pokok listrik dinamis selengkapnya dapat
cii
commit to user
Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Tes Prestasi Belajar
Tes kemampuan berpikir abstrak berupa soal-soal objektif yang terdiri dari
empat pilihan jawaban (satu jawaban benar) menggunakan tes kemampuan berpikir
abstrak yang merupakan subtes (baterai) dari Diferential Aptitude Test (DAT).
diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Uji coba soal ditujukan
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
Analisis butir soal tes kemampuan berpikir abstrak menggunakan teknik seperti yang
dilakukan pada analisis butir soal tes prestasi belajar. Untuk mengetahui validitas
soal menggunakan rumus korelasi product moment seperti pada persamaan 3.1,
3.2, taraf kesukaran soal seperti pada persamaan 3.3 dan daya pembeda seperti pada
persamaan 3.4.
Dari hasil analisis butir soal tes kemampuan berpikir abstrak yang berjumlah 30 soal,
semuanya dipakai dengan memperbaiki soal yang drop sebanyak empat butit soal.
Hasil analisis butir soal tes kemampuan berpikir abstrak dapat dilihat pada tabel 3.9
ciii
commit to user
Tabel 3.9. Rangkuman hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Abstrak
Sedangkan hasil uji reliabilitas soal tes kemampuan berpikir abstrak yang
Tabel 3.10. Rangkuman hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Abstrak
Dari hasil uji reliabilitas soal tes kemampuan berpikir abstrak diperoleh angka
Pengujian taraf kesukaran pada item soal tes kemampuan berpikir abstrak
diperoleh 8 butir soal mudah, 17 butir soal cukup dan 5 butir soal sukar. Tabel 3.11
Tabel 3.11. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Tes Kemampuan berpikir Abstrak
Hasil uji daya beda soal tes kemampuan berpikir abstrak diperoleh hasil seperti
civ
commit to user
Tabel 3.12. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Tes Kemampuan Berpikir Abstrak
Hasil uji analisis butir soal tes kemampuan berpikir abstrak selengkapnya
Dalam penelitian ini instrumen penilaian gaya belajar yang digunakan berupa
angket skala sikap. Item yang mengarah jawaban positif, pemberian skornya
sebagai berikut: skor 4 untuk jawaban selalu; skor 3 untuk jawaban sering ; skor 2
skor 1 untuk jawaban selalu (SL); skor 2 untuk jawaban sering (SR); skor 3 untuk
jawaban jarang (JR); dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah (TP). Selanjutnya skor
diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas
cv
commit to user
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas butir soal angket digunakan rumus yang sama dengan uji
validitas tes prestasi dan tes kemampuan berpikir abstrak yaitu menggunakan rumus
Kriteria
Variabel Jumlah Soal
Valid Tidak Valid
Gaya Belajar Siswa 30 30 0
Hasil uji validitas angket gaya belajar siswa diperoleh soal sebanyak 30 butir
b. Uji Reliabilitas
hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada subyek yang sama
dilakukan uji reliabilitas. Untuk mencari reliabelitas tes yang skornya bukan 1 dan 0
é ù
r11 = é n ù ê1 - ås i
2
ú (3.5)
ê úê
ë n - 1ûê
ú
êë s t2 ú
úû
ditentukan oleh banyaknya butir pertanyaan (n) atau banyaknya soal dan besarnya
standar deviasi ås 2
i serta indeks kesukaran ( s i2 ). Klasifikasi reliabilitas
adalah sebagai berikut: 0,91-1,00 = sangat tinggi; 0,71 - 0,90 = tinggi; 0,41 -
cvi
commit to user
Setelah dilakukan uji reliabelitas angket gaya belajar siswa diperoleh hasil
bahwa koefisien reliabilitas adalah 0,929 yang berarti reliabilitasnya sangat tinggi.
Tabel 3.14. Rangkuman hasil Uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Siswa
Hasil uji validitas dan reliabelitas instrumen gaya belajar selengkapnya dapat
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan prestasi belajar
siswa. Selain itu juga untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh gaya belajar
dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika. Untuk
mengolah data dalam penelitian ini dipergunakan Analisis Varians Tiga Jalan, dan
diakhiri dengan uji F. Untuk menguji hipotesis dengan uji F ini, sebelumnya
dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah
sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dan uji
a. Uji Normalitas
dari populasi yang normal atau tidak. Untuk mengevaluasi Ho yang menyatakan data
cvii
commit to user
tidak mengikuti distribusi normal digunakan uji normalitas menggunakan Ryan-
Joiner normality test pada program Minitab 15. Hipotesis untuk uji normalitas
jika nilai p (p-value) pada hasil uji lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 maka
keputusan ujinya Ho tidak ditolak, berarti data tidak mengikuti distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk menguji apakah sampel penelitian berasal dari populasi
yang homogen. Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas antar populasi
atau tingkat faktor digunakan tes kesamaan varians (test of equal variances) pada
program Minitab 15. Tes ini mengasumsikan bahwa sampel uji yang berbeda berasal
dari populasi yang sama meskipun memiliki mean berbeda, akan tetapi memiliki
variansi yang sama. Hipotesis yang diajukan untuk tes kesamaan variansi ini adalah :
Kriteria pengujian hipotesis adalah H0 ditolak jika p-value lebih besar daripada
nilai taraf signifikansi (α = 0,05) berarti variansi sampel sama atau homogen.
Sebaliknya H0 diterima jika p-value lebih kecil daripada nilai taraf signifikansi (α =
cviii
commit to user
2. Uji Hipotesis
a. Uji Anava
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji Anava tiga jalan, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
salah satu teknik statistik inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif yang jumlahnya lebih dari dua sampel secara serempak dengan setiap
sampel terdiri atas dua faktor atau lebih. Oleh karena adanya empat faktor pada
setiap sampel yang digunakan pada penelitian maka pada uji ini akan didapatkan
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer terhadap prestasi
belajar fisika
media kit listrik magnet dan animasi komputer terhadap prestasi belajar fisika
belajar fisika
cix
commit to user
4) Ho AB = Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model Learning Cycle
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya
belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya
belajar siswa dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar
fisika.
cx
commit to user
Untuk melakukan uji anava dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
B1 B2 Total
N Data Statistik
C1 C2 C1 C2
n
SX
SX2
A1 S2 A1B1C1 A1B1C2 A 1B 2C 1 A1B2C2
n
SX
SX2
A2 A2B1C1 A2B1C2 A 2B 2C 1 A2B2C2
S2
X
media kit listrik magnet (A1) dan pembelajaran model learning cycle dengan media
animasi computer (A2). B menyatakan gaya belajar yang dibedakan menjadi gaya
belajar visual (B1) dan gaya belajar kinestetik (B2). Sementara C menyatakan
(C1) dan Kemampuan berpikir abstrak rendah (C2). Kolom data statistik terdiri dari
banyak siswa yang dinyatakan dengan notasi n, jumlah prestasi belajar siswa (SX),
jumlah kuadrat prestasi belajar siswa (SX2 ), pengaruh penyimpangan varians (S2)
cxi
commit to user
2) Menghitung jumlah kuadrat
(SX tot ) 2
JKtot = SX tot
2
-
N
(SX 1 ) 2 (SX 2 ) 2 (SX m ) 2 (SX tot ) 2
JKant = + + ....... + -
n1 n2 nm N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
JKdal = DKtot – DKant
dktot =N–1
dkant =m–1
JK
RK =
db
JK ant
RKant =
dbant
JK dal
RKdal =
dbdal
5) Menghitung nilai F0
RK ant
F0 =
RK dal
Hasil uji anava tiga jalan terangkum dalam table 3.16 berikut ini :
cxii
commit to user
Tabel 3.16 Rangkuman Analisis Varians Tiga Jalan
Keterangan : p adalah probabilitas amatan; F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel
Dalam penelitian ini semua perhitungan pada analisis data untuk menguji
hipotesis menggunakan program Minitab 15. Pada program ini kriteria penolakan Ho
terjadi jika nilai p (p-value) lebih kecil dari nilai taraf signifikansi (α = 0,05) dan Ho
diterima jika nilai p (p-value) lebih besar α. Hasil uji hipotesis menggunakan anava
selengkapnya terdapat pada lampiran 17 dan hasil olah data menggunakan program
Jika dari hasil pengujian hipotesis penelitian dengan analisis varian tiga jalan
terdapat perbedaan (Ho ditolak) diteruskan dengan uji lanjut Anava dengan uji
cxiii
commit to user
Persamaan uji lanjut dengan metode Scheffe’ adalah sebagai berikut:
Fi - j =
(X -Xj
i )
2
(3.6)
é1 1ù
RKG ê + ú
ëê ni n j ûú
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persamaan 3.6 menyatakan nilai Fobs pada pembandingan perlakuan ke-i dan
perlakuan ke-j yang dinyatakan dengan Fi-j. Besarnya Fi-j ditentukan oleh rerata
pada sampel ke-i ( X i ), rerata pada sampel ke-j ( X j ),rerata kuadrat galat (RKG)
yang diperoleh dari perhitungan anava, ukuran sampel ke-I (ni ) dan ukuran
bahwa rerata pada kedua sampel tidak berbeda secara signifikan ditolak jika Fobs > (k
– 1) Fα;k-1,N-k.
Dalam penelitian ini uji lanjut selain menggunakan metode Scheffe’ juga
dengan memperhatikan pola grafik yang ditunjukkan oleh diagram analisys of means
cxiv
commit to user
BAB IV
Article IV. HASIL PENELITIAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data gaya belajar ,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemampuan berpikir abstrak, nilai prestasi belajar fisika siswa pada materi pokok
listrik dinamis. Data diperoleh dari kelas IX.C dan IX.E sebagai kelas eksperimen I
magnet serta kelas IX.D dan IX.F sebagai kelas eksperimen II dengan model
Data prestasi belajar fisika siswa pada aspek kognitif diperoleh dari tes
prestasi belajar pada materi pokok listrik dinamis yang diberikan kepada masing-
menggunakan animasi komputer. Rangkuman data prestasi belajar fisika pada materi
pokok listrik dinamis yang diperoleh siswa pada masing-masing kelas disajikan
97
cxv
commit to user
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar fisika aspek kognitif pada
kelas kit listrik magnet nilai terendah 47, nilai tertinggi 93, nilai rata-rata 68,78
dengan standar deviasi 10,35. Prestasi belajar aspek kognitif pada kelas animasi
komputer, nilai terendah 47, nilai tertinggi 97, nilai rata-rata 70,99 dengan standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
deviasi 9,87.
Selanjutnya nilai tes prestasi belajar fisika dari masing-masing kelas dapat
45 - 52 3 3,7 % 3 3,7 %
53 - 60 20 24,7 % 12 14,8 %
61 - 68 14 17,3 % 13 16,0 %
69 - 76 22 27,2 % 25 30,9 %
77 - 84 17 20,1 % 23 28,4 %
85 - 92 4 4,9 % 4 4,9 %
menerapkan model pembelajaran learning cycle menggunakan kit listrik magnet dan
menggunakan animasi komputer dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2
cxvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 4.1 Diagram Batang Prestasi Belajar Fisika Kelas Kit Listrik Magnet
Gambar 4.2 Diagram Batang Prestasi Belajar Fisika Kelas Animasi Komputer
Dari tabel maupun gambar perbandingan prestasi belajar fisika kelas kit listrik
magnet dan animasi komputer dapat dilihat bahwa jumlah siswa kelas animasi
komputer yang mendapatkan nilai dengan kelas interval tinggi yaitu 69 – 76 dan 77 –
84 lebih besar dari pada kelas kit listrik magnet. Berdasarkan rata-rata nilai tes
cxvii
commit to user
prestasi belajar fisika juga terlihat bahwa rata-rata nilai kelas animasi komputer
(70,99) lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas kit listrik magnet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Gaya Belajar
Data gaya belajar siswa diperoleh dari isian angket tertulis gaya belajar.
Berdasarkan data gaya belajar yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu visual dan kinestetik. Pembagian kategori gaya belajar visual dan
menggunakan kriteria tersebut dari 162 siswa yang terdiri dari 81 siswa kelas
kit listrik magnet dan 81 siswa kelas eksperimen II dengan model pembelajaran
belajar visual dan 80 siswa mempunyai gaya belajar kinestetik. Secara rinci data
jumlah siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik disajikan dalam
tabel 4.3
Tabel 4.3. Jumlah siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik.
cxviii
commit to user
Data prestasi belajar fisika pada materi pokok listrik dinamis yang diperoleh
siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik pada masing-masing kelas disajikan
Tabel 4.4. Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas kit listrik magnet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gaya belajar Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Standar
Data Tertinggi Terendah Deviasi
Visual 45 83 47 63,67 8,53
Kinestetik 36 93 53 75,17 8,81
Total 81 93 47 68,78 10,35
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar fisika aspek kognitif pada
kelas kit listrik magnet dengan gaya belajar visual nilai terendah 47, nilai tertinggi
83, nilai rata-rata 63,67 dengan standar deviasi 8,53. Prestasi belajar aspek kognitif
siswa dengan gaya belajar kinestetik , nilai terendah 53, nilai tertinggi 93, nilai rata-
rata 75,17 dengan standar deviasi 8,81. Sedangkan prestasi belajar siswa pada kelas
Tabel 4.5. Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas animasi komputer.
Berdasarkan tabel diperoleh data prestasi belajar fisika aspek kognitif pada kelas
animasi komputer dengan gaya belajar visual nilai terendah 50, nilai tertinggi 97,
nilai rata-rata 73,46 dengan standar deviasi 10,82. Prestasi belajar aspek kognitif
cxix
commit to user
siswa dengan gaya belajar kinestetik , nilai terendah 47, nilai tertinggi 87, nilai rata-
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kemampuan berpikir abstrak tinggi dan
rendah. Pengelompokan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas.
Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya
dikelompokkan dalam kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor di bawah
Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 162 siswa yang terdiri dari 81
menggunakan kit listrik magnet dan 81 siswa kelas eksperimen II dengan model
kemampuan berpikir abstrak rendah. Secara rinci data kemampuan berpikir abstrak
Tabel 4.6. Jumlah Siswa yang Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak Tinggi dan
Rendah.
cxx
commit to user
Berdasarkan pengelompokan dengan menggunakan kategori tersebut dari
162 siswa yang terdiri dari 81 siswa kelas eksperimen menggunakan model
mempunyai gaya belajar kinestetik kemampuan berpikir abstrak rendah. Secara rinci
Tabel 4.7 : Jumlah siswa yang gaya belajar visual kemampuan berpikir abstrak tinggi, gaya
belajar visual kemampuan berpikir abstrak rendah, gaya belajar kinestetik
kemampuan berpikir abstrak tinggi, gaya belajar kinestetik kemampuan
berpikir abstrak rendah.
cxxi
commit to user
Data prestasi belajar fisika pada materi pokok listrik dinamis yang diperoleh
siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah pada masing-masing
Tabel 4.8. Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas kit listrik magnet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kemampuan Berpikir Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Standar
Abstrak Data Tertinggi Terendah Deviasi
Tinggi 39 93 53 74,51 9,38
Rendah 42 80 47 63,45 8,19
Total 81 93 47 68,78 10,35
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar fisika aspek kognitif pada
kelas kit listrik magnet dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi, nilai terendah 53,
nilai tertinggi 93, nilai rata-rata 74,51 dengan standar deviasi 9,38. Prestasi belajar
aspek kognitif siswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah , nilai terendah 47,
nilai tertinggi 80, nilai rata-rata 63,45 dengan standar deviasi 8,19.
Sedangkan prestasi belajar siswa pada kelas animasi komputer terangkum pada tabel
4.9
Tabel 4.9. Diskripsi data prestasi belajar fisika kelas animasi komputer.
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh data prestasi belajar fisika aspek kognitif pada kelas
animasi komputer dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi, nilai terendah 57, nilai
cxxii
commit to user
tertinggi 97, nilai rata-rata 73,74 dengan standar deviasi 9,13. Prestasi belajar aspek
kognitif siswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah , nilai terendah 47, nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Section 4.02 B. Pengujian Persyaratan Analisis
beberapa uji persyaratan analisis antara lain uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Salah satu syarat agar teknik analisis variansi dapat diterapkan maka harus
dipenuhi, maka dilakukan uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah
sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
Dengan menggunakan ketentuan jika nilai P atau p-value lebih besar dari 0,100 (p-
value > 0,100) maka Hipotesis nol (Ho) yang menyatakan data berasal dari populasi
yang tidak berdistribusi normal ditolak atau dengan kata lain hipotesis yang
menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima.
Hasil uji normalitas data prestasi yang telah dilakukan secara rinci dapat dilihat pada
cxxiii
commit to user
Probability Plot of prestasi belajar
Normal
99,9
Mean 69,88
StDev 10,14
99
N 162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
RJ 0,998
95 P-Value >0,100
90
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
5
0,1
30 40 50 60 70 80 90 100
prestasi belajar
M ean 68,778
S tDev 10,348
V ariance 107,075
S kew ness 0,148243
Kurtosis -0,506016
N 81
M inimum 47,000
1st Q uartile 60,000
M edian 70,000
50 60 70 80 90 3rd Q uartile 77,000
M aximum 93,000
95% C onfidence Interv al for M ean
66,490 71,066
95% C onfidence Interv al for M edian
67,000 70,000
9 5 % C onfidence Inter v als 95% C onfidence Interv al for S tDev
Mean 8,963 12,242
Median
66 67 68 69 70 71
Gambar 4.4. Uji Normalitas Prestasi Belajar Fisika Kelas Kit Listrik Magnet
cxxiv
commit to user
Dari gambar 4.3 tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab
diperoleh nilai RJ = 0,998 dengan p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi
dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar fisika terdistribusi normal.
4.4 untuk kelas eksperimen I (kelas kit listrik magnet) dan gambar 4.5 untuk kelas
Dari grafik pada gambar 4.4 terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi
normal) ditolak sebab diperoleh nilai p = 0,084 yang lebih besar dari nilai α = 0,05.
Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar fisika kelas kit listrik
magnet terdistribusi normal. Sedangkan untuk uji normalitas prestasi belajar fisika
M ean 70,988
S tDev 9,874
V ariance 97,487
S kew ness -0,107535
Kurtosis -0,005413
N 81
M inimum 47,000
1st Q uartile 63,000
M edian 70,000
50 60 70 80 90 3rd Q uartile 80,000
M aximum 97,000
95% C onfidence Interv al for M ean
68,804 73,171
95% C onfidence Interv al for M edian
70,000 73,000
9 5 % C onfidence Inter v als 95% C onfidence Interv al for S tDev
Mean 8,552 11,682
Median
69 70 71 72 73
Gambar 4.5. Uji Normalitas Prestasi Belajar Fisika Kelas Animasi Komputer
cxxv
commit to user
Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab
diperoleh nilai p = 0,065 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil
keputusan bahwa data prestasi belajar fisika kelas animasi komputer terdistribusi
normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas
diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini
0,05 atau taraf kepercayaan 95 %. Jika harga P – value data yang diperoleh dari
perhitungan lebih besar atau sama α = 0,05 maka Ho diterima. Artinya dapat
dikatakan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi dengan
sebagai berikut:
Dari grafik pada gambar 4.6 ini terlihat bahwa Ho (data tidak homogen)
ditolak sebab diperoleh nilai p (p-value) untuk F-test 0,676 dan Levene’s test 0,525
yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa kelas kit
cxxvi
commit to user
Test for Equal Variances for prestasi belajar
F-Test
Test Statistic 0,91
Animasi P-Value 0,676
Levene's Test
media
Test Statistic 0,41
P-Value 0,525
KIT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8 9 10 11 12 13
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Animasi
media
KIT
40 50 60 70 80 90 100
prestasi belajar
Levene's Test
Test Statistic 3,61
P-Value 0,059
visual
8 9 10 11 12 13
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
k inestetik
gaya belajar
visual
40 50 60 70 80 90 100
prestasi belajar
cxxvii
commit to user
Pada gambar 4.7 di atas terlihat bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab
diperoleh nilai p untuk F-Test 0,160 dan Lavene’s Test 0,059 yang lebih besar dari
nilai α = 0,05 sehingga Ho (data tidak homogen) ditolak. Jadi dapat diambil
keputusan bahwa kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
homogen.
berpikir abstrak menggunakan minitab seperti tampak pada gambar 4.8 diperoleh
nilai p untuk F-test 0,831 dan Lavene’s test 0,562 yang lebih besar dari nilai α = 0,05
sehingga Ho (data tidak homogen) ditolak. Jadi dapat diambil keputusan bahwa
kelompok siswa yang mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak tinggi dan rendah
homogen.
F-Test
Test Statistic 1,05
rendah P-Value 0,831
Levene's Test
Test Statistic 0,34
P-Value 0,562
tinggi
rendah
tinggi
40 50 60 70 80 90 100
prestasi belajar
Gambar 4.8. Uji Homogenitas Prestasi Belajar menurut Kemampuan Berpikir Abstrak
cxxviii
commit to user
Berdasarkan hasil uji homogenitas prestasi belajar di atas, untuk setiap uji
homogenitas atau uji perbandingan dua varians diperoleh nilai p (p-value) yang lebih
besar dari nilai α = 0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat ditarik
Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan
sel tak sama dan perhitungan menggunakan minitab dapat dilihat pada lampiran 17
dan 18. Adapun rangkuman hasil analisis variansi tiga jalan disajikan sebagai berikut
Berdasarkan sajian data tersebut dapat diambil keputusan hipotesis 1, 3 dan 4 tidak
ditolak (Ho ditolak) karena dilihat dari harga Fobs yang lebih besar dari harga F
tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu F α = 3,910.
cxxix
commit to user
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model
Tabel 4.11 menunjukkan uji hipotesis yang hasilnya adalah sebagai berikut:
1. P-value media 0,039 < 0,05, maka Ho (tidak terdapat pengaruh pembelajaran
model Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan animasi
computer terhadap prestasi belajar fisika ) ditolak (P > 0,005 tidak ditolak) berarti
2. P-value gaya belajar 0,780 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat pengaruh gaya belajar
visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar fisika ) diterima (P < 0,005 ditolak)
berarti tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar fisika
3. P-value kemampuan berpikir abstrak 0,000 < 0,05, maka Ho (tidak terdapat
pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
fisika) ditolak (P > 0,005 tidak ditolak) berarti terdapat pengaruh kemampuan
4. P-value interaksi antara media dan gaya belajar siswa 0,000 < 0,05, maka Ho
cxxx
commit to user
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar
siswa) ditolak (P > 0,005 ditolak) berarti ada interaksi antara pembelajaran model
Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan kemampuan
berpikir abstrak siswa) diterima (P < 0,005 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi
antara pembelajaran model Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet
6. P-value interaksi antara gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak 0,630 >
0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi antara gaya belajar siswa dengan
kemampuan berpikir abstrak siswa) diterima (P < 0,005 ditolak) berarti tidak
terdapat interaksi antara gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak terhadap
7. P-value interaksi antara media, gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak
0,094 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model
Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer
dengan gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa) diterima (P < 0,005
Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya
belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika.
cxxxi
commit to user
2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Tiga Jalan
Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui
karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji
pada hipotesis kedua, kelima, keenam dan ketujuh tidak diperlukan uji komparasi
Scheffe diperoleh kesimpulan bahwa media (kit listrik magnet dan animasi
belajar fisika. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fobs yang masih lebih besar dari daerah
tidak ada perbedaan prestasi belajar antara kelas yang diajar dengan model
pembelajaran siklus belajar menggunakan kit listrik magnet dan animasi komputer
ditolak. Selanjutnya Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara
siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah juga ditolak. Tetapi Ho
cxxxii
commit to user
yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan gaya
72
71,452
71
Mean
70
69,883
69
68,313
68
Animasi KIT
media
Pada diagram di atas, garis vertikal biru untuk animasi mengarah ke atas mendekati
garis merah, berarti media animasi computer berpengaruh lebih besar terhadap
terhadap prestasi belajar pada gambar 4.10 terlihat ada garis biru yang melewati
batas garis merah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir abstrak
cxxxiii
commit to user
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar fisika. Kemampuan berpikir abstrak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
One-Way Normal ANOM for prestasi belajar
Alpha = 0,05
75,0
72,5
71,62
Mean
70,0 69,88
68,14
67,5
65,0
rendah tinggi
kemampuan berpikir abstrak
D. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh pembelajaran model learning cycle menggunakan kit listrik magnet dan
animasi komputer terhadap prestasi belajar fisika, ada atau tidaknya pengaruh gaya
belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar fisika , ada atau
abstrak rendah terhadap prestasi belajar fisika. Ada atau tidaknya interaksi model
cxxxiv
commit to user
pembelajaran learning cycle menggunakan kit listrik magnet dan animasi komputer
terhadap prestasi belajar fisika belajar ditinjau dari gaya belajar dan kemampuan
tes kemampuan berpikir abstrak. Setelah selesai pembelajaran materi pokok listrik
dinamis dilakukan tes untuk mengukur prestasi belajar fisika. Dalam penelitian ini
digunakan model pembelajaran learning cycle dengan media kit listrik magnet dan
animasi komputer, suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
berperanan aktif menggunakan media kit listrik magnet sehingga siswa memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan yang bersentuhan langsung dengan alat-alat listrik dan
media animasi computer yang memberi kemudahan bagi siswa yang hendak
1. Hipotesis Pertama
pengaruh pembelajaran model learning cycle menggunakan media kit listrik magnet
Kit listrik magnet dan animasi komputer merupakan dua media pembelajaran
cxxxv
commit to user
merencanakan dan melibatkan diri dalam investigasi sehingga mereka dapat
sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep dan prinsip dengan lebih
baik. Kelebihan dari media komputer antara lain siswa dapat mencoba hal-hal baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tanpa takut salah ataupun rusak. Dua media pembelajaran yang karakteristiknya
Dari anava tiga jalan dengan sel tidak sama prestasi belajar fisika aspek
kognitif diperoleh harga F = 4,33 > Fα untuk faktor media atau P-value 0,039 < 0,05,
maka Ho (tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi
pembelajaran model Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan
animasi komputer.) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak). Berarti ada perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang diberi pembelajaran model Learning Cycle menggunakan
media kit listrik magnet dan animasi komputer. Hal ini berarti penggunaan model
pembelajaran Learning Cycle menggunakan kit listrik magnet dan animasi komputer
memberikan efek berbeda terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok listrik
dinamis.
belajar fisika materi pokok listrik dinamis, karena dengan animasi komputer siswa
termotivasi untuk lebih kreatif mempelajari materi yang disajikan serta dengan
rangkaian listrik sesuai dengan konsep yang dipelajari, hasil pengukuran yang
cxxxvi
commit to user
Selain itu ada jaminan tidak adanya resiko yang membahayakan seperti
hubungan singkat (koursleting) berupa terbakar, putus atau pecah akibat salah
hubung atau salah rangkai. Jaminan kemudahan tersebut merangsang siswa untuk
memunculkan sikap berani mencoba dengan tanpa ada rasa khawatir takut berbuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kesalahan. Jika terjadi kesalahan dalam merangkai peralatan listrik siswa dengan
kedua media ini terlihat sama-sama menarik dan dapat membangkitkan aktivitas
belajar siswa, tetapi dalam hal pencapaian hasil media animasi komputer cenderung
lebih baik. Data penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar fisika
kelas animasi komputer (71,24) lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nilai
kelas kit listrik magnet (69,02). Demikian pula rata-rata prestasi belajar aspek afektif
kelas animasi computer (78,75) lebih baik dari pada kelas kit listrik magnet (75,96).
Hal tersebut terlihat pula dari foto kegiatan siswa yang terlihat antusias melakukan
kegiatan belajar. Foto kegiatan siswa dapat dilihat pada halaman akhir tesis ini.
magnet siswa tertarik untuk mencoba menggunakan alat-alat listrik dan alat ukur
listrik tetapi kreatifitas siswa cenderung kurang karena rasa takut jika alatnya rusak.
Kemampuan siswa dalam pembacaan alat ukur listrik yang kurang juga
mempengaruhi hasil kerja siswa pada saat melakukan percobaan. Sementara apabila
menggunakan animasi komputer akan diperoleh data yang ideal sehingga siswa lebih
mudah untuk menghubungkan antara variabel yang diperoleh dari hasil percobaan.
model pembelajaran learning cycle lebih baik daripada media kit listrik magnet pada
cxxxvii
commit to user
materi listrik dinamis terhadap prestasi belajar. Penggunaan animasi komputer lebih
Physical Learning dengan judul ” When learning about the real world is better done
2. Hipotesis kedua
Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama untuk hipotesis kedua diperoleh
harga F = 0,08 < Fα untuk faktor gaya belajar atau P-value = 0,780 > 0,05, maka Ho
(tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar
fisika) diterima (P > 0,005 tidak ditolak) berarti tidak terdapat pengaruh gaya belajar
visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar fisika. Dari hipotesis kedua,
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik
terhadap prestasi belajar fisika. Tidak adanya pengaruh gaya belajar ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pada proses pembelajaran siklus belajar fase exploration
atau eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil
tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi dan atau membuat
melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide. Dengan kata lain, pada tahap
eksplorasi ini, siswa berkesempatan untuk terlibat dalam aktivitas belajar. Untuk
kelas kit listrik magnet siswa menggunakan kit listrik magnet untuk menguji
prediksi atau membuat prediksi yang baru. Siswa dituntut untuk menggunakan
cxxxviii
commit to user
anggota badannya dalam melakukan percobaan dengan kit listrik magnet agar dapat
memahami konsep yang dipelajari. Sedangkan untuk kelas animasi computer selain
computer keduanya tetap menggunakan anggota badan yang menjadi ciri khas dari
pembelajaran model siklus belajar ini, baik yang menggunakan kit listrik magnet
maupun animasi computer keduanya memiliki prestasi belajar yang tidak terlalu
berbeda jauh.
agar gaya belajar siswa berpengaruh pada prestasi belajar siswa dan jika tidak
didukung dengan kemampuan verbal gaya belajar tidak selalu memberikan pengaruh
Berdasarkan Institute for Learning Styles Journal Volume 1, Fall 2008 Page
37 diungkapkan “findings indicated that the learning styles of students may fluctuate
within the context of a course from concept to concept, or lesson to lesson”. Dalam
jurnal tersebut diungkapkan bahwa gaya belajar siswa berfluktuasi tergantung kepada
konteks pembelajaran dari konsep ke konsep dan dari satu pelajaran ke pelajaran
lainnya. Gaya belajar tidak selalu berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
cxxxix
commit to user
3. Hipotesis Ketiga
abstrak terhadap prestasi belajar fisika menunjukkan F = 28,33 > Fα atau P-value
kemampuan berpikir abstrak 0,000 < 0,05, maka Ho (tidak terdapat pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika)
ditolak (P > 0,005 tidak ditolak) berarti terdapat pengaruh kemampuan berpikir
abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Data penelitian juga
kemampuan berpikir abstrak tinggi (74,13) lebih baik jika dibandingkan dengan rata-
rata nilai siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah (66,04).
Hasil ini sesuai dengan pandangan bahwa orang yang memiliki kemampuan
berpikir abstrak tinggi akan dapat mudah memahami konsep-konsep abstrak dengan
masalah tanpa hadirnya objek permasalahan itu secara nyata. Pada materi pokok
listrik dinamis banyak terdapat konsep-konsep yang abstrak yang tidak dapat
dijelaskan hanya dengan ceramah saja. Orang yang memiliki kemampuan berpikir
abstrak baik akan dapat mudah memahami konsep-konsep abstrak dengan baik
Untuk menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak akan mudah dilakukan oleh
orang yang memiliki kemampuan berpikir abstrak yang tinggi dan kemampuan
berpikir abstrak dapat dicapai oleh anak yang sudah mencapai tahap operasional
4. Hipotesis Keempat
cxl
commit to user
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis interaksi media dengan gaya
belajar menunjukkan bahwa interaksi antara faktor media dan gaya belajar siswa
diperoleh harga F = 27,85 > Fα atau P-value 0,000 < 0,05, maka Ho (tidak terdapat
interaksi antara pembelajaran model Learning Cycle menggunakan media kit listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar
fisika) ditolak (P > 0,005 diterima) berarti terdapat interaksi antara pembelajaran
model Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer
pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika. Adanya
interaksi ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Siswa yang mempunyai gaya belajar
memiliki pemahaman yang cukup terhadap artistik. Agar belajar tetap bisa dilakukan
beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran berupa
animasi komputer, film, slide, gambar ilustrasi, atau sejenisnya yang semuanya dapat
penerima informasi utama untuk kemudian bisa terus mengingatnya, bisa belajar
lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik. Untuk orang-orang yang memiliki
karakteristik seperti di atas, pendekatan yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar
cxli
commit to user
melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di
5. Hipotesis kelima
interaksi antara media dan kemampuan berpikir abstrak 0,981 > 0,05, maka Ho (tidak
kit listrik magnet dan animasi komputer dengan kemampuan berpikir abstrak siswa
terhadap prestasi belajar fisika) diterima (P < 0,005 ditolak) berarti tidak terdapat
interaksi antara pembelajaran model Learning Cycle menggunakan media kit listrik
magnet dan animasi komputer dengan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap
pembelajaran model Learning Cycle menggunakan media kit listrik magnet dan
belajar fisika. Tidak adanya interaksi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
daripada kit listrik magnet terhadap prestasi belajar fisika. Sedangkan pada hipotesis
Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi akan mencapai prestasi
belajar fisika lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
abstrak rendah. Sehingga apapun media pembelajaran yang digunakan, baik animasi
komputer atau kit listrik magnet, siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak
cxlii
commit to user
tinggi tetap akan memperoleh nilai prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan
siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah. Sebaliknya baik yang
mempunyai kemampuan berpikir abstrak tinggi maupun rendah, siswa yang diberi
pembelajaran dengan media animasi komputer akan memiliki prestasi belajar fisika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan media kit listrik magnet
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara media pembelajaran
dengan kemampuan berpikir abstrak siswa. Hal ini dimungkinkan karena banyak
faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang
berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar diri siswa, selain faktor media
dalam penelitian ini. Selain itu, masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini
pembelajaran.
6. Hipotesis keenam
dengan kemampuan berpikir abstrak siswa menunjukkan harga F = 0,233 < Fα atau
P-value interaksi antara gaya belajar dengan kemampuan berpikir abstrak siswa
0,630 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dengan
kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika) diterima (P <
0,005 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dengan kemampuan
Apapun gaya belajar siswa, baik visual maupun kinestetik, siswa yang
memiliki kemampuan berpikir absrak tinggi tetap akan memperoleh nilai prestasi
cxliii
commit to user
belajar fisika lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
abstrak rendah. Sedangkan menurut hipotesis kedua gaya belajar siswa tidak
tidak terjadi interaksi antara gaya belajar dengan kemampuan berpikir abstrak siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian
prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar
diri siswa, selain faktor gaya belajar dan kemampuan kemampuan berpikir abstrak
siswa yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, masih banyak keterbatasan
dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut
7. Hipotesis Ketujuh
belajar, dan kemampuan berpikir abstrak siswa menunjukkan harga F = 2,85 < Fα
atau P-value interaksi antara media, gaya belajar, dan kemampuan berpikir abstrak
siswa 0,094 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi antara media, gaya belajar, dan
kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika) diterima (P <
0,005 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara media, gaya belajar, dan
Dari hipotesis pertama dan ketiga diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang
komputer memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang diberi media kit
listrik magnet dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki
prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan
cxliv
commit to user
berpikir abstrak rendah. Sedangkan menurut hipotesis kedua gaya belajar siswa tidak
siswa, baik visual maupun kinestetik, siswa yang diberi pembelajaran dengan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
learning cycle menggunakan media animasi komputer memiliki prestasi belajar lebih
baik daripada siswa yang diberi media kit listrik magnet dan siswa yang memiliki
kemampuan berpikir absrak tinggi cenderung memperoleh nilai prestasi belajar fisika
lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara media, gaya
belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika. Hal
ini dimungkinkan karena masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses
pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal
dari luar diri siswa, selain faktor media, gaya belajar dan kemampuan berpikir
abstrak siswa yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, masih banyak
keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-
E. Keterbatasan Penelitian
atau kesalahan yang mungkin terjadi. Meskipun demikian penulis menyadari ada
beberapa kelemahan dan keterbatasan yang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi
cxlv
commit to user
1. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data yang terdiri dari
angket gaya belajar fisika, angket penilaian aspek afektif, tes kemampuan berpikir
abstrak, dan tes prestasi belajar semuanya belum merupakan instrumen standar. Hal
itu disebabkan karena instrumen tersebut di atas disusun dan dikembangkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penulis sendiri dan baru diujicobakan satu kali sehingga masih memerlukan uji coba
2. Waktu pelaksanaan penelitian yang terbatas yaitu untuk mata pelajaran IPA
(fisika) di SMP hanya 1 x 2 jam pertemuan (80 menit) tiap minggu sehingga ada
3. Baik guru maupun siswa belum terbiasa menggunakan media kit listrik magnet
maupun animasi komputer sehingga dalam menggali potensi yang dimiliki siswa
4. Variabel gaya belajar dalam penelitian ini hanya diambil dua kategori yaitu
visual dan kinestetik, sedangkan gaya belajar auditorial tidak dilibatkan. Data yang
diperoleh dari angket gaya belajar banyak yang kurang dapat membedakan gaya
belajar siswa karena jumlah skor yang diperoleh antara gaya belajar visual dan
kinestetik hampir sama. Hal yang sama terjadi pula pada data tes kemampuan
berpikir abstrak.
sampai enam orang karena keterbatasan jumlah peralatan. Jika jumlah anggota
kelompok lebih sedikit kemungkinan akan memberikan hasil yang lebih baik karena
cxlvi
commit to user
BAB V
Article V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil analisis data penelitian serta mengacu pada perumusan
masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat
15. Terdapat pengaruh pembelajaran model learning cycle menggunakan media kit
listrik magnet dan animasi komputer terhadap prestasi belajar materi listrik
menggunakan kit listrik magnet dengan nilai rata-rata fisika berturut-turut 70,99
dan 68,78 .
16. Tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar fisika pada materi listrik dinamis kelas IX semester 1 SMP Negeri 1
gaya belajar visual dan kinestetik mempunyai prestasi belajar yang sama
17. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap
prestasi belajar fisika materi listrik dinamis kelas IX semester 1 SMP Negeri 1
cxlvii
commit to user
18. Terdapat interaksi antara pembelajaran model learning cycle menggunakan
media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya belajar siswa
terhadap prestasi belajar fisika pada materi listrik dinamis kelas IX semester 1
kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi
20. Tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dan kemampuan berpikir abstrak
terhadap prestasi belajar fisika.pada materi suhu dan kalor kelas IX semester 1
menggunakan media kit listrik magnet dan animasi komputer dengan gaya
belajar dan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar fisika
pada materi listrik dinamis kelas IX semester 1 SMP Negeri 1 Karas Kabupaten
cxlviii
commit to user
dilakukan, prestasi belajar siswa yang diberikan pembelajaran dengan media
animasi komputer lebih baik dibandingkan dengan media kit listrik magnet pada
2. Materi listrik dinamis dapat diberikan pada semua siswa baik yang mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gaya belajar visual maupun kinestetik karena prestasi belajar tidak terkait
menggunakan media yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Siswa yang
memiliki gaya belajar visual akan lebih berhasil jika menggunakan media
animasi computer sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini maka saran yang
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam
cxlix
commit to user
2. Untuk para guru
diisi dengan program animasi listrik dinamis agar siap untuk dipakai, guru
tidak hanya dengan angket, tetapi juga dapat dilakukan dengan pengamatan
langsung.
3. Untuk peneliti
cl
commit to user
a) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media animasi dan
cli
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
.
Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
clii
commit to user
(http://ejse.southwestern.edu/volumes/v11n2/articles/art02_wilhelm.pdf.)
perpustakaan.uns.ac.id
Masidjo, S. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswadigilib.uns.ac.id
di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Nana Sujana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Nasution, A. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar IPA. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Resnick, Hallyday (Edisi terjemahan oleh Pantur Silaban, Erwin Sucipto). 1992.
Fisika Jilid 1 Edis ketiga. Jakarta: Erlangga
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindio Persada
cliii
commit to user
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Ujang Sukandi. 2004. HO: Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Belajar Aktif.
Jakarta: Puskur
Usman, M.U. 1996. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Finkelstein, N. D. 2004 . When learning about the real world is better done
virtually: A study of substituting computer simulations for laboratory
equipment. International Journal of Physical Learning (diakses 19
Nopember 2010) (www.colorado.edu/physics/Education Issues/paper
/CCKe010103.pdf)
cliv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
clv
commit to user