• Diagnosis?
Panduan WHO
Demam Dengue
• Demam tinggi mendadak
• Ditambah gejala penyerta 2 atau lebih:
• Nyeri kepala
• Nyeri retro orbita
• Nyeri otot dan tulang
• Ruam kulit
• Meski jarang dapat disertai manifestasi perdarahan
• Leukopenia
• Uji HI >1280 atau IgM/IgG positif
• Tidak ditemukan tanda kebocoran plasma
(hemokonsentrasi, efusi pleura, asites, hipoproteinemia)
• Diagnosis?
Akalasia
• Definisi: kelainan motilitas • Diagnosis: barium
esofagus primer dengan swallow Bird’s beak
karakteristik tidak adanya appearance, dilatasi
gerakan peristaltik esofagus
esofagus, dan terganggunya • Tatalaksana: mengurangi
relaksasi lower esophageal gejala dengan
sphincter (LES) ketika mengurangi hambatan
menelan aliran akibat LES yang
• Gejala hipertensif & sulit
• Disfagia (paling sering) relaksasi
• Regurgitasi • CCB, nitrat mengurangi
• Nyeri dada tekanan LES
• Heartburn • Injeksi botulinum
memblok asetilkolin
• Penurunan BB
• Bedah
GERD
Jawaban Lainnya
• B. GERD tidak ditemukan dilatasi esofagus
• C. Divertikulum Zenker diverticulum di mukosa
faring (di atas upper esophageal sphincter), bisa
asimptomatik, bisa bergejala (disfagia, regurgitasi,
batuk, halitosis, infeksi)
• D. Atresia esofagus gambaran NGT tergulung
saat dilakukan foto toraks
• E. Barret esophagus komplikasi GERD, pre-
malignansi
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
102 A. Akalasia
103 A. Sirosis hepatis dekompensata
• Diagnosis?
Sirosis Hepatis
• Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
• Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatik,
varises esofagus, hipoalbuminemia
• Penyebab:
• Alkohol
• Obat-obatan (seperti asetaminofen)
• Hepatitis kronis (B, C)
• Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
• Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)
HIPERTENSI PORTA BYPASS ke vena
gastrik sinistra varises esofagus
Sirosis: Kompensata vs Dekompensata
http://www.hepatitisc.uw.edu/go/evaluation-staging-monitoring/evaluation-
prognosis-cirrhosis/core-concept/all
http://www.hepatitisc.uw.edu/go/evaluation-staging-monitoring/evaluation-
prognosis-cirrhosis/core-concept/all
Pemeriksaan radiologi sirosis hepatis
Endoskopi (paling
dianjurkan): cherry red
spot (biasanya karena
impending bleeding)
Endoskopi (paling
dianjurkan): varises esofagus
Barium meal: filling defect
berbentuk serpiginosa
multipel menunjukkan
varises esofagus
Mallory-Weiss Tear
Mallory-Weiss syndrome
• Laserasi mukosa longitudinal di esofagus distal
• Akibat muntah hebat atau batuk hebat
• Patogenesis belum jelas: mengejan, batuk, kejang,
trauma dada
• Faktor risiko: hernia hiatus (>40% penderita MW
syndrome memiliki hernia hiatus), alkohol, usia tua
• Manifestasi klinis: nyeri epigastrium, muntah darah
(robek vena esofagus atau pleksus arteri)
• Diagnosis: endoskopi, umumnya robekan mulai dari
hernia hiatus ke atas (esofagus) atau bawah (kardia
lambung)
Hernia hiatus
• Diagnosis umumnya karena
kebetulan
• Definisi umum: herniasi
elemen kavitas abdomen
melalui celah diafragma yang
dilalui esofagus
• Tipe 1 : sliding hiatal hernia
• Tipe 2,3,4: paraesofageal
hiatal hernia
• Faktor risiko: gemuk, hamil,
tekanan abdominal tinggi
• Gejala: menyerupai GERD
Jawaban Lainnya
• B. Sirosis hepatis kompensata gejala klinik (-)
• C. Hepatitis B kronik tidak ada keterangan
riwayat hep B atau uji serologis hep B
• D. Hepatoma pada PF hepar harusnya teraba,
keras, berdungkul-dungkul, dan peningkatan AFP
• E. Mallory Weiss syndrome ruptur Mallory
Weiss, pasien sering asimptomatik lalu muntah
darah mendadak
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Diagnosis?
Polisitemia Vera kelainan
mieloproliferatif
• Tanda dan gejala biasanya berhubungan
dengan hiperviskositas darah :
- Pandangan kabur, sakit kepala, mudah lelah
- Muka kemerahan (pletora)
- Gatal (berhubungan dengan overproduksi
histamin)
- Sering disertai splenomegali
medscape
Diagnosis menurut PVSG
Kriteria A:
- Peningkatan massa sel darah merah ( > 36 mL/kg pada pria, > 32
mL/kg pada wanita)
- Saturasi oksigen normal (> 92%)
- Splenomegali
Kriteria B:
- Trombositosis
- Leukositosis
- Peningkatan leukosit alkalin fosfatase (>100)
- Serum vit B12 >900 atau binding capacity >2200
• Diagnosis: SLE
• Terapi terbaik?
SLE
Test Description
Screening test; sensitivity
ANA 95%; not diagnostic without IgG/IgM variants measured
clinical features with ELISA are among the
antiphospholipid antibodies
High specificity; Anticardiolipin used to screen for
Anti-dsDNA sensitivity only 70%; level is antiphospholipid antibody
variable based on disease syndrome and pertinent in
activity SLE diagnosis
Most specific antibody for SLE; Multiple tests (eg, direct
Anti-Sm
only 30-40% sensitivity Russell viper venom test) to
Present in 15% of patients with screen for inhibitors in the
Lupus anticoagulant
SLE and other connective- clotting cascade in
Anti-SSA (Ro) or Anti-SSB (La) tissue diseases such as Sjögren antiphospholipid antibody
syndrome; associated syndrome
with neonatal lupus Coombs test–positive
Uncommon antibodies that Direct Coombs test anemia to denote
may correlate with risk for CNS antibodies on RBCs
disease, including increased Drug-induced lupus ANA
Anti-ribosomal P hazards of psychosis in a large antibodies are often of this
inception cohort, although the type (eg, with
exact role in clinical diagnosis is procainamide or
debated[90] Anti-histone
hydralazine; p-ANCA–
Included with anti-Sm, SSA, and positive in minocycline-
SSB in the ENA profile; may induced drug-induced
Anti-RNP indicate mixed connective- lupus)
tissue disease with overlap
SLE, scleroderma, and myositis
Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2011
Tatalaksana: SLE ringan
• Penghilang nyeri seperti paracetamol 3 x 500 mg, bila
diperlukan.
• Obat anti inflamasi non steroidal (OAINS)
• Klorokuin basa 3,5-4,0 mg/kg BB/hari (150-300
mg/hari) (1 tablet klorokuin 250 mg mengandung 150
mg klorokuin basa)
• Alternatif klorokuinadalah kortikosteroid
• Kortikosteroid dosis rendah seperti prednison < 10 mg / hari
atau yang setara.
• Tabir surya: Gunakan tabir surya topikal dengan sun
protection factor sekurang-kurangnya 15 (SPF 15)
• Glukokortikoid topikal untuk mengatasi ruam (gunakan
preparat dengan potensi ringan)
Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2011
Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2011
Jawaban Lainnya
• A. Sulfasalazine DMARD, dapat digunakan pada
SLE, namun lebih utama pada RA
• B. Vitamin A tidak tepat
• C. Eritromisin antibiotik, tidak tepat
• E. NSAID dapat digunakan sebagai pilihan terapi
pada pasien ini, namun bukan pilihan pengontrol
penyakit SLE
Jadi, terapi pasien ini adalah…
106 E. Hidroksikloroukin
107 B. Anti-CCP
• Ny. Solji 56 tahun nyeri di jari-jari tangan
kanan-kiri setiap pagi
• Nyeri sekitar 2 jam
• Lab: LED meningkat
• Diagnosis: RA
• Pemeriksaan lain yang dianjurkan?
Rheumatoid Artritis
• Kriteria diagnostik :
- Kaku pagi hari 1 jam
- Poliartritis (> 3 sendi)
- Artritis pada sendi tangan
- Artritis simetris
- Nodul rheumatoid
- Rheumatoid faktor (+)
- Gambaran radiologi kerusakan kartilage oleh panus
TATA LAKSANA
• Inisial: NSAID dan/atau glukokortikoid
• DMARD diberikan dalam tiga bulan bila peradangan terus menerus
Lab Studies
• Inflammatory markers: Erythrocyte sedimentation rate
(ESR) or CRP level
• Complete blood count (CBC) and metabolic panel
• Liver function tests and assessment of renal function
with serum creatinine levels
• Antinuclear antibody (ANA) testing
• Rheumatoid factor (RF) and anti–cyclic citrullinated
peptide (CCP) antibody
• Additional studies: Total protein, albumin, fibrinogen,
ferritin, D-dimer, angiotensin-converting enzyme (ACE),
antistreptolysin 0 (AS0), anti-DNAse B, urinalysis
Rheumatoid Arthritis - PF
Rheumatoid Arthritis
• Diagnosis?
Thalassemia
• Adalah gangguan genetik sel darah merah berupa
abnormalitas formasi Hb.
• Dewasa normal:
• HbA (A2Β2) 95%
• HbA2 (α2 δ2) 2-3.5%
• HbF (α2 γ2) < 2%
• Gen pengatur produksi globin:
• Kromosom 16 (alpha globin: "α")
• Kromosom 11 (beta: "β", gamma: "γ", and delta: "δ" genes)
• Thalasemia:
• Mutasi / delesi gen pengatur produksi globin penurunan
produksi rantai globin dan rasio Hb abnormal (α:non-α).
penurunan sintesis Hb
Thalassemia Alfa
• Mengenai gen HBA1 dan HBA2
• Sehingga: produksi rantai beta berlebihan karena
tidak stabil, akhirnya membentuk tetramer bernama
HbH
• Dibagi menjadi:
• Silent carrier: asimptomatik
• α thalassemia trait: asimptomatik, abnormal apus darah
tepi, HbF meningkat, HbA2 normal
• HbH disease: anemia hemolitik kronik --> pucat,
ikteris/anemia neonatal, hepatosplenomegali,
gallstones, dst
• α thalassemia major (Hydrops fetalis) meninggal
dalam uterus atau segera setelah lahir
Thalassemia Beta
• Terjadi karena defek pada globin beta
• Mutasi pada gen HBB atau kromosom 11 defek HbA
• Keparahan penyakit bergantung pada apakah defek parsial
(masih ada sebagian globin β) atau keseluruhan (tidak ada
globin β sama sekali)
• Dibagi menjadi:
• Silent carrier: asimptomatik
• β thalassemia trait/minor: anemia ringan, elektroforesis
ditemukan peningkatan HbA2, HBF, atau keduanya
• β thalassemia intermedia: anemia, intermediate severity
• β thalassemia major (Cooley anemia): transfusion dependent
anemia
• Splenomegali, gangguan pertumbuhan, deformitas tulang
• Gejala Thalassemia mayor muncul di antara bulan ke 6 -12 saat
produksi rantai gamma berkurang dan normalnya diganti rantai
globin beta untuk membentuk HbA (a2b2)
Thalassemia
• Gejala klinis:
• Pucat kronis
• Hepato-splenomegali
• Ikterik
• Short stature
• Facies Cooley
Apusan darah tepi:
• Hiperpigmentasi Mikrositik, hipokrom,
• Riwayat keluarga (+) anisopoikilositosis, sel target (+),
eritrosit muda (+)
• Diagnosis?
Leukoplakia Oral
• Diagnosis: leptospirosis
• Terapi?
Leptospirosis
• Infeksi yang disebabkan oleh Leptospira.
Sumber: Harrison
Leptospirosis
• Leptospirosis adalah zoonosis yg
disebabkan L. Interrogans . Penyakit
ini harus dicurigai pada pasien yg
berkontak dgn air, tanah, atau
lumpur yg terkontaminasi urin
binatang.
• Merupakan pathogen ordo
spirochaeta, yang fleksibel, tipis,
disertai spiral halus, berflagel,
bergerak aktif
• Gejala klinis leptospirosis: demam,
menggigil, sakit kepala, mual,
muntah, nyeri abdomen, nyeri otot
betis, ikterus, hepatomegali,
anoreksia, fotofobia, gagal ginjal.
• Pemeriksaan mikroskop lapangan
gelap
DEFEK KONGENITAL:
TIDAK ADA HUBUNGAN ESOFAGUS BAGIAN
PROXIMAL DAN DISTAL
• CURIGA AE:
• Ibu polihidramnion
• Dominan bayi liur banyak dan sering
tersedak saat minum
• TIPE atresia esofagus tersering: Atresia
esofagus + fistula distal transesofageal
(+86%) sehingga terdapat udara dalam
saluran cerna, namun berasal dari saluran
napas.
Spitz (1994)
• Grup I: BBL >1,5 kg + major cardiac disease (+)
• Immediate primary repair
• Grup II: BBL <1,5 kg ATAU major cardiac disease
• Delayed repair
• Grup III: BBL <1,5 kg DAN major cardiac isease
• Staged repair Sumber:
Medscape
Jawaban Lainnya
• B. Beri ASI sedikit demi sedikit kurang tepat
• C. Puasa kurang tepat
• D. Laparotomi eksplorasi bukan tindkan
pembedahan yang tepat
• E. Barium meal tidak tepat
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
115 A. Pembedahan segera
D. Sudah memiliki kekebalan
111 dari infeksi sebelumnya
• Diagnosis?
Serologi hepatitis B
Imunitas terhadap Hep B
• Dosis: 0,1,6 bulan
• Imunitas terjadi jika pada pasien sudah terdapat anti-
Hbs sehingga yang diperlukan adalah menenangkan
pasien.
• HBIG (pasif imunitas) dan vaksin Hep B (aktif imunitas)
hanya diberikan pada pasien yang tidak diketahui status
imunitasnya terhadap Hep B setelah pajanan.
• Pasif imunitas sebaiknya diberikan dalam 24 jam
setelah pajanan.
• Status HBsAg pasien tidak diperlukan karena sudah
kebal.
Jawaban Lainnya
• A. Infeksi hepatitis B akut HBsAg (+) IgM Anti-
HBc (+) Anti-HBs (-)
• B. Infeksi hepatitis B kronis HBsAg (+) IgG Anti-
HBc (+) Anti-HBs (-)
• C. Window period HBsAg (-), IgM Anti-HBc (+),
Anti-HBs (-)
• E. Sudah memiliki kekebalan dari imunisasi
harusnya anti-HBc tidak (+), hanya anti-HBs (+)
Jadi, interpretasi pasien ini adalah…
D. Sudah memiliki kekebalan
112 dari infeksi sebelumnya
113 E. Sukralfat
113 E. Sukralfat
114 B. Chron’s disease
• Tn. Boy 36 tahun, BAB keras-diare, disertai
darah
• Nyeri perut seperti kram, kembung
• BB turun
• PF: pucat, papil lidah atrofi, abdomen distensi,
nyeri tekan (+)
• Radiologi: string sign
• Endoskopi: lesi ileum hingga kolon tak berpola
• Diagnosis?
Inflammatory Bowel Disease
• penyakit idiopatik yang
menimbulkan reaksi
kekebalan tubuh
(autoimun) terhadap
saluran ususnya sendiri
sehingga terjadi inflamasi
• Ada 2 jenis utama dari IBD,
yaitu kolitis ulseratif dan
penyakit Crohn.
Sumber : konsensus
IBD, emedicine
Sumber : konsensus
Karakteristik radiologis
• Skip lesion
• Chron’s disease
Barium: string sign
Chron’s disease
Jawaban Lainnya
• A. UC dominan diare berdarah, ditemukan lead
pipe
• C. Karsinoma kolon diare berdarah, ditemukan
apple core atau filling defect
• D. IBS perubahan pola BAB, tidak ditemukan
kelainan organik, dipengaruhi stress
• E. Ca caput pancreas painless obstructive
jaundice
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Diagnosis: Pertusis
• Tatalaksana?
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
• Diagnosis: klinis!
• Penunjang
• Tatalaksana
Perawatan penunjang
• Antibiotik: azitromisin 10 • Hindarkan sejauh mungkin segala
mg/kgBB selama 5 hari, tindakan yang dapat merangsang
eritromisin oral (12.5 terjadinya batuk
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) • Jangan memberi penekan batuk,
selama 10 hari atau jenis obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
makrolid lainnya.
• Obat antitusif dapat diberikan
• Oksigen: bila pernah terjadi bila batuk amat sangat
sianosis atau berhenti napas mengganggu.
atau batuk paroksismal berat. • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
dianggap dapat menyebabkan
• Tatalaksana jalan napas: distres, berikan parasetamol.
Selama batuk paroksismal, • Beri ASI atau cairan per oral. Jika
letakkan anak dengan posisi anak tidak bisa minum, pasang
kepala lebih rendah dalam pipa nasogastrik dan berikan
posisi telungkup, atau miring, makanan cair porsi kecil tetapi
untuk mencegah aspirasi sering untuk memenuhi
kebutuhan harian anak.
muntahan dan membantu
pengeluaran sekret.
115 A. Eritromisin
D. 1 mg/kgBB/hari besi
116 elemental
• Diagnosis?
• Diagnosis • Tatalaksana
• Paling sering umur 6 bulan-1 • Barium enema
tahun • Diagnosis: gambaran
meniskus.
• Gambaran klinis: • Tekanan cairan barium akan
• Awal: kolik yang sangat mereduksi intususepsi.
• Reduksi berhasil bila
hebat disertai muntah. beberapa bagian usus halus
Anak menangis telah terisi barium/udara.
kesakitan. • Pasang NGT
• Lebih lanjut: kepucatan • Resusitasi cairan.
pada telapak tangan, • Antibiotik jika ada tanda
perut kembung, tinja infeksi (demam, peritonitis)
berlendir bercampur • Lakukan PEMERIKSAAN
ULANG SEGERA oleh dokter
darah (currant jelly bedah.
stool) dan dehidrasi. • Pembedahan jika reduksi
• Palpasi abdomen teraba dengan enema gagal.
• Jika terdapat bagian usus
massa seperti sosis. yang iskemi atau mati, reseksi
• Ultrasonografi: tampak perlu dilakukan.
tanda donat/pseudo-kidney. Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit, WHO
Coil Spring
Jawaban Lainnya
• A. Divertikulum Meckel diverticulum kongenital,
biasa di usus halus
• B. Ileus meconium tidak ada
• C. Ileus paralitik tidak ada metallic sound
• E. Hirschprung BAB menyemprot, gambaran
megakolon
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
117 D. Invaginasi
118 A. Metronidazole
• An. Foya 10 tahun, diare cair 3 hari
• Diare 4x/hari, lendir, darah, bau busuk
• Mual, muntah, nyeri perut
• Nafsu makan turun, KU baik
• PF: abdomen distensi, BU meningkat
• Lab: organisme memakan eritrosit
• Tatalaksana?
Disentri amoeba
Gambaran Klinis
Disentri
• Klinis:
• Nyeri perut
• Diare
• Demam
• Turun berat badan
• Gejala gradual
• Hematologi: leukositosis, anemia ringan, ALP
meningkat
• Mikroskopik tinja segar: trofozoit yang menelan
eritrosit, leukosit lebih sedikit dibanding infeksi
shigella, eritrosit banyak, occult blood test (+)
• Tatalaksana: metronidazole
Emedicine Amebic hepatic
abscess
Kista Amoeba
Jawaban Lainnya
• B. Doksisiklin bukan terapi
• C. Albendazole bukan terapi
• D. Kotrimoksazole pada disentri basiler
• E. Sefiksim bukan terapi
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
118 A. Metronidazole
C. Omeprazole + Amoksisilin
119 + klaritromisin
• Diagnosis?
Labiopalatognatoschisis
• Labioschisis = Cleft lip, terdapat celah di bibir
Palatoschisis Labio-gnato-palatoschisis
Jawaban Lainnya
• A. Labioschisis celah pada bibir
• B. Labiognatoschisis celah pada bibir dan rahang
• C. Labiopalatoschisis celah pada bibir + palatum
• E. Gnatopalatoschisis celah pada rahang +
palatum
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
120 D. Labiopalatognatoschisis
D. Intoleransi laktosa
121 sekunder
• An. Aidan 2 tahun, mencret 6-7x/hari, perut
distensi, diare menyemprot, kemerahan
sekitar anus
• BAB berbau asam
• Riwayat dirawat di RS karena diare
• PF: eritema natum (+)
• Diagnosis?
Laktase << laktosa tidak dicerna
fermentasi oleh bakteri gejala
kembung, diare asam, eritema anal
CLINITEST menilai ada tidaknya
karbohidrat pereduksi (laktosa)
Alergi Susu Sapi vs Intoleransi Laktosa
Lactose Intolerance
• Intolernasi laktosa adalah ketidakmampuan
mencerna laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
akibat kurang enzim lactase di duodenum
• Gejala berupa BAB cair, kembung, nyeri, banyak
buang gas, mual, dan borborigmi
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan eritema natum
Sumber: medscape
Intoleransi laktosa primer
• Merupakan bentuk intoleransi laktosa paling umum
• Pada awal kehidupan memiliki lactase dalam
jumlah banyak, penting bagi balita karena sumber
energi utamanya adalah susu
• Saat anak-anak mengganti sumber makanan dari
susu ke makanan lain, produksi lactase berkurang,
tapi cukup tinggi untuk mencerna produk susu, tapi
pada penderita intoleransi primer, produksi lactase
berkurang signifikan sehingga sulit mencerna
produk susu
Sumber: www.nhs.uk
Intoleransi laktosa sekunder
• Kekurangan lactase akibat masalah di usus,
biasanya sekunder dari:
• Gastroenteritis
• Celiac disease
• Crohn’s disease
• Ulcerative colitis
• Kemoterapi
• Antibiotik yang lama
Sumber: www.nhs.uk
Intoleransi laktosa kongenital
• Kondisi langka, ditemukan pada bayi baru lahir
• Diturunkan secara resesif autosomal, sehingga bayi
tidak memproduksi lactase
• Gagal tumbung kembang sejak lahir
Sumber: www.nhs.uk
Jawaban Lainnya
• A. Diare et causa virus diare tanpa lendir dan
darah, pasien ini berdarah
• B. Alergi susu sapi ada gejala alergi lain:
dermatitis, asma
• C. Intoleransi laktosa primer tidak ada riwayat
diare sebelumnya, biasa karena kurang produksi
lactase
• E. Hirschprung ada gambaran megakolon
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Intoleransi laktosa
121 sekunder
122 A. Minggu I
• An. Telolet, usia 1 tahun, demam sejak 8
hari, terutama sore hari
• Tidak BAB 3 hari
• PF: suhu demam, coated tongue (+)
122 A. Minggu I
123 B. Gizi buruk marasmus
D. ReSoMal 5 ml/kgBB
124 PO/NGT tiap 30 menit
• An. Alghazali 6 bulan, muntah 1 hari
• Muntah 10x, setengah gelas
• BB tidak naik
• Imunisasi belum lengkap
• ASI sampai 2 bulan
• PF: ubun-ubun & amta cekung, iga gambang,
lengan dan tungkai atrofi, bokong kendur
• Diagnosis?
• Tatalaksana awal?
Gizi Buruk – Diagnosis
• Diagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar klinis dan atau antoprometri
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema
2. Antropometri
a. Anak usia <5 tahun (WHO): z-score BB/TB < -3,00 SD
b. Anak dengan organomegali: LLA < 11,5 cm atau LLA/U < 70%
• Klasifikasi
• Kwashiorkor: edema pada kedua punggung kaki, rambut kemerahan
dan mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng, pengurusan otot,
crazy pavement dermatosis
• Marasmus: wajah seperti orang tua, kulit terlihat longgar, iga
gambang, baggy pants, kulit paha berkeriput
• Tipe Campuran
• Pemberian Makan
• ASI tetap diberikan
• Meskipun nafsu makan anak belum
membaik, pemberian makan tetap
diupayakan pada anak berumur 6 bulan
atau lebih
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
Sumber : UpToDate.com
Gambaran swiss cheese
appearance
Sonolucent areas throughout placenta that vary in size and shape and give
placenta “Swiss cheese” appearance
Jawaban Lainnya
• A. Plasenta previa tidak ada gambaran swiss
cheese appearance pada USG
• B. Solutio plasenta perdarahan berwarna
kecoklatan, nyeri perut, perut tegang
• D. Plasenta letak rendah implantasi plasenta
kurang dari 2 cm dari OUI
• E. Vasa previa pembuluh darah menutupi OUI,
nyeri perut minimal, keluar air campur darah
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
129 C. Keton
Hiperemesis gravidarum
• Terjadi hingga usia 20 minggu; keadaan yang berat dapat
membuat dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit,
ketosis hiperemis gravidarum
• Keywords:
• Ny. Rara 29 tahun, nyeri perut kiri bawah
• PF: massa perut kiri bawah
• USG: massa berambut
• Operasi massa kistik 5 x 5 cm, ada gigi
dan rambut
Kistadenoma A type of cystic adenoma. Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang
mengandung mukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.
Kista ovarium Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil
serosa dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat
karena bercampur darah.
Teratoma cystic tumors composed of well-differentiated derivations from at least two of the
ovarium three germ cell layers (ectoderm, mesoderm, and endoderm). The gross pathologic
appearance of mature cystic teratomas is characteristic. The tumors are unilocular and
are filled with sebaceous material, Squamous epithelium lines the wall of the cyst, and
compressed, often hyalinized ovarian stroma covers the external surface. Hair follicles,
skin glands, muscle, and other tissues lie within the wall.
Mioma uteri Tumor jinak otot rahim. Tampak massa hipoekoik di dalam dinding rahim
Ca jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. USG:shows a central
endometrium mass replacing the endometrial stripe, with hyperechoic and hypoechoic regions.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…