Pengertian Kriteria dan prioritas masuk ICU pasien medical dan paska bedah / surgical.
1. Bagi rumah sakit :pemanfaatan tempat tidur yang optimal melalui
Tujuan prosedur dengan tata cara yang telah ditetapkan.
2. Bagi pasien : pasien yang indikasi rawat ICU mendapat pelayanan yang
optimal.
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor1778/Menkes/SK/XII/2010 Tentang
Kebijakan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit Di Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2011Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi Dan Terapi Intensif di Rumah Sakit
Kriteria masuk berdasarkan prioritas:
Prioritas 1:
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif dan tertitrasi, seperti : dukungan / bantuan ventilasi dan alat bantu
suportif organ / system yang lain, infus obat – obat vasoaktif kontinyu, obat
antiaritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya. Contoh
Prosedur pasien kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat,
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Institusi setempat dapat membuat kriteria spesifik untuk masuk ICU, seperti
derajat hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Terapi pada
pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
Prioritas 2 :
senantiasa berubah.
Prioritas 3:
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit
akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau
manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini
antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi,
pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,
penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan
pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja,
dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi
jantung paru. Pengecualian: Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas
persetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien
bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian
sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang
terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua,
tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman”
saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR (Do Not
Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat
dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan
kemungkinan survivalnya.
2. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-
pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi
organ hanya untuk kepentingan donor organ.Kriteria masuk berdasarkan
sistem organ
penyesuaian dosis lebih dari sekali tiap 8 jam dan berhubungan dengan
masalah jantung.
6. Pompa balon intraaorta atau alat bantu ventrikel mekanik yang lain.
7. Pemantauan kateter arteri pulmonal atau tekanan vena sentral yang
terkait dengan masalah jantung
8. Efusi perikardial dengan tamponade
9. Pemantauan saturasi vena sentral atau campuran
10. Gagal jantung kronis dekompensata yang membutuhkan pemantauan
invasive
B. Penilaian Sistem Respirasi
1. Laju pernapasan >24 atau <8 per menit, retraksi/penggunaan otot napas
tambahan, dan/atau pola pernapasan yang tidak stabil (misalnya
pernapasan Chyne-Stokes
2. PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%
3. FiO2 > 0,50 atau peningkatan kebutuhan Fio2 lebih dari 4-8 jam
4. PaCO2 > 60 mmHg dan pH < 7,1
5. Pertimbangan bahwa intubasi endotrakeal dibutuhkan dalam 4-8 jam
6. Membutuhkan pembersihan jalannapas (pulmonary toilet) tiap 2 jam
atau lebih
7. Ventilasi atauoksigenasi yang bergantung pada ventilator mekanik.
8. Obstruksi jalan napas akut atau yang baru terjadi atau gangguan reflex
perlindungan jalan napas akut.
H. Penilaian Sepsis
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
Prioritas 1:
Pasien – pasien ini mungkin memerlukan bantuan ventilator, obat – obat
vasoaktif dan lain – lain. Tidak ada wasiat / pesan - dimuka atau alasan apapun
yang membatasi untuk tidak memberikan terapi lanjut. Pasien – pasien ini
umumnya diharapkan mendapat manfaat dari intensive care dan pulih dengan
baik.
Prioritas 2 :
Pasien – pasien yang idealnya mendapat monitor intensive di ICU, tetapi
mungkin dapat step down seperti ruang rawat HCU/HDU. Pasien – pasien ini
adalah mereka yang dengan ko-morbiditas multiple atau memerlukan
monitor ketat setelah menjalani operasi high-risk. Pasien - pasien ini juga
tidak mempunyai alasan apapun yang membatasi untuk tidak memberikan terapi
lanjut.
Prioritas 3 : Pasien – pasien dengan penyakit akut tetapi kondisi premorbid yang
buruk mungkin tidak mendapat manfaat dari terapi intensif. Pasien pasien ini
mungkin telah ada wasiat / pesan - dimuka atau menyatakan harapan untuk tidak
diintubasi atau dilakukan resusitasi. Pasien – pasien dengan Cerebrovascular
accident, keganasan lanjut atau tahap akhir gagal organ. Pasien – pasien seperti
KRITERIA PASIEN MASUK ICU
Prioritas 4 :
Pasien – pasien ini seharusnya tidak dimasukkan ke ICU. Ini termasuk pasien
stabil atau dengan kondisi terminal atau penyakit irreversible. Kepala ICU akan
mengambil kebijaksanaan kasus demi kasus.
Pada kondisi dimana ruangan ICU tetap tidak tersedia, maka upaya
pemindahan ke ICU lain harus diinformasikan kepada keluarga pasien oleh
petugas tim ICU atau konsulen on call. Untuk kasus emergency, operasi masih
dapat dilakukan tetapi pasca bedah ditransfer ke ICU rumah sakit lain. Tidak
dibolehkan untuk merawat pasien di ruang pulih dengan ventilator.