PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia tidak hanya penyakit
menular saja tetapi sudah meluas ke penyakit tidak menular ini dikarenakan
teknologi adalah dua hal yang dapat menyebabkan pergeseran gaya hidup
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Peradangan ini
lambung, dan mukus untuk melindungi dinding lambung sendiri. Bila terjadi
1
Gastritis disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pola makan yang buruk,
iskemia dan syok, upaya bunuh diri dengan cairan asam dan basa, trauma
Wirawan, 2012; Tilong, 2014). Beberapa gejala dari gastritis yaitu, sakit pada
ulu hati, mual-mual dan muntah, perasaan penuh (anoreksia), mudah masuk
angin, kepala pusing, insomnia/sulit tidur pada pasien yang disebabkan stress,
Dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Di Rawat Di Rsud Labuang Baji
Makassar Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji statistik factor pola makan dengan
kejadian gastritis pada pasien didapatkan nilai p= 0,024. Hasil uji statistik
factor stresss terhadap kejadian gastritis didapatkan nilai p= 0,008 dan hasil uji
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden
2
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009, dari 10 besar penyakit
orang, case fatality rate (CFR) 0,87 % (Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2009). Data dari Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2017,
persentase pola penyakit rawat jalan dan Inap semua golongan umur di RS
kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2017). Dan data dari RSU Bunda
Maria Kota Manado penderita Gastritis pada bulan Februari samapai Maret
Survey awal yang dilakukan pada beberapa pasien yang ada di RSU
Bunda Maria Kota Manado yang menderita penyakit Gastritis dari beberapa
kejadian Gastritis di ruangan Dahlia dan Mawar di RSU Bunda Maria Kota
Manado”.
B. Rumusan Masalah
3
kejadian Gastritis di ruangan Dahlia dan Mawar di RSU Bunda Maria Kota
Manado?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Gastritis di ruangan Dahlia dan Mawar di RSU Bunda Maria Kota Manado
2. Tujuan Khusu
D. Manfaat Penulisan
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
Bunda Maria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gastritis
1. Pengertian Gastritis
lambung. Nama maag lebih populer dibanding dengan bahasa asing lainnya
5
yaitu gaster. Namun dalam medis, gaster sangat populer dibanding maag
ini terjadi karena tingginya kadar asam lambung maupun iritasi dinding
mukosa gaster tidak berkorelasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien.
2. Klasifikasi Gastritis
6
a. Gastritis Akut
terhadap berbagai iritan lokal (Pendit, et al, 2012). Gastritis akut adalah
anisakiasis).
Temuan endoskopik tidak spesifik (eritema dan erosi) atau tidak ada.
dengan atau tanpa deskuamasi dan erosi. Sebagian besar orang yang
7
terinfeksi Helicobacter Pylori secara akut mengembangkan gastritis
hemoragik dan erosif dapat dilihat pada spesimen biopsi, dengan atau
tanpa temuan endoskopi (perdarahan atau erosi petekie) atau gejala klinis
Temuan serupa terjadi setelah konsumsi sejumlah besar alkohol dan zat
(NSAID) atau aliran darah mukosa (alkohol atau iskemia) atau oleh
(Hauser, 2011).
b. Gastritis Kronik
atau atrofi, bersama dengan bentuk khusus gastritis dan gastropati. Cidera
8
Atrofi dalam bentuk atrofi gastritis kronis dapat bersifat autoimun
3. Penyebab-penyebab Gastritis
a. Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
kesehatan tubuh, terutama menurunnya sistem imun. Hal ini bisa terjadi
karena pola makan yang tidak benar dapat menyebabkan asupan yang
tidak mempunyai pengaruh apa pun sebab banyak diantara kita yang
sehingga, tanpa disadari banyak penyakit mulai dari yang paling ringan
makan yang terlalu banyak itu tidak baik, begitu juga sebaliknya. Pola
makan yang buruk ini juga dapat menyebabkan tidak teraturnya jam
maka, diantara jam makan yang paling sering diabaikan adalah sarapan.
9
Melewatkan sarapan tidak hanya akan merusak berat badan kita namun
Penyebab sakit gastritis ialah pola makan yang tidak teratur. Pola
makan yang tidak teratur membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika
ini berlangsung dalam jangka waktu lama, produksi asam lambung akan
Hal inilah yang menyebabkan rasa perih dan mual. Pola makan terdiri
dari frekuensi makan, jenis makan, dan jumlah maakan atau porsi makan.
Sebagai berikut :
1) Frekuensi makan
antar tiga hingga enam kali sehari tergantung dari biaya tenaga kerja
yang tersedia. Waktu makan terdiri dari makan pagi, selingan pagi,
mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan
penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,
setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu
2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan
pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut
dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke
11
pengaturan oleh otak. Adanya makanan dalam mulut secara refleks
2) Jenis Makan
a) Makan Pedas
12
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan
nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala
dengan gastritis.
b) Makanan Asam
berlebihan.
c) Kopi
d) Es
e) Alkohol
13
Alkohol dapat mengikis dinding lambung. Akibatnya
3) Jumlah/Porsi Makan
dengan energy 2550 kkl dan protein 60 bagi laki-laki dan bagi
perempuan energy 1900 dan proteinnya 50. Jumlah ini bagi yang
makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus
14
kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat
2014).
b. Stress
yang terlalu berat, atau tugas yang tidak mampu dilakukan karena
situasi yang tidak kondusif atau stress yang disebabkan oleh taruma).
terjadi pada diri, maka semakin dekat mengalami stres yang berat.
15
merasa kewalahan, rasa kesepian dan isolasi, depresi dan frustrasi,
kritik, tegang.
b) Gejala Fisik
berikut: sakit kepala, sakit dan nyeri otot, nyeri dada, denyut
c) Gejala Perilaku
16
dan menangis, Penurunan atau peningkatan seksualitas, Kesulitan
tenang dan dapat hidup secara ikhlas. Untuk itu, jauhi gaya hidup
Sukarmin, 2013)
17
Dari pasien yang menerima NSAID dalam uji klinis, 25-50%
(efek topikal) dan secara sistemik, ketika ada dalam darah, menghambat
18
besar. Obat antiinflamasi nonsteroid dapat memicu kenaikan produksi
karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung. Selain itu
jenis obat ini juga dapat mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel
mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya yang asam dapat
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar
e. Banyak Merokok
19
penurunan produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk melindungi
lambung dari iritasi. Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih
pada pusat makan, perokok jadi tahan makan sehingga asam lambung
(Sukarmin, 2013).
g. Uremia
2013).
h. Infeksi sistemik
20
HCL lambung dalam kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya
Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, thinner, obat-
obatan serangga dan hama tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak
(Sukarmin, 2013).
k. Trauma Mekanik
tetapi juga jaringan otot dan pembuluh darah lambung sehingga pasien
tertelannya benda asing yang keras dan sulit dicerna (Sukarmin, 2013).
l. Infeksi Mikroorganisme
21
invasif, tidak membentuk spora, dan berukuran sekitar 3,5 x 0,5 µm.
4. Gejala-gejala Gastritis
Nyeri pada ulu hati biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan
tepat lokasinya. Ulu hati terletak di antara dada dan perut yang berbentuk
Tempat ini sering nyeri pada saat lapar maupun saat dimasukkan
bisa terjadi muntah. Pada keadaan yang berat, muntah dapat berupa
22
maag sebaiknya tidak berada di ruangan yang ber-AC atau lingkungan
e. Kepala Pusing
f. Anoreksia
yang masuk menjadi menurun karena sebagian besar telah diisi oleh
h. Anemia Pernisiosa
23
Penururan ikatan terhadap kobalamin ada intestinum dapat
i. Gangguan Hemodinamik
5. Pencegahan Gastritis
Menurut Murtagh (2008), Periksalah gaya hidup Anda dan apakah Anda
cepat dan stres. Hidup akal sehat dan tidak berlebihan dalam semua faktor
rasa sakit yang berlebihan atau mengonsumsi aspirin dan kafein. Sampai
berikut :
24
b. Makan secara teratur, makan dengan waktu yang teratur dapat
pemikiran negatif.
e. Olahraga teratur
f. Jangan bergadang, bergadang adalah tidak tidur pada malam hari atau
kala memiliki tujun tertentu namun pada pagi hari badan akan kehilangan
daya tahan tubuh. Jika begadang terlalu sering dilakukan, maka penyakit
6. Penatalaksanaan Umum
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi
obat ini dapat menghasilkan efek samping seperti diare atau sembelit
usus.
elektron yang menimbulkan potensi aksi pada saraf otonom vagus. PPI
blocker.
26
atau beralih ke kelas lain obat untuk nyeri. Walaupun PPI dapat
memperberat kerja lambung seperti makanan yang keras atau nasi keras.
masalah.
1. Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
Pola makan adalah gambaran mengenai macam, jumlah, dan komposisi bahan
27
makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang yang merupakan ciri khas dari
Pola makan sangat terkait dengan produksi asam di lambung. Asam ini
sedang tidur. Pola makan yang tidak teratur sangat sulit untuk beradaptasi
dengan lambung. Jika proses ini berlangsung sangat lama, produksi pada
lambung, yang akhirnya menyebabkan rasa perih dan mual (Hidayah, 2012).
2. Stress
menekan berlangsung terus menerus (tugas yang terlalu berat, atau tugas
yang tidak mampu dilakukan karena situasi yang tidak kondusif atau stress
yang disebabkan oleh taruma) (Wirawan, 2012). Stress juga bisa menjadi
28
Kondisi inilah yang menyebabkan lambung terasa perih dan kembung
(Hidayah, 2012).
lambung. Selain itu jenis obat ini juga dapat mengakibatkan kerusakan
langsung pada epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya yang
29
BAB III
A. Kerangka Konsep
Pola Makan
Penggunaan Obat
antiinflamasi Nonsteroid
B. Hipotesis
30
2. Ada hubungan stress dengan kejadian gastritis di ruangan Dahlia dan
Kota Manado
Kota Manado
C. Definisi Operasional
kejadian Gastritis di ruangan Dahlia dan Mawar di RSU Bunda Maria Kota
Manado.
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluru pasien yang memiliki riwayat
Gastritis di RSU Bunda Maria Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini
2. Sampel
berikut :
33
𝑁
𝑛= 1+𝑁 (𝑑2 )
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
119
𝑛= 1+100 (0,12 )
119
𝑛= 1+100 (0,01)
119
𝑛= 1+1,00
119
𝑛= = 59,5 = 60
2,00
1. Kriteria Insklusi
2. Kriteria Esklusi
34
E. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
SPSS
F. Instrumen Penilitian
2. Kuesioner
G. Etika Penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat
35
2. Anonymity (Tanpa Nama)
3. Confidential (kerahasiaan)
36
DAFTAR PUSTAKA
Gustin, K.R, 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Pada
Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Banca.
Hauser, C.S. 2011. Mayo Clinic Gastroenterologi and Hepatologi Board Review.
New York. Oxford University Press, Inc.
37
Oktaviani, W. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada
Mahasiswa S.1 Keperawatan Program Fikes UPN Jakarta. Skripsi
Papadakis, A.M, McPhee, J.S, Rabow W.M. 2014. 2015 Current Medical
Diagnosis & Treatment. Sn Francisco. McGraw-Hill Eduction
Profil Kesehatan Indonesia. 2009. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Di Rumah
Sakit
Soeryoko, Hery. 2013. Tanaman Obat Terbaik untuk Maag, Typus dan Liver.
Yogyakarta: Rapha Publishing.
Tilong, Adi D. 2014. Rahasia Pola Makan Sehat. Jogjakarta: Flash Books
38