GASTROINTESTINAL
Kelompok Lab: A1
Disusun oleh :
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah Praktikum Biokimia
Blok GIS dengan tepat waktu. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan kepada saya. Selain itu, makalah ini juga dibuat agar pembaca dapat
memahami bagaimana cara kerja dan kandungan dari air liur (saliva) dan juga
empedu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu, saya sangat menerima saran dan kritik dari pembaca
sekalian demi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat menjadi
bahan pembelajaran kita semua yang membacanya.
PENDAHULUAN
Merupakan cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, elektrolit (sodium,
potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat) dan terdiri dari
protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba,
glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan
dalam kesehatan rongga mulut.
Komposisi Saliva
Terdiri dari 99,5% air dan 0,5% subtansi yang larut. Komposisi saliva
antara lain :
1. Protein
Beberapa jenis protein yang terdapat didalam saliva adalah :
a) Mucoid
Merupakan sekelompok protein yang sering disebut dengan mucin
dan memberikan konsistensi mukus pada saliva. Mucin juga
berperan sebagai glikoprotein karena terdiri dari rangkaian protein
yang panjang dengan ikatan rantai karbohidrat yang lebih pendek.
b) Enzim
Enzim yang ada pada saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva dan
beberapa diantaranya merupakan produk dari bakteri dan leukosit
yang ada pada rongga mulut.
Beberapa enzim yang terdapat dalam saliva adalah amylase dan
lysozyme yang berperan dalam mengontrol pertumbuhan bakteri
di rongga mulut.
c) Protein Serum
Saliva dibentuk dari serum maka sejumlah serum protein yang
kecil ditemukan didalam saliva. Albumin dan globulin termasuk
kedalam serum saliva
d) Waste Products
Pada saliva juga ditemukan sebagian kecil dari waste product
pada serum, urea dan uric acid.
2. Ion-ion Inorganik
Ion-ion utama yang ditemukan dalam saliva adalah kalsium dan fosfat yang
berperan penting dalam pembentukan kalkulus. Ion-ion lain yang memiliki
jumlah yang lebih kecil terdiri dari sodium, potasium, klorida, sulfat dan ion-
ion lainnya.
3. Gas
Pada saat pertama sekali saliva dibentuk, saliva mengandung gas oksigen
yang larut, nitrogen dan karbon dioksida dengan jumlah yang sama dengan
serum. Ini memperlihatkan bahwa konsentrasi karbon dioksida cukup tinggi
dan hanya dapat dipertahankan pada larutan yang memiliki tekanan didalam
kelenjar duktus, tetapi pada saat saliva mencapai rongga mulut banyak
karbon dioksida yang lepas.
Fungsi Saliva
a) Sensasi Rasa
Aliran saliva yang terbentuk didalam acini bersifat isotonik, saliva
mengalir melalui duktus dan mengalami perubahan menjadi hipotonik.
Kandungan hipotonik saliva terdiri dari glukosa, sodium, klorida,
urea dan memiliki kapasitas untuk memberikan kelarutan substansi yang
memungkinkan gustatory buds merasakan aroma yang berbeda.
c) Kapasitas Buffering
Buffer adalah suatu substansi yang dapat membantu untuk
mempertahankan agar pH tetap netral. Buffer dapat menetralisasikan
asam dan basa. Saliva memiliki kemampuan untuk mengatur
keseimbangan buffer pada rongga mulut.
a) Irama cyrcadian
Irama cyrcadian mempengaruhi pH dan kapasitas buffer saliva. Pada
keadaan istirahat atau segera setelah bangun, pH saliva meningkat dan
kemudian turun kembali dengan cepat. Pada seperempat jam setelah
makan (stimulasi mekanik), pH saliva juga tinggi dan turun kembali
dalam waktu 30-60 menit kemudian. pH saliva agak meningkat sampai
malam, dan setelah itu turun kembali.
b) Diet
Diet juga mempengaruhi kapasitas buffer saliva. Diet kaya karbohidrat
dapat menurunkan kapasitas buffer saliva,
sedangkan diet kaya serat dan diet kaya protein mempunyai efek
meningkatkan buffer saliva. Diet kaya karbohidrat meningkatkan
metabolisme produksi asam oleh bakteri-bakteri mulut, sedangkan
protein sebagai sumber makanan bakteri, meningkatkan sekresi zat-zat
basa seperti amonia.
1.1.2 EMPEDU
Ada tiga faktor yang meregulasi aliran empedu yaitu : sekresi hepatik,
kontraksi vesica biliaris, dan tahanan spincter choledochal. Dalam keadaan
puasa, tekanan di ductus choledocus adalah 5-10 cm H2O dan empedu yang
dihasilkan di hati disimpan di dalam vesica biliaris. Setelah makan, vesica
biliaris berkontraksi, spincter relaksasi dan empedu di alirkan ke dalam
duodenum dengan adanya tekanan di dalam duktus yang terjadi secara
intermiten yang melebihi tahanan spincter. Saat berkontraksi, tekanan di
dalam vesica biliaris mencapai 25 cm H2O dan di dalam ductus choledocus
mencapai 15-20 cm H2O. Cholecystokonin (CCK)
adalah stimulus utama untuk berkontraksinya vesica biliaris dan relaksasi
spincter. CCK dilepaskan ke dalam aliran darah dari mukosa usus halus.
Dari Kandung
Komponen Dari Hati
Empedu
Air 97,5 gm % 95 gm %
Elektrolit - -
1. Garam Empedu
Asam empedu berasal dari kolesterol. Asam empedu dari hati ada
dua macam yaitu : Asam Deoxycholat dan Asam Cholat.
Garam empedu yang masuk ke dalam lumen usus oleh kerja kuman-kuman
usus dirubah menjadi deoxycholat dan lithocholat. Sebagian besar (90 %)
garam empedu dalam lumen usus akan
diabsorbsi kembali oleh mukosa usus sedangkan sisanya akan dikeluarkan
bersama feses dalam bentuk lithocholat. Absorbsi garam empedu tersebut
terjadi disegmen distal dari ilium. Sehingga bila ada gangguan pada daerah
tersebut misalnya oleh karena radang atau reseksi maka absorbsi garam
empedu akan terganggu.
2. Bilirubin
Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan pecah menjadi heme
dan globin. Heme bersatu membentuk rantai dengan empat inti pyrole
menjadi bilverdin yang segera berubah menjadi bilirubin bebas. Zat ini di
dalam plasma terikat erat oleh albumin. Sebagian bilirubin bebas diikat
oleh zat lain (konjugasi) yaitu 80
% oleh glukuronide. Bila terjadi pemecahan sel darah merah
berlebihan misalnya pada malaria maka bilirubin yang terbentuk sangat
banyak.
Metabolisme bilirubin:
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui kadar pH dan ion ion yang terkandung dalam saliva ( air liur
) dan kandungan cairan empedu dengan menggunakan reaksi biokima
HASIL PERCOBAAN
&
KESIMPULAN
2.1 LIUR
2.1.1 Penetapan Liur
Tujuan :
Untuk mengetahui pH liur
Dasar :
Pada kisaran pH tertentu suatu indikator akan memberikan perubahan warna sesuai
pH liur : 7
Kesimpulan : Air liur bersifat netral
Kesimpulan :
Pengujian ion SO42 sampel saliva atau air liur. Pengujian ini dilakukan karena air liur
atau saliva biasanya terdiri dari 0,5% bahan padat yang merupakan ion-ion anorganik
seperti SO42-. Pengujian dilakukan terhadap air liur yang telah disaring sebelumnya.
Pengujian sulfat ini dilakukan dengan mengunakan pereaksi BaCl2 yang akan bereaksi
membentuk BaSO4 dengan kelarutan rendah sehingga akan mengakibatkan
terbentuknya endapan dalam larutan yang diasamkan oleh HCl 10%. Apabila terdapat
endapan yang terbentuk pada sampel, hal itu menandakan bahwa sampel mengandung
SO42-. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil positif pada
pengujian ini. Hal ini berarti keberadaan air liur atau saliva memiliki komposisi
senyawa organik sekitar 0,5% . Hal tersebut akan bergantung pada makanan yang di
konsumsi sebelumnya.
2.1.3 Uji Fosfat
Tujuan :
Mengetahui ada tidaknya klorida dalam liur.
Dasar :
Ion klorida dalam suasana asam dapat diendapkan oleh Ag (perak). Endapan AgCl
(endapan putih) menunjukan adanya klorida.
Bahan :
Air liur
Larutan urea 10%
Pereaksi molibdat special
Larutan FeSO4 spesial
Cara kerja :
Bahan Tabung
Liur 0,5 mL
Molibdat special 5 mL
KESIMPULAN
Tes fosfat pada air liur yaitu dengan menambahkan urea 10% sehingga larutan
berwarna jernih kemudian ditambah dengan reagen molibdat dan didapat larutan
menjadi kuning keruh. Langkah selanjutnya menambah FeSO4. Penambahan FeSO4
ini bertujuan untuk membentuk kompleks. Warna larutan yang biru tua tersebut
menunjukkan bahwa air liur mengandung fosfat dalam bentuk ortofosfat. Hal ini
membuktikan air liur mengandung mineral fosfat. Saliva terdiri atas air sebesar 99.5%
dan benda padat sebesar 0.5%. Benda padat yang terdapat di dalam saliva berupa
bahan organik dan ion anorganik, yaitu SO42-, PO43-, HCO32-, Cl-, Ca2+, Mg2+, Na+,
dan K+ .
Uji fosfat terhadap saliva apabila menunjukkan reaksi negatif ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna putih kekuningan dan larutan berwarna kuning.
Bahan :
Liur
Asam nitrat 10%
Perak nitrat 1 %
Cara kerja :
Bahan Tabung
Liur 1 mL
Tabung Tabung
Bahan
1 2
Cairan empedu encer 1 mL
Aquades 1 mL
Hasil pengamatan :
Pada tabung 1, cairan empedu yang berwarna hijau setelah diteteskan asam nitrat
pekat berubah menjadi warna ungu tua. Pertama-tama hanya pada bagian dasar, lama
kelamaan warna ungu naik yang menyebabkan warna hijaunya semakin memudar.
Lalu warna ungu yg didasar memudar, menjadi warna ungu muda. Dan terakhir
warna ungu tersebut akan hilang dan menyisakan warna putih.Dan pada tabung 2,
aquades yang telah diteteskan asam nitrat pekat tidak menunjukkan adanya perubahan
warna, melainkan tetap bening dan jernih.
Bahan :
1. Larutan asam empedu encer (1:5) dan akuades
2. Larutan sukrosa 5%
3. Asam sulfat pekat
Hasil pengamatan :
Pada tabung 1, cairan empedu yang berwarna hijau yang telah di teteskan dengan
larutan sukrosa dan H2SO4 pekat menunjukkan perubahan warna menjadi warna ungu
yang membentuk cincin. Sedangkan pada tabung 2, aquades yang telak diteteskan
dengan larutan sukrosa dan H2SO4 pekat menunjukkan tidak ada perubahan warna,
melainkan tetap bening dan jernih.
LAMPIRAN
1.
Penetapan Liur
2.
Uji Sulfat
3.
Uji Fosfat
4.
Uji Klorida
5.
Uji Gmellin
6.
Uji Pettenkofer
DAFTAR PUSTAKA
- Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 11. Jakarta: EGC
- http://repository.usu.ac.id
- Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2.
Jakarta;EGC