TITRASI ARGENTOMETRI
I. Tujuan
Mahasiswa dan mahasiswi mampu melakukan penetapan kadar Natrium Klorida
dengan metode titrasi argentometri
Larutan baku sekunder yang digunakan pada titrasi ini adalah AgNO3, karena
AgNO3 merupakan satu-satunya senyawa perak yang bisa terlarut dalam air. Produk
yang dihasilkan dari titrasi ini adalah endapan yang berwarna. Hal dasar yang
diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang
cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang
menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Dasar dari titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl. Setelah semua ion klorida dalam
analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator membentuk
endapan merah bata.
Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan
indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan
Tingkat keasaman (pH) dari larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada
titrasi. Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH <
6), sebagian indikator K2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan AgNO3
lebih banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada pH basa
(pH > 8), sebagian Ag+ akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak
hidroksida, sehingga larutan AgNO3 sebagai penitrasi lebih banyak yang dibutuhkan.
b. Reaksi
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) (Putih) + NaNO3 (aq)
K2CrO4 (aq) + 2AgNO3 (aq) Ag2CrO4 (s) (endapan merah bata) +
2KNO3 (aq)
b. Bahan
AgNO3 0,05 N
NaCl 0,05 N
Sampel Infus NaCl
Indikator K2CrO4 5%
Aquadest
Tissue
V. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan AgNO3 0,05 N
Ditimbang kurang lebih 4,25 gram kristal Perak Nitrat
Dimasukkan kedalam gelas kimia 1 liter
Diaduk hingga larut
Ditmbahkan dengan aquadest sampai 500 ml
Dimasukkan kedalam reagen tutup coklat bertutup, dan dicampur dengan
baik
Diberi etiket dan tanggal pembuatan
Keterangan
o BP = Baku Primer
o W = Massa Baku Primer yang ditimbang
o BE = Berat Ekuivalen
o V = Volume Baku Primer yang akan dibuat
𝑁1 × 𝑉1
Normalitas AgNO3 (NAgNO3) =
𝑉𝑡
𝑉𝑡 × 𝑁𝑠(𝑁𝑎𝑂𝐻) × 𝐵𝐸
Kadar ( % ) NaCl = 𝑉 × 1000
× 100 %
Keterangan
VIII. Perhitungan
Titrasi Standarisasi
Normalitas NaCl
𝑊(𝑔𝑟𝑎𝑚)𝐵𝑃 2,9310 2,9310
NNaCl = 𝐵𝐸 (𝐵𝑃)𝑥 𝑉(𝑙𝑡)
= 58,5 × 1 = 58,5
= 0,0501 𝑁
= 0,0499 𝑁
𝑁1 𝑥 𝑉1
2. N2 =
𝑉𝑡
0,0501 𝑥 25,0
= 25,00
= 0,0501 𝑁
𝑁1 𝑥 𝑉1
3. N2 = 𝑉𝑡
0,0501 𝑥 25,0
=
25,00
= 0,0501 𝑁
Penetapan Kadar
kadar Natrium Klorida berdasarkan data penetapan kadar diatas adalah
𝑉𝑡 × 𝑁(𝐴𝑔𝑁𝑂3) × 𝐵𝐸
1. % NaCl = 𝑉 ×1000
× 100 %
4650,75
= 5000
= 0,93015 %
= 0,93 %
𝑉𝑡 × 𝑁(𝐴𝑔𝑁𝑂3) × 𝐵𝐸
2. % NaCl = 𝑉 × 1000
× 100 %
4621,5
=
5000
= 0,9243 %
= 0,92 %
𝑉𝑡 × 𝑁(𝐴𝑔𝑁𝑂3) × 𝐵𝐸
3. % NaCl = 𝑉 × 1000
× 100 %
4358,25
= 5000
= 0,87165 %
= 0,87 %
IX. Persyaratan
Kadar NaCl pada etiket Infus Sodium Klorida adalah 0,9 %
XI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar Natrium Klorida pada Infus
Sodium Klorida dengan menggunakan metode titrasi argentometri, dengan
menggunakan larutan baku AgNO3 (Perak Nitrat).
Pada awalnya, terbentuk endapan berwarna putih yang merupakan AgCl yang
merupakan hasil reaksi dari NaCl dengan AgNO3. Dan kemudian kelebihan Ag+
akan bereaksi dengan CrO42- dari Indikator membentuk endapan Ag2CrO4 yang
berwarna merah bata.
Dari percobaan penetapan kadar Natrium Klorida (NaCl) pada Infus Sodium
Klorida yang dilakukan diatas, didapatkan volume akhir titrasi pertama yaitu 15,80 ml,
b. Dokumentasi