Anda di halaman 1dari 2

1.

According to behavioristic theory, learning is a change in behavior as a result of an interaction


between stimulus and response. In other words, learning is a form of change experienced by students in
terms of their ability to behave in new ways as a result of interactions between stimulus and response.
Someone is considered to have learned something if they can show the changes in their behavior.

According to this theory the most important thing is the input in the form of a stimulus and output in the
form of a response.

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi
antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya. Menurut teori ini hal yang paling penting adalah input
(masukan) yang berupa stimulus dan output (keluaran) yang berupa respon.

2. In learning, cognitivism recognizes the importance of individual factors in learning without ignoring
the external or environmental factors. For cognitivism, learning is an interaction between individuals and
the environment, and it occurs continuously throughout its life. Cognition is a piece of furniture in our
minds which is the "center" that drives our various activities: recognizing the environment, seeing
problems, analyzing problems, finding new information, drawing conclusions and so on.

In addition, this theory also recognizes the concept that learning is the result of continuous interaction
between individuals and the environment through the process of assimilation and accommodation.

Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan
faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan
lingkungan, dan hal itu terjadi terus-menerus sepanjang hayatnya. Kognisi adalah suatu perabot dalam
benak kita yang merupakan “pusat” penggerak berbagai kegiatan kita: mengenali lingkungan, melihat
berbagai masalah, menganalisis berbagai masalah, mencari informasi baru, menarik simpulan dan
sebagainya.

Di samping itu, teori ini pun mengenal konsep bahwa belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus
antara individu dan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.

3. Social learning theory is introduced by Albert Bandura, whose concept of theory emphasizes the
cognitive component of thought, understanding and evaluation. According to Bandura, people learn
through direct experience or observation (imitating models)
Social learning theory or also called observational learning theory. Bandura holds that individual
behavior as not merely an automatic reflex of stimulus (S-R Bond), but also as a result of reactions that
arise as a result of interactions between the environment and the individual's cognitive scheme itself.

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini menekankan pada
komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui
pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model)

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning. Bandura memandang Perilaku individu
tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul
sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai