Anda di halaman 1dari 5

LASERASI

Chi Y.Chung, M.D., and George H.Rudkin, M.D.

David Geffen School of Medicine at UCLA, Los Angeles, California,U.S.A.

I. Definisi

Laserasi adalah luka yang terjadi akibat robeknya jaringan ketika terjadi

trauma tumpul atau penetrasi. Laserasi dapat dibagi menjadi laserasi

sederhana , miring , robek ,dan bakar atau tipe stelata. Bab ini menjelaskan

penilaian serta pengobatan kulit dan laserasi jaringan lunak yang biasa ditemui

dalam bedah plastik dengan penekanan khusus pada trauma wajah.

II. Penilaian Pasien

A. Protokol Bantuan Hidup

1. Prinsip-prinsip bantuan hidup dasar (Basic Life Support/BLS), Advanced

Cardiac Life Support (ACLS), dan Advanced Trauma Life Support

(ATLS) yang sangat penting dalam penilaian

pasien dengan laserasi atau luka karena adanya kemungkinan cedera

yang dapat mengancam jiwa.

2. Protokol "ABC" bantuan hidup dasar mengatakan bahwa pasien

harus terlebih dahulu memiliki jalan napas yang aman, pernapasan

spontan efektif atau ventilasi mekanik, dan adanya sirkulasi yang

nyata.

3. Protokol ACLS menambahkan "D" untuk defibrilasi aritmia jantung

yang mematikan, dan protokol ATLS juga menambahkan kontrol

perdarahan dan penatalaksanaan syok.


B. Penilaian Luka atau Cedera

1. Setelah "ABC," aritmia jantung, perdarahan, dan syok dinilai dan

diobati, pasien harus dievaluasi terkait dengan cedera dan luka yang

dialami.

2. Tekanan secara langsung hampir selalu dapat mengendalikan sementara

perdarahan yang berasal dari luka. Klem tidak boleh digunakan secara

sembarangan untuk menangani luka. Pendarahan yang tidak terkendali

dari luka harus ditangani secara cepat dengan bedah yang tepat atau

intervensi angiografi.

3. Pendarahan dari kepala dan leher membutuhkan perhatian segera untuk

menghindari kemungkinan adanya obstruksi saluran napas atas.

Perdarahan yang signifikan dari cedera atau trauma wajah biasanya

diakibatkan oleh cedera arteri maksilaris eksterna, arteri temporalis

superfisialis, atau arteri angularis.

III. Penilaian Luka dan Debridemen

a. Penilaian

1. Ketika melakukan penilaian terhadap laserasi, penting untuk memahami

mekanisme dan kedalaman cedera. Laserasi stelata diakibatkan oleh

kekuatan kompresi dan menghasilkan kerusakan yang luas dari tepi

luka dengan abrasi kulit di sekitarnya. Jenis luka ini lebih rentan

terhadap infeksi daripada jenis luka sederhana.

2. Kemungkinan adanya cedera tulang, neurovaskular, otot, atau tendon

yang terletak di dalam luka akibat laserasi harus dinilai. Luka yang
kompleks harus dievaluasi di dalam ruang bedah di mana terdapat

pencahayaan yang baik, kontrol hemostasis, dan bantuan pembedahan.

Jaringan sering terlihat menghilang, tetapi biasanya tidak. Rekam

dokumentasi berupa foto dari cedera dapat membantu dalam

perencanaan pembedahan, pembelajaran, dan dokumentasi

medikolegal.

b. Pembersihan

1. Semua kotoran dan debris harus dikeluarkan segera untuk menghindari

tato yang terbentuk secara tidak sengaja (partikel yang tertanam di

dalam dermis) dan untuk mengurangi risiko infeksi akibat benda asing,

terutama bahan organik. Setelah dibius, luka dapat digosok secara

efektif dengan menggunakan kasa steril atau sikat yang dibasahi

dengan larutan saline steril dan sabun. Zat minyak dapat dihilangkan

sebelum mulai digosok dengan menggunakan sedikit eter, aseton, atau

silol.

2. Cedera pada daerah yang berambut di area kepala dan wajah dapat

dicukur untuk memudahkan pembersihan dan penutupan luka. Kecuali

pada alis, yang tidak boleh dicukur karena hasil cukur yang salah akan

sangat jelas terlihat dan sulit untuk diperbaiki.

3. Irigasi tekanan tinggi (> 8 psi) menurunkan tingkat infeksi luka

dibandingkan dengan irigasi tekanan rendah. Saline steril dapat

diberikan menggunakan jarum suntik ukuran 19 untuk mencapai

tekanan yang diperlukan untuk menghilangkan kotoran tambahan.


C. Debridemen (Sharp debridement)

1. tepi luka harus dipotong dan diratakan untuk mengangkat jaringan mati

dan kotoran yang ada . Tepi luka sebaiknya dipotong tegak lurus terhadap

kulit, kecuali area yang berambut, di mana tepinya dapat miring mengikuti

arah folikel rambut.

2. Sharp debridement membantu dalam reorientasi laserasi untuk

penutupan kulit yang optimal.

D. Hemostasis

1. Perdarahan terkecil dari laserasi akan berhenti secara spontan dengan

menggunakan tekanan pada pasien dengan suhu normal, jumlah trombosit

yang adekuat, dan parameter koagulasi yang normal. Pendarahan

pembuluh kecil dapat dikauter (dibakar) dengan hati-hati atau diligasi.

2. Cedera pembuluh darah utama membutuhkan konsultasi dengan tim

bedah vaskular.

E. Antimicrobial Therapy

1. Pasien dengan laserasi atau luka tusukan harus menerima pengobatan

untuk kemungkinan infeksi dan inokulasi Clostridium tetani.

2. Pedoman profilaksis tetanus dari Immunization Practices Advisory

Committee of the Centers for Disease Control (CDC) tertera pada Tabel 1.

3. Pada kebanyakan luka yang bersih, antibiotik cukup meliputi flora kulit

gram positif. Luka kotor atau laserasi akibat mekanisme yang tidak

diketahui harus diobati dengan antibiotik yang efektif terhadap bakteri

gram positif dan gram negatif. Pemberian antibiotik merupakan metode

tambahan pengobatan luka dan tidak dapat menggantikan peran


pembersihan luka dan debridemen.

4. Adanya >105 organisme pada jaringan per gram akan menggagalkan

penutupan luka pada 70-100% dari waktu yang ada. Penutupan luka yang

terkontaminasi dengan streptokokus β-hemolitik dapat gagal walaupun

dengan jumlah organisme yang lebih sedikit. Laserasi dengan kontaminasi

bakteri tingkat tinggi atau komponen perusak, memerlukan debridemen

dan perawatan luka terbuka dengan pertimbangan penutupan primer luka

yang lebih lama. Hal ini jarang diindikasikan untuk laserasi pada wajah.

Anda mungkin juga menyukai