Abstrak
Hutan mangrove sangat banyak memiliki manfaat salah satunya adalah
sebagai pencegah abrasi (pengikisan tanah akibat air laut), penghasil oksigen,
tempat tinggal berbagai tumbuhan dan hewan kecil (seperti kepiting, kerang, ikan-
ikan kecil, dan spesies primate yang tinggal di dahan mangrove itu ), dan masih
banyak manfaat yang lain. Dikehidupan sekarang ini berbagai aspek kerusakan
sudah banyak terjadi, seperti halnya kerusakan yang terjadi pada hutan mangrove.
Kehidupan sekarang sudah banyak yang tidak peduli pada lingkungan.
Kebanyakan dari mereka belum banyak mengetahui akibat yang akan ditimbulkan
pada masa selanjutnya. Mereka merusak lingkungan tanpa adanya perbaikan lagi.
Mereka juga masih kurang mengerti manfaat yang akan mereka dapatkan dari
melestarikan hutan mangrove. Dari berbagai permasalahan yang terjadi, dapat
ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat melestarikan hutan mangrove haruslah ada
kesadaran pada tiap individu. Setiap individu harusnya bisa menjaga lingkungan
tanpa merusaknya agar lingkungan tersebuat pada akhirnya akan kembali
memberikan manfaatnya bagi kita.
Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam hayati yang mempunyai
berbagai keragaman potensi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
baik yang secara langsung maupun tidak langsung dan bisa dirasakan, baik oleh
masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove maupun masyarakat
yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove (Kustanti, 2011).
Hutan mangrove sangat banyak memiliki manfaat salah satunya adalah
sebagai pencegah abrasi (pengikisan tanah akibat air laut), penghasil oksigen,
tempat tinggal berbagai tumbuhan dan hewan kecil (seperti kepiting, kerang, ikan-
ikan kecil, dan spesies primate yang tinggal di dahan mangrove itu ), dan masih
banyak manfaat yang lain.Namun di saat sekarang ini, kehidupan tidak lagi
memperhatikan fungsi hutan. Mereka seenaknya saja mengalih fungsikan hutan
tak sesuai dengan fungsi yang sebenarnya. Kebanyakan dari mereka hanya
memikirkan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan hal apa yang akan
ditimbulkan dalam kehidupan yang akan datang.
Berbagai kerusakan telah banyak terjadi saat ini yang diakibatkan beralih
fungsinya hutan. Dengan karya tulis inilah, marilah kita bersama sama sadar akan
besarnya manfaat hutan. Kita tidak akan pernah rugi menjaganya agar tetap baik
karena semua manfaatnya, pada akhirnya akan kembali pada kita sendiri.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Memperoleh gambaran manfaat hutan mangrove untuk kehidupan
masyaraka pesisir sekarang dan kehidupan yang akan datang dengan tujuan
kelestarian hutan mangrove.Agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui
seberapa penting manfaat dari mangrove bagi kehidupan ekosistem pantai, laut
dan masyarakat pesisir.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pemikiran pada masyarakat dalam upaya meningkatan
kelestarian hutan mangrove
2. Untuk mengetahui apakah dengan melestarikan hutan mangrove dapat
mendukung penghidupan masyarakat pesisir, mengurangi emisi karbon, dan
sumber penghasilan Negara atau sebaliknya.
Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan, penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut. Penulis
membaca buku-buku, literatur, internet, dan sumber-sumber yang dapat dipercaya
berkaitan dengan penelitian ini.
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai
di daerah tropis dan sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove
pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di
mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik (Departemen
Kehutanan, 2007). Menurut Ghuffran (2012), hutan mangrove sering disebut
sebagai hutan bakau atau hutan payau sebuah ekosistem yang terus-menerus
mengalami tekanan pembangunan.
Hutan mangrove sangat berbeda dengan tumbuhan lain di hutan
pedalaman tropis dan subtropis, ia dapat dikatakan merupakan suatu hutan di
pinggir laut dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Akarnya, yang
selalu tergenang oleh air, dapat bertoleransi terhadap kondisi alam yang
ekstrem seperti tingginya salinitas dan garam. Hal ini membuatnya sangat
unik dan menjadi suatu habitat atau ekosistem yang tidak ada duanya. Kita
sering menyebut hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan
bakau.Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat dinamakan hutan mangrove
(Rahmawati, 2006).
2. Manfaat Hutan Mangrove
Terkait dengan keberadaannya di lingkungan, Hutan Mangrove
memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup dan lingkungan pantai.
Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki
fungsi dan manfaat sebagai berikut:
a. Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari
100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan
dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai
ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus
semipalmatus).
b. Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman
pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang
bermuatan garam melalui proses filtrasi.
c. Pengendapan lumpur
Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun
dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada
partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan
lumpur erosi.
d. Penambahan unsur hara
Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan
terjadi pengendapan. seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur
hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal
pertanian.
e. Penghambat racun
Banyak racun yangmemasuki ekosistem perairan dalam keadaan
terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul
partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan
membantu proses pengghambatan racun secara aktif.
f. Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan
cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
g. Sumber plasma nuthfah
Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik
bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara
populasi kehidupan liar itu sendiri.
h. Rekreasi dan pariwisata
Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya
maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove
memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam
lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan
laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga
memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan
wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola
melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan
perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan
kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan,
menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hutan mangrove
dapat menjadi potensi sebagai sumber penghasilan dari bidang ekonomi selain
berguna sebagai pelestarian lingkungan hidup, karena hutan mangrove dapat
menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk mengetahui
sebanyak mungkin manfaat dari hutan mangrove serta bersama-sama saling
berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup melalui penanaman mangrove
dan perlindungan hutan mangrove.
Daftar Pustaka
Bengen, D.G., 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan LautanñInstitut Pertanian Bogor.
Bogor, Indonesia
Davis, Claridge dan Natarina. 1995. Sains & Teknologi 2: Berbagai Ide Untuk
Menjawab Tantangan dan Kebutuhan oleh Ristek Tahun 2009,Gramedia, Jakarta.
Dephut Propinsi Bali. 2007. Tanaman Bakau Jenis Rhizophora mucronata. Bali.
Kusmana, C., Wilarso, S., Hilwan, I., Pamoengkas, P., Wibowo, C., Tiryana, T.,
Triswanto, A., Yunasfi.,Hamzah. 2003. TeknikRehabilitasi Mangrove.
FakultasKehutanan.IPB Bogor.
KeSEMaT dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kota Semarang. 2007.
Laporan Akhir Konservasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan. Semarang.