Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANATOMI FISIOLOGI

PENYAKIT HEPATITIS
YANG MENYERANG FUNGSI HATI MANUSIA

OLEH (KELOMPOK II) :


I Wayan Ika Giri Swastika (17.131.0721)
Ida Ayu Gede Reina Widya Kirana (17.131.0722)
Ida Ayu Oka Gandhawati (17.131.0723)
Kadek Yulinda Damayanti (17.131.0724)
Komang Dika Pranata (17.131.0725)
Marianus Kia Uri Ado Saputra (17.131.0726)
Mulyati (17.131.0727)
Ni Kadek Amanda Riska Sari (17.131.0728)
Ni Kadek Indah (17.131.0729)
Ni Kadek Sri Perapti (17.131.0730)
Ni Kadek Sri Utami Dewi (17.131.0731)

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI


2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan
oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis
virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus
penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-
kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93).
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh
dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala
sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 :
429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan
kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan
baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul,
antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah
beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan
akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam
waktu satu bulan.
Virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari
1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di
Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang
terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain
tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi
penting.
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas
yang tinggi. Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis adalah agar siap menghadapi resiko
terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu
menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air
bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara
umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu
menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan
benar dan teratur berarti penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan
bahkan dapat menyebabkan kematian.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apakah definisi atau pengertian dari penyakit hepatitis ?
B. Apa saja jenis-jenis penyakit hepatitis ?
C. Bagaimana tanda-tanda atau gejala dari penyakit hepatitis ?
D. Bagaimana pencegahan dari penyakit hepatitis ?

1.3 Tujuan Penulisan


A. Untuk mengetahui definisi atau pengertian dari penyakit hepatitis.
B. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit hepatitis.
C. Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit hepatitis.
D. Untuk mengetahui pencegahan dari penyakit hepatitis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Hepatitis


Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap
berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol, atau infeksi sistemik yang
dominan menyerang hati, sehingga sel-sel hati mengalami kerusakan dan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Hepatitis juga dapat diartikan sebagai suatu proses
peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah
lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa
belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang
berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan
istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit
kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung
empedu. (M. Sholikul Huda).
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai
nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokomia serta seluler yang khas.

2.2 Jenis-jenis Penyakit Hepatitis


A. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau
sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui
keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita
hepatitis ini.
B. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila
terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau
waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada
penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah
hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini
jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki
cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mnecakup :
- Imigran dari daerah endemis hepatitis B
- Pengguna obat-obatan yang sering bertukar jarum dan alat suntik
- Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang sudah
terinfeksi
- Pria homoseksual yang aktif secara seksual
- Pasien rumah sakit jiwa
- Narapidana pria
- Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertentu dari
plasma
- Kontak serumah dengan hal yang berhubungan dengan hepatitis
- Pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah
C. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan
bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus
hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat
berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan
menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
D. Hepatitis D
Hepatitis D dapat menimbulkan penyakit akut maupun kronis. Hepatitis D akut akan
terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala yang lebih hebat dibandingkan dengan
hepatitis D kronis. Jika infeksi terjadi selama lebih dari 6 bulan, maka infeksi yang
terjadi merupakan infeksi kronis. Pada infeksi kronis, gejala yang timbul akan
berkembang dan bertambah parah secara perlahan. Virus biasanya menetap di tubuh
selama beberapa bulan sebelum gejala pertama muncul. Semakin lama infeksi yang
terjadi, maka resiko terjadinya komplikasi akibat penyakit ini akan semakin tinggi.
E. Hepatitis E
Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung
penularan virus. Penularan virus ini dapat melalui makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi melalui mulut. Penderita hepatitis E dapat sembuh tanpa penyakit
jangka panjang. Pada sebagian kecil pasien, terutama pada ibu hamil, hepatitis E
menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E
yang tersedia secara komersial. Pencegahannya hanya dapat dilakukan melalui
penerapan standar kebersihan yang baik.
2.3 Tanda-tanda/Gejala Penyakit Hepatitis
Semua hepatitis virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis
hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja
jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasti masih
diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita. Gejala penderita hepatitis virus
dimulai dengan adanya rasa panas yang menjalar pada tubuh, mual dan kadang-kadang
muntah. Setelah beberapa hari, air seni akan berubah warna seperti teh tua, kemudian
matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis
virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat
sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis.
Mengenai hepatitis B dan E belum dapat di ketahui secara pasti bagaimana perjalanan
penyakitnya.
Kemudian, untuk penderita hepatitis B sebagian besar penderitanya akan sembuh
sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis atau meninggal.
Penderita hepatitis B yang kronis setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya
mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit
yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis
hepatitis yaitu :
A. Stadium Prodromal, disebut juga periode praikterus, dimulai setelah periode masa
tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belum muncul. Antibodi terhadap
virus biasanya belum dijumpai. Stadium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai
oleh : malase umum, anoreksia, sakit kepala, rasa malas, rasa lelah, gejala infeksi
pada saluran pernapasan, dan mialgia (nyeri otot).
B. Stadium Ikterus, dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar
orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
memburuknya semua gejala yang telah timbul pada stadium prodromal,
pembesaran dan nyeri hati, splenomegali, bahkan gatal (pruritus) pada kulit.
C. Stadium Pemulihan, biasanya timbul dalam kurun waktu 2-4 bulan. Manifestasi
selama periode ini yaitu : gejala-gejala mereda termasuk gejala dalam ikterus,
nafsu makan pulih, apabila terjadi splenomegaly maka akan segera mengecil.
2.4 Pencegahan Penyakit Hepatitis
Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap hepatitis virus ini adalah hal yang sangat
penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-
satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi. Akan tetapi, pada
saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang hepatitis B saja lah yang paling
banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak
menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agar tubuh
menjadi kebal diperlukan vaksinasi dasar sebanyak tiga kali. Mengenai jarak waktu
pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah
kebal hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin
hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat
sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi
diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri
5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekebalan yang telah ada, perlu diberi vaksinasi penguat. Caranya
bermacam-macam yaitu, vaksin yang perlu di ulang setahun sekali, lalu 4 tahun kemudian
diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu
diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu
yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir,
sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai
sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati
memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan
terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan
pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien
hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan
lainnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh
infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena
penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati
bahkan kanker hati. Penyakit hepatitis ini memiliki beberapa tipe atau jenis, seperti
hepatitis tipe A, B, C, D, dan E yang pada masing-maing tipe atau jenisnya tersebut
memiliki pengertian yang berbeda, gejala yang berbeda, serta kemungkinan untuk sembuh
dalam waktu yang berbeda pula. Penyakit hepatitis sendiri dapat disebabkan oleh kelalaian
manusia dalam menjaga kebersihan, serta dapat juga menular pada bayi yang dikandung
oleh ibu hamil. Hingga saat ini, masih ada tipe atau jenis penyakit hepatitis yang belum
memiliki vaksi untuk penyembuhannya seperti jeis hepatitis E.

3.2 Saran
Sebagai seorang manusia, tentu saja kita selalu ingin sehat dan terhindar dari segala
macam penyakit. Untuk menghindari agar tidak terkena hepatitis maka sudah seharusnya
kita menerapkan pola hidup sehat, dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan tubuh kita sendiri. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan merupakan
salah satu dari sekian banyak cara untuk penerapan pola hidup sehat. Selain itu, sebagai
seorang tenaga kesehatan juga perlu memastikan untuk memakai sarung tangan bila
berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup
jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan
alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium
harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan
pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Corwm, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses Penyakit. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai