SECARA KUALITATIF”
OLEH :
Kelompok A
2019
Nama Anggota Kelompok A
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara analisis pestisida dalam darah menggunakan alat
GC-MS
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pestisida dalam darah
2. Bahan :
1. Sampel darah
2. Silika gel
3. Pelarut Heksana
4. Kertas Wathman
5. Diklorometan
V. PROSEDUR KERJA
a) Preparasi Sampel
1. Digunakan APD secara lengkap, kemudian disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Dimasukkan kertas Wathman ke dalam esterload
3. Dimasukkan silica gel ke dalam sejumlah esterload ± 1/3 dari bagian
esterload
4. Dimasukkan sampel darah ke dalam esterload sebanyak 3 mL
5. Diinkubasi selama kurang lebih 5 – 10 menit
6. Ditambahkan pelarut dikloromentana sebanyak 5-10ml, ditambahkan
sampai terdapat tetesan hasil ekstraksi.
7. Dikeringkan hasil ekstraksi di dalam laminar airflow sampai tersisa ±
1µl.
8. Setelah hasil ekstraksi kering, ditambahkan heksana
9. Kemudian dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam tempat sampel.
b) Penggunaan GC – MS
1. Dinyalakan alat GC – MS
2. Dipanaskan alat GC – MS selama 2 jam sebelum digunakan
3. Isi identitas sampel melalui : Run Control - Sample Info - Isi Operator
Name, Sub Directory (untuk memudahkan pencarian data, gunakan
tanggal hari ini), Nama Signal, Nama Sample, komentar bila ada.
4. Pastikan Parts of Method to Run berada pada According to Runtime
Checklist : Sequence Sequence Table :
- Location : isikan lokasi vial sampel
- Sample Name : sampel yang akan dianalisa
- Method Name : method yang digunakan untuk analisa
- Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial
- Inj Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan ke GC
- Injector : Front atau Back
- Sample Info : apabila diperlukan Sequence Save Sequence.
5. Tunggu hingga status di layar computer ready (warna hijau) atau pada
display GC : Ready for Injection
6. Diijeksikan larutan blanko 1µl dengan menggunakan Microsyringe
7. Ditunggu keluarnya hasil selama 30 menit, kemudian hasil diprint out.
8. Diijeksi sampel 1µl dengan menggunakan Microsyringe
9. Ditunggu keluarnya hasil selama 30 menit, kemudian hasil diprint out.
VI. HASIL
Berdasarkan praktikum analisis pestisida dalam darah, didapatkan hasil sebagai
berikut :
Nama Pasien Hasil
Komang Aspini Negatif (-)
1. Kromatogram Blanko
2. Kromatogram Sampel
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum analisa pestisida dalam darah yang bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pestisida di dalam darah, yang dilakukan dengan
menggunakan GC-MS dengan prinsip pemisahan. Pemisahan pada
kromatografi gas ini didasarkan pada perbedaan kesetimbangan distribusi
komponen-komponen sampel diantara fasa gerak dan fasa diam. Perbedaan
kesetimbangan distribusi ini terjadi karena adanya perbedaan interaksi
komponen-komponen tersebut dengan fasa diam dan fasa gerak. Kromatografi
gas adalah sebutan umum untuk kromatografi Gas-Cair. Oleh karena itu, fasa
gerak pada kromatografi ini berupa gas sedangkan fasa diamnya berupa cairan
yang melekat pada fasa pendukung. Pada praktikum yang sudah dilakukan,
fase diam yang digunakan adalah kolom kapiler dan fase gerak yang digunakan
adalah gas Helium (He).
Metode analisis kadar pestisida dalam darah dilakukan dengan dua
metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode analisis
kualitatif yang digunakan adalah dengan membandingkan waktu retensi dan
ko-kromatografi. Langkah awal yang dilakukan adalah preparasi sampel.
Dilakukan homogenisasi sampel, homogenisasi sampel bertujuan untuk
memperluas permukaan sampel sehingga penarikan residu pestisida lebih cepat
dan optimal. Pertama, kertas Wathman dimasukkan ke dalam esterload. Silica
gel dimasukkan ke dalam sejumlah esterload ± 1/3 dari bagian esterload. Silica
gel dapat memberikan pemisahan yang baik terhadap campuran
karbondioksida, karbonmonoksida, hidrogen, dan nitrogen tetapi antara
nitrogen dan oksigen tidak dapat dipisahkan.Selanjutnya, sampel darah
dimasukkan ke dalam esterload sebanyak 3 mL, kemudian diinkubasi selama 5
menit. Pemurnian ekstrak sampel dilakukan dengan metode SPE (Solid Phase
Extraction) atau disebut ekstraksi fase padat. SPE digunakan untuk
mempersiapkan sampel yang akan di analisis dengan menghilangkan campuran
zat pengotor atau pengganggu yang ada pada sampel. Selain itu, sistem ini
dilakukan untuk mempertahankan zat utama yang akan dianalisis dan memiliki
konsentrasi lebih kecil dibanding pengotor. Dilakukan ekstraksi residu
pestisida dari sampel matrik dalam darah. Ekstraksi pestisida golongan
organofosfat dapat dilakukan dengan pelarut organik etil asetat dan Na2SO4,
etil asetat saja, kombinasi (Etil asetat, diklorometana dan Na2SO4) dan
asetonotril atau aseton. Pada praktikum yang dilakukan digunakan pelarut
dikloromentana, ditambahkan pelarut dikloromentana sebanyak 5-10ml.
Dikloromentana tidak dapat larut sempurna dalam air, tapi dapat larut dengan
pelarut organik lainnya. Dikloromentana dalam matriks darah akan mengikat
lemak dalam darah. Dikloromentana ditambahkan sampai terdapat tetesan hasil
ekstraksi. Hasil ekstraksi berwarna putih kekuningan, kemudian hasil ekstraksi
dikeringkan di dalam laminar airflow sampai tersisa ± 1µl.
Langkah kedua dilakukan analisis penentuan kadar dengan GC MS.
Sebelum alat GC MS digunakan, dihidupkan untuk memanaskan alat selama 2
jam. Setelah alat sudah siap, GC dibiarkan kurang lebih 2 menit untuk
menunggu alatnya ready bertujuan agar aliran gas pembawa tetap sehingga
kolom tidak akan rusak. Lalu dilanjutkan injeksi larutan blanko sebanyak 1µl.
Suhu inlet diatur pada suhu 280oC. Sebelum injeksi dilakukan pengaturan
parameter pada kromatografi gas.gas pembawa yang dipakai adalah gas
helium. Gas helium digunakan karena gas helium bersifat inert yang berarti
tidak dapat bereaksi secara kimiawi dengan unsur lain dan gas helium bersifat
stabil. Larutan yang digunakan adalah n-heksan, pelarut n-heksan memberikan
hasil pola kromatogram dan pemisahan yang cukup baik. Puncak yang muncul
pada waktu retensi (Rt) yang lebih cepat, memiliki luas area yang lebih besar
serta resolusi pemisahan yang baik menjadi acuan dipilihnya suatu pelarut yang
akan digunakan. Hasil larutan blanko akan keluar selama 30 menit. Jika hasil
kromatogram blanko sudah keluar, selanjutnya sampel diinjeksikan sebanyak
1µl. Kemudian, sampel akan dibawa ke dalam oven oleh gas helium.
Temperatur oven mengikuti sistem terprogram yang dapat diatur dengan
menyesuaikan titik didih atau titik uap sampel sehingga sampel yang kita
analisis dapat melewati suhu optimalnya dan dapat terbaca oleh detector.
Waktu retensi sangat berpengaruh pada suhu oven karena semakin cepat
mencapai flash point pestisida, maka pestisida akan keluar lebih dulu. Suhu
awal oven adalah 70oC. Pengaturan kenaikan suhu pada praktikum kali ini
yaitu meningkat setiap 10 menit hingga suhu mencapai 270°C dengan total
waktu program 30 menit. Kolom yang digunakan di dalam oven adalah kolom
kapiler. Kolom merupakan tempat berlangsungnya pemisahan komponen
campuran. Pada kolom kapiler penambahan gas (make up gas) digunakan
untuk menghilangkan komponen yang terpisah dari bagian akhir kolom ke
dalam detektor untuk mengurangi efek “dead volume” dan kecepatan aliran
yang rendah. Dalam kolom terjadi pembentukan arus listrik yang akan
dideteksi oleh detektor, detektor bertujuan untuk mendeteksi komponen yang
terpisah dari kolom. Arus listrik akan diterjemahkan sebagai kromatogram oleh
detektor. Detektor akan menampilkan kromatogram yang selanjutnya dapat
digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Pada praktikum analisis pestisida dalam darah secara kualitatif didapatkan
hasil negatif tidak mengandung pestisida. Karena dari hasil kromatogram
sampel, tidak terbaca time retention untuk pestisida, yang terbaca hanya time
retention untuk n-heksan. Maka dari itu tidak terdapat pestisida di dalam darah
pasien yang dilakukan analisis.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum analisa pestisida dalam darah secara kualitatif
menggunakan metode GC-MS, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui
ada atau tidaknya pestisida di dalam darah, dilakukan dengan cara
pemeriksaan menggunakan GC-MS dengan prinsip pemisahan. Pemisahan
pada kromatografi gas ini didasarkan pada perbedaan kesetimbangan distribusi
komponen-komponen sampel diantara fasa gerak(gas) dan fasa diam(cairan).
Hasil yang didapatkan yaitu sampel darah pasien tidak mengandung pestisida
(negatif), karena dari hasil kromatogram sampel, tidak terbaca time retention
untuk pestisida.
DAFTAR PUSTAKA
Sample darah untuk pemeriksaan pestisida Proses penuangan sample darah pada tabung
Identitas pasien atas nama Ni Komang Aspini