2. Reaksi dalam media 3. Fugsi reagen yang digunakan 4. Point2 yang kita dapat 5. ,s.dsd
Urutan :
1. Hasil praktikum 2. Teori yg digunakan 3. Perbandingan antara hasil dan teori
A. KIA (Kliger Iron agar) (http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?
pr=CM0033&org=66&c=UK&lang=EN) Hasil yang kami dapatkan pada praktikum dengan menginokulasikan Klabsiela Sp pada media KIA, yaitu berwarna merah pada bagian slant (negative), dan pada bagian butt berwarna kuning (positive). KIA digunakan untuk menentukan kemampuan organisme untuk menyerang suatu karbohidrat yang tergabung dalam pembenihan basal, dengan atau tanpa pembentukan gas, disertai penentuan kemungkinan terbentuknya H2S. pada kliger iron agar megandung gula, phenyl red, ferrous sulfate, dan digunakan untuk screening bakteria. Perubahan yang terjadi dikarena nak perubahan pH akibat fermentasi menyebabkan terjadinya warna kuning dengan adanya indikator phenol red. Jika hanya dektrose yang difermentasikan maka bagian butt (dasar)nya saja yang berwarna kuning, sedangkan jika dektrose maupun laktose yang difermentasikan maka bagian slunt (miring) dan butt (dasar), keduanya akan berwarna kuning. Dari inokulasi pada media KIA yang kami dapatkan kurang sesuai dengan teori, karena pada bakteri klabsiela akan memfermetasikan dektrose maupun laktose yang menyebabkan kedua bagian yaitu slunt dan butt berwarna kuning, sedangkan hasil yang kami dapatkan terjadi reaksi negatif (merah) pada bagian slant. Kesalahan tersebut bisa saja karena kesalahan pada cara inokulasi. Klabsiela juga menunjukan reaksi positif saat menghasilkan gas, yang ditandai dengan terbentuknya celah atau pecahan pada media, dan juga klabsiela tidak menghasilkan H2S. B. LIA Lysin iron agar atau lia merupakan media untuk mengidentifikasi organisme berdasarkan kemampuannya dalam mendeaminasi lysine atau decarboxylate lysine. Proses deaminasi lysin merupakan proses aerob yang muncul pada bagian slant (miring) dari media. Sedangkan decarboxylation lysine merupakan proses anaerob yang muncul pada bagian butt (dasar) media. Pada klabsiela yang diinkolasikan pada media, kami mendaptkan Slunt (miring) berwarna ungu, dan butt(dasar) berwarna ungu, sulfida negatif, dan gas juga negatif. Hasil yang ditunjukan pada inokulasi yaitu positif dengan pertambahan warna ungu. Lysin iron agar mengandung lysin, peptone, dan sebagian kecil glukosa, ferric ammonium citrate dan sodium thiosulfate. Media mempunya bagian miring (slant) yang aerob, dan bagian dasar (butt) yang anaerob. Ketika glukosa difermentasi, bagian butt akan menjadi asam (kuning). Jika organisme produksi lysine decarboxylase, akan terbentuk cadaverin. Cadaverine akan menetralisasi asam organic yang dibentuk oleh fermentasi glukosa, dan bagian dasar dari medium akan kembali pada keadaan semula yaitu berwarna ungu. Jika oxidative deaminisasi dari lysin muncul, ada beberapa reaksi yang terjadi, yaitu jika terdapat ferric ammonium citrate dan sebuah koenzim, flavin mononucleotide, akan membentuk warna merah anggur pada bagian slant. Jika deaminasi tidak muncul, makan LIA akan tetap berwarna ungu.