Anda di halaman 1dari 9

1.

Faktor Risiko

Janin (fetal) Kelainan genetik (kromosom)

Ibu (maternal) - Infeksi

- Kelainan hormonal : DM,


Hipotiroidisme,Insufisiensi progesteron

- Malnutrisi

- Penggunaan obat-obatan, merokok,


konsumsi alkohol

- Faktor imunologis

- Defek anatomis

- Uterus didelphys ( Organ reproduksi


ganda dengan 2 rahim, 2 serviks dan 2
vagina), Inkompetensi serviks ( Penipisan
dan pembukaan serviks sebelum
waktunya, biasanya pada trimester
kedua), sindrom Ashperman ( uterus
menempel setelah kuretase)

Ayah (paternal) Kelainan sperma

2. Tatalaksana awal dan KIE

• Nilai keadaan umum ibu (vital sign)

• Evaluasi tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90
mmHg).

– Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok.


– Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut
saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena
kondisinya dapat memburuk dengan cepat.

Tatalaksana Umum

• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan
konseling kontrasepsi pasca keguguran.

• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.

3. Hasil pemfis dan lab

Vital Sign

Note : Aku ngambil trimester 2 karena dio 13 minggu (12 minggu kan 3 bulan + 1
minggu jadi la trimester 2)

Pemeriksaan Nilai Nilai Seharusnya Interpretasi

BMI 23,63 18-25 Normal

Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Normal

BP 110/80 112/63 Normal

HR 97x/menit 70-110x/menit Normal

RR 20x/menit 16-24x/menit Normal


(Hiperventilasi)

Lab

Pemeriksaan Nilai Nilai Seharusnya Interpretasi

Hb 10,2 g/dl 9,7-14,8 g/dl Normal

Platelet/Trombosit 187.000/mm3 155.000-409.000/μ Normal


L
WBC 11.300/mm3 5,6-14,8 x 103 mm3 Normal

Plano test + + Normal

Plano test yang positif menandakan adanya hormone HCG pada wanita hamil.
Umumnya kadar hormone akan menurun setelah 2-3 minggu pasca abortus.

TEMPLATE

1. How to diagnose
Gambar 1. Algorithm for the diagnosis of spontaneous pregnancy loss. (ED =
emergency department; hCG = human chorionic gonadotropin.)

Gambar 2. Algorithm for the management of spontaneous pregnancy loss.


(hCG = human chorionic gonadotropin.)

a. Anamnesis

Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di perut
bagian bawah terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke
punggung, bokong dan perineum; perdarahan pervaginam dan demam yang
tidak tinggi. Gejala ini terutamanya khas pada abortus dengan hasil konsepsi
yang masih tertingal di dalam rahim.

Selain itu, ditanyakan adanya amenore pada masa reproduksi kurang 20
minggu dari HPHT.

Perdarahan pervaginam dapat tanpa atau disertai jaringan hasil konsepsi.
Bentuk jaringan yang keluar juga ditanya apakah berupa jaringan yang
lengkap seperti janin atau tidak atau seperti anggur.

Rasa sakit atau keram bawah perut biasanya di daerah atas simpisis.

Riwayat penyakit sekarang : IDDM (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus)
yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

Riwayat penyakit dahulu : riwayat trauma, riwayat infeksi traktus genitalis

Riwayat kebiasaan : merokok, minum alkohol, konsumsi narkoba malalui
jarum suntik dan seks bebas

Riwayat bepergian ke daerah endemik malaria

b. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum, berat badan dan tinggi badan, tanda vital (tekanan darah,
nadi, pernapasan, suhu tubuh)
2) Pemeriksaan Obstetri

a) Inspeksi abdomen: Parut dari operasi sebelumnya (seksio sesarea,


ruptur uteri atau operasi abdomen lainnya, perut membuncit
memanjang/distensi melebar ke samping
b) Palpasi abdomen: Dinding perut teraba lembut/tegang; adakah: massa,
cairan bebas, nyeri tekan abdomen.
c) Tinggi fundus uteri

Gambar: Gambaran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Dikonversikan


dengan Usia Kehamilan (UK)

Tinggi fundus uteri sesuia dengan usia kehamilan:


 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara
simpisis dan pusat
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah pusat
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara Prosesus Xipoideus dan pusat
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah Prosesus Xipoideus
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan
wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia
kehamilan 32 minggu).

3) Pemeriksaan Ginekologi

a) Inspeksi Vulva: Pendarahan pervaginam ada atau tidaknya jaringan


hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo: Pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada atau
tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c) Colok Vagina: Porsio terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Tabel. Manifestasi Klinis pada Beberapa Macam Abortus

2. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) : menentukan janin masih hidup atau
tidak
b) Pemeriksaan laboratorium : kadar hormon hCG, progesteron, hemoglobin,
leukosit, trombosit, waktu pembekuan, waktu perdarahan, waktu
protrombin.
c) Tes kehamilan
d) Pemeriksaan jaringan hasil konsepsi yang dilakukan kuretase dapat
dikirim ke Patologi Anatomi.

3. Edukasi dan Pencegahan


A. Edukasi
a) Konsumsi makanan bergizi dan lakukan pola hidup sehat.
b) Antenatal care (ANC), disebut juga prenatal care, merupakan intervensi
lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau
mengidentifikasi dan mengobati kondisi yang mengancam kesehatan
fetus/bayi baru lahir dan atau ibu, dan membantu wanita dalam
menghadapi kehamilan dan kelahiran sebagai pengalaman yang
menyenangkan. Perdarahan pada kehamilan disebabkan oleh banyak
faktor yang dapat diidentifikasi dari riwayat kehamilan melalui konseling
dan anamnesis.
c) Konseling seksual bagi pasangan suami istri.
B. Pencegahan

a) Pencegahan primer : promosi dan pendidikan kesehatan mengenai abortus,


dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang status abortus legal,
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dan bagaimana mengakses
layanan berkualitas tinggi untuk manajemen komplikasi akibat abortus dan
metode keluarga berencana pasca abortus.
b) Pencegahan sekunder : menegakkan diagnosa secara tepat, dan
mengadakan pengobatan yang cepat untuk menghindari kemungkinan
terjadinya komplikasi akibat keterlambatan penanganan. Penanganan
abortus yang baik setelah pengeluaran hasil konsepsi adalah
istirahat-baring.
c) Pencegahan tersier : pemberian layanan asuhan pasca aborsi. Dalam
memberikan asuhan pasca aborsi, hal yang pertama kali harus dilakukan
adalah mengatasi situasi segera akibat abortus seperti perdarahan dan syok.
Setelah kondisi wanita ini stabil, hal selanjutnya dilakukan yang sama
pentingnya adalah memberikan asuhan tindak lanjut meliputi peredaan
nyeri, dukungan psikologis, konseling pasca aborsi, dan pemeriksaan lebih
lanjut yang mungkin diperlukan. Selama pemberian asuhan ini, pasien
membutuhkan perhatian, pemahaman, dan empati.
4. SKDI

- Aborsi spontan inkomplit 3B

3B: Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi


pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah
keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Keterampilan Klinis

- Pelayanan perawatan antenatal 4A

- Palpasi: tinggi fundus, manuver Leopold, penilaian posisi dari luar 4A


- Pemeriksaan dalam pada kehamilan muda 4A

- Tes kehamilan 4A

- Pemeriksaan USG obsgin (skrining obstetri) 4A

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara


mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

Anda mungkin juga menyukai