Anda di halaman 1dari 1

Pengobatan Penyakit Von Willebrand

Terapi Penyakit ini umumnya terbagi atas:

 Terapi Desmopresin

Terapi dengan desmopresin atau dDAVP (1-desamino-8-D-argine vasopressin) adalah yang paling
sering digunakan. Terapi ini terutama digunakan pada penderita tipe 1. DAVP adalah suatu agen
sintetik yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar vWF dan F VIII dalam darah. Kerjanya melalui
pelepasan vWF dari tempat penyimpanannya. Pada tipe 2 A, F VIII akan meningkat segera setelah
pemberian DVAP akan tetapi masa perdarahan belum tentu menjadi normal.9

 Terapi Transfusi Komponen

Terapi pengganti VWF dapat menggunakan Humate-P atau Alphanate Solvent Detergent/ Heat
Treated (SD/HT). Kedua pengganti tersebut merupakan protein dari unsur biologis atau rekayasa
genetika. Protein tersebut dapat menggantikan fungsi VWF pada tubuh.

Terapi ini merupakan pengobatan pilihan terutama bagi penderita yang tidak berespons terhadap
pemberian desmopresin. Pada penderita tipe 3 dengan multipel transfusi, dapat terjadi pembentukan
alo antibodi, sehingga menyebabkan transfusi berikutnya menjadi tidak efektif

Protein pengganti ini tidaklah identik dengan VWF, jadi penderita tidak boleh menggunakannya
secara bergantian. Humate-P akan diberikan pada penderita tipe 2, penderita yang tidak dapat
mentoleransi DDAVP dan kasus yang parah. Efek samping bisa terjadi berupa sesak dada, ruam, dan
bengkak.

 Terapi obat

Obat asam traneksamat dan aminokaproat dapat membantu menstabilkan penggumpalan trombosit.
Obat ini akan diberikan pada orang yang akan menjalani operasi besar. Obat ini juga dapat digunakan
pada penderita penyakit von Willebrand tipe satu. Efek samping yang bisa terjadi berupa mual,
muntah, dan komplikasi gumpalan.

Penderita penyakit von Willebrand tipe berapa pun sebaiknya menghindari obat-obatan yang dapat
meningkatkan risiko perdarahan dan komplikasinya. Contohnya aspirin dan NSAID seperti ibuprofen
dan naproxen.

Dafpus :

Castaman, G. Linari, S. (2017). Diagnosis and Treatment of von Willebrand Disease and Rare
Bleeding Disorders. Journal of Clinical Medicine

Anda mungkin juga menyukai