Anda di halaman 1dari 9

DITRIBUSI STOMATA

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Fisiologi Tumbuhan
yang dibina oleh Bapak I Wayan Sumberarta

oleh : Kelompok 3
Anggota :

1. Dwi Darmayanti (15034160


2. Gisa Adela P.W (15034160
3. Maya Agustin (150341607439)
4. Ruri Indarti (15034160

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2016
A. Tujuan
1. Mahasiswa terampil dalam menghitung jumlah stomata pada satuan luas tertentu.
2. Mahasiswa terampil dalam membandingkan jumlah stomata pada tumbuhan sesuai
dengan adaptasi hidup tumbuhan tersebut.

B. Dasar Teori

Stomata adalah lubang (porus) kecil yang diapit oleh sel epidermal yang telah
mengalami spesialisasi yang disebut sel penjaga (guard cell) (Campbell dkk, 2004). Stomata
terdapat pada hampir semua bagian permukaan tanaman, walaupun jumlah terbanyak
ditemukan pada daun dan batang yang muda. Pada daun, stomata terdapat pada permukaan
atas (adaksial) maupun permukaan bawah (abaksial) , atau biasanya pada permukaan bawah
saja. Di bawah pori stomata terdapat ruang antar sel yang luas, disebut rongga substomata.
Celah pada pori dapat dibuka atau ditutup dengan jalan mengubah bentuk sel penutup.
Dengan adanya stomata maka dimungkinkan ada hubungan antara bagian dalam tubuh
tumbuhan dengan dunia luar. Hal ini sangat berguna bagi berlangsungnya proses fotosintesis,
pernafasan, dan penguapan.

Menurut howard dalam Salisbury dan Ross (1995) bahwa “ setiap melimeter persegi
permukaan daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat mencapai 10
kali lipat dan maksimum berjumlah 2230” . Jumlah stomata dapat diklasifikasikan menjadi:
sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak 6 (201- > 300) dan
tak terhingga ( 301 - > 700), (Haryati, 2010). Jumlah stomata bervariasi diantara jenis-jenis
tumbuhan. Keadaan lingkungan juga mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh
pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai
stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan
terlindung. Pada tumbuhan air yang daunya terapung dipermukaan air hanya mempunyai
stomata di bagian atas, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali.
Pada dikotil berdaun lebar stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil berdaun
sempit memanjang stomata tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan panjang daun.

Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, intensitas
cahaya, dan kelembaban (Kimball :1983) . Semakin tinggi intensitas cahaya, kerapatan
stomata di kedua permukaan daun juga semakin meningkat. Kerapatan dan jumlah stomata
yang banyak merupakan proses adaptasi dari tanaman terhadap kondisi lingkungannya.
Intensitas cahaya yang berbeda-beda memperlihatkan bahwa jumlah stomata dapat berkurang
seiring dengan menurunnya intensitas cahaya . Kerapatan stomata diklasifikasikan menjadi
kerapatan rendah (<300/mm2), kerapatan sedang (300-500/mm2) dan kerapatan yang tinggi
(>500/mm2).

C. Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Pipet Tetes
5. Kobokan
6. Air
7. Silet Tajam
8. Hand counter
9. Tanaman Nerium Oleander
10. Tanaman Nymphaea sp
11. Tanaman Alamanda chartatica

D. Prosedur Kerja
Daun dari 3 jenis tanaman

Disayat secara paradermal pada bagian abaksial dan adaksial

Diamati di bawah mikroskop persebaran stomata di bagian abaksial dan adaksial

Dihitung jumlah stomata di bagian abaksial dan adaksial dengan menggunakan


hand counter

Dicatat hasilnya
E. Data Pengamatan

Tumbuhan
Bagian Nerium oleander Nymphea sp Alamanda chatartica
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Adaksial 0 2 1 38 42 33 4 3 3
Abaksial 14 12 10 2 0 0 40 38 42
Perbesaran mikroskop = 40x

F. Analisi Data

Menghitung luas bidang pandang mikroskop dihitung dengan rumus berikut.

L = .R2

Keterangan: L = luas bidang pandang mikroskop

 = 3,14

R = jari-jari bidang pandang mikroskop (mm)

Diketahui : R = 2 mm

Ditanya :L?

Jawab : L = .R2

= 3,14 x 2 mm x 2 mm

= 12,56 mm2
Berdasarkan data pengamatan, diperoleh hasil distribusi stomata dari beberapa tanaman yang
memiliki adaptasi berbeda terhadap lingkungannya yakni sebagai berikut :

1. Distribusi stomata daun Nerium oleander

Pada pengamatan pertama, jumlah stomata yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 0
stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 14 stomata. Pada pengamatan kedua, di
bagian adaksial terlihat 2 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 12 stomata.
Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 1 stomata pada bagian adaksial dan 10 stomata
pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada
bagian adaksial daun Nerium oleander yaitu sebanyak 1 stomata dan pada bagian abaksial
sebanyak 12 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 1
stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian abaksial.

2. Distribusi stomata daun Nymphaea sp

Pada pengamatan pertama, jumlah stomata yang terlihat di bagian adaksial sebanyak
38 stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 2 stomata. Pada pengamatan kedua, di
bagian adaksial terlihat 42 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 0 stomata.
Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 33 stomata pada bagian adaksial dan 0 stomata
pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada
bagian adaksial daun Nimphea sp yaitu sebanyak 38 stomata dan pada bagian abaksial
sebanyak 0,6 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 38
stomata pada bagian adaksial dan 0,6 stomata pada bagian abaksial.

3. Distribusi stomata daun Allamanda cathartica

Pada pengamatan pertama, jumlah stomata yang terlihat di bagian adaksial sebanyak 4
stomata, sementara di bagian abaksial sebanyak 40 stomata. Pada pengamatan kedua, di
bagian adaksial terlihat 3 stomata, sedangkan pada bagian abaksial sebanyak 38 stomata.
Selanjutnya pada pengamatan ketiga terlihat 3 stomata pada bagian adaksial dan 42 stomata
pada bagian abaksial. Dari ketiga pengulangan tersebut, diperoleh rata-rata stomata pada
bagian adaksial daun Allamanda cathartica yaitu sebanyak 3 stomata dan pada bagian
abaksial sebanyak 40 stomata. Jadi dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2
terdapat 3 stomata pada bagian adaksial dan 40 stomata pada bagian abaksial.
G. Pembahasan

Stomata adalah pori yang sangat kecil yang diapit oleh sel epidermal yang telah
mengalami spesialisasi yang disebut sel penjaga (guard cell). Pada daun, stomata terdapat
pada permukaan atas (adaksial) maupun permukaan bawah (abaksial).

Pengamatan distribusi stomata pada daun Nerium oleander dilakukan dengan


membuat sayatan bagian adaksial dan abaksial daun. Stomata banyak ditemukan pada bagian
abaksial daun, sedangkan pada bagian adaksial daun sangat sedikit (hampir tidak ada) yakni
dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 1 stomata pada bagian adaksial
dan 12 stomata pada bagian abaksial. Sehingga daun Nerium oleander dapat dikelompokkan
dalam daun bertipe hipostomatik yakni distibusi stomata banyak terdapat pada permukaan
abaksial dan pada permukaan adaksial tidak ditemukan. Selain distribusi stomata banyak
pada bagian abaksial, daun Nerium oleander memiliki banyak trikoma.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa Nerium oleander hidup pada lingkungan yang
xerofit yaitu lingkungan pada tempat yang kering. Tumbuhan ini harus melindungi diri
terhadap penguapan air yang berlebih. Pada tumbuhan yang terdapat pada lingkungan xerofit
mempunyai daun-daun tebal dan kaku seperti kulit, dengan kutikula yang berkembang
dengan baik dan rambut yang berlimpah (Setjo, 2004).

Pada tanaman darat umumnya stomata itu terdapat pada permukaan daun bagian
bawah. Untuk mengurangi laju transpirasi yang berlebih biasanya tumbuhan xerofit
mempunyai stomata yang sedikit, stomata tenggelam dan biasanya terdapat trikoma.

Pengamatan distribusi stomata pada daun Nymphaea sp dilakukan dengan membuat


sayatan bagian adaksial dan abaksial daun. Stomata banyak ditemukan pada bagian adaksial
daun, sedangkan pada bagian abaksial daun sangat sedikit (hampir tidak ada) yakni dalam
luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 38 stomata pada bagian adaksial dan 0,6
stomata pada bagian abaksial. Sehingga daun Nymphaea sp dapat dikelompokkan dalam daun
bertipe epistomatik yakni distibusi stomata banyak terdapat pada permukaan adaksial dan
pada permukaan abaksial tidak ditemukan.

Tanaman Nymphaea sp termasuk tanaman hidrofit yaitu hidup dan beradaptasi dengan
lingkungan banyak air. Habitat seperti ini membuat tanaman harus beradaptasi dengan
memiliki stomata yang besar dan banyak agar mempercepat laju penguapan. Setjo et al 2004,
menyatakan bahwa tumbuhan yang hidup di air dengan daun menggenang, mempunyai
stomata hanya pada permukaan adaksial sehingga disebut epistomatik. Oleh karena itu,
stomata yang ditemukan di bagian adaksial daun Nymphaea sp sangat banyak daripada pada
bagian abaksialnya yang hampir tidak ada (sedikit sekali).

Pengamatan distribusi stomata pada daun Alamanda chartatica dilakukan dengan


membuat sayatan bagian adaksial dan abaksial daun. Stomata banyak ditemukan pada bagian
abaksial daun, sedangkan pada bagian adaksial daun sangat sedikit (hampir tidak ada) yakni
dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 terdapat 3 stomata pada bagian adaksial
dan 40 stomata pada bagian abaksial. Sehingga daun Alamanda chartatica dapat
dikelompokkan dalam daun bertipe hipostomatik yakni distibusi stomata banyak terdapat
pada permukaan abaksial dan pada permukaan adaksial tidak ditemukan.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa Alamanda cathartica hidup pada lingkungan yang
mesofit yakni hidup pada lingkungan yang cukup air. Tamanan Alamanda cathartica
termasuk jenis tanaman evergreen yang tumbuh di tempat yang terkena banyak sinar matahari
dengan hujan yang cukup dan kelembaban tinggi sepanjang tahun. Tumbuhan yang tumbuh
di tempat dengan intensitas cahaya tinggi memiliki stomata yang banyak di bagian abaksial,
sementara pada bagian adaksialnya hanya sedikit atau bahkan tidak ada. Hal ini berkaitan
dengan adaptasi tumbuhan Alamanda cathartica yang mampu hidup di daerah yang tidak
terlalu kering atau terlalu basah tetapi lembab.

Jumlah stomata bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan. Keadaan lingkungan juga


mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan dibawah
cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil
dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung. Pada tumbuhan air
yang daunya terapung dipermukaan air hanya mempunyai stomata di bagian atas, dan
tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Pada dikotil berdaun lebar
stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil berdaun sempit memanjang stomata
tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan panjang daun.

Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, intensitas
cahaya, dan kelembaban (Kimball :1983) . Semakin tinggi intensitas cahaya, kerapatan
stomata di kedua permukaan daun juga semakin meningkat. Kerapatan dan jumlah stomata
yang banyak merupakan proses adaptasi dari tanaman terhadap kondisi lingkungannya.
Intensitas cahaya yang berbeda-beda memperlihatkan bahwa jumlah stomata dapat berkurang
seiring dengan menurunnya intensitas cahaya.

H. Kesimpulan
1. Pada daun, stomata terdapat pada permukaan atas (adaksial) maupun permukaan
bawah (abaksial), atau biasanya pada salah satu permukaan saja.
- Dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 daun Nerium oleander terdapat
1 stomata pada bagian adaksial dan 12 stomata pada bagian abaksial.
- Dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 daun Nymphaea sp terdapat 38
stomata pada bagian adaksial dan 0,6 stomata pada bagian abaksial.
- Dalam luas bidang pandang mikroskop 12,56 mm2 daun Nymphaea sp terdapat 3
stomata pada bagian adaksial dan 40 stomata pada bagian abaksial.
2. Jumlah stomata bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan, dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan. Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti:
suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban . Semakin tinggi intensitas cahaya, kerapatan
stomata di kedua permukaan daun juga semakin meningkat.
- Tanaman Nerium oleander mempunyai stomata yang banyak ditemukan pada
bagian abaksial daun, sedangkan pada bagian adaksial daun sangat sedikit (hampir
tidak ada). Hal ini bertujuan untuk mengurangi laju transpirasi yang berlebih.
Daun Nerium oleander dapat dikelompokkan sebagai daun bertipe hipostomatik.
Tanaman Nerium oleander hidup di lingkungan yang kering (xerofit).
- Tanaman Nymphaea sp mempunyai stomata yang banyak ditemukan pada bagian
adaksial daun, sedangkan pada bagian abaksial daun sangat sedikit (hampir tidak
ada). Hal ini bertujuan untuk mempercepat laju transpirasi pada daun. Daun
Nymphaea sp dapat dikelompokkan sebagai daun bertipe epistomatik. Tanaman
Nymphaea sp hidup di lingkungan berair (hidrofit).

- Tanaman Alamanda cathartica mempunyai stomata yang banyak ditemukan pada


bagian abaksial daun, sedangkan pada bagian adaksial daun sangat sedikit. Hal ini
berkaitan dengan adaptasi tumbuhan Alamanda cathartica yang mampu hidup di
daerah yang tidak terlalu kering atau terlalu basah tetapi lembab. Daun Alamanda
cathartica dapat dikelompokkan sebagai daun bertipe hipostomatik. Tanaman
Nerium oleander hidup di lingkungan yang cukup air (mesofit).
Daftar Rujukan

Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2004. Biologi Edisi ke 5 jilid II.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gardiner. Franklin P, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia UI Press.
Indradewa. 2009. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1. Bandung : ITB Press

Kimball, J. W. 1983. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Salisbury, Frank B, Dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB


Sasmitamihardja, Dardjat, dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
ITB, Bandung.

Sulisetijono, Endang Kartini, Eko Sri Sulasmi, Sunarmi, Murni Saptasari. 2013. Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan I. Malang:Universitas Negeri Malang.

Setjo, Susetyoadi.dkk. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang : JICA UM.

Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung.

Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Jakarta : Bumi Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai