Anda di halaman 1dari 13

1

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

Asosiasi Spesies Ipomea quamoclit pada Wilayah Gondangrejo


Nofiyanti Safitri

K4316047/ Kelas A / Pendidikan Biologi 2016


*) Email: nofiyantisafitri@student.uns.ac.id

Abstract: Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi spesies Ipomea quamoclit di
lokasi Hutan Dayu Gondangrejo. Parameter yang diukur adalah kehadiran spesies
di Hutan Gondangrejo. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa asosiasi spesies
Ipomea quamoclit di Hutan Dayu Gondangrejo memiliki interaksi dengan spesies
lainnya seperti Physallis angulate dan Tridax procumbens. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai X2 hitung yang lebih besar dari X2 tabel. Interaksi yang
terjadi antara spesies tersebut merupakan interaksi positif dengan jenis interaksi
neutralisme. Kekuatan asosiasi antar species sangat rendah karena indeks asosiasi
˂ 0,22.

Keywords: asoiasi, interaksi, spesies Physallis angulata, spesies Tridax procumbens

1. PENDAHULUAN Noor, 2013). Asosiasi adalah suatu tipe


komunitas yang khas, ditemukan dengan
Dasar Teori kondisi yang sama dan berulang di
Kecamatan Gondangrejo memiliki beberapa lokasi. Segi pertumbuhan atau
memiliki ketinggian kurang lebih 150 m di kehidupan populasi, interaksi antar spesies
atas permukaan laut dengan luas wilayah anggota populasi dapat merupakan
4.891.22 Ha, terdiri dari sawah seluas 1.083 interaksi positif, negatif atau nol (Purnomo,
Ha dan tanah kering seluas 3.659.867 Ha. 2014).
Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 0,00 Asosiasi terbagi menjadi asosiasi positif
Ha, ½ teknis 0,00 Ha, sederhana 0,00 Ha, dan asosiasi negatif. Asosiasi positif terjadi
serta tadah hujan 937.33 Ha. Luas tanah apabila suatu jenis tumbuhan hadir secara
kering terdiri dari pekarangan atau bersamaan dengan jenis tumbuhan lainnya
bangunan seluas 1.420,99 Ha serta tegalan dan tidak akan terbentuk tanpa adanya jenis
atau ladang seluas 2.665.21 Ha (Marwanti, tumbuhan lainnya tersebut. Asosiasi negatif
2015). Iklim menentukan vegetasi berbagai terjadi apabila suatu jenis tumbuhan tidak
jenis tumbuhan dengan keanekaragaman hadir secara bersamaan (McNaughton dan
yang heterogen, sehingga terbentuk Wolf, 1992 dalam M. Fajri, 2012).
kehidupan tumbuhan penyusun vegetasi di Vegetasi merupakan keseluruhan
hutan wilayah Gondangrejo tumbuhan dari suatu area yang berfungsi
Asosiasi dicirikan komposisi floristik sebagai area penutup lahan, yang terdiri
yang sejenis, fisiognomi seragam dan dari beberapa jenis seperti herba, perdu,
sebaran habitat yang khas (Daubenmire, pohon, yang hidup bersamasama pada suatu
1968; Mueller-Dombois dan Ellenberg, tempat dan saling berinteraksi antara satu
1974; Barbour et al.,1999 dalam Sari & dengan yang lain, serta lingkungannya dan
2

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

memberikan kenampakan luar vegetasi dan masing-masing berukuran 8 m sebagai


memperlihatkan pola distribusi menurut pembatas plot, meteran dan penggaris
ruang dan waktu (Agustina, 2008) untuk mengukur diameter kanopi, kompas
untuk menentukan arah, peta untuk
Rumusan Masalah visualisasi Hutan wilayah Gondangrejo dan
1. Bagaimanakah asosiasi spesies titik plot, alat tulis untuk mencatat hasil
Ipomea quamoclit di Hutan Dayu pengamatan, protaktor untuk menentukan
Gondangrejo? derajat menuju titik plot.
2. Bagaimanakah jenis interaksiyang
terjadi pada Ipomea quamoclit di Peta
Hutan Dayu Gondangrejo Pembuatan peta dilakukan dengan
menentukan empat titik koordinat terluar
Tujuan (batasan wilayah) dari Hutan Gondangrejo
1. Mengetahui asosiasi spesies Ipomea yang diambil menggunakan citra google
quamoclit di Hutan Dayu earth, mencatat empat titik koordinat
Gondangrejo batasan wilayah dari Hutan Gondangrejo,
2. Mengetahui jenis interaksi yang menyimpan gambar dari citra google earth
terjadi pada Ipomea quamoclit Hutan Gondangrejo dengan high
dengan species lain di hutan resolution. Memasukkan gambar wilayah
Gondangrejo Hutan Gondangrejo pada ArcGis.
Menentukan skala gambar di ArcGis
Hipotesis sebesar 1:1.500. Memasukkan empat titik
1. H0 = tidak terdapat asosiasi pada koordinat pada ArcGis. Membuat shp
spesies Ipomea quamoclit dengan setiap tanda medan berdasarkan citra
spesies lain di Hutan Gondangrejo google earth. Menambahkan titik reseksi
H1 = terdapat asosiasi pada spesies dan 40 titik plot lengkap dengan
Ipomea quamoclit dengan spesies koordinatnya. Memberi rute yang
lain di Hutan Gondangrejo digunakan untuk menuju lokasi titik plot.
2. H0 = tidak terdapat interaksi pada Menentukan layout and paper print.
Ipomea quamoclit dengan species Memasukkan grid dengan interval x:0,2”;
lain di hutan gondangrejo y:0,2”. Memberi keterangan peta seperti
H1= jenis interaksi yang terdapat judul peta, legenda, arah mata angin,
pada Ipomea quamoclit dengan sumber peta, pembuat peta, sudut azimuth,
species lain di hutan gondangrejo back azimuth, skala angka, dan skala
adalah neutralisme (Odum & batang.
Barrett, 1971)
Menghitung Releve
Perhitungan releve digunakan untuk
2. METODE PENELITIAN menentukan luas plot, desain releve dibuat
oleh praktikan. Praktikan membuat plot dan
Praktikum dilaksanakan di wilayah
mencatat jumlah spesies yang ada di dalam
Gondangrejo Karanganyar pada hari Sabtu,
plot. Plot dibuat dengan ukuran bertingkat,
3-4 Mei 2019
yaitu 0,25 x 0,25m, 0,25 x 0,5m, 0,5 x0 ,5m,
Dalam pelaksanaan penelitian,
0,5 x 1m, 1 x 1m, 1 x 2m, begitu seterusnya
digunakan alat-alat untuk menunjang
hingga didapatkan jumlah spesies yang
proses penelitian seperti 4 buah rafia
3

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

tetap (jenuh) pada 3 plot terakhir. Setelah kompas dan protaktor. Mengutarakan peta
itu, dibuat grafik yang berisi garis harapan dengan bantuan protaktor dan kompas
dan proyeksi sejajar. Lalu ditentukan garis kemudian meletakkan protaktor pada titik
singgung antara garis harapan dengan praktikan berdiri. Memposisikan angka 0
kenyataan seharusnya untuk mendaptkan pada protaktor sesuai dengan utara peta.
titik singungnya. Dengan membaca grafik, Menyesuaikan garis pada protaktor dengan
dilihat posisi titik singgung terhadap luas garis bujur dan garis lintang peta. Menarik
areanya. Luas area yang paling mendekati tali pada protaktor menuju ke titik tujuan
titik singgung merupakan luas plot yang untuk mendapatkan sudut azimuth yang
harus dibuat. akan dibidik. Memastikan adanya tanda
Hasilnya didapatkan jumlah spesies medan yang terlihat dari posisi praktikan.
selalu tetap (jenuh mulai dari ukuran plot Membidik ke arah tanda medan
2x2 hingga 4x4. Garis harapan yang menggunakan kompas sesuai dengan sudut
didapatkan yaitu y = 0,625x + 0,45. azimuth yang didapatkan sebelumnya.
Proyeksi sejajar yang bersinggungan Praktikan berjalan ke arah sudut azimuth.
dengan garis kenyataan (y = 2,0919 ln (x) + Setelah sudut azimuth ditentukan,
8,5556), yaitu garis y = 0,625x + 9,03. Garis menetukan jarak yang akan ditempuh ke
singgungnya berada pada titik x = 3,34704 titik tersebut dengan mengukur
dan y = 11,1. Pada grafik dapat dilihat menggunakan roll meter dengan
bahwa titik singgung berada pada luas area mengetahui bahwa jarak 1 cm pada peta
kurang dari 5 m2, ukurang plot yang berarti 1.500 cm pada jarak sebenarnya.
luasannya mendekati 5m2 yaitu 2x2m, Untuk menuju titik berikutnya
sehingga didapatkan luas plot yang dibuat praktikan Memposisikan angka 0 pada
yaitu 2x2 m. protaktor sesuai dengan utara peta.
Menyesuaikan garis pada protaktor dengan
Menentukan jumlah titik sampling garis bujur dan garis lintang peta. Menarik
Penentuan jumlah titik sampling dilakukan tali pada protaktor menuju ke titik
dengan urutan sebagai berikut : berikutnya untuk mendapatkan sudut
Perhitungan Plot azimuth yang akan dibidik. Langkah
1. Luas daerah total selanjutnya membidik ke arah tanda medan
= 19,2 ha menggunakan kompas sesuai dengan sudut
= 192.000 m2 azimuth yang didapatkan sebelumnya.
2. Luas area cuplikan Praktikan berjalan ke arah sudut azimuth
= 1% x luas wilayah total yang telah ditentukan, menetukan jarak
= 1% × 192.000 m2 = 1920 m2 yang akan ditempuh ke titik tersebut
3. Luas plot dengan mengukur menggunakan roll meter,
= 2 m x 2 m = 4 m2 praktikan berjalan sesuai sudut yang
4. Jumlah plot dibidik dan sejauh jarak yang ditentukan
= (luas area cuplikan)/(luas plot) dengan roll meter.
19250/4 = 480 plot
Mengidentifikasi Tumbuhan
Navigasi Di lapangan Identifikasi tanaman di lapangan di
Navigasi dilakukan dengan cara setiap lakukan dengan melihat morfologi tanaman
praktikan berdiri di titik reseksi kelompok. dan habitusnya kemudian dari ciri yang
Praktikan mengutarakan peta dibantu diamati tumbuhan dimasukkan pada family
4

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

yang sesuai kemudian dilanjutkan b. Perhitungan X2


identifoikasi pada tingkat genus dan
species. Tanaman yang belum X2 =∑
teridentifikasi sebaiknya didokumentasikan
habitusnya dan karakteristik dari tanaman X2a =
tersebut. Jika, tanaman tersebut jumlahnya X2b =
di lapangan banyak maka kita mengambil X2c=
sampel tanaman dan diberi kode dan X2d =
catatan-catatan mengenai tanaman
misalnya warna asli tanaman tersebut saat
diambil. Catatan tersebut ditulis pada kertas ∑X2hitung = X2a + X2b + X2c + X2d
label dan dimasukkan kedalam kantong Db = dk – 1 = (4 – 1) – 1 = 2
plastic yang berisi tanaman. Taraf signifikansi 5% (0,05)
∑X2 tabel = 5,99
Pengolahan Data c. Presentasi identifikasi

Analisis data dilakukan menggunakan


Metode Chi Square (x2) digunakan untuk I=
menguji hipotesis peneliti (H0). Interaksi
dilihat dengan X2 hitung yang lebih besar II=
dibandingkan X2 tabel. Grafik ON/OFF
digunakan untuk menentukan interaksi III=
antara dua spesies yang diamati dan
memperlihatkan tipe interaksi positif
IV=
maupun negatif. Nilai E(a) digunakan
untuk mendukung grafik on/off. Indeks
d. Grafik On-Off
Oschiai dapat digunakan untuk penentuan
tinggi rendahnya kekuatan asosiasi.

-- + -
a. perhitungan ∑ kuadrat harapan
Persentase terbesar diperoleh pada garis
yang menandakan bahwa adanya interaksi
positif antara spesies X dan Y, sehingga
daerah yang berwarna merupakan daerah
on karena terdapat interaksi positif
sedangkan pada daerah tanpa garis
menandakan interaksi off.
5

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

d. Kekuatan asosiasi Simbol Kuadrat Kuadrat X2


teramati harapan
a/m 1 7.0013888
0.1125
89
Dikatakan asosiasi positif, apabila
b/n 5 0.1337845
nilai a > E (a) yang berarti pasangan jenis 5.8875
01
terjadi bersama lebih sering dari yang
c/z 8 0.0886251
diharapkan sedangkan dikatakan 8.8875
76
asosiasi negatif, apabila nilai a < E (a)
berarti pasangan jenis terjadi bersama d/y 466 465.11 0.0016934
kurang sering dari yang diharapkan 25 75
(Kurniawan, 2008). Jumlah 480 7.2254920
480
4
𝑎
Indeks Ochiai (IO) = 𝑎 +𝑏 𝑥 ( 𝑎 +𝑐)

𝑎 3. Grafik on off
Indeks Dice (ID) =
2𝑎 +𝑏+𝑐

𝑎
Indeks Jaccard (IJ) =
𝑎 +𝑏+𝑐

Tabel 1.2. Tabel Indeks Asosiasi

Rentang indeks Kriteria


1-0,75 Sangat Tinggi
0,74-0,49 Tinggi
0,48-0,23 Rendah
<0,22 Sangat Rendah
4. kekuatan asosiasi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
table 3. Kekuatan asosiasi spesies Ipomea
Data Pengamatan quamoclit dengan beberapa spesies lain
1. Table 1. Tabel kontigensi spesies
Ipomea quamoclit dan spesies Spesies Nilai E (a)
Physallis angulata
Ipomea quamoclit
0.1125
Physallis Physallis angulata
angulata
Tidak 1. Table 1. Tabel kontigensi spesies
Ipomea quamoclit

Ada Jumlah
ada Ipomea quamoclit dan spesies Tridax
Ada 1 5 6 procumbens
Tidak ada Tridax
466 474
8 procumbens
Jumlah 9 471 480 Tidak
quamoclit

Ada Jumlah
Ipomea

ada
2. Tabel 2 perhitungan kuadrat Ada 1 5 6
harapan
6

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

Tidak ada 5 469 474


Jumlah 6 474 480 -

Analisis Kualitatif
2. Tabel 2 perhitungan kuadrat
harapan

Kuadrat Kuadrat
Simbol X2
teramati harapan Ipomea quamoclit dan Physallis angulate
11.408333
a/m 1 0.075
33
0.1444092
b/n 5 5.925 n = (1 + 5 / 480)(1+466)
83
0.1444092 n = 0.1125
c/z 5 5.925
83
468.0 0.0018279 - m = (a + b) – n
d/y 469 m = (1 + 5) – 0.1125
75 66
11.698979 m = 5.8875
Jumlah 480 480 - z = (a + c) – n
86
z = (1 + 466) – 0.1125
z = 8.8875
3. Grafik on-off - y = Σ plot – (n + m+ z)
y = 480 – (0.1125+5.8775+8.875)
y = 465.1125

- Penentuan nilai X2
X2 =∑

x2a = (1-0.11125)2 / 0.1125


= 7.001388889

x2b = (5-5.8875)2/5.8875
= 0.133784501
4. kekuatan asosiasi x2c =(8-8.8875)2/.8.8875
= 0.088625176
table 3. Kekuatan asosiasi spesies Ipomea
quamoclit dengan beberapa spesies lain
x2d =(466-465.1125)2/465.1125
Spesies Nilai E (a) = 0.001693475
Ipomea quamoclit
0.075 -
Tridax procumbens ∑ X2 hitung = X2a + X2b + X2c + X2d
= 7.22549204
Db = dk – 1 = (4 – 1) – 1 = 2
Pembahasan
Taraf signifikansi 5% (0,05)
Analisis Kuantitatif
∑X2 tabel = 5.991464547
Perhitungan kuadrat harapan
7

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

- Presentasi identifikasi Ipomea quamoclit dan Tridax


procumbens
I =
= 0.208333333

n = (1 + 5 / 480)(1+469)
II = n = 0.075
= 1.041666667
- m = (a + b) – n
m = (1+ 5) – 0.075
III =
m = 5.925
= 1.666666667
- z = (a + c) – n
z = (1 + 5) – 5.925
IV = z = 5.925
= 97.08333333 - y = Σ plot – (n + m+ z)
y = 480-(0.075+5.925+5.925)
- Jenis Asosiasi y = 468.075

- Penentuan nilai X2
X2 =∑
E(a) = (1+8)(1+5)/480
= 0.1125 x2a = (1-0.075)2 / 0.075
= 11.408333
- Kekuatan Asosiasi
x2b = (5-5.925 )2/5.925
= 0.1144409283

= 0.136082763 x2c = (5-5.925 )2/5.925


= 0.1144409283

x2d =(469-468.075)2/468.075
= 0.133333333
= 0.001827966

-
= 0.071428571 ∑ X2 hitung = X2a + X2b + X2c + X2d
= 11.69897986
Kekua Db = dk – 1 = (4 – 1) – 1 = 2
Jenis Jenis
tan
X2 IO ID IJ Asosi Intera Taraf signifikansi 5% (0,05)
asosia
asi ksi ∑X2 tabel = 5.991464547
si
7. Sangat
0,13 0,13 0, neutral - Presentasi identifikasi
22 positif rendah
6 3 07 isme
5
I =
Tabel 3. Data Indeks Asosiasi = 0.208333333
8

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

Berdasarkan tabel, nilai X 2 hitung


II = lebih besar daripada X2 tabel,
= 1.041666667 sehingga terjadi asosiasi antara
Ipomea quamoclit dengan Physallis
angulate dan Tridax procumbens
2. Presentasi Asosiasi
III =
- Hasil perhitungan menunjukkan
= 1.041666667
presentasi hasil Ipomea quamoclit
dan Physallis angulate pada
kuadran I sebesar 0.208333333%,
kuadran II sebesar 1.041666667%,
IV =
kuadran 3 sebesar 1.666666667%,
= 97.70833333
kuadran 4 sebesar 97.08333333%.
Dari hasil perhitungan kuantitatif
presentase terbesar ada di kuadran 4
- Jenis Asosiasi
- Hasil perhitungan menunjukkan
presentasi hasil Ipomea quamoclit
dan Tridax procumbens pada
E(a) = (1 +5)(1+5)/480 kuadran I sebesar 0.208333333%,
= 0.075 kuadran II sebesar 1.041666667 %,
kuadran 3 sebesar 1.041666667%,
- Kekuatan Asosiasi kuadran 4 sebesar 97.70833333 %.
Dari hasil perhitungan kuantitatif
presentase terbesar ada di kuadran 4
3. Tipe/Jenis Asosiasi
= 0.166666667 - Berdasarkan hasil perhitungan E(a)
diperoleh nilai E(a) 0.0125 yang
menunjukkan interaksi terjadi antara
Ipomea quamoclit dan Physallis
= 0.166666667
angulate adalah negatif. Hal ini
dikarenakan nilai E(a) > a, nilai a <
E (a) (negative) berarti pasangan
= 0.090909091 jenis terjadi bersama kurang sering
dari yang diharapkan
Keku - Berdasarkan hasil perhitungan E(a)
Jenis Jenis
atan diperoleh nilai E(a) 0.075 yang
X2 IO ID IJ Asosia Inter
asosi menunjukkan interaksi terjadi antara
si aksi
asi
Ipomea quamoclit dan Tridax
Sanga
Neutr procmbens adalah negatif. Hal ini
11,6 0,16 0,16 0,0 t
positif alism dikarenakan nilai E(a) > a, nilai a <
9 7 7 9 renda
e
h E (a) (negative) berarti pasangan
Tabel 3. Data Indeks Asosiasi jenis terjadi bersama kurang sering
dari yang diharapkan
Analisis Kualitatif 4. Indeks Asosiasi
1. Hasil X2
9

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

- Nilai IO 0,136 nilai ID 0,136 dan 4. SIMPULAN


nilai IJ 0,07. Kekuatan asosiasi angat
rendah karena berada di rentang ˂ Berdasarkan praktikum di dapatkan hasil
0,22. Jenis interaksi yang terjadi spesies Ipomea quamoclit memiliki
antara spesies Ipomea quamoclit dan interaksi dengan spesies lain seperti spesies
Physallis angulate adalah Tridax procumbens dan Physallis angulate.
neutralisme Hal ini menunjukkan H1 yang diterima.
- Nilai IO 0,1667 nilai ID 0,1667 dan Bukti adanya interaksi (X² hitung yang
nilai IJ 0,09. Kekuatan asosiasi lebih besar dari X² tabel.). interaksi yang
sangat rendah karena berada di terjadi antara kedua spesies merupakan
rentang ˂ 0,22. Jenis interaksi yang interaksi positif dengan kekuatan asosiasi
terjadi antara spesies Ipomea sangat rendah dan jenis interaksinya
quamoclit dan Tridax procumbens neutralism.
adalah neutralisme
5. UCAPAN TERIMAKASIH
5. Grafik On/of
Berdasarkan grafik asosiasi antara Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha
spesies Ipomea quamoclit dengan Esa, kedua orang tua, dosen pembimbing,
Tridax procumbens dan Physallis teman-teman, dan semua pihak yang
angulate merupakan asosiasi on/off. terlibat dalam praktikum dan pembuatan
6. faktor yang mempengaruhi asosiasi paper.
Menurut Irwan (2007), ada
beberapa factor yang menyebabkan 6. DAFTAR PUSTAKA
terjadinya hubungan sesama tanaman
yaitu : Agustina, D. K. (2008). Studi vegetasi
- Adanya kompetisi yang disebabkan pohon di hutan lindung rph donomulyo
kekurangan sumber energy atau bkph sengguruh kph malang skripsi.
sumber daya lainnya yang terbatas Universitas Islam Negeri Malang.
seperti sinar matahari, unsur hara Barbour, G.M., J.K. Busk and W.D. Pitts.
dan air. Kompetisi ini disebut juga 1987. Terrestrial Plant Ecology. New
alelopati. Arsyad, M. (2016). Kerapatan dan pola
- Tumbuhan tertentu baik masih hidup distribusi famili palmae di kawasan air
atau sudah mati menghasilkan terjun bajuin kabupaten tanah laut.
senyawa kimia yang dapat Prosiding Symbion (Symposium, 41–
mempengaruhi tumbuhan lain. 47.
Senyawa kimia tersebut disebut Djufri. (2002). Penentuan Pola Distribusi,
allelopati. Asosiasi, dan Interaksi Spesies
- Adanya pengaruh baik fisik maupun Tumbuhan Khususnya Padang Rumput
biologis lingkungan yang dapat di Taman Nasional Baluran, Jawa
mempengaruhi pertumbuhan dan Timur. Biodiversitas, Journal of
perkembangan jenis-jenis tumbuhan Biological Diversity, 3(1), 181–188.
yang bertindak sebagai tuan rumah https://doi.org/10.13057/biodiv/d0301
atau inang 03
Mardiyanti, D. E., Wicaksono, K. P., &
Baskara, M. (2013). Dinamika
Keanekaragaman Spesies Tumbuhan
Pasca Pertanaman Padi. Jurnal
10

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

Produksi Tanaman, 1(1), 24–35.


Purnomo, S. H., Bratawinata, A. A.,
Simarangkir, B. D. A. S., &
Matius, P. (2014). Asosiasi Jenis-
Jenis Pohon Dominan Utama Pada
Hutan Bekas Terbakar Berat
Tahun 1997/1998 Di Bukit
Soeharto Kalimantan
Timur. ForestSains, 11(02).York:
The Benyamin/Cummings
Publishing Company, Inc.
Sudjarwo, T. (2014). Analisis Vegetasi
Pohon Hutan Alam Gunung
Manglayang Kabupaten Bandung.
Jurnal Biologi, 8(2), 145–161. 29

7. LAMPIRAN

1. lembar hitungan analisis kuantitatif


2. Lembar perhitungan excel
3. Lembar tabel chi square
11

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

1. Peta Asosiasi
12

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016

2. Table chi square

Anda mungkin juga menyukai